DENGUE FEVER HEMORRAGI Kode Nomor :
087/PPK/RSMH/VI/2022 No. Revisi :
0 Hamalan:
1/ 2
PPK
Tanggal terbit:
08/07/ 2022
Ditetapkan :
Komite Medik,
Dr. Abror Handono, S.PD
1. Pengertian (Definisi) DBD adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue tipe 1- 4, dengan manifestasi klinis demam mendadak 2-7 hari disertai gejala perdarahan dengan atau tanpa syok; disertai pemeriksaan laboratorium menunjukkan trombositopenia (trombosit kurang dari 100.000) dan peningkatan hematokrit 20% atau lebih dari harga normal
2. Anamnesis Demam
- Timbul mendadak, berlangsung 2-7 hari
- Disertai dengan tidak mau bermain (”not doing well”), nafsu makan menghilang, mual, dan tidak jarang disertai muntah.
- Kadang kurva suhu berbentuk pelana (sadle-back fever) - Suhu turun mendadak, kemudian penderita
merasa/tampak membaik dan muncul nafsu makan.
Nyeri
- Nyeri kepala
- Nyeri belakang mata (retro orbital) - Nyeri otot (myalgia)
- Nyeri sendi (arthralgia)
Ruam
- Pada awal sakit dapat timbul kemerahan (flushing) pada kulit penderita
- Pada periode penyembuhan dapat muncul ”confalescence rash”, berupa morbilli like rash yang lokasinya di ekstremitas bawah (shoe like appearance) dan di ekstremitas atas (handglove like appearance).
Manifestasi perdarahan - tidak selalu ada
- Dapat berupa tourniquet test yang positip, petekiae, epistaksis, perdarahan gusi dan dapat terjadi perdarahan masif berupa hematemesis/melena yang sampai membutuhkan transfusi darah.
Dapat dijumpai gejala gastro intestinal, berupa diare dan gejala saluran napas atas berupa batuk serta pilek yang ringan.
3. Pemeriksaan Fisik 1. Gejala klinis DBD diawali demam mendadak tinggi, facial flush, muntah, nyeri kepala, nyeri otot dan sendi, nyeri tenggorok dengan faring hiperemis, nyeri dibawah lengkung iga kanan. Gejala penyerta tersebut lebih mencolok pada DD daripada DBD
2. Sedangkan hepatomegali dan kelainan fungsi hati lebih sering ditemukan pada DBD
3. Perbedaan antara DD dan DBD adalah pada DBD terjadi peningkatan permeabilitas kapiler sehingga menyebabkan perembesan plasma, hipovolemia dan syok
4. Perembesan plasma mengakibatkan ekstravasasi cairan ke dalam rongga pleura dan rongga peritoneal selama 24 - 48 jam
5. Fase kritis sekitar hari ke-3 hingga ke-5 perjalanan penyakit. Pada
saat ini suhu turun, yang dapat merupakan awal penyembuhan pada infeksi ringan namun pada DBD berat merupakan tanda awal syok 6. Perdarahan dapat berupa petekie, epistaksis, melena ataupun
hematuria Tanda-tanda syok:
1. Anak gelisah sampai terjadi penurunan kesadaran, sianosis 2. Nafas cepat, nadi teraba lembut kadang-kadang tidak teraba 3. Tekanan darah turun tekanan nadi < 10 mmHg
4. Akral dingin, capillary refil menurun 5. Diuresis menurun sampai anuria
5. Apabila syok tidak dapat segera diatasi akan terjadi komplikasi berupa asidosis metabolik dan perdarahan hebat
4. Kriteria Diagnosis
-
5. Diagnosis Dengue Fever
6. Diagnosis Banding
1. Exanthema subitum 2. German Measles 3. Chikungunya
4. Demam berdarah dengue grade I dan II 7. Pemeriksaan
Penunjang
- Laboratorium rutin sering dijumpai adanya leukopenia, dan dapat disertai penurunan trombosit, walaupun seringkali masih > 100.000
- Diagnosis etiologis :
1. Serologis eliza, memeriksa IgM dan IgG dengue, lakukan pada hari sakit ≥ 5, untuk lebih memperoleh hasil positip
2. Serologis hemaglutinasi inhibisi, dengan mengambil serum sepasang, dimana serum pertama saat masuk rumah sakit dan serum kedua usahakan ≥ 7 hari kemudian (sering kali susah dipenuhi).
3. Virologi, isolasi virus dari spesimen darah, usahakan pengambilan serum saat periode febris, kemudian dengan dry ice dikirim ke pusat-pusat pemeriksaan virologi (dilakukan saat riset)
8. Terapi
Apabila penderita infeksi Virus Dengue datang pada periode febris, dimana belum/tidak dapat dibedakan apakah Dengue Fever/Dengue Hemorrhagic Fever, maka pengobatan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
Antipiretik
Parasetamol sebagai pilihan, dengan dosis 10 mg/BB/kali tidak lebih dari 4 kali sehari. Jangan memberikan aspirin dan brufen/ibuprofen, sebab dapat menimbulkan gastritis dan atau perdarahan.
