• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGALAMAN PERAWAT DALAM MERAWAT PASIEN TOTAL CARE DI RUANG ICU RSUD DR. R. SOSODORO DJATIKOESOEMO BOJONEGORO

N/A
N/A
Syahri Muhairani

Academic year: 2023

Membagikan "PENGALAMAN PERAWAT DALAM MERAWAT PASIEN TOTAL CARE DI RUANG ICU RSUD DR. R. SOSODORO DJATIKOESOEMO BOJONEGORO"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA, Vol.12 No.2, Agustus 2022 E - ISSN: 2549-9327, P - ISSN : 2407-6309 111 PENGALAMAN PERAWAT DALAM MERAWAT PASIEN TOTAL CARE DI RUANG ICU

RSUD DR. R. SOSODORO DJATIKOESOEMO BOJONEGORO

Bayu Akbar Khayudin1 ISTeK ICsada Bojonegoro

Corresponding author E-mail : [email protected] Nurfain2

ISTeK ICsada Bojonegoro

Corresponding author E-mail : [email protected] Devi Retno Kusuma Hati3

ISTeK ICsada Bojonegoro

Corresponding author E-mail : [email protected] ABSTRAK

WHO melaporkan bahwa setiap tahunnya terdapat 9,8-24,6% pasien sakit kritis yang dirawat di ICU per 100.000 penduduk. Di Indonesia angka kematian di ICU mencapai 27,6%.

Tingginya prevalensi pasien kritis ini sejalan dengan berbagai permasalahan yang ada di ICU untuk diselesaikan, sehingga kematian terjadi setiap tahunnya. Pasien yang di rawat di ICU pada umumnya adalah pasien kritis atau total care yang memiliki tingkat kebutuhan berbeda-beda.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman perawat dalam merawat pasien total care di ruang ICU RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro. Desain penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam dengan tatap muka, yang melibatkan 9 partisipan perawat yang berada di Ruang ICU RSUD Dr.R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan teknik Colaizzi yaitu proses koding dan sistematik. Hasil dari penelitian ini mendapatkan 8 tema. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu dalam melakukan perawatan pada pasien dengan total care perawat memberikan asuhan keperawatan dengan melakukan pemenuhan kebutuhan dasar manusia hingga kebutuhan medis, dalam melakukan perawatan perawat mengalami hambatan berupa kurangnya sarana prasarana dan kurangnya tenaga perawat yang menyebabkan beban perawat meningkat, sehingga perawat beharap agar mendapatkan penamabahan pada tenaga perawat dan sarana prasarana tercukupi. Saran bagi peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian terkait hubungan peningkatan beban kerja perawat dikarenakan kurangnya tenaga perawat

Kata Kunci : Ruang ICU, Perawatan, Total Care ABSTRACT

WHO reports that annually there are 9.8-24.6% of critically ill patients admitted to the ICU per 100,000 population. In Indonesia, the mortality rate in the ICU reaches 27.6%. The high prevalence of critical patients is in line with the various problems that exist in the ICU to be resolved, so that deaths occur every year. Patients who are treated in the ICU are generally critical or total care patients who have different levels of needs. The purpose of this study was to determine the experience of nurses in treating total care patients in the ICU room of RSUD Dr. R.

Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro. This research design uses a qualitative method with a phenomenological approach. The data collection used in-depth interviews with face-to-face methods, which involved 9 nurse participants who were in the ICU Room of RSUD Dr.R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro. Data analysis in this study used the Colaizzi technique, namely the coding and systematic process. The results of this study get 8 themes. The conclusion of this study is that in caring for patients with total care nurses provide nursing care by fulfilling basic human needs to medical needs, in carrying out nursing care, nurses experience obstacles in the form of lack of infrastructure and lack of nurses which causes the burden of nurses to increase, so nurses hope in order to get additional nursing staff and adequate infrastructure. Suggestions for further researchers are expected to conduct research related to the relationship between increasing the workload of nurses due to the lack of nurses

(2)

Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA, Vol.12 No.2, Agustus 2022 E - ISSN: 2549-9327, P - ISSN : 2407-6309 112 Keywords : ICU Room, Nursing, Total Care

PENDAHULUAN

World Health Organization (WHO ) tahun 2016 melaporkan bahwa setiap tahunnya terdapat 9,8-24,6% pasien sakit kritis yang dirawat di ICU per 100.000 penduduk. Hasil penelitian Hoffman & Needham (2013) dalam Suwardianto, H. (2019) juga menunjukkan terdapat 476. 862 pasien (60%-80% dari total pasien kritis di ICU) dengan 30% diantaranya tidak dapat kembali bekerja (non produktif) karena kehilangan kekuatan otot sebanyak 1 % -2%

setiap hari setelah pasien keluar dari ICU.

