• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Geografis

N/A
N/A
aisha

Academic year: 2023

Membagikan " Gambaran Geografis"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 4.1 Gambaran Umum Kota Cilegon

4.1.1 Keadaan Geografis

Kota Cilegon merupakan kota otonomi yang secara yuridis dibentuk berdasarkan UU No.15/1999.

Sebagai kota yang berada di ujung barat Pulau Jawa, Kota Cilegon merupakan pintu gerbang utama yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Sumatra. Secara geografis, Kota Cilegon terletak antara 5052’24” – 6004’07” Lintang Selatan dan 105054’05”-106005’11” Bujur Timur, yang dibatasi oleh:

 Sebelah Barat : Selat Sunda

 Sebelah Utara : Kabupaten Serang

 Sebelah Timur : Kabupaten Serang

 Sebelah Selatan : Kabupaten Serang

Kota Cilegon merupakan pintu gerbang utama yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera. dilalui beberapa sungai antara lain Kahal, Tompos, sehang, Gayam, Medek, Sangkanila, Cikuasa, Sumur Wuluh, Grogol, Cipangurungan dan Kali Cijalumpang. Diantara sebelas sungai tersebut kali Grogol merupakan yang terbesar dan hampir semuanya bermuara di Selat Sunda. Selain beberapa sungai, di Kota Cilegon juga terdapat sebuah waduk yang cukup luas yakni Waduk Krenceng yang membelah Desa Lebak Denok, Kebon Sari di Kecamatan Ciwandan dan merupakan sumber air PDAM yang dialirkan ke rumah tangga untuk sebagian wilayah di Kota Cilegon. Kota Cilegon memiliki luas 175,5 Km2, Kota Cilegon dibagi ke dalam 8 (delapan) kecamatan dan 43 kelurahan. Kota Cilegon yang memiliki iklim tropis dengan temperature berkisar antara 21,90C – 33,50C dan cuurah hujan rata-rata 100 mm per bulan. Letak Geografis Kota Cilegon dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:

(2)

Tabel 4.1

Letak Geografis Kota Cilegon

No Uraian Keterangan

1. Luas Wilayah 175,5 Km2

2. Jumlah Kecamatan 8

3. Jumlah Kelurahan 43

4. Lintang Selatan 5052’24” – 6004’07”

5. Bujur Timur 105054’05”-106005’11”

6. Batas Wilayah Sebelah Utara Kabupaten Serang 7. Batas Wilayah Sebelah Timur Kabupaten Serang 8. Batas Wilayah Sebelah Selatan Kabupaten Serang 9. Batas Wilayah Sebelah Barat Selat Sunda

Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Cilegon Berikut adalah peta Kota Cilegon yang dapat di lihat pada peta 4.1 dapat di lihat sebagai berikut:

(3)

Peta 4.1 Peta Kota Cilegon

(4)

Jarak antar kecamatan yang terdapat pada Kota Cilegon dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2

Jarak Antar Kecamatan di Kota Cilegon (Km)

Kecamatan Ciwandan Citangkil Pulomerak Purwakarta Grogol Cilegon Jombang Cibeber

Ciwandan - 6,5 23,4 11,1 11,5 10,2 9,7 13,6

Citangkil 6,5 - 17 5,7 6 5 4,5 6,3

Pulomerak 23,4 17 - 11,2 14,4 16 15,5 18,8

Purwakarta 11,1 5,7 11,2 - 4,6 5,8 5,2 7,2

Grogol 11,2 6 14,4 4,6 - 5,8 3,1 5,5

Cilegon 10,2 5 16 5,8 5,8 - 2,6 3,8

Jombang 9,7 4,5 15,5 5,2 3,1 2,6 - 2,1

Cibeber 13,6 6,3 18,8 7,2 5,5 3,8 21 -

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cilegon

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa jarak antar kecamatan yang paling jauh adalah jarak dari Kecamatan Pulomerak – Kecamatan Ciwandan dengan jarak 23,4 km, sedangkan jarak antar kecamatan yang paling dekat adalah Kecamatan Jombang – Kecamatan Grogol dengan jarak 3,1 km.

