KESELAMATAN PASIEN
m@shendro
OPERASI SALAH ORANG
OPERASI SALAH KAKI
SALAH IDENTIFIKASI SPERMA
Wayne meninggal dunia di “QUeen’s Medical
Center”, Nottingham, Inggris, tepat 08.00 setelah diberi “Vincristine” yang harusnya IV, tapi diberikan ke tulang belakang. Yang harusnya disuntikkan di
tulang belakang adalah “Cytosine”.
Dr Feda M dikenai hukuman 8 bulan penjara setelah mengakui secara tidak sengaja
“membunuh” pasien leukemia yang usianya sangat muda.
WAYNE JOWETT
KEHILANGAN NYAWA AKIBAT DOKTER SALAH SUNTIK……..!!!!!!!!!!
BBC, KAMIS, 02 OKTOBER 2003, 8.22 WIB
JARI KELINGKING PUTUS KARENA INFUS
Berdasarkan Data JCI (Januari 1995 – Desember 2006) Kasus Keselamatan Pasien, yaitu
531 kejadian salah tempat operasi
488 kejadian komplikasi post operasi
385 kejadian diakibatkan medication error
125 kejadian sharp injury (tertusuk jarum)
94 kejadian karena transfusi darah
85 kejadian karena infeksi nosokomial
Beberapa Penyebab yang Mempengaruhi Keselamatan Pasien
Penggunaan teknologi yang tidak diimbangi kompetensi user
Komunikasi antar petugas pemberi pelayanan
Tingginya angka kecelakaan kerja dan angka kesakitan petugas kesehatan
Kebijakan dan SOP yg perlu dikaji ulang
Jumlah tenaga kerja yg kurang memadai dll
KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY)
• Definisi :
freedom from accidental injury.
Accidental injury disebabkan karena error yang meliputi
kegagalan suatu perencanaan atau memakai rencana yang salah dalam mencapai tujuan.
Accidental injury juga akibat dari melaksanakan suatu tindakan
(commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission).
KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY)
• DEFINISI (KPRS, 2007) :
Adalah pasien bebas dari harm / cedera. (penyakit, cedera fisik, psikologi, cacad, kematian) yang tidak seharusnya terjadi.
ATAU
• Adanya Cedera potensial terkait dengan pelayanan kesehatan
HARM / CEDERA
– Merupakan dampak yang terjadi akibat gangguan struktur atau penurunan fungsi
tubuh, dapat berupa fisik, sosial dan psikologis.
– Harm meliputi :
1. Penyakit (disfungsi fisik atau psikis) 2. Cedera/injuri
3. Penderitaan /Suffering 4. cacad /disability
5. Kematian
PRIMUM, NON NOCERE FIRST, DO NO HARM
• 2400 tahun yang lalu Hipocrates telah mengeluarkan fatwa:
”Primum,Non Nocere” (First, Do No Harm)
• Fatwa ini mengamanatkan UTAMAKAN KESELAMATAN PASIEN
• keselamatan pasien bukan hal yang baru dalam dunia pengobatan, pada hakekatnya tindakan keselamatan pasien sudah
menyatu dengan proses pengobatan itu sendiri.
MENGAPA PERLU PATIENT SAFETY
• Latar Belakang
Laporan dari Institute of Medicine :
• TO ERR IS HUMAN, BUILDING A SAFER HEALTH SYSTEM (2000), yang memuat data menarik tentang Kejadian Tidak
Diharapkan / KTD (Adverse Event).
• Di RS Utah & Colorado : Ditemukan KTD sebesar 2,9%, dmn 6,6% diantaranya meninggal
• Di New York : Ditemukan KTD sebesar 3,7%, 13.6% meningal.
• Di Amerika: Dari 33.6 juta / th, 44.000 – 98.000 / th meninggal akibat KTD
DI INDONESIA ?