Antibiotika tidak diperlukan
Makan disesuaikan dengan kondisi napsu makannya
Apabila penderita ditetapkan rawat jalan, maka kalau dalam perjalanan didapat keluhan dan tanda klinis seperti dibawah in i dianjurkan untuk segera datang ke rumah sakit untuk pengobatan selanjutnya.
Gejala dan tanda yang dimaksud adalah :
▲ Nyeri abdomen
▲ Tanda perdarahan dikulit, petekiae dan ekimosis
▲ Perdarahan lain seperti epistaksis & perdarahan gusi
▲Penderita tampak loyo& pada perabaan terasa dingin
Kebutuhan cairan harus dipenuhi. Pemberian cairan dapat diberikan per oral, akan tetapi apabila penderita tidak mau minum, muntah terus, atau panas yang terlalu tinggi maka pemberian cairan intravena menjadi pilihannya.
Apabila cairan intravena dijadikan pilihan terapi, maka dikenal formula untuk memenuhi cairan rumatan yaitu formula Halliday Segar dengan rincian sebagai berikut : Berat Badan ( Kg ) Cairan Rumatan (Vol)/ 24 jam
10 100 CC/Kg BB
10-20 1000 CC + 50 CC/Kg BB diatas 10 Kg
> 20 1500 CC + 20 CC/Kg BB diatas 20 Kg
* Setiap derajat C kenaikan temperatur, cairan dinaikkan 12 % da ri kebutuhan rumatan.
Jumlah tersebut diatas untuk seluruh kebutuhan cairan sehari, termasuk cairan oral. Untuk cairan rumatan ini dapat d ipakai solutio D 5½ Saline untuk anak usia > 3 tahun atau D 5¼ Saline untuk penderita berumur ≤ 3 tahun.
Lakukan observasi secara cermat setiap 6 jam atas tanda vitalnya, dengan tujuan untuk mendeteksi adakah tanda- tanda kebocoran plasma (plasma leakage), yang mengarah ke dengue haemorhagic fever.
9. Edukasi Jaga kebersihan
Perbanyak asupan cairan Makanan bergizi
10. Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam/malam Ad sanationam : dubia ad bonam/malam Ad fumgsionam : dubia ad bonam/malam 11. Tingkat Evidens IV
12. Tingkat Rekomendasi C
13. Penelaah Kritis
SMF Anak
14. Indikator Medis 1. Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik 2. Nafsu makan baik
3. Tampak perbaikan secara klinis 4. Hematokrit stabil
5. Tiga hari setelah syok teratasi 6. Jumlah trombosit > 50.000/ul 7. Tidak dijumpai distres pernapasan
15. Kepustakaan 1. WHO. Comprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue and Dengue Hemmorhagic fever. Revised and expanded e dition. Geneva,WHO, 2011.
2. Hadinegoro SRH, Satari HI. Demam berdarah Dengue: Naskah lengkap pelatihan bagi pelatih dokter spesialis anak & dokter penyakit dalam, dalam tata laksana DBD. Jakarta: Balai Penerbit F
KUI, 1999.
3. Departemen Kesehatan. Pedoman Tatalaksana Klinis Infeksi Dengue Sarana Pelayanan Kesehatan. 2005.
4. Satari HI. Petunjuk Praktis Terapi Cairan Demam Berdarah Dengue. Dalam: Gunardi H, Tehuteru E, Setyanto DB, Advani N, Kurniati N, Wulandari HF, dkk, editors. Bunga Rampai Tips Pediatrik. Edisi pertama. Jakarta: Balai Penerbit IDAI; 2008.
h.135-47.
5. Soedarmo SSP, Garna H, Hadinegoro SRH, Satari HI. Buku Ajar In feksi dan Pediatri Tropis. Edisi kedua. Jakarta: Balai Penerbit IDAI; 2008. h.155-82.
6. Halstead SB. Dengue and Dengue Hemorragic Fever. Dalam:
Feigin RD, Cherrys JD, Demmler-Harrison GJ, Kaplan SL, editors. Textbook of Pediatric Infectious Diseases. Edisi ke enam.
Philadelphia: Saunders Elsevier; 2009. h. 2347-56.
7. Basuki PS. Dengue 2010: Apa Yang Baru?. Dalam: Workshop dan Simposium Penatalaksanaan Mutakhir Kasus Demam pada Anak.
Jember: IDAI Jatim KOM Jember; 2010. h.80-110.
8. Soegijanto S. Patogenesa Infeksi Virus Dengue ”Recent Update”.
Dalam: Applied Management of Dengue Viral Infection in Children,
9. 6-7 Nopember 2010. Kediri:IDAI Jatim Komisariat Jatim IV; 2010. h.11- 45.