4.1.2 Industri Pengolahan Di Kota Cilegon

Pada tahun 2014 perusahaan industri pengelolaan yang termasuk kedalam kategori perusahaan industri besar/sedang yang dicakup oleh sakernas 2013,Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Serang yang terdapat pada Kota Cilegon,jumlah industri yang terdapat di Kota Cilegon sebanyak 253 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 55.842 pekerja. Industri besar/sedang di Kota Serang tersebar pada 7 kecamatan yaitu Kecamatan Ciwandan, Citangkil, Pulomerak, Purwakarta, Grogol, Jombang, dan Cibeber. Kecamatan yang paling banyak memiliki perusahan industri terdapat pada Kecamatan Grogol, dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:

(5)

Tabel 4.3

Jumlah industri di Kota Cilegon Tahun 2013 Kecamatan Jumlah Perusahaan

Ciwandan 64

Citangkil 57

Pulomerak 2

Purwakarta 3

Grogol 79

Cilegon -

Jombang 34

Cibeber 14

Total 253

Sumber : Sakernas 2013, Badan Pusat Statistik (BPS)Kota Serang 4.1.3 Jaringan Jalan Kota Cilegon

Panjang jaringan jalan Kota Cilegon mencapai 290 km. Berdasarkan statusnya jaringan jalan tersebut:

1. Jalan Negara

Jalan Negara sepanjang 19,6 km, melintasi dalam wilayah Kecamatan Cibeber, Cilegon dan Pulomerak

2. Jalan Propinsi sepanjang 33,2 km, terbagi menjadi 2 lintasan yaitu:

a. Simpang Tiga-Sriwi yang melintasi Kecamatan Ciwandan.

b. Pelabuhan Merak-PLTU Suralaya yang melintasi kecamatan Pulomerak.

3. Jalan Kota

Jalan kota cilegon sepanjang 222,56 km yang melintasi seluruh wilayah-wilayah kecamatan yang ada.

4. Jalan Tol

Jalan tol yang ada di Kota Cilegon sepanjang 15 km yang melintasi di utara Kota dikenal dengan Jalan Tol Jakarta-Merak.

(6)

Pada Peraturan Daerah kota Cilegon Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Cilegon dalam pasal 12 disebutkan bahwa :

1. Sistem jaringan jalan di kota Cilegon terdiri atas:

a jaringan jalan primer; dan b jaringan jalan sekunder.

2. Jaringan jalan primer di kota Cilegon terdiri dari:

a Arteri primer yang merupakan ruas Jalan Tol Tangerang – Merak, Jalan Tol Cilegon – Bojonegara, dan Jalan Negara Cilegon (PCI) - Simpang Tiga - Merak;

b Kolektor primer yang merupakan ruas jalan pengumpul Cilegon (PCI) - Bojonegara - Merak dan ruas jalan Simpang Tiga - Anyer; serta

c Lokal primer yang merupakan jalan penghubung ke orde IV atau ibukota kecamatan.

d Berikut adalah tabel yang menggambarkan karakteristik jalan di Kota Cilegon 3. Jaringan jalan sekunder di kota Cilegon terdiri dari:

a Arteri sekunder yang merupakan ruas jalan lingkar luar selatan dan lingkar luar utara;

b kolektor sekunder yang merupakan ruas jalan provinsi Jl. KH. Yasin Beji, ruas jalan lingkar dalam selatan dan lingkar dalam utara;

c lokal sekunder yang merupakan jalan kota dan jalan lingkungan yang ada di Kota Cilegon; dan

d lingkungan sekunder yang merupakan jalan penghubung antarpersil dalam kawasan perkotaan.

4. Rencana penanganan dan pengelolaan sistem jaringan jalan, yang digambarkan dalam peta sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini, meliputi:

a pemeliharaan rutin pada ruas jalan dengan tingkat kerusakan 6–10 %;

b pemeliharaan berkala jalan pada ruas jalan dengan tingkat kerusakan 10–16 %;

c rehabilitasi jalan pada ruas jalan yang mengalami kerusakan ringan;

d peningkatan struktur dan kapasitas jalan pada ruas Jl. Kapt. Piere Tendean (ruas Ex.

Matahari – Pecek), Jl. Ir. Sutami (ruas Krenceng – Langgerang), ruas Kandang Sapi – Bagendung, Jl. KH. Ahmad Dahlan (ruas Jl. Jombang Masjid – Curug Katimaha), ruas Curug Katimaha – Bagendung, Jl. Imam Bonjol (ruas Cibeber – Krotek), ruas Krotek – Kandang Sapi, Jl. Sunan Bonang (ruas Kebanjiran – Lingkar luar selatan), Jl.

Industri (ruas ADB – Jl. KH. Yasin Beji), Jl. KH. TB. Ismail (ruas Pasar Kelapa – Pakuncen), Jl. D.I. Panjaitan (ruas Ex. Matahari – Ciberko), ruas Rama Baru – Daliran, Jl. Maulana Yusuf (ruas Simpang Tiga – Tegal Cabe), ruas Pecek – Purwakarta, ruas

(7)

Purwakarta – Kubang Lampit, ruas Kubang Lampit – Pasar Bunder, ruas Pasar Bunder – Dukuh Malang, ruas Cikebel Bawah – Ciora Jaya, ruas Kuista – Gerem Kulon, Jl.