Tingginya prevalensi pasien kritis ini sejalan dengan berbagai permasalahan yang ada di ICU untuk diselesaikan, sehingga kematian terjadi setiap tahunnya akibat penyakit kritis hingga kronis di dunia meningkat sebesar 1,1-7,4 juta orang setiap tahunnya. Di Indonesia angka kematian di ICU mencapai 27,6% (Suwardianto, 2019) Sedangkan pasien yang dirawat di ICU RSUD Dr. R.

Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro pada tahun 2021 terdapat sejumlah 601 pasien dengan penyakit yang berbeda,dan angka kematian pada pasien yang dirawat sebanyak 141 pasien dalam kurun waktu satu tahun.

Pasien kritis di unit perawatan intensive (ICU) memiliki perawatan yang berbeda dengan perawatan pada pasien di ruang rawat inap lainnya, dilihat dari karateristik pasien, kondisi kritis, lingkungan, peralatan medis tertentu yang sesuai dengan kebutuhan pasien, serta kebutuhan biologis, psikologis, dan sosial (Lukmanulhakim, L., Afriyani, A., & Haryani, A. 2019). Menurut Kisorio, et. al (2016) dalam penelitiannya mengatakan permasalahan pasien total care di ICU yaitu kurangnya pemenuhan kebutuhan psikologis. Pasien total care menyebabkan perubahan fisik sehingga akan terjadi kecemasan, dan ada perasaan takut dari keluarga bahwa hidup pasien bisa terancam (Bahrudin, 2020).

Perawat ICU memiliki resiko mengalami stress, hal ini disebabkan karena beberapa hal seperti, tuntutan untuk memberikan layanan pada pasien kritis, jam kerja yang panjang, hubungan emosional dengan pasien, pasien overlood, masalah pada manajemen, hingga masalah personal (Suryanto, 2018). Kurangnya tenaga perawat dapat menyebabkan beban kerja pada perawat menjadi tinggi atau berlebih

hingga menyebabkan kelelahan pada perawat Nurjanah, Sakkah, & Paridah, (2017)

Peneliti melakukan studi pendahuluan di Ruang ICU RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro didapatkan hasil wawancara oleh dua orang perawat, dimana hasil wawancara tersebut menjelaskan bahwa pengetahuan dan kompetensi serta pengalaman dapat berpengaruh pada saat melakukan perawatan pada pasien, tidak hanya itu perawat di ruang ICU sudah memiliki sertifikat seperti ICU dasar, sertifikat BTCLS, sertifikat ACLS dan sertifikat pendukung lainnya. Perawat mengatakan pengalaman mereka pada saat melakukan perawatan dikatakan sudah cukup bagus hanya saja memiliki kendala di kurangnya tenaga perawat, sehingga terkadang meminta bantuan pada keluarga pasien untuk melakukan tindakan yang dirasa diperlukan. Selain itu, perawat selalu optimis saat melakukan perawatan pada pasien. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk mengetahui pengalaman perawat ICU saat melakukan perawatan pada pasien total care

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.

Informan dalam penelitian ini berjumlah 9 partisipan perawat ICU RSUD Dr R Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro, dengan menggunakan teknik purposive sampling. Kriteria inklusi yaitu perawat ICU yang memiliki pengalaman merawat pasien total care. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam melalui tatap muka, dan melakukan observasi secara bersamaan. Proses Analisa data menggunakan teknik Colaizzi (Afiyanti & Rachmawati 2014).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari penelitian ini menghasilkan 8 tema

Tema 1 : Memberikan Asuhan Keperawatan Kepada Pasien Total Care

Kebutuhan pasien diberikan dengan menggunakan asuhan keperawatan

“Untuk selama ini kita memberikan asuhan keperawatan untuk kebutuhan

(3)

Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA, Vol.12 No.2, Agustus 2022 E - ISSN: 2549-9327, P - ISSN : 2407-6309 113 makanan kita bisa, untuk kebersihan pasien

juga kita lakukan (P4)”

Iya jadi memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh yang saya bilang, bukan hanya pada kebutuhan dasar, selain itu juga harus ada kebutuhan sikologi yang menyangkut itu tadi rohani, sebagai perawat harus bisa selain fisik, ya juga mental diperlukan (P7)”

