• Tidak ada hasil yang ditemukan

79218-75676734522-2-PB (1)

N/A
N/A
Grey Sunflower

Academic year: 2024

Membagikan "79218-75676734522-2-PB (1)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Lingkungan Hutan Tropis

Alamat jurnal: https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jlht/index

502

Pemanfaatan Aren (Arenga pinnata) Oleh Masyarakat Desa Saham Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak

Srihardini, Dirhamsyah, Iskandar

Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Jalan Daya Nasional Pontianak 78124 E-mail: [email protected]

Abstract

Aren (Arenga pinnata) is quite well known by the people of West Kalimantan where this plant is a sugar producer which is very popular with the community because it has a distinctive taste, Aren is a palm plant.The purpose of this study is to record and describe the parts of Aren that are used and how they are used by the people of Saham Village. Thisresearch uses a survey method, collecting date using interviews, determining respondents using snowball sampling. The results of the research snow that the community generally uses the Aren plant as a producer of sugar from the Aren flower and the community utilizes other parts of the Aren tree such as the roots, leaves, fruit fibers,stems and sticks. The products produced are in the form of liquid and solid palm sugar and the community uses the roots of the palm as a traditional medicine, a stick as a broom.

Keywords: Palm,Utilization, Saham Village..

Abstrak

Aren (Arenga Pinnata) sudah cukup di ketahui oleh kalangan masyarakat Kalimantan barat, dimana tumbuhan ini menjadi salah satu penghasil gula yang sangat di gemari masyarakat karena memiliki rasa yang khas, Aren merupakan tanaman palma. Tujuan penelitian ini yaitu mendata dan mendeskripsikan bagian-bagian Aren yang dimanfaatkan dan cara pemanfaatan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Saham. Penelitian ini menggunakan metode survey, pengambilan data dengan wawancara, penentuan responden dengan Snowball sampilng. Hasil penelitian masyarakat secara umum memanfaatkan tumbuhan Aren sebagai penghasil gula yang berasal dari bunga Aren dan masyarakat memanfaatkan bagian pohon Aren lainnya seperti Akar, Daun, Buah, Ijuk, Batang dan Lidi. Produk yang di hasilkan berupa, gula Aren cair dan padat, dan masyarakat memanfaatkan akar Aren sebagai obat tradisional, lidi sebagai sapu, ijuk sebagai tempat ikan bertelur, buah Aren (kolang- kaling) sebagai bahan makanan dan daun sebagai pembungkus gula Aren.

Kata Kunci: Aren, Pemanfaatan, Desa Saham.

Pendahuluan

Aren atau enau (Arenga pinnata) merupakan salah satu tumbuhan perkebunan palma yang memiliki potensi nilai ekologi dan ekonomi tinggi. Gultom (2009) menyatakan bahwa hampir semua bagian pohon Aren bermanfaat dan dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan mulai dari baguan fisik (akar, batang, daun, ijuk) maupun hasil produksinya (air nira, pati/tepung dan buah). Penelitian yang dilakukan oleh (Puspitasari 2021) Desa Sungai Ilai masyarakat suku Dayak Muara memanfaatkan bagian batang, bunga, daun dan lidi untuk dijadikan tepung Aren, gula Aren, pembungkus gula Aren, piring/Pingan lidi dan sapu lidi.

(2)

503

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ruslan et al. (2018) Desa Palakka memiliki potensi tanaman Aren sebanyak 58 pohon. Sebanyak 15 pohon sudah dapat berproduksi dan sisanya belum berproduksi. Pemanfaatan tanaman Aren di Desa Palakka adalah menjadikan nira sebagai gula merah dan tuak, selain itu tanaman aren juga dimanfaatkan untuk dibuat atap rumah, sapu ijuk, sapu lidi, dan corong. Inventarisasi tumbuhan Aren (Arenga pinnata ) yang dilakukan oleh Damanik et al. (2014).