Sultan Kranggot, dan ruas Kadipaten - Seruni;

e pembangunan jaringan jalan baru di ruas Pakuncen – Jalan Lingkar Luar Selatan, ruas Martapura – Sumampir Timur, dan ruas Bonakarta – Kependilan;

f mengembangkan Jalan Lingkar Luar Utara Kota Cilegon;

g membuka akses jalan-jalan baru sesuai dengan perkembangan wilayah dan tingkat kepentingannya;

h mengembangkan simpul persimpangan di jalan lingkar luar selatan (JLS) dan pada beberapa ruas jalan sekunder yaitu di Jl. Antasari, Jl. Temu Putih, Jl. R.A. Kartini, Jl.

Pasar Baru Cilegon, Jl. Kubang Bale, Jl. Kenanga, Jl. RPH dan Jl. Kranggot, serta simpul persimpangan yang diperlukan;

i meminimalisir persilangan dengan jaringan rel kereta api dalam merencanakan dan membangun jaringan jalan baru;

j menghilangkan secara bertahap kegiatan parkir di badan jalan khususnya pada kawasan-kawasan yang rawan kemacetan;

k penataan hirarki jalan untuk mendukung pengaturan perizinan guna lahan;

l memelihara fungsi jaringan jalan primer dengan membatasi jalan akses lokal dan pengendalian pemanfaatan ruang di sepanjang jaringan jalan;

m melengkapi fasilitas lalu lintas jalan pada ruas jalan sekunder dalam rangka meningkatkan keselamatan, keamanan dan ketertiban berlalu lintas;

n penetapan kajian Analisa Dampak Lalu Lintas akibat kegiatan pembangunan/pengembangan yang menimbulkan bangkitan pergerakan; dan

o penetapan kelas jalan.

(8)

Tabel 4.4 Karakteristik Jalan Di Kota Cilegon

No Uraian Satuan Besaran

I. Jenis Permukaan

1. Jalan Aspal Km 265,86

2. Jalan Krikil Km 185,01

3. Jalan Tanah Km 61,70

Panjang Jalan Total Km 512,57

II. Fungsi

1. Jalan Arteri Km 19,60

2. Jalan Kolektor Km 23,40

3. Jalan Lokal Km 222,86

III. Kewenangan

1. Jalan Nasional Km 19,60

2. Jalan Propinsi Km 23,40

3. Jalan Lokal Km 222,86

IV. Kondisi

1. Jalan Nasional

Baik Km 19,60

Sedang Km -

Buruk Km -

2. Jalan Propinsi

Baik Km 23,10

Sedang Km 0,30

Buruk Km -

(9)

3. Jalan Lokal

Baik Km 63,39

Sedang Km 72

Buruk Km 87,47

Sumber : BAPEDA

(10)

Peta 4.2 Peta Jaringan Jalan Kota Cilegon

(11)

4.1.4 Morfologi Dan Fisiologi

Secara umum keadaan morfologi Kota Cilegon terbagi atas tiga kelompok besar yaitu morfologi mendatar, morfologi perbukaitan landai - sedang, dan morfologi perbukitan terjal. Kota Cilegon memiliki fisik wilayah yang bervariasi baik ditinjau dari ketinggian maupun lereng. Morfologi dataran pada umumnya terdapat di wilayah timur kota dan di wilayah pantai barat kota. Morfologi perbukitan landai - sedang terdapat di wilayah tengah kota. Morfologi perbukitan terjal terdapat di sebagian wilayah utara dan sebagian kecil wilayah selatan kota.

Wilayah dataran merupakan wilayah yang mempunyai ketinggian kurang dari 500 meter di atas permukaan laut (dpl), sampai wilayah pantai yang mempunyai ketinggian 0-1,0 meter di atas permukaan laut. Wilayah perbukitan terletak pada wilayah yang mempunyai ketinggian minimum 50 meter diatas permukaan laut (dpl). Di bagian utara Kecamatan Pulomerak, wilayah Puncak Gunung Gede memiliki ketinggian maksimum 551 meter di atas permukaan laut (dpl).