Pemberian asuhan keperawatan pada pasien yaitu merupakan suatu proses keperawatan dalam suatu pendekatan pemecahan masalah yang ada pada pasien sehingga dalam pelaksanaan asuhan keperawatan harus ada pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Asuhan keperawatan berbeda dengan medis, yang dalam hal ini merupakan tindakan keperawatan mandiri yang terpisah dari tindakan medis yang akan dilakukan pada pasien. Tujuan asuhan keperawatan itu sendiri adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan yang bermutu dengan indikator bahwa semua masalah yang berkaitan dengan kebutuhan dasar manusia teratasi.

(Budiono & Pertami, 2016)

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang berada di ruang ICU diperlukan sifat caring untuk memenuhi kebutuhan pasien mulai dari personal hygine, makan, minum, BAB/BAK, hingga pada kebutuhan spiritual nya. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Asmuji dan Rohmah (2010) dalam (Firmansyah, Noprianty, & Karana, (2019) perilaku caring dalam pemberian asuhan keperawatan merupakan upaya dalam pemenuhan kebutuhan pasien mulai dari perawat memberi kebutuhan dasar manusia, dimana unsur-unsur yang dibutuhkan manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologi maupun pskologis seperti makan, minum,berpakaian, istirahat,

BAK, BAB dan rasa aman dan perlindungan diri.

Perawat memberikan asuhan keperawatan pada pasien total care yang berada di ICU dengan cara memenuhi kebutuhan dasarnya seperti makan, minum, kemudian personal hygine, setelah itu di dampingi dengan kebutuhan medis yang diperlukan berupa pengobatan yang sesuai dengan kondisi pasien, hal ini dikarenakan pasien total care merupakan keadaan dimana seseorang memerlukan bantuan untuk memenuhi kebutuhannya secara

keseluruhan, mulai dari makan, minum, hingga kebersihan dirinya dibantu, hal ini dikarenakan pasien dengan total care tidak dapat memenuhi atau melakukan kegiatannya secara mandiri sehingga memerlukan bantuan secara menyeluruh pada perawat.

Tema 2 : Memberikan Edukasi Kepada Keluarga Pasien Terkait Kondisi Dan Tindakan Yang Akan Diberikan Kepada Pasien

Penjelasan edukasi diberikan pada keluarga terkait kondisi dan tindakan yang akan dilakukan pada pasien

Setiap keluarga pasien kan cemas dia gak tau soalnya pendekatan emosionalnya seperti banyak menjelaskan, supaya tau, kalau enggak tau malah nanti jadi komplen menenangkan keluarganya. Kondisinya kan terminal atau kritis kita harus menjelaskan untuk memenenangkan keluarganya (P3)”

Kita memberitahu dan menjelaskan kondisi pasien ataupun tindakan yang akan dilakukan kita beri tau ke keluarga pasien (P8) ”

Peran perawat sebagai educator atau pendidik itu adalah membantu meningkatkan pemahaman klien di hal kesehatan , gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan sehingga terjadi perubahan perilaku klien setelah Pendidikan kesehatan yang dilakukan (Putri, 2014). Dalam pemberian edukasi pada keluarga pasien dapat membantu meningkatkan pemahaman atau pengetahuan keluarga pasien terkait kondisi dan tindakan yang akan di berikan pada pasien, seperti pemberian obat atau tindakan yang lainnya.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Nabila, S. M., Irianti, I. S., &

Salsabila (2021) yang menyatakan bahwa memberikan edukasi dapat menambah pengetahuan, dan dengan bertambahnya pengetahuan akan merubah suatu perilaku.

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan atau perilaku seseorang (Fitriani, 2011).

Pemberian edukasi yang baik sesuai kompetensi perawat kepada keluarga pasien dilakukan sesuai dengan kewajiban dan ranah perawat. Edukasi diberikan pada keluarga pasien yang berada di ICU, karena pasien sedang menjalani perawatan kritis namun keluarga tidak dapat mendampinginya, sehingga akan menimbulkan kecemasan pada keluarga.

