• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN MANUAL MUTU PUSKESMAS

N/A
N/A
Saluddin Adrian

Academic year: 2023

Membagikan "PEDOMAN MANUAL MUTU PUSKESMAS"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

Pedoman Mutu Puskesmas Lakudo merupakan acuan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas. Semoga bermanfaat dalam upaya mempercepat terwujudnya pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi seluruh masyarakat Indonesia. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang diselenggarakan sesuai dengan standar profesional dan kode etik yang ditetapkan.

Pelayanan kesehatan yang nyaman merupakan pelayanan kesehatan yang dapat diakses oleh pasien, dengan prosedur yang tidak berbelit-belit dan tidak menimbulkan ketidaknyamanan bagi pasien. Pelayanan kesehatan cepat merupakan penyelenggaraan pelayanan yang dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Pelayanan kesehatan yang tepat adalah pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai dengan keadaan atau permasalahan kesehatan yang dihadapi pasien.

Pemberian pelayanan kesehatan yang berkualitas dan profesional oleh tenaga medis yang didukung oleh sarana dan prasarana kesehatan yang memadai. Menjadikan budaya mutu sebagai landasan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan mampu menjawab segala harapan masyarakat. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (IHF)/Pelayanan Klinis merupakan kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan, mencegah, menyembuhkan penyakit, mengurangi penderitaan penyakit, dan memulihkan kesehatan individu.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Praktik Klinis Bagi Dokter di Institusi Pelayanan Kesehatan Primer.

Kebijakan mutu

Perencanaan Sistem Manajemen Mutu/Sasaran Mutu

Klien dilibatkan dalam mengidentifikasi kebutuhan dan harapan klien, merencanakan pelaksanaan upaya puskesmas dan pelayanan klinis, melaksanakan pelayanan, memantau dan mengevaluasi serta menindaklanjuti pelayanan. Kepala Puskesmas dan seluruh pegawai Puskesmas menetapkan Penanggung Jawab Manajemen Mutu yang bertugas mengkoordinasikan, memantau kegiatan untuk meningkatkan mutu dan kinerja Puskesmas serta membina peningkatan kinerja yang berkesinambungan secara konsisten dan sistematis. Kepala Puskesmas menyusun pedoman peningkatan mutu dan kinerja bersama dengan penanggung jawab mutu dan penanggung jawab upaya Puskesmas.

Kepala Puskesmas wajib memantau pelaksanaan dan pencapaian pelaksanaan pelayanan dan upaya Puskesmas, serta mengambil langkah tindak lanjut untuk merevisi/menyempurnakan rencana bila diperlukan. Menetapkan anggota manajemen yang bertanggung jawab melakukan audit terhadap setiap unit layanan melalui pemantauan silang. Bersama anggota, mereka turut serta melakukan monitoring dan evaluasi silang antar unit pelayanan dengan menggunakan instrumen/checklist yang telah ditetapkan.

Menyiapkan rekomendasi peningkatan mutu pelayanan baik input, proses maupun output bagi manajemen Puskesmas untuk memperoleh kebijakan sebagai rencana tindak lanjut. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian indikator mutu/kinerja yang ditetapkan secara berkala (mulai dari pengumpulan data hingga analisis). Memberikan masukan kepada tim manajemen mutu mengenai permasalahan yang diidentifikasi sebagai masukan Rapat Tinjauan Manajemen (RMM).

Struktur organisasi tim manajemen mutu terdiri dari seorang pemimpin tim manajemen mutu dengan 3 orang anggota manajemen mutu.

Komunikasi internal

TINJAUAN MANAJEMEN A. Umum

Rapat manajemen merupakan suatu proses evaluasi kesesuaian dan efektivitas penerapan sistem manajemen mutu yang dilakukan secara berkala dan melibatkan berbagai pihak yang terkait dengan kegiatan operasional organisasi. Permasalahan operasional terkait penerapan sistem manajemen mutu, pemberian pelayanan (UKP dan UKM). Rencana perbaikan/perubahan yang akan dilakukan baik pada sistem manajemen mutu maupun sistem pelayanan (UKP dan UKM).

Penanggung jawab manajemen mutu bersama-sama kepala Puskesmas menyiapkan rapat tinjauan manajemen yang meliputi: rencana waktu, tempat, agenda dan siapa saja yang akan diundang. Penanggung jawab manajemen mutu melakukan rapat tinjauan manajemen: melaksanakan sesuai agenda, memimpin presentasi/diskusi pada rapat.

MANAJEMEN SUMBER DAYA A. Penyediaan Sumber Daya

Analisis kebutuhan dengan membandingkan standar alat kesehatan yang harus dimiliki Puskesmas menurut peraturan yang berlaku dengan ketersediaan di Puskesmas. Alat-alat yang diterima Puskesmas berupa barang-barang yang dibuang dari DKK, selanjutnya menjadi modal/harta Puskesmas yang dikelola oleh bendahara/pengelola aset (buku inventaris dan kartu inventaris barang). Peralatan yang dibeli oleh Puskesmas sendiri akan dicatat dan disimpan oleh bendahara untuk kemudian diserahkan kepada petugas/unit yang memerlukan, disertai informasi penggunaan dan pemeliharaan peralatan tersebut.

Buton Tengah atau melalui pembelian sendiri dengan anggaran yang ada di Puskesmas sesuai ketentuan yang berlaku.

Manajemen Sumber Daya Manusia 1. Perencanaan

Pengorganisasian dilaksanakan dengan menetapkan tugas pokok dan fungsi masing-masing pegawai melalui keputusan kepala Puskesmas, baik pemegang tugas fungsional maupun pemegang tugas struktural/program sebagaimana tercantum dalam struktur organisasi Puskesmas yang telah ditetapkan. Pengelolaan dan pengendalian petugas dilakukan melalui pemantauan dan evaluasi berkala terhadap pelaksanaan tugas setiap pegawai dalam mini workshop atau kegiatan lainnya.

Infrastruktur

Lingkungan Kerja

PENYELENGGARAAN PELAYANAN A. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

Penanggung jawab UKM dan pelaksana program bersama-sama menyepakati seluruh data/informasi untuk pembuatan proposal kegiatan UKM. Rencana kegiatan yang tertuang dalam RPK dan POA disosialisasikan/dikomunikasikan kepada masyarakat sasaran melalui mini workshop bulanan/antar program, mini workshop antar sektor, pertemuan antar sektor di tingkat kecamatan atau melalui media (brosur/ pamflet/papan buletin). Umpan balik (kualitas/kinerja, target kepuasan) diperoleh melalui pesan SMS, kotak surat, SMD/MMD, survei kepuasan atau wawancara langsung setelah kegiatan dilaksanakan.

Penetapan sasaran kegiatan UKM dilakukan berdasarkan pedoman program masing-masing UKM dengan mempertimbangkan peta permasalahan berbasis wilayah (by name by address). Komunikasi mengenai keamanan rencana pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh pelaksana UKM kepada masyarakat/sasaran melalui surat resmi, media telekomunikasi atau kunjungan koordinasi. Pengendalian proses pelaksanaan UKM dilakukan dengan menetapkan pedoman/pedoman program, kerangka acuan program/kegiatan dan SOP pelaksanaan kegiatan.

Penanggung jawab dan pelaksana UKM melaksanakan kegiatan sesuai dengan pedoman/pedoman/kerangka acuan/SOP/rencana kegiatan yang telah disusun, serta berdasarkan kebutuhan dan harapan masyarakat/tujuan. Pengurus menyiapkan laporan pelaksanaan kegiatan UKM kepada penanggung jawab UKM paling lambat satu minggu setelah kegiatan. Penanggung jawab UKM memeriksa apakah laporan tersebut telah sesuai dengan kebijakan, pedoman/pedoman, kerangka acuan dan SOP kegiatan.

Penanggung jawab dan kontraktor proyek bertanggung jawab atas proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pemantauan seluruh kegiatan, termasuk dokumentasi catatan. Sehingga penanggung jawab dan pelaksana setiap upaya dapat mengidentifikasi dan melacak seluruh aktivitas upaya individu, baik pencarian sistem maupun pencarian dokumen. Risiko yang telah teridentifikasi kemudian ditetapkan tindakan preventif atau preventif untuk mencegah kemungkinan malfungsi.

Pemantauan dan pengukuran proses dilakukan sepanjang kegiatan/proses untuk mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan telah sesuai dengan kebijakan, pedoman/petunjuk, kerangka acuan dan SOP upaya yang telah ditetapkan, termasuk kepatuhan terhadap rencana. Pemantauan dilakukan secara berkala dan terintegrasi antar program, melalui rapat internal/mini workshop bulanan dengan menggunakan indikator kinerja proses yang ditetapkan oleh pengelola Puskesmas pada awal tahun. Hasil audit internal, hasil pemantauan indikator kinerja dan indikator mutu dapat digunakan untuk tindakan perbaikan guna memperbaiki pelaksanaan kegiatan selanjutnya.

Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)/Pelayanan Klinis 1. Perencanaan pelayanan klinis

PENUTUP

Referensi

Dokumen terkait

Ruang Lingkup Sistim Manajemen Mutu Akademi Maritim Nasional Jakarta Raya (AMANJAYA) adalah: Manajemen Pendidikan Tinggi dan pelayanan akademik dengan memenuhi seluruh

Manual Mutu ini disusun dengan mengacu pada persyaratan standar dan klausul Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dengan pedoman implementasinya dalam layanan

UPT Puskesmas Barimba menetapkan, mendokumentasikan, memelihara sistem manajemen mutu sesuai dengan standar akreditasi puskesmas. Sistem ini disusun untuk memastikan telah

Puskesmas Purwanegara 1 menetapkan, mendokumentasikan, memelihara system manajemen mutu sesuai dengan standarakreditasi Puskesmas. Dan standar ISO 9001:2008 Sistem ini disusun

Dalam standar akreditasi agar puskesmas melakukan monitoring indikator mutu klinis, manajerial, melakukan penyusunan standar pelayanan operasional, melakukan

Dalam standar akreditasi agar puskesmas melakukan monitoring indikator mutu klinis, manajerial, melakukan penyusunan standar pelayanan operasional, melakukan

Puskesmas Purwanegara 1 menetapkan, mendokumentasikan, memelihara system manajemen mutu sesuai dengan standarakreditasi Puskesmas. Dan standar ISO 9001:2008 Sistem ini disusun

Proses Proses Penilaian AkrPenilaian Akreditasi Pueditasi Puskesmas skesmas dan Klinik dan Klinik Standar akreditasi Puskes Standar akreditasi Puskesmas dan Klinik disusun dalam 4 mas