4.1.5 Topografi dan Ketinggian Lahan

Secara umum kondisi topografi wilayah Kota Cilegon merupakan dataran rendah yang berkisar antara 0 – 200 m dpl. Perbukitan landai-sedang (kemiringan < 15% dengan tekstur bergelombang rendah-sedang) yang sebagian besar dataran landai di Kota Cilegon (Bappeda, 2014). Luas wilayah Kota Cilegon berdasarkan ketinggian dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.5

Luas Wilayah Berdasarkan Ketinggian Kota Cilegon No Interval

Ketinggian

Luas Wilayah (Ha) Persentase (%)

1. 0-25 m 8.175 46,58

2. 26-100 m 6.357 36,22

3. 101-575 m 3.018 17,20

Jumlah 17.550 100,00

Sumber : Bappeda Kota Cilegon

(12)

Peta 4.3 Peta Kemiringan Lereng Kota Cilegon

(13)

4.1.6 Jenis dan tekstur tanah

Keadaan tanah Kota Cilegon merupakan hasil pelapukan batuan vulkanik yang berasal dari gunung gede. Jenis tanah ini dijumpai di dataran lereng pegunungan, berwarna coklat muda, coklat tua dengan tekstur halus-kasar, jenis tanah ini termasuk kedalam jenis tanah lempung, lempung pasiran dan pasir. Jenis tanah pasir atau yang bersifat pasiran mempunyai sifat meresap air cukup baik. Tanah yang berasal dari alluvium ( endapan sungai, pantai, dan rawa) dijumpai di wlayah Utara kota Cilegon. Jenis tanah ini dicirikan dengan warna abu-abumuda kecoklatan, bersifat agak lepas, ukuran butir dari lempung hingga pasir, tekstur halus-kasar. Sesuai dengan tekstur tanah dan sebarannya, dengan kedalaman efektif masing-masing tanah yang berfariasi.

Tekstur tanah merupakan keadaan kasar halusnya tanah (bahan padat anorganik) yang ditentukan berdasarkan perbandingan fraksi-fraksi pasir, debu, dan liat. Tekstur tanah di Kota Cilegon sebagian besar merupakan tanah dengan tekstur halus (liat) yang tersebar dari barat, tengah, timur kota, dan sebagaian di wilayah selatan. Untuk wilayah utara sebagian besar bertekstur tanah sedang (lempung) dan dibagian barat daya bertekstur kasar (pasir).

Berdasarkan luasnya, luas wilayah dengan tekstur sedang (lempung) merupakan wilayah terbesar di Kota Cilegon yaitu dengan luas 10.528Ha atau sebesar 59,99% dari luas wilayah keseluruhan. Kemudian didukung wilayah dengan tekstur halus seluas 5.847Ha atau sebesar 33,31% serta yang terakhir adalah luas wilayah dengan tekstur kasar seluas 1.175Ha atau sebesar 6,70%.

4.1.7 Penggunaan Lahan Di Kota Cilegon

Dilihat dari pola penggunaan lahan, secara umum lahan di wilayah Kota Cilegon awalnya berorientasi pada kegiatan pertanian. Namun, sejalan dengan perkembangan Kota Cilegon, pembangunan secara fisik berlangsung pesat sehingga terbentuk kegiatan-kegiatan dengan jenis penggunaan lahan baru dan menggeser jenis penggunaan lahan sebelumnya, sehingga gambaran Kota Cilegon pada saat ini bercirikan perkotaan dan pedesaan.

Dengan adanya kegiatan perindustrian yang cukup mendominasi Kota Cilegon, maka berdampak pula pada perubahan penggunaan lahan yang ada terutama bertambahnya penggunaan lahan untuk pemukiman. Pemanfaatan lahan di Kota Cilegon sebagian besar masih berupa lahan tegalan (39,74%), dan lahan untuk pemukiman (23,62%). Pemanfaatan lahan lainnya terdiri atas pertanian (17,24 %), industri (15,44%), kehutanan (1,50 %), perkebunan (0,57 %), rawa (0,06 %), dan lain-lain (1,82%).

(14)

Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Cilegon, dimana terdapat Rencana Pola Ruang Kawasan Permukiman dibagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut :

a Kawasan dengan kepadatan bangunan tinggi ditetapkan pada wilayah Kecamatan Jombang dan Cilegon;

b Kawasan dengan kepadatan bangunan sedang ditetapkan pada wilayah Kecamatan Pulomerak, Purwakarta, Cibeber, dan Citangkil; dan

c Kawasan dengan kepadatan bangunan rendah ditetapkan pada wilayah Kecamatan Grogol dan Ciwandan.