(4)

Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA, Vol.12 No.2, Agustus 2022 E - ISSN: 2549-9327, P - ISSN : 2407-6309 114 Edukasi yang biasa diberikan kepada

keluarga terkait pasien di ICU yaitu seperti penjelasan terkait bagaiman kondisi pasien saat ini dan tindakan yang akan dilakukan pada pasien saat ini hingga seterusnya jika tindakan tersebut memiliki jangka panjang, dimana perlu diketahui bahwa pasien dengan total care yang berada di ICU memiliki perawatan dengan jangka waktu yang panjang atau lama, tergantung pada kondisi pasien setiap harinya.

Tema 3 : Berkolaborasi Dengan Tim Kesehatan Yang Lain

Menyadari bahwa diperlukannya kolaborsi bersama tim kesehatan yang lain

Kalo kolaborasi dengan tim lain seperti, tim medis, gizi, farmasi, guna untuk menunjang keberhasilan dalam keperawatan pada pasien secara maksimal (P7)”

Oh iya,, karna di ICU itu kan banyak sekali bidang profesi ya, yang ada di dalam ICU yang melakukan perawatan kepada pasien. Jadi kita itu melakukan kolaborasinya ee dengan nutrisionis atau gizi

kolaborasi dengan fisioterapis jadi misalnya pasien struk yang gak sadar, butuh latihan dan lain-lain, nah itu kita konsulkan (P1)”

Kolaborasi dalam dunia kesehatan khusunya perawat memiliki peran yaitu bekerja sama dengan tim kesehatan yang meliputi tenaga kesehatan seperti, dokter, perawat, gizi, radiologi, lab, farmasi, dan lain sebagainya. Bersama-sama dalam upaya untuk meningkatkan pelayanan keperawatan untuk klien. Upaya yang dapat dilakukan yaitu mulai dari diskusi untuk menerapkan pelayanan yang tepat. Itulah sebabnya perawat tidak dapat menerapkan peran ini jika tidak bekerjasama dengan tim kesehatan lainnya. (Putri, 2014).

Penelitian yang dilakukan oleh Edi Dharmana, dkk. (2018) menyatakan bahwa kolaborasi antara tenaga kesehatan dalam pendekatan terkoordinasi sebagai pengambilan keputusan tentang masalah kesehatan untuk memastikan bahwa perawatan yang diberikan dapat diandalkan dan berkelanjutan sehingga perawatan yang diberikan kepada pasien tetap optimal dan dampak buurk pada kesehatan pasien dapat berkurang. (Ita, Pramana, & Righo, 2021)

Dalam sebuah asuhan keperawatan tidak lepas dari yang namanya kolaborasi bersama dengan tim kesehatan yang

lainnya, mulai dari dokter seperti dalam melakukan konsultasi terkait kondisi paien untuk diberikan terapi dalam pengboatan seperti apa dan memberi masukan atau sesuatu yang harus dilakukan selanjutnya terkait kondisi pasien

Tema 4 : Tindakan Pencegahan Resiko Jatuh

Upaya pencegahan resiko jatuh

Kalau resiko jatuh mulai dari identifikasi, pengkajian itu mulai dari pengkajian awal, pengkajian lanjutan, ada disini setiap hari, ada pengkajian resiko jatuh awal sampai setiap hari terus dari penerapan pencegahane mulai dari pemasangan iku tanda segitiga kuning, dari gelang, gelang pun ada dua kayak di kasih stiker sama gelang kuning khusus kayak gitu (P5)”

Keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat perawatan pasien lebih aman termasuk penilaian risiko, identifikasi dan pengelolaan hal-hal yang terkait dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan untuk belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan risiko dan mencegah cedera, yang disebabkan oleh kesalahan sebagai akibat dari mengambil tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian dan kondisi yang tidak disengaja menyebabkan cedera yang dapat dicegah pada pasien. Sembiring, (2020) dalam Sukma &Asmirajanti (2021).

Berdasarkan hasil penelitian Iriyanto Pagala, Zahroh Shaluhiyah, (2017), Putri, (2017), Jati, (2018). Standar Operasional Prosedur pasien jatuh dilakukan pada saat perawat memberikan asuhan keperawatan seperti melakukan pengkajian awal pasien masuk rumah sakit yang terdiri dari mengidentifikasi pasien berisiko jatuh dengan More For Scal kemudian menentukan tingkat risiko pasien jatuh (rendah, sedang, tinggi), kemudian dilakukan asesmen ulang setiap perubahan perbaikan, serta pemasangan stiker pasien yang berisiko jatuh pada pergelangan tangan pasien untuk mengetahui pasien mana yang berisiko jatuh (Ginting, 2019).

Keselamatan bagi pasien merupakan salah satu prioritas bagi suatu pelayanan kesehatan, dimana dalam hal ini tidak hanya menyangkut nayawa seseorang melainkan dapat meningkatkan suatu mutu pelayanan

(5)

Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA, Vol.12 No.2, Agustus 2022 E - ISSN: 2549-9327, P - ISSN : 2407-6309 115 sebuah fasilitas kesehatan. Salah satu

keselamatan pasien yang perlu di perhatikan adalah resiko terjadinya jatuh pada pasien, sehingga perlu dilakukan upaya dalam pencegahan resiko jatuh.. Tindakan dalam upaya pencegahan resiko jatuh sendiri perlu dilakukan guna untuk mencegah atau meminimalisir terjadinya kejadian resiko jatuh pada pasien total care di ICU. Dalam upaya pencegahan perawat biasa melakukan pengkajian terlebih dahulu, dalam melakukan pengkajian perawat dapat mengkaji melalui keluarganya seperti bertanya pada keluarga apakah pasien memiliki riwayat pernah jatuh atau tidak, dan seterusnya hinga ke pengkajian More For Scale, menentukan tingkat risiko pasien jatuh ( rendah, sedang, tinggi), kemudian perawat ICU memasangkan tanda resiko jatu pada tempat tidur pasien, dan juga gelang penanda pada pasien bahwa pasien memiliki resiko jatuh, agar keluarga dan semua perawat mengetahui bahwa pasien memiliki riwayat atau resiko jatuh.

Tema 5 : Memenuhi Kebutuhan Dasar Manusia Pada Pasien Total Care

Upaya perawat untuk memenuhi kebutuhan KDM pasien total care

Pemenuhan kebutuhan dasar seperti memandikan, terus kemudian eee,, personal hygine nya kayak gimana, terus apa,, eee,, intinya kebutuhan-kebutuhan dasar dari pasien itu, kemudian juga kebutuhan atau pemenuhan secara terapi medisnya itu kita yang melakukan (P1) ”

Ya sesuai dengan itu nya ada kebutuhan dasar manusianya, mulai dari kebutuhan dasar manusianya kita cukupi, seperti dia butuh apa ya,, ee seperti memandikan psien kita kan setiap pagi melakukannya supaya terjaga kesegaran tubuhnya (P2)”

Pada dasarnya manusia memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi setiap harinya, manusia memiliki lima kebutuhan dasar yaitu kebutuhan fisiologis atau biologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan mencintai dan dicintai, kebutuhan akan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri.

Kelima kebutuhan tersebut digambarkan dalam bentuk hierarki yang sering dikenal dengan hierarki kebutuhan Maslow.

(Budiono & Pertami, 2016). Sedangkan menurut Jean Watson dalam membantu kebutuhan dasar manusia, terdapat kebutuhan biofisik, psikofisik, psikososial,

dan interpersonal dari dirinya sendiri dan juga pasien, dalam hal ini kebutuhan yang paling mendasar yang perlu diberikan terlebih dahulu seperti kebutuhan biofisik yang paling mendasar. (Alligood, 2017)

Tindakan preventif dalam upaya mempertahankan kesehatan yang dapat dilakukan adalah perawat memberikan kebutuhan dasar manusia, dimana unsur- unsur yang dibutuhkan manusia dalam menjaga keseimbangan fisiologis dan psikologis seperti makan, minum, berpakaian, istirahat, buang air kecil, buang air besar dan rasa aman dan perlindungan diri (Firmansyah, Noprianty, & Karana, 2019). Penelitian yang dilakukan oleh Elisabet, E., Dedi, B., & Sinaga, H. (2019) juga mengungkapkan perawat bersedia dalam memberikan kebutuhan dasar pada pasien setiap harinya, seperti pemberian obat, cairan dan nutrisi yang cukup pada pasien ketika mereka bertugas disetiap harinya saat melakukan pelayanan.

Selain itu perawat di ICU juga memenuhi kebutuhan pasien berupa kebutuhan spiritual, yang dimana ini ada keterkaitannya dengan keyakinan yang dianut pasien dan dapat menenangkan pasien dan mengurangi kecemasan pada pasien. Hal ini didukung dengan hasil penelitian Purwaningsih, R. Asmaningrum, N &

Wantiyah (2017) tentang hubungan pemenuhan kebutuhan spiritual pada klien rawat menunjukkan bahwa nilai p = 0,011 dan α = 0,05 ada hubungan antara perilaku caring perawat dengan 76 pemenuhan kebutuhan spiritual. Perilaku caring perawat dipersepsikan memuaskan (93,2%) dan kebutuhan spiritual dirasakan cukup (75,7%).

Kebutuhan dasar merupakan suatu hal yang mendasar untuk dipenuhi oleh perawat saat memberikan suatu asuhan keperawatan, seperti yang diketahui bahwa pasien dengan total care sendiri tidak dapat memenuhi kebutuhannya sehingga memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya, orang lain dalam hal ini adalah perawat. Dimana dalam pemenuhan kebutuhan dasar untuk pasien total care mulai dari memberi kebutuhan seperti makan, minum, hingga personal hygine, setelah itu didampingi oleh memberikan kebutuhan medis seperti obat- obatan yang diperlukan pasien. Selain kebutuhan seperti makan dan minum hingga lainnya, pasien dengan total care juga

(6)

Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA, Vol.12 No.2, Agustus 2022 E - ISSN: 2549-9327, P - ISSN : 2407-6309 116 memerlukan kebutuhan berupa spiritual,

dikarenakan pasien yang di rawat di ruang ICU merupakan pasien dengan kondisi yang paliatif atau dalam kondisi kritis. Hal ini dapat membantu pasien maupun keluarga unukj tetap yakin dengan kesembuhan atau menjadikan motivasi agar selalu berfikir positif untuk kesembuhan pasien.

Tema 6 : Kurangnya Tenaga Perawat Mengalami beberapa hambatan saat melakukan perawtan pada pasien karena kurangnya tenaga perawat.

Tenaga nya yang kurang ya, karna kan sebenernya satu banding satu, jadiu kam ribetnya buikan main yang dinas Cuma tiga, trus pasiennya kan 12 jdi gag sebanding (P8) ”

Kadang-kadang kalau melakukan total care dengan tenaga di icu yang kalu sesuai perhitungan tenaganya bener-bener kurang. (P9)”

Kurangnya tenaga perawat di ICU dapat menyebabkan perawatan pada pasien yang kurang maksimal, hal ini dikarenakan yang seharusnya perawatan pada pasien dengan total care yaitu perbandingan 1 banding satu dimana dalam hal ini kurang memadai dikarenakan jumlah tenaga perawat ICU saat ini berjumlah 13 orang dan total pada pasien secara keseluruhan berjumlah 12 orang, ini berbanding terbalik dengan kebutuhn pasien dan perawat, dimana hal ini dapat menyebabkan beban kerja perawat yang meningkat. Menurut perhitungan Gilles tenaga di ruang ICU RSUD Dr R Sosodro Djatikoesoemo Bojonegoro membutuhkan tenaga perawat kurang lebih 21 orang diruang ICU, dan kebutuhan tenaga perawat perharinya yaitu 14 orang, sedangkan di ICU hanya memiliki jumlah tenaga perawat 13 orang. Oleh sebab itu kekurangan perawat dapat menyebabkan perawatan yang kurang maksimal

Tema 7 : Merasa Beban Perawat Meningkat Di Karenakan Jumlah Tenaga Perawat Yang Kurang

Menyadari bahwa beban kerja perawat dapat meningkat dikarenakan jumlah tenaga yang kuran

Beban kerja lebih dengan istilahnya dengan jumlah tenaga kurang (P1)”

Beban kerja bertambah karna kan tenaga perawat juga kurang (P9) ”

Kurangnya tenaga perawat dapat menyebabkan meningkatnya beban kerja perawat, sehingga akan berdampak pada penurunan kualitas kerja atau suatu pelayanan dalam kesehatan sehingga perawatan pada pasien belum maksimal, sehingga dapat berdampak buruk pada kesehatan pasien. Perhitungan beban kerja perawat berdasarkan jumlah tenaga perawat menurut perhitungan Gilles tenaga di ruang ICU RSUD Dr R Sosodro Djatikoesoemo Bojonegoro membutuhkan tenaga perawat kurang lebih 21 orang diruang ICU, dan kebutuhan tenaga perawat perharinya yaitu 14 orang, sedangkan di ICU hanya memiliki jumlah tenaga perawat 13 orang. Oleh sebab itu kurangnya tenaga perawat dapat menyebabkan beban kerja yang meningkat.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurjanah, Sakkah, & Paridah, (2017) dimana dalam penelitiannya mengatakan bahwa kurangnya tenaga perawat dapat menyebabkan beban kerja pada perawat menjadi tinggi atau berlebih.

Tema 8 : Penambahan Perawat dan Sarana Prasarana

Perawat berharap agar terdapat penambahan pada jumlah perawat dan sarana prasarana agar dapat memberikan perawatan secara maksimal

Ditambah lagi Sarana prasarananya di ICU itu paling gak mendekati idealnya sesuai dengan aturannya, terus tenga tim diperawatan ICU juga ideal itu harapannya.

(P1) ”

Dalam melakukan perawatan pada pasien, perawat memiliki harapan untuk adanya penambahan tenaga perawat, agar lebih memudahkan dan dapat memaksimalkan suatu tindakan pada pasien, sehingga beban perawat yang awalnya meningkat dapat berkurang sedikit- demi sedikit. Hal ini dilakukan dimana, jumlah tenaga perawat yang kurang serta sarana dan prasarana yang minim dapat mengakibatkan kurang maksimalnya suatu tindakan keperawatan pada pasien total care. Hal ini dikarenakan pada saat melakukan perawatan pada pasien dengan total care sendiri memerlukan waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan paien yang bukan total care.

KESIMPULAN

Dalam merawat pasien total care perawat memberian asuhan keperawatan dengan

(7)

Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA, Vol.12 No.2, Agustus 2022 E - ISSN: 2549-9327, P - ISSN : 2407-6309 117 melakukan pemenuhan pada kebutuhan

dasar hingga pada kebutuhan medis pasien.

Selain itu dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien total care dibutuhkan jumlah tenaga yang sesuai dengan kebutuhan perawatan total care, sehingga perawat perharap agar terdapat penambahan pada jumlah perawat.

SARAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur serta refleksi diri tentang pengalaman perawat saat melakukan perawatan pada pasien total care. Dan dapat menjadi sumber rujukan untuk peneliti selanjutnya

DAFTAR PUSTAKA

Afiyanti, Y. & Rachmawati, I. N., 2014.

Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Riset Keperawatan. Depok:

Pt Rajagrafindo Persada.

Alligood, M. R., 2017. Pakar Teori Keperawatan Dan Karya Mereka. 8 Ed. S.L.:S.N.

Anugerah, A., & Khayudin, B. A. (2019).

Konsumsi Obat Herbal Pada Pasien Hemodialisa Di RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro. Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA, 9(2), 80-84.

Bachrudin, M., 2020. Kebutuhan Pasien Di Ruang Perawatan Intensif Ditinjau Dari Sudut Pandang Keluarga.

S.L.:Grup Penerbit Cv Budi Utama.

Budiono & Pertami, S. B., 2016. Konsep Dasar Keperawatan. Surabaya (Jawa Timur): Sinar Grafika Offset.

Efendi, Y., Khayudin, B., & Julianto, E.

(2020). SAMA RASA DEBAR (Sehat Bersama Masyarakat Sadar Demam Berdarah). Jurnal Humanis (Jurnal Pengabdian Masyarakat STIKes ICsada Bojonegoro), 5(1), 37-41.

Firmansyah, C. S., Noprianty, R. & Karana, I., 2019. Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Teori Jean Watson Di Ruang Rawat Inap. Jurnal Kesehatan Vokasional, 22 Januari, 4(1), Pp. 33-48.

Ita, K., Pramana, Y. & Righo, A., 2021.

Implementasi Interprofessional Collaboration Antar Tenaga Kesehatanyang Ada Di Rumah Sakit. Jurnal Proners, July.

Khayudin, B. (2015). Pengaruh Penyuluhan Terhadap Respon Psikososial Keluarga Pasien Yang Di Rawat Di Ruang Icu Rsud Sosodoro Djatikoesomo Bojonegoro. Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA, 1(1), 22-26.

Khayudin, B. A., & HS, A. A. (2022).

Pengalaman Praktikan Ners Terhadap Proses Pembelajaran Praktik Profesi Ners Masa Pandemi Covid-19 STIKes ICsada Bojonegoro. Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA, 12(1), 60-64.

Khayudin, B. (2019). Pendidikan Prehospital

“First Aid” Keluarga Dengan Pendekatan Keluarga Binaan Di Desa Sumberagung Kecamatan

Dander Kabupaten

Bojonegoro. Jurnal Humanis (Jurnal Pengabdian Masyarakat Stikes Icsada Bojonegoro), 3(1), 20-24.

Lukmanulhakim, L., Afriyani, A. & Haryani, A., 2019. Caring Efficacy And Nurse Caring Behavior In Taking Care Of Critical Patients. Jurnal Ners, April, Volume 14, Pp. 55-61.

Nabila, S. M., Irianti, I. S., Salsabila, S., Hamidah, A., Rahmawati, F., Faizin, M. K., ... & Rahem, A. (2021).

Pengaruh Pemberian Edukasi Terhadap Pengetahuan Keluarga Terkait Dagusibu Antibiotik Di

Daerah Surabaya Dan

Sidoarjo. Jurnal Farmasi Komunitas, 8(2), 38-44.

Ns Asri Kusyani, M. K., & Kep, N. B. A. K.

M. ASUHAN KEPERAWATAN STROKE untuk mahasiswa dan perawat profesional. GUEPEDIA Nurjanah, S., Sakka, A., & Paridah. (2017,

Januari). Analisis Beban Kerja Tenaga Perawat Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah (Rsud) Kota Kendari Tahun 2016.

JIMKESMAS Jurnal Ilmiah

(8)

Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA, Vol.12 No.2, Agustus 2022 E - ISSN: 2549-9327, P - ISSN : 2407-6309 118 Mahasiswa Kesehatan Masyarakat,

2(5), 1-11. Retrieved Juli 17, 2022,

From HYPERLINK

"Https://Www.Neliti.Com/Publicatio ns/186577/Analisis-Beban-Kerja- Tenaga-Perawat-Di-Instalasi- Rawat-Inap-Rumah-Sakit-Umun- Dae"

Https://Www.Neliti.Com/Publication s/186577/Analisis-Beban-Kerja- Tenaga-Perawat-Di-Instalasi- Rawat-Inap-Rumah-Sakit-Umun- Dae

Nursalam, 2017. Manajemen Keperawatan.

5 Ed. Jakarta: S.N.

Pratiwi, L. A., Yetti, K. & Mashudi, D., 2020.

Optimalisasi Supervisi Pemberian Edukasi Pasien Dan Keluarga Pada Rumah Sakit Di Jakarta Selatan.

Dunia Keperawatan: Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan, July, 8(1), Pp. 231-242.

Putri, A. A., 2016. Strategi Budaya Crakter Caring Of Nursing. Bogor: Penerbit In Media.

Sukma, M. C. & Asmirajanti, M., 2021.

Penerapan Keselamatan Pasien Oleh Perawat Dalam Pencegahan Resiko Jatuh Di Rumah Sakit. The 1st National Nursing Conference Universitas Esa Unggul “Building Capacity Of Multidisciplinary Research To Develop Homecare Services”, 27-28 September.Pp. 58- 70.

Suryanto , A. P., 2018. Efektivitas Stress Inoculation Training Untuk Menurunkan Stres Pada Perawat Intensive Care Unit (Icu). Doctoral Dissertation, Universitas Airlangga.

S Suwardianto, H. & Sari, D. A. K. W., 2019.

Sleep Hygine, Strategi Mengurangi Nyeri Pada Pasien Kritis. s.l.:Chakra Brahmanda Lentera.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui hubungan kinerja perawat pada penerapan model asuhan keperawatan tim dengan tingkat kepuasan pasien di Ruang Dahlia RSUD Ngudi

Dari hasil penelitian yang diperoleh peneliti, menurut ketujuh partisipan mengenai persepsi keluarga pasien terhadap perilaku caring perawat di ruang ICU terdapat empat tema

Moewardi Surakarta sebagian besar 1- 5 tahun, (3) respon tindakan perawat pada personal hygiene pasien total care di ruang intensive RSUD Dr. Moewardi Surakarta sebagian

Hubungan karakteristik perawat dengan penerapan peran perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan di ruang rawat inap RSD Raden Mattaher Jambi.. Skripsi STIKES

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA Ny.S DENGAN INFARK MIOCARD AKUT (IMA) DI RUANG INTENSIVE CARE.. UNIT (ICU) RUMAH SAKIT SITI KHADIJAH

Berdasakan hasil penelitian yang didapatkan bahwa nilai perilaku caring yang tinggi pada setiap perawat yang telah diberikan kepada pasien akan berpengaruh pada nilai kualitas asuhan

x ABSTRAK Nama : Dinasari NIM : 70900120025 Judul : Analisis Asuhan Keperawatan Pencegahan Dekubitus Pada Pasien Post Operasi Laparascopic Cholecystectomy Dengan Intervensi Posisi

PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan di ruang intensive care unit Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi dengan 51 responden, diketahui bahwa terdapat hubungan