Tanaman Aren atau enau (Arenga pinnata) merupakan tumbuhan yang menghasilkan bahan bahan industry sejak lama kita kenal. Tumbuhan ini kurang mendapat perhatian untuk dikembangkan atau dibudidayakan secara sungguh-sungguh oleh beberapa pihak. Banyak ragam produk yang dipasarkan setiap hari yang berasal dari bahan baku pohon Aren dan permintaan produk-produk tersebut baik untuk kebutuhan ekspor maupun kebutuhan dalam negeri semakin meningkat. Hampir semua bagian pohon Aren bermanfaat dan dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan mulai dari bagian fisik (akar, batang, daun, ijuk dan bagian lain nya) maupun hasil produksinya (nira, pati/tepung dan buah). Selama ini permintaan produk- produk yang bahan bakunya dari pohon Aren masih mengandalkan pohon Aren yang tumbuh liar. Jika pohon Aren ditebang untuk diambil tepungnya tentu saja populasi pohon Aren mengalami penurunan yang cepat karena tidak diimbangi dengan kegiatan penanaman.

Masyarakat Desa Saham sebagian masih memanfaatkan aren sebagai sumber mata pencahariannya. Aktivitas masyarakat Desa Saham dalam memanfaatkan aren belum terdata dengan bagus. Tujuan penelitian ini yaitu mendata dan mendeskripsikan bagian-bagian Aren yang dimanfaatkan dan cara pemanfaatan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Saham.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakasanakan di dua Dusun yaitu Dusun Bingge dan Dusun Padang Desa Saham Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak, Selama 4 minggu. Penentuan responden menggunakan Teknik Snowball sampling terdapat 13 orang yang memanfaatkan aren. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan tehnik pengumpulan data observasi dan wawancara.

Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dan observasi mengenai pemanfaatan, dan produk yang dihasilkan. Data sekunder dikumpulkan dari data studi literatur mengenai keadaan sosial masyarakat. Data yang didapat diolah dan dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan tabulasi.

Hasil dan Pembahasan Karakteristik Responden

Karakteristik responden di kelompokan menjadi tujuh yaitu berdasarkan jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, dusun, pekerjaan dan sumber pengetahuan.

(3)

504

Tabel 1. Karakteristik Responden Masyarakat Desa Saham Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak

No Karakteristik Responden Persentase (%)

1. Jenis kelamin

Laki-laki 8 61,5

Perempuan 5 38,5

2. Umur

<41 4 38,5

41-50 5 30,8

>50 4 30,8

3. Pendidikan

Tidak Sekolah 2 15,4

SD 2 15,4

SMP 4 30,8

SMA 5 38,5

4. Jumlah Anggota Keluarga

<3 3 23,8

3-4 6 46,1

>4 4 30,4

5. Dusun

Bingge 8 61,5

Padang 5 38,5

6. Pekerjaan

Petani 9 69,2

Swasta 4 30,8

7. Sumber Pengetahuan

Orang tua 8 61,5

Pengalaman Pribadi 5 38,5

Tidak memiliki pengetahuan 0 0

Berdasarkan Tabel 1 tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah responden yang paling banyak memanfaatkan Aren (Arenga pinnata) adalah laki-laki sebanyak 61,5% dan perempuan 38,5%. Hal ini dikarenakan pemanfaatan Aren di Desa Saham, lebih banyak memanfaatkan air nira, dalam hal penyadapan pasti dilakukan oleh laki-laki. Jenis kelamin berpengaruh dalam hal ini dikarenakan jenis kelamin membagi beberapa pekerjaan seperti dalam hal penyadapan Aren yang dilakukan dengan memanjat batang Aren sebagian besar dikerjakan oleh para laki-laki sedangkan perempuan membantu mengerjakan dalam pengolahan dari hasil penyadapan berupa nira atau hasil lainnya misal dalam pembuatan gula, sapu lidi dan lainnya. Kisaran umur yang paling tinggi dalam menanfaatkan Aren 41- 50 tahun Responden dipilih secara berantai dimana responden yang pertama merujuk atau merekomendasikan responden berikutnya.