(15)

Peta 4.4 Peta Rencana Permukiman Kota Cilegon

(16)

4.2 Gambaran Umum Kecamatan Ciwandan

Kecamatan ciwandan adalah salah satu kecamatan di Kota Cilegon, kecamatan ciwandan memiliki luas sebesar 51,81 km2 yang terletak diantara 505948.6- 600335.2 LS dan diantara 10505517.9– 10600018.2BT. Kecamatan ciwandan memiliki batasan wilayah sebagai berikut :

- Utara : Selat Sunda

- Selatan : Desa Winong (Kab.Serang) - Barat : Desa Anyar (Kab.Serang) - Timur : Kel. Deringo

Kecamatan Ciwandan memiliki 6 (enam) kelurahan yang berupa : 1. Kelurahan Gunungsugih

2. Kelurahan Kepuh 3. Kelurahan Randakari 4. Kelurahan Tegalratu 5. Kelurahan Banjarnegara 6. Kelurahan Kubangsari

Table 4.6

Kondisi geografis kelurahan di Kecamatan Ciwandan Tahun 2013 Kelurahan Ketinggian dari permukaan

laut (m)

Topografi

Gunungsugih 3 Datar

Kepuh 3,5 Datar

Randakari 5 Datar / berbukit

Tegalratu 3 Datar

Banjarnegara 5 Berbukit-bukit

Kubangsari 4 Datar

sumber: monografi kelurahan

dari table kondisi geografis pada Kecamatan Ciwandan dapat ditarik kesimpulan kelurahan yang paling tinggi dari permukaan laut yaitu adalah Kelurahan Randakari dan Kelurahan

(17)

Banjanegara dengan ketinggian 5m dari permukaan laut, sedangkan kelurahan yang terrendah terdapat pada Kelurahan Gunungsari dan Tegalratu dengan ketinggian masing-masing 3m dari permukaan laut.

4.2.1 Kependudukan

Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Kecamatan Ciwandan sampai dengan tahun 2013 dapat di liat pada table dibawah ini

Table 4.7

Jumlah Penduduk menurut jenis kelamin

Kelurahan Jumlah Penduduk

Laki-laki Perempuan Jumlah

Gunungsugih 3706 3462 7168

Kepuh 3876 3594 7470

Randakari 3801 3596 7397

Tegalratu 5318 5003 10321

Banjanegara 3082 2979 6061

Kubangsari 3520 3295 6815

Jumlah 23303 21929 45232

Sumber : proyeksi penduduk 2013

Bersakarkan diatas dapat dilihat bahwa penduduk paling banyak terdapat pada kelurahan Tegalratu dengan jumlah penduduknya sebanyak 10.321 jiwa, sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit terdapat pada kelurahan Banjarnegara dengan jumlah penduduk sebanyak 6.061 jiwa.

(18)

Table 4.8

Jumlah penduduk menurut pekerjaan

Kelurah an

Jenis Pekerjaan Petan

i / peke

bun

peter nak

nela yan

Indu stri

Konstr uksi

Perdagan gaan

Transpo rtasi

P N S

T NI

lain nya

Gunung

sigih 160 35 5 2036 27 401 68 53 1 1679

Kepuh 231 52 28 428 34 397 71 39 - 87

Randaka

ri 150 43 5 399 38 385 83 43 - 39

Tegalrat

u 153 28 7 348 43 502 213 52 - 123

Banjarn

egara 375 39 6 366 25 153 79 32 - 593

Kubang

sari 150 28 7 892 37 559 83 38 2 83

Jumlah 1219 225 58 4469 204 2397 597 25

7 3 2604 Sumber : Monografi kelurahan

Berdasarkan table jumlah penduduk menurut pekerjaan di kecamatan Ciwandan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas penduduk yang tinggal di Kecamatan Ciwandan sebagian besar bekerja dibidang industry ini dapat dilihat dari table diatas yang paling banyak penduduk Kecamatan Ciwandan bekerja dibidang industry sebanyak 4.469 jiwa, dan yang pekerjaan paling sedikit yang dilakukan oleh masyarakat yang dinggal di Kecamatan Ciwandan adalah sebagai TNI karna hanya ada 3 orang.