• Indonesia :
Jawa: 112 juta penduduk – luas: 126,700 Km2
– Kejadian yg merugikan: 4,544,711 (16.6%)
- Yang dapat dicegah: 2,847,288
• Setiap tahun
•Cacat permanen: 337,000 orang
•Kematian: 121,000 orang
•Beban ekonomi: 495 M
KESELAMATAN PASIEN
• DEFINISI :
suatu sistem dimana faskes membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil.
INSIDEN KESELAMATAN PASIEN YANG
SELANJUTNYA DISEBUT INSIDEN ADALAH
setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari,
1.KEJADIAN POTENSIAL CEDERA,/ KPC 2.KEJADIAN NYARIS CEDERA,/ KNC
3.KEJADIAN TIDAK CEDERA / KTC DAN 4.KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN / KTD 5.SENTINEL
INSIDEN KESELAMATAN PASIEN (IKP)
Sistematika Standar Akreditasi BAB 9.
STANDAR 9.1 ....
STANDAR 9.2 ....
STANDAR 9.3. ....
STANDAR
•KRITERIA 9.1.1
•KRITERIA 9.1.2
•KRITERIA 9.1.3
•...
KRITERIA 9.1.1
•Pokok Pikiran
•Elemen Penilaian 1
•Elemen Penilaian 2
•...
BAB IV.
PENINGKATAN MUTU KLINIS DAN KESELAMATAN PASIEN
STANDAR AKREDITASI KLINIK
Tanggung Jawab Tenaga Klinis
• Standar
• 4.1. Perencanaan, monitoring, dan evaluasi mutu layanan klinis dan keselamatan menjadi tanggung jawab tenaga yang bekerja di pelayanan klinis.
• Kriteria
• 4.1.1. Tenaga klinis (dokter, perawat, bidan dan tenaga kesehatan lain yang bertanggung jawab
melaksanakan asuhan pasien) berperan aktif dalam PROSES PENINGKATAN MUTU LAYANAN KLINIS DAN UPAYA KESELAMATAN PASIEN
Pokok Pikiran
Upaya peningkatan mutu layanan klinis, dan keselamatan pasien menjadi tanggung jawab seluruh tenaga klinis yang memberikan asuhan
pasien. Tenaga klinis wajib berperan aktif mulai dari identifikasi permasalahan mutu layanan klinis,
melakukan analisis, menyusun rencana perbaikan, melaksanakan, dan menindaklanjuti. Identifikasi permasalahan mutu layanan klinis, potensi
terjadinya risiko dilakukan dengan menggunakan
indikator-indikator pelayanan klinis yang ditetapkan oleh klinik dengan acuan yang jelas.
Elemen penilaian
5. Dilakukan identifikasi dan dokumentasi terhadap Kejadian Tidak Diinginkan (KTD), Kejadian Potensial Cedera (KPC) maupun Kejadian Nyaris Cedera (KNC).
6. Ditetapkan kebijakan dan prosedur penanganan KTD, KPC, KNC, dan risiko dalam pelayanan klinis.
7. Jika terjadi KTD dan KNC dilakukan analisis dan tindak lanjut.
10. Berdasarkan hasil analisis risiko, adanya kejadian KTD, KPC, dan KNC, upaya peningkatan keselamatan pasien direncanakan, dilaksanakan, dievaluasi, dan
ditindaklanjuti.
INSIDEN KESELAMATAN PASIEN (IKP)
1. KPC (Kondisi Potensial Cedera) = Reportable circumstance: kondisi / situasi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden. Contoh :Alat defibrilator yg standby di IGD, tetapi kmd diketahui rusak ; IGD yg under staf
2. KNC (Kejadian Nyaris Cedera ) nearmiss : terjadinya insiden yg belum sampai terpapar ke pasien (pasien tidak cedera)
3. KTC (Kejadian Tidak Cedera) : insiden sudah terpapar ke pasien, tetapi pasien tidak timbul cederaKTD ( Kejadian Tidak Diharapkan) (missed /adverse event): insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien
4. KTD ( Kejadian Tidak Diharapkan) (missed /adverse event): insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien
Kejadian Sentinel (Sentinel Event)
Suatu KTD yg mengakibatkan kematian
atau cedera yg serius; biasanya dipakai utk kejadian yg sangat tdk diharapkan atau
tidak dapat diterima seperti : operasi pada bagian tubuh yg salah.