Berdasarkan tabel 1 tersebut bahwa tingkat pendidikan yang paling banyak menjadi responden adalah SMA. hal ini berkaitan dengan pengetahuan tingkat pendidikan dimana masyarakat disana memanfaatkan tumbuhan Aren cukup beragam tidak terlepas dari pengetahuan dari nenek moyang, tidak jarang masyarakat yang menjadi petani aren mengikuti jejak orang tuanya. Pendidikan terakhir responden SD sebanyak 2 orang, SMP 4 orang, SMA 5 orang, dan yang tidak sekolah 2 orang. Tingkat pendidikan dapat

(4)

505

mempengaruhi cara memecahkan masalah yang dihadapi dalam mengolah, mengembangkan dan mempengaruhi kemampuan dalam hal menerapkan informasi baru berupa inovasi dan ilmu pengetahuan dalam memanfaatkan Aren (Marwah et al. 2020).

Pemanfaatan Aren yang dilakukan oleh masyarakat di kota Kendari, pemanfaatan Aren di Desa Saham cukup beragam karena masyarakat dikota kendari hanya memanfaatkan air nira sebagai minuman beralkohol (Marwah 2020), sama seperti pemanfaatan Aren yang dilakukan oleh masyarakat di Kecamatan Kota Komba Kabupaten Manggarai Timur (Suka et al .2020).

Pemanfaatan Aren oleh masyarakat Desa Saham Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak

Pemanfaatan Aren yang dilakukan oleh Masyarakat Desa Saham ke dua dusun terdapat ada perbedaan dari segi bagian tanaman Aren yang di manfaatkan yaitu, Akar, Daun, Ijuk, Tandan Bunga, Lidi, Batang. Pemanfaatan Aren oleh masyarakat Desa saham dilakukan untuk produksi dan konsumsi. Kebutuhan produksi masyarakat berupa gula Aren, air nira siap minum, pembungkus gula Aren, ijuk (tempat ikan bertelur /sarang) dan kebutuhan konsumsi yaitu obat tradisional, ulat Aren, sapu lidi. Pemanfaatan Aren yang dilakukan oleh masyarakat desa saham kurang beragam bila dibandingkan dengan pemanfaatan aren yang dilakukan oleh masyarakat suku Dayak Muara masyarakat disana memanfaatkan aren lebih beragam mereka membuat tepung dari Aren (Puspitasari 2021) sedangkan di Desa Saham masyarakatnya belum mengolah aren jadi tepung dan belum ada pengadaan penanaman bibit Aren. Pemanfaatn Aren yang dilakukan oleh masyarakat di kota Kendari, pemanfaatan Aren di Desa Saham cukup beragam karena masyarakat dikota kendari hanya memanfaatkan air nira sebagai minuman beralkohol (Marwah 2020), sama seperti pemanfaatan Aren yang dilakukan oleh masyarakat di Kecamatan Kota Komba Kabupaten Manggarai Timur (Suka et al. 2020)

Pemanfaatan Akar

Akar Aren (Arenga pinnata (wurmb) berkasiat sebagai peluruh air seni dan peluruh haid.

Masyarakat Desa Saham memanfaatkan akar aren sebagai obat tradisional yang dipakai untuk konsumsi sendiri tidak diperjual belikan. Sebagian masyarakat menggunakan akar Aren sebagai obat untuk melancarkan haid atau datang bulan.

Pemanfaatan Bunga

Pemanfaatan bunga Aren dilakukan oleh masyarakat Desa Saham ketika bunga jantan sudah produktif menghasilkan air nira yang siap diminum kemudian air nira diolah menjadi gula Aren. cara untuk mendapatkan air nira dilakukan dengan menyadap tandan bunga Aren.