(19)

Table 4.9

Jumlah industri di Kecamatan Ciwandan Tahun 2013

Kelurahan Besar Sedang Kecil Rumah Tangga

Gunungsugih 11 5 13 21

Kepuh 12 7 6 23

Randakari 5 4 7 25

Telagaratu 12 4 9 23

Banjarnegara - - 3 79

Kubangsari 3 1 5 49

Jumlah 43 21 43 220

Sumber : Monografi Kelurahan

Berdasarkan jumlah industri di Kecamatan Ciwandan di atas dapat di Tarik kesimpulan bahwa jumlah industry besar terbanyak terdapat pada kelurahan Kepuh dan Telagaratu yang masing- masing terdapat 12 industri dan yang paling sedikit terdapat pada Kelurahan Banjarnegara karena tidak memiliki industry besar. Sedangkan industry sedang yang terdapat di Kecamatan Ciwandan yang terbanyak terdapat pada kelurahan Kepuh yang terdapat 7 industri sedang,sedangkan yang paling sedikit terdapat pada Kelurahan Banjarnegara karena tidak terdapat industry di kelurahan tersebut. Industri kecil yang terdapat pada Kecamatan Ciwandan yang terbanyak terdapat pada Kelurahan Gunungsugi dengan 13 industri yang terdapat didalam nya, sedangkan yang paling sedikitt terdapat pada Kelurahan Banjanegara karena hanya memiliki 3 industri. Indutri rumah tangga yang terdapat pada Kecamatan Ciwandan yang terbanyak terdapat pada Kelurahan Banjanegara dengan 79 industri, sedangkan yang paling sedikit terdapat pada Kelurahan Gunungsugih karena hanya memiliki 21 industri rumah tangga didalamnya.

4.3 Gambaran Umum PT. Krakatau Posco

PT.Krakatau Posco adalah perusahaan gabunggan dari perusahaan Posco Korea dengan PT.Krakatau Posco, dimana pembagian sahamnya adalah 30% PT.KS dan 70% Posco Korea.

PT.Krakatau Posco berada dalam Kota Cilegon, Banten, tepatnya berada pada Kecamatan Ciwandan. PT.Krakatau Posco berdiri pada bulan Desember tahun 2013, PT.Krakatau Posco memiliki luas lahan total 388Ha. PT.Krakatau Posco memproduksi baja seperti Slab,Plate,Hot Rotted Coil dengan kapasitas 6 miliar Ton/tahun. PT.Krakatau Posco memiliki jumlah karyawan pada saat ini adalah 2672 orang, dengan 40% yang memiliki jabatan supervisor keatas dan 60%

(20)

karyawan dibawah supervisor. Pekerja tetap dengan jabatan dibawah supervisior yang bekerja di PT. Krakatau Posco adalah 80% dari total kariawan yang berada dibawah jabatan supervisior dan mayoritas pekerja tetap dengan jabatan dibawah supervisior berumur 20-35 tahun sebanyak 70%. Tunjangan perumahan yang selama ini diberikan kepada karyawan berpenghasilan rendah berkisar Rp 700.000 – Rp 900.000.000. Bangunan yang berada pada kawasan PT.Krakatau posco adalah sebagai berikut:

1. Gudang penyimpanan bahan baku i 2. Gudang penyimpanan bahan baku ii 3. Gedung coke plant

4. Gedung plate mill 5. Gedung CCM

6. Gedung pemasakan baja 7. Gedung power plant 8. Gedung oxygen plant 9. Gedung blust furnace 10. Gedung perkantoran 11. Gedung pos keamanan 12. Gedung lahan parker

4.4 Kemauan Pekerja PT. Krakatau Posco Berdasarkan Keinginan Memiliki Rumah Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus di penuhi. Karna telah menjadi kebutuhan dasar maka dari total 438 responden dari kariawan PT.Krakatau Posco seluruhnya atau 100% responden berkeinginan besar untuk memiliki rumah tinggal dikarenakan tidak efektifannya mereka dalam aktifitas menuju tempat kerja setiap hari dan tifdak efisien dalam hal keuangan dikarenakan tingginya pengeluaran yang mereka keluarkan setiap bulannya untuk biaya kontrak rumah dan biaya transportasi ke tempat kerja. Keinginan pekerja untuk memiliki rumah juga dilihat dari kemampuan batas minimal harga jual dan angsuran kpr yang ditawarkan.

(21)

Tabel 4.10 Keinginan Memiliki Rumah Ya / Tidak Keinginan Memiliki Rumah Total

Responden

Persentase

Ya Tidak

Ya 438 - 438 100%

Tidak - - 0 0%

Jumlah 438 0 438 100%

Sumber : kuisioner

Berdasarkan hasil kuisioner, sebagian pekerja PT. Krakatau Posco sudah tinggal di rumah permanen sebanyak 98% atau sebanyak 429 pegawai PT. Krakatau Posco sudah tinggal di rumah permanen, namun masih adanya pegawai yang bekerja di rumah semi permanen yaitu sebanyak 2% atau sebanyak 9 pegawai, dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 4.11 Kemauan pekerja berdasarkan kondisi tempat tinggal saat ini Kondisi Bangunan Jumlah Responden Persentase

