• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN SEBUAH MESIN DIGESTER YANG DIPERGUNAKAN PADA PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS 10 TON TBS/JAM

N/A
N/A
Putra Petir

Academic year: 2023

Membagikan "PERANCANGAN SEBUAH MESIN DIGESTER YANG DIPERGUNAKAN PADA PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS 10 TON TBS/JAM "

Copied!
70
0
0

Teks penuh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Pada kesempatan kali ini penulis memilih judul “Rancang Bangun Mesin Fermentasi yang Digunakan pada Pabrik Kelapa Sawit Kapasitas 10 Ton TBS/Jam”. Ayah dan Ibu tercinta serta seluruh keluarga yang selalu membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Salah satunya adalah “Perencanaan Mesin Digester Kapasitas 10 Ton TBS/Jam Sebagai Alat Pengolahan Pada Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit”. Digester digunakan untuk membantu pengolahan dan pencampuran buah sawit menjadi minyak sawit mentah (CPO). Digester yang direncanakan akan digunakan untuk mencacah sekaligus mengaduk bahan berupa buah-buahan yaitu buah sawit yang telah matang pada cooking station kemudian dilakukan proses selanjutnya.

Karena luasnya permasalahan dalam rencana ini, maka perlu dilakukan pembatasan terhadap rencana yang akan dibahas, yaitu. Metode perencanaan yang digunakan berupa studi lapangan di Pabrik Kelapa Sawit (PKS), serta dilengkapi dengan studi literatur dan referensi lainnya dengan menjelaskan dasar teori dan rumus terkait perhitungan yang dilakukan.

Pengertian Digester

Untuk mencapai hasil yang baik, perlu dipahami pulp dan komposisinya yang ditunjukkan pada Gambar 2.1 di atas. Ketebalan daging buah yang cukup baik (normal) bervariasi antara 2 sampai 8 mm tergantung jenis buahnya. Tujuan utama dari proses pengadukan adalah menyiapkan pulp