Masa penyadapan berkisar 5-7 bulan tergantung kondisi Aren, penyadapan dilakukan pada pagi dan sore hari, dari setiap tandan bunga pohon Aren yang di sadap air nira yang di hasilkan sekitar 2 liter /satu tandan penyadapan pada sore hari dan untuk penyadapan di pagi hari 1 liter/satu tandan dan nira yang di dapat sekitar 10 liter /hari. Hasil penelitian (Lempang

(5)

506

dan soenarno 1999) bahwa volume produksi nira aren dari setiap tandan bunga jantan pohon Aren rata-rata 4,5 liter/hari dengan kisaran antara 2,8 sampai 7,0 liter/hari dengan waktu penyadapan setiap tandan 1,5 sampai 3 bulan (rata-rata 2,5 bulan). Penyadapan ini dilakukan oleh orang yang sudah berpengalaman karena tidak sembarang orang bisa melakukan penyadapan dengan baik dan benar.

Pemanfaatan Lidi

Pemanfaatan lidi pada Aren sudah bisa di lakukan saat Aren berumur 4 tahun keatas, pemanfaatan lidi oleh masyarakat Desa Saham yaitu sebagai sapu lidi, lidi dijadikan sebagai sapu sangat sederhana dan mudah dalam pembuatan, yaitu dengan mengambil helaian daun aren dikumulkan kemudian di dibersihkan dari daun dan di ambil lidinya digabungkan dengan jumlah yang cukup banyak sehingga menjadi satu setelah itu di ikat dengan karet dan potong bagian ujung lidi yang lumayan lembut. Sungai Ilai Kecamatan Bedui Kabupaten Sanggau memanfaatkan lidi untuk sampu lidi dan piring (Puspitasari 2021).

Pemanfaatan Ijuk

Pemanfaatan ijuk yang dilakukan oleh masyarakat desa saham adalah sebagai tempat atau sarang untuk ikan mas bertelur cara dalam pembuatan yaitu cukup simpel dan mudah masyarakat tinggal mengambil ijuk di pohon Aren setelah itu di simpan ke kolam ikan mas yang dalam keadan mengandungdan segera melahirkan. Masyarakat Suku Dayak Muara di Desa Sungai ILai Kecamata Beduai Kabupaten Sanggau memanfaatkan ijuk Aren sebagai alat untuk menqagkap ikan yaitu di buat bubu (Puspitasari 2021).

Pemanfaatan Daun Aren

Pemanfaatan daun Aren dapat dilakukan ketika Aren sudah berumur 3-4 tahun. Daun Aren dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Saham sebagai pembungkus gula Aren, pemanfaatan ini dilakukan oleh penyadap gula Aren. Cara dalam memanfaatkan daun Aren sebagai pembungkus gula yaitu dengan dijemur terlebih dahulu lalu disimpan Daun Aren juga dimanfaatkan masyarakat untuk atap pondok. Masyarakat Kesepuhan Pasir Eurih Kabupaten Lebak Banten memanfaatkan daun Aren sebagai pembungkus rokok yang di beri tembakau lalu digulung( Febriyanti et al. 2017) Masyarakat Suku Dayak Muara Di Desa Sungai ILai Kecamata Beduai Kabupaten Sanggau daun Aren dapat di manfaatkan sebagai ornament dalam upacara adat yaitu Beboreh atau pengobatan tradisional dilakukan dengan mengambil daun Aren dengan jumlah kurang lebih 10 helai, kemudian di gantungkan didepan pintu rumah orang yang mengadakan upacara adat sebagai pertanda bahwa rumah itu sedang berpantan (Puspitasari 2021).