Permanen 429 98%

Semi Permanen 9 2%

Jumlah 438 100%

Sumber : Kuisioner

berdasarkan hasil kuisioner waktu tempuh yang diperlukan para pegawai PT. Krakatau Posco pada saat ini memerlukan waktu tempuh untuk menuju tempat bekerja relative lama,karena lamanya waktu tempuh menuju tempat bekerja merupakan salah satu faktor penunjang tingkat efektifitas para pekerja untuk bekerja. Dari hasil kuisioner waktu tempuh yang baling banyak di perlukan oleh para pekerja untuk menuju tempat bekerja adalah 10-15menit yaitu sebanyak 172 pegawai atau sebesar 39%, namun masih banyak juga pegawai yang memerlukan waktu

>30menit untuk menuju tempat bekerja yaitu sebanyak 112 pegawai atau sebesar 26% yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

(22)

Tabel 4.12 Kemauan pegawai berdasarkan waktu tempuh menuju tempat kerja pada saat ini

Waktu Tempuh Jumlah Responden Persentase

5-10menit 19 4%

10-15menit 172 39%

15-30menit 135 31%

>30menit 112 26%

Jumlah 438 100%

Sumber : kuisioner

Berdasarkan kuisioner, yang menanyakan kendaraan yang dipergunakan oleh pegawai untuk menuju tempat kerja. Sebagian besar pegawai PT. Krakatau Posco menggunakan kendaraan pribadi untuk menuju tempat bekerja. Pegawai yang menggunakan kendaraan pribadi untuk menuju tempat bekerja sebanyak 326 pegawai atau sebesar 74%. Namun masih ada pegawai yang mengandalkan kendaraan jemputan yang disediakan oleh pihak kantor, pegawai yang masih menggunakan kendaraan jemputan yang disediakan oleh pihak kantor sebanyak 112 pegawai atau sebesar 26%, yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.13 Kendaraan yang digunakan pegawai untuk menuju kantor Kendaran yang digunakan Jumlah Responden Persentase

Kendaraan Pribadi 326 74%

Jemputan Kantor 112 26%

Jemputan Pribadi (sewa) - -

Kendaraan Umum - -

Jumlah 438 100%

Sumber :Kuisioner

Berdasarkan hasil dari kuisioner, yang menyatakan jarak yang diinginkan oleh para pegawai untuk menuju tempat bekerja. Sebagian besar pegawai PT. Krakatau Posco menginginkan jarak maksimal untuk menuju tempat bekerja adalah 6Km dengan jumlah responden 182 jiwa atau 41%

dari total responden yang memilih.sedangkan yang paling sedikit oleh dipilih oleh para responden

(23)

adalah dengan jarak 3Km dan 4Km yang masing-masing dipilih oleh 33 responden atau dengan persentase 7%. Yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.14 Jarak yang diinginkan responden Jarak yang diinginkan (km) Jumlah responden Persentase

3 33 7,45%

4 33 7,45%

5 103 23,40%

6 182 41,49%

>7 89 20,21%

Jumlah 438 100%

Sumber : Kuisioner

Berdasarkan hasil kuisioner, yang menanyakan tipe rumah yang diinginkan oleh para pegawai PT. Krakatau Posco dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar pegawai menginginkan tipe rumah 21, yang dapat dilihat dari jumlah responden yang memilih tipe rumah 21 sebanyak 275 jiwa dengan persenntase 63%. hal tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.15 Tipe rumah yang diinginkan

Tipe Rumah Jumlah Responden Persentaase

Tipe 21 275 63%

Tipe 27 9 2%

Tipe 36 154 35%

Lain-lain - -

Jumlah 438 100%

Sumber : Kuisioner

Berdasarkan hasil kuisioner, yang menanyakan mengenai bentuk yang diinginkan oleh para pegawai PT. Krakatau Posco dapat ditarik kesimpulan bahwa seluruh kariawan yang bekerja di PT. Krakatau Posco seluruh pegawai menginginkan bentuk rumah tinggal yang ditawarkan berupa rumah tunggal, ini dapat diliah dari 438 pegawai seluruh nya memilih rumah tunggal, ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

(24)