Pemilihan kata “sentinel” terkait dgn
keseriusan cedera yg terjadi (mis. Amputasi pd kaki yg salah, dsb) shg pecarian fakta
terhadap kejadian ini mengungkapkan
adanya masalah yg serious pd kebijakan &
prosedur yg berlaku.(KKP-RS)
Medical Error
Pasien tidak cidera
Pasien cidera
Near Miss
Adverse Event
-Kesalahan proses -Pelaks Plan action tdk komplit
-Pakai Plan action yg salah
-Krn berbuat : commission -Krn tidak berbuat : omission
(NM)
(AE)
(KTD=Kejadian Tdk Diharapkan)
Malpraktek
- Dpt obat tdk timbul (chance) - Plan, diket, dibatalkan (prevention) - Dpt obat diket, beri anti-nya (mitigation)
KASUS
ANAPHYLACTIC SHOCK
Upaya
Penanggulangan(+
)
Inj Antibiotik Alergi Anaphylactic
Shock † / Brain
Damage
BUKAN Malprakti
k
-Skin Test
-Cairan
-Obat2
Emergency
risiko risiko
Antisipasi/
Penduga2/
Penghati2 (+)
Pmbrian Obat u/
reaksi
hipersensitif
- Infus
- Inotropic Drug,dsb
K T D NAKES
Trial by Public
Pidana Perdat a
Disiplin
- PERS - L S M
- KELUARGA
- POLISI - JAKSA
- PENGADILAN
- GANTI RUGI - MKDKI
Tujuan Sistem Keselamatan Pasien
• Terciptanya budaya keselamatan pasien di.
• Meningkatnya akuntabilitas Faskes terhadap pasien dan masyarakat.
• Menurunnya KTD di Faskes.
• Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan KTD
Pengukuran mutu layanan klinis dan sasaran keselamatan pasien
• Standar
• 4.3. Mutu layanan klinis dan sasaran
keselamatan pasien diukur, dikumpulkan dan dievaluasi dengan tepat.
• Kriteria
• 4.3.1. Pengukuran menggunakan instrumen- instrumen yang efektif untuk mengukur mutu layanan klinis dan sasaran keselamatan pasien
• Pokok Pikiran :
• Dalam upaya peningkatan mutu layanan klinis perlu ditetapkan ukuran-ukuran mutu layanan klinis yang menjadi sasaran peningkatan layanan klinis. Untuk meningkatkan keselamatan pasien perlu dilakukan pengukuran terhadap sasaran-sasaran keselamatan pasien. Indikator pengukuran keselamatan pasien meliputi: tidak terjadinya kesalahan identifikasi
pasien, terlaksananya Komunikasi efektif dlm Yan Klinis, tidak terjadinya kesalahan pemberian obat, tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis dan keperawatan, pengurangan terjadinya risiko
infeksi di Klinik, dan tidak terjadinya pasien jatuh.
• Keselamatan Pasien :
1. TIDAK TERJADINYA KESALAHAN IDENTIFIKASI PASIEN,
2. TERLAKSANANYA KOMUNIKASI EFEKTIF DLM YAN KLINIS
3. TIDAK TERJADINYA KESALAHAN PEMBERIAN OBAT,
4. TIDAK TERJADINYA KESALAHAN PROSEDUR TINDAKAN MEDIS DAN KEPERAWATAN,
5. PENGURANGAN TERJADINYA RISIKO INFEKSI DI KLINIK,
6. TIDAK TERJADINYA PASIEN JATUH
Peningkatkan Ketelitian Identifikasi Pasien.
1. TIDAK TERJADINYA KESALAHAN IDENTIFIKASI PASIEN
Tgl lahir
Salah identifikasi Pasien Cedera Citra buruk Tuntutan
KETELITIAN IDENTIFIKASI DISEMUA LINI PELAYANAN
Salah identifikasi
pasien
CARA IDENTIFIKASI PASIEN
Kebijakan dan/atau prosedur, dua cara untuk mengidentifikasi pasien:
nama pasien
nomor rekam medis
tanggal lahir
• Dilarang identifikasi dg nomor kamar pasien atau lokasi
Proses kolaboratif digunakan untuk mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur agar dapat memastikan semua kemungkinan situasi dapat diidentifikasi
contoh: pasien koma tanpa identitas, pasien jiwa,
GELANG PASIEN
Biru: Laki Laki
Pink: Perempuan Merah: Alergi
Kuning: Risiko Jatuh
SAAT PEMASANGAN GELANG OLEH PETUGAS
Jelaskan manfaat gelang pasien
Jelaskan bahaya untuk pasien yang menolak, melepas, menutupi gelang dll
Minta pasien utuk mengingatkan
petugas bila akan melakukan tindakan atau memberi obat tidak melihat
gelang
PETUGAS HARUS MELAKUKAN IDENTIFIKASI PASIEN SAAT:
pemberian obat
pemberian darah / produk darah
pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis
Sebelum memberikan pengobatan
Sebelum memberikan tindakan
2
TERLAKSANANYA
KOMUNIKASI YG EFEKTIF
DALAM PELAYANAN KLINIS
Komunikasi efektif akan mengurangi kesalahan dan menghasilkan peningkatan Keselamatan Pasien :
Komunikasi efektif
1. tepat waktu 2. akurat
3. lengkap 4. jelas
5. dipahami oleh pihak-pihak terkait
Bentuk Komunikasi:
Elektronik
Lisan
tertulis
Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan
Terjadi pada saat:
Perintah diberikan secara lisan
Perintah diberikan melalui telpon
Saat pelaporan kembali hasil pemeriksaan kritis.
Perintah Lisan/Lewat Telepon
1. Tulis Lengkap
2. Baca Ulang- Eja untuk
NORUM/LASA 3. Konfirmasi
lisan dan tanda tangan
ISI PERINTAH
NAMA LENGKAP DAN TANDA TANGAN PEMBERI PERINTAH
NAMA LENGKAP DAN TANDA TANGAN PENERIMA PERINTAH
TANGGAL DAN JAM
CONTOH FORMULIR
CATATAN LENGKAP PERINTAH LISAN/MELALUI TELEPON/PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN KRITIS
NO TGL/JAM ISI PERINTAH PEMBERI PERINTAH(TA NDA
TANGAN)
PENERIMA PERINTAH (TANDA TANGA)
KETERANGAN
SBAR
A Communication Technique for Today's Healthcare Professional
SBAR is a standardized way of communicating. It promotes patient safety because it helps
individuals communicate with each other with a shared set of expectations.
It improves efficiency and accuracy.
SBAR stands for:
Situation
Background
Assessment
Recommendation
3. TIDAK TERJADINYA KESALAHAN
PEMBERIAN OBAT,
Looks a like: mirip
US Department of Veteran affairs
Look Alike
Sound a Like
Sound/Look Alike Drug Names
• Hydralazine
• Cerebyx
• Vinblastine
• Chlorpropamide
• Glipizide
• Daunorubicin
Hydroxyzine Celebrex
Vincristine
Chlorpromazine Glyburide
Doxorubicin
Poor handwriting
Lotrison or Lotrimin ? Pentobarbital or Phenobarbital ?
Intended dose of 4 units in patient history interpreted as 44 units. “U” should be
written out as “unit.”