Pemanfaatan Batang Aren

Batang Aren terdiri dari dua bagian yaitu bagian luar yang berwarna hitam dan keras serta bagian tengah yang yang berwarna putih lembut dan lunak. Batang Aren (umut) dimanfaatkan untuk sebagai sayur dan di pohon Aren yang sudah busuk biasa terdapat ulat Aren yang bisa di makan dengan cara di masak dijadikan sayur. Menurut hasil penelitian

(6)

507

(Puspitasari 2021) Batang Aren dapat di olah menjadi tepung. Tepung Aren diperoleh dari ekstraksi bagian tengah batang biasanya dilakukan setelah pohon tidak lagi produktif menghasilkan nira (Lempang 2012).

Pemanfaatan Nira Air nira siap minum

Nira merupakan cairan yang manis yang di peroleh dari air perasan batang atau getah tandan bunga tanaman seperti Aren, Tebu, dan lainnya (Baharrudin 2010). Kandungan gula yang tinggi menyebabkan nira memiliki rasa manis, tidak berwarna atau bening serta dapat diminum. Air nira juga memiliki bau yang khas yang dikarenakan proses pengasapan pada tempat yang digunakan untuk menadah air nira yaitu bambu. Berdasarkan hasil obervasi dan wawancara penyadap nira cara pembuatan nira aren siap minum dimulai dari air nira yang di tadah mengunakan bambu dari hasil penyadapan tandan bunga jantan aren di ambil kemudian di siapkan diwadah yang besar serta di saring menggunakan penyaring agar sampah, busa dan kulit manggis tidak ikut masuk, setelah air nira di simpan di wadah atau ember/dirigen kemudian di tutup. Masyarakat penyadap gula Aren memanfaatkan air nira siap minum untuk di jual dan di konsusi, nira Aren yang di perjualbelikan di kemas dalam botol dengan ukuran 1000 ml dan di jual dengan harga 10.000,00 menjadi air nira siap minum.

Gula Aren

Gula Aren termasuk dalam jenis gula apa umumnya, yang membedakan ialah gula Aren memiliki rasa manis yang sangat tajam dibandingkan gula tebu atau gual pasir (Webliana dan Rini 2020). Pengolahan air nira menjadi gula Aren dikecamatan kota Komba Kabupaten ManggaraiTimur dilakukan dengan cara tradisional. Beberapa petani Aren memasak air nira tersebut langsung di kebun dan beberapa lainnya membawa air nira tersebut ke rumah untuk kemudian diolah menjadi gula Aren (Suka et al. 2020). Masyarakat Desa Saham memanfaatkan dan mengolah nira Aren dengan dua macam yaitu gula Aren cair dan gula Aren beku cara pembuatanya sama hanya beda lama waktu masasknya pembuatan gula aren cair lebih singkat dari pembuatan gula Aren beku.

Kesimpulan

Diperoleh kesimpulan bahwa petani Aren (Arenga pinnata) dan Masyarakat Desa saham umumnya memanfaatkan tumbuhan Aren menjadi sumber penghasilan. Masyarakat memanfaatkan bunga jantan sebagai penghasil nira Aren untuk di olah menjadi gula Aren cair maupun gula Aren beku, Jenis produk yang dihasilkan yaitu Akar Aren digunakan sebagai obat tradisional, ijuk Aren di gunakan sebagai tempat ikan bertelur, nira Aren dapat di jadikan Minuman dan di olah Menjadi bahan pembuatan Gula Aren cair maupun padat, buah Aren di olah menjadi makanan yaitu kolang-kaling sebagai campuran minuman dan daun Aren dapat dijadikan pembungkus gula Aren, dan atap podok masyarakat, lidi Aren dapat dijadikan sebagai penyapu lidi.

(7)

508 Daftar Pustaka

Bahharudin, Muin M, dan Bandaso H. 2010. Pemanfaatan nira aren (Arenga pinnata merr) sebagai bahan pembuatan gula putih kristal. Jurnal universitas hassanudin 7(2):9-14.