Tabel 4.16 Bentuk rumah yang diinginkan

Bentuk Rumah Jumlah Responden Persentase

Rumah Tunggal 438 100%

Rumah Susun - -

Jumlah 438 100%

Sumber : Kuisioner

Berdasarkan hasil dari kuisioner yang diberikan kepada pegawi, yang menanyakan penghasilan rata-rata perbulan para pegawai PT. Krakatau posco dapat ditarik kesimpulan bahwa penghasilan rata-rata perbulan karyawan sebagian besar adalah sebesar Rp 3juta -3,5 juta perbulan. Ini dapat dilihat dari hasil kuisioner yang menunjukkan sebanyak 307 atau 70% pegawai PT.Krakatau Posco mendapat pendapatan perbulannya berkisar antara Rp 3 juta- Rp 3,5 juta. Namun masih terdapat pegawai yang mendapatkan gaji <1,5 juta ini dapat dilihat dari masih ada pegawai yang memilih sebanyak 13 pegawai atau sebesar 3% dari jumlah pegawai, yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.17 Pendapatan Rata-rata Perbulan Pendapatan Rata-rata

Perbulan

Jumlah Responden Persentase

<1.500.000 13 3%

1.500.000-2.000.000 31 7%

2.000.000-2.500.000 44 10%

2.500.000-3.000.000 44 10%

3.000.000-3.500.00 307 70%

Jumlah 438 100%

Sumber : Kuisioner

Berdasarkan hasil dari kuisioner yang menanyakan mengenai kesanggupan untuk membayar uang muka, pegawai PT.Krakatau Posco sebagian besar sanggup membayar uang muka rumah

>Rp 10.000.000 ini dapat dilihat dari total pegawai PT. Krakatau Posco sebanyak 401 kariawan mampu membayar nya dengan persentase 91%, sedangkan masih aja kariawan yang hanya mampu membayar uang muka <4.000.000 ini ditandai oleh masih adanya pegawai yang memilihnya sebesar 2% atau sebanyak 9 pegawai,yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

(25)

Tabel 4.18 Kesanggupan membayar uang muka Kesanggupan membayar

uang muka

Jumlah Responden Persentase

<4.000.000 9 2%

4.000.000-5.000.000 5 1%

5.000.000-8.000.000 19 4%

8.000.000-10.000.000 5 1%

>10.000.000 401 91%

Jumlah 438 100%

Sumber :kuisioner

Berdasarkan hasil dari kuisioner, sebagian besar pegawai PT. Krakatau Poscosanggup membayar angguran atau KPR sebesar Rp700.000-Rp900.000 ini dapat dilihat dari banyak nya pegawai yang memilih sebesar 94% atau sebanyak 410 pegawai yang sanggu membanyar. Akan tetapi masih terdapat pegawai yang hanya sanggup membayar angsuran atau KPR sebesar RP400.000 – Rp500.000 sebanyak 5 pegawai atau 1% dari total pegawai yang ada. Hal ini dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 4.19 Kemampuan pegawai berdasarkan angsuran atau KPR Biaya angsuran atau KPR Jumlah Pegawai Persentase

<400.000 - -

400.000-500.000 5 1%

500.000-700.000 19 4%

700.000-900.000 410 94%

>900.000 5 1%

Jumlah 438 100%

Sumber : Kuisioner

Referensi

Dokumen terkait

Pulau Sumatra memiliki sejumlah kota dengan lokasi pariwisata yang indah dan unik. Salah satunya adalah kota Jambi dengan lokasi pariwisata yang berdekatan satu

Posisi strategis pulau-pulau di wilayah Kabupaten Anambas dan Kabupaten Natuna tidak hanya menjadi pintu gerbang bagian utara Indonesia, tetapi juga memungkinkan

Sebagai pintu gerbang Indonesia bagian barat, Kota Medan adalah tempat yang strategis untuk pengembangan industri kreatif. Meski tidak seperti

58 perbatasan langsung dengan Kota Balikpapan, sebagai kota yang berdimensi jasa dan industri serta sebagai pintu gerbang provinsi Kalimantan Timur dengan keunggulan

pemerintah daerah sebagaimana tertuang dalam dokumen rencana strategis melalui 6 (enam) kebijakan strategis Kota Cilegon yang dikenal dengan nama Enam Pintu Gawe

Abstrak Jalur pelabuhan penyeberangan Merak yang menghubungkan pulau Jawa dan Sumatera serta berada di kota Cilegon Provinsi Banten dan juga merupakan penyeberangan tersibuk di

Terletak di ujung selatan dari Jalan Raya Lintas Sumatra, pelabuhan Bakauheni menghubungkan Pulau Sumatera dengan Pulau Jawa via Selat Sunda.Ratusan trip feri penyeberangan dengan 24

Rincian distribusi daerah panas bumi di Indonesia adalah sebagai berikut: Pulau Sumatra 101 lokasi, Pulau Jawa 75 lokasi, Pulau Bali 6 lokasi, Kepulauan Nusa Tenggara 34 lokasi, Pulau