Vasotec = Enalapril; Vantin =Cefpodoxime proxetil
Hipertensi mendapat antibiotika
Hipertensi mendapat antibiotika
THE NEW CHAIN DRUG SERVICES TO AVOID MEDICATION ERROR
RESEP
:• Tulisan jelas dan terbaca
• Pastikan 3 kondisi:
1. Alergi obat 2. Kontra
indikasi 3. Interaksi
obat
• Telaah Resep
• Obat disiapkan asisten
• Telaah obat
Label obat Ranap:
5 info: Identitas, nama obat, dosis, rute , waktu
Pastikan minimal 5R (5 Right):
1. Person 2. Drug 3. Dose 4. Route 5. Time
High alert drug : double check
IDENTIFIKASI
Case Texas
Seorang dokter ditemukan lalai karena menulis resep dengan tulisan yang tidak jelas. Kardiolog yang terlibat mengatakan dia meresepkan Isordil® (isosorbide
dinitrate) untuk pasien angina. Petugas
farmasi memberikan Plendil ®(felodipine).
Pasien mengalami serangan jantung dan meninggal.
4. TIDAK TERJADINYA KESALAHAN PROSEDUR TINDAKAN MEDIS DAN KEPERAWATAN,
• Permenkes No.
HK.02.02/Menkes/514/2015
• Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama
Setiap Tindakan medis dan Keperawatan
1. Dibuatkan SOP 2. Berdasar PPK
3. Berdasar Standart asuhan keperawatan?
Kebidanan
4. Dilakukan Evaluasi kepatuhan menggunakan Cek list.
Antibiotik profilaksis dan
penggunaannya yg rasional
Sterilitas alat
Pengelolaan udara
Suhu, tekanan, siklus, kelembaban, filtras
Penggunaan pakaian, masker, topi
Sarung tangan disposiblee
Hand Hygiene
5. PENGURANGAN TERJADINYA
RISIKO INFEKSI DI FASKES
PPI (Pencegahan dan pengendalian infeksi ):
tantangan terbesar dalam yan kes
peningkatan biaya untuk mengatasi infeksi yang terkait yan kes
keprihatinan besar bagi pasien maupun para profesional pelayanan kesehatan.
Infeksi dijumpai dalam semua bentuk yan kes
Pokok pokok eliminasi : cuci tangan (hand hygiene) yang tepat pakai Pedoman hand hygiene dari WHO
Faskes mempunyai proses kolaboratif untuk mengembangkan kebijakan dan/atau
prosedur yang menyesuaikan atau
mengadopsi petunjuk hand hygiene yang sudah diterima secara umum untuk
implementasi petunjuk itu di rumah sakit.
ENAM AREA DALAM HAND- WASH/RUB
TELAPAK TANGAN
PUNGGUNG TANGAN
SELA- SELA JARI
PUNGGUNG JARI-JARI
SEKELILING IBU JARI
KUKU DAN UJUNG JARI
HAND RUB : 20-30 DETIK HAND WASH 40-60 DETIK
Acknowledgement : WHO World Alliance for Patient Safety 68
PEMILIHAN
HAND HYGINE SUPERSTAR
6. TIDAK TERJADINYA PASIEN JATUH
Morse, Janice M..Preventing Patient Falls. Establishing a Fall Intervention Program, 2 nd Ed. Springer Publishing Company, New York. 2009.
CONTOH:
ASESMEN
RISIKO JATUH MORSE FALL SCALE
Edmonson Psychiatric Fall Risk Assessment
Edmonson Psychiatric Fall Risk Assessment
Contoh Langkah Pencegahan Pasien Risiko Jatuh
1.Anjurkan pasien meminta bantuan yang diperlukan 2.Anjurkan pasien untuk memakai alas kaki anti slip
3.Sediakan kursi roda yang terkunci di samping tempat tidur pasien
4.Pastikan bahwa jalur ke kamar kecil bebas dari hambatan dan terang
5.Pastikan lorong bebas hambatan
6.Tempatkan alat bantu seperti walkers/tongkat dalam jangkauan pasien
7.Pasang Bedside rel
8.Evaluasi kursi dan tinggi tempat tidur
9. Pertimbangkan efek puncak obat yang diresepkan yang mempengaruhi tingkat kesadaran, dan gait
10.Mengamati lingkungan untuk kondisi berpotensi tidak aman, dan segera laporkan untuk perbaikan
11.Jangan biarkan pasien berisiko jatuh tanpa pengawasan saat di daerah diagnostik atau terapi
12.Pastikan pasien yang diangkut dengan brandcard / tempat tidur, posisi bedside rel dalam keadaan
terpasang
13.Informasikan dan mendidik pasien dan / atau anggota keluarga mengenai rencana perawatan untuk mencegah jatuh
14.Berkolaborasi dengan pasien atau keluarga untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan dengan
Contoh Langkah Pencegahan Pasien Risiko Jatuh
tempat tidur
pegangan sisi tempat
tidur mudah dinaikkan dan diturunkan
_____
__
terkunci dengan aman saat dinaikkan
_____
__
hanya digunakan untuk mobilitas
_____
__
Roda mudah berputar/diarahkan, tidak melekat
_____
__
Rem
mengamankan tempat tidur saat dioperasikan
_____
__
Mekanik
pengaturan ketinggian tempat tidur mudah dilakukan
_____
__
meja
samping tempat
tidur roda terkunci dengan baik
_____
__
letaknya di samping tempat tidur, menempel di dinding
_____
__
CHECKLIST ALAT PENGAMAN
tiang infus
Tiang mudah dinaikkan dan diturunkan
_____
__
stabil, tidak mudah goyang
_____
__
Roda mudah berputar/diarahkan, tidak melekat
_____
__
tumpuan kaki (footstools)
kaki kursi proteksi karet anti-selip di kesemua kaki
_____
__
stabil, tidak goyang
_____
__
bagian atas
kursi permukaan tidak licin
_____
__
CHECKLIST ALAT PENGAMAN
bel panggilan / pencahayaan Operasional lampu di luar kamar
_____
__
alarm berbunyi di pos perawat
_____
__
nomor kamar muncul di monitor
_____
__
interkom
_____
__
sinyal panel kamar
_____
__
akses mudah diraih saat di kamar mandi
_____
__
dalam jangkauan saat pasien di tempat tidur
_____
__
CHECKLIST ALAT PENGAMAN
walker/ca ne
Keamanan ujung karet pada alat berfungsi dengan baik
_____
__
stabil
_____
__
toilet berjalan
roda mudah berputar/ diarahkan, tidak melekat
_____
__
stabil saat pasien duduk di atasnya
_____
__
rem mengamankan toilet saat dioperasikan
_____
__
CHECKLIST ALAT PENGAMAN
kusi beroda (mobility chair) kursi
tingginya disesuaikan dengan pasien, untuk meminimalisir terjatuh/terjungkal
_____
__
roda mudah berputar/diarahkan, tidak melekat
_____
__
rem dioperasikan saat kursi dalam posisi diam
_____
__
pengaman kursi
_____
__
tumpuan
kaki dapat dilipat/dilepas dengan mudah
_____
__
posisi
diposisikan dengan derajat kemiringan yang sesuai untuk mencegah terjungkal ke depan / merosot
_____
__
nampan dalam posisi aman
_____
__
CHECKLIST ALAT PENGAMAN
Bagaimana kita berbuat untuk dapat memperbaiki “safety” sebagai individu?
• Kurangi stres
• Minimalkan kelelahan
• Kendalikan “kelelahan emosi“
(burnout)
• Tetap sehat
• Belajar, menambah
pengalaman dan ketrampilan
• Berdiskusi dengan teman (sederajat/>senior)