Damanik R, Azahar I, Riswan R. 2014. Inventarisasi dan pemanfaatan aren ( Arenga pinnata) oleh masyarakat hutan secara luas (Studi Kasus: Desa Sihombu KecamatanTarabintang Kabupaten Humbang Hasudutan .Jurnal Ilmu Kehutanan Peronema 3 (1): 18-24.

Gultom. 2009. Jutaan dolar harta karun tersimpan dalam pohon aren atau enau alias bagot[internal].diaksespada:2022Mei20.tersediapada:http://arenindonesia.wordpress.c om/artikel-aren/hltgultom

Lempang M, Soenarno, 1999.Tehnik penyadapan aren untuk meningkatkan produksi nira.

prosiding ekspose hasil-hasil penelitian. Hal. 25-35. Balai Penelitian Kehutanan, Ujung Padang.

Lempang, Mangopang AD. 2012. efektivitas nira aren sebagai bahan pengembang adonan roti. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea 1(1): 26-35.

Marwah S, Hadja N,Muhusana. 2020. Potensi dan pemanfaatan tumbuhan Aren (Arenga Pinnata Merr) di kawasan hutan kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal kehutanan Indonesia 1(1):23-30.

Ruslan SM, Baharuddin B, Taskirawati I.2018. Potensi dan pemanfaan tanaman aren (arenga pinnata) dengan pola agroforestri didesa palakka kecamatan barru kabupaten barru.

Perennial 14(1):24-27.

Suka QRD, Un P, Rammang N.2020. Pemanfaatan Tanaman Aren (Arenga Pinnata Merr) Sebagai Bahan Dasar Sopi Di Kecamatan Kota Komba Kabupaten Manggarai Timur.

Puspitasari S, Roslinda E, Fernando T, 2021 Pemanfaatan Aren (Arenga Pinnata) Oleh Masyarakat Suku Dayak Muara Di Desa Sungai Ilai Kecamatan Beduai Kabupaten Sanggau Jurnal Hutan Lestari 9(4):599-605

Webliana K, Rini DS. 2020. Potensi dan Pemanfaatan Tanaman Aren (Arenga Pinnata) Dihutan Kemasyarakatan Aik Bual Kabupaten Lombok Tengah. Agrohita Jurnal Agroteknologi 5(1):25-3

Referensi

Dokumen terkait

Bagian aren yang dikomersilkan adalah tandan bunga jantan, yang diolah menjadi tuak atau gula aren.. Daun dimanfaatkan dalam upacara adat, kontruksi atap dan obat

 Nira adalah cairan bening yang keluar dari bunga kelapa yang pucuknya  belum membuka atau pohon penghasil nira lain seperti, aren, siwalan, nipah, dan lontar yang

Selain maleo yang merupakan objek utama wisata alam di BPW I Saluki juga terdapat masyarakat yang memanfaatkan nira pohon aren untuk dijadikan gula merah secara

Pada penelitian ini akan dibuat prosedur proses produksi secara langsung dari air nira setelah di sadap, diharapkan ini dapat menghasilkan gula aren cair yang berkualitas lebih

Manfaat penelitian ini adalah untuk memanfaatkan nira aren yang kurang baik kualitasnya untuk pembuatan gula merah, mempopularitaskan kembali lahang di kalangan masyarakat,

Gula Cair Tebu Produk kami di olah dengan melalui tahapan pemurnian yaitu tahapan pengambilan kotoran yang terkan- dung di dalam nira tebu agar diperoleh produk

Proses Produksi - Pengambilan Bahan Baku dari Petani gula aren - Pemrosesan / Penyaringan Air Nira yang belum di olah - Di rebus untuk membuang bakteri dari bahan mentah - Direbus

Penyadapan nira dilakukan pada waktu pagi dan sore hari, yang kemudian menjadikan nira yang dihasilkan diolah menjadi gula aren atau yang disebut sebagai dengan “gula merah”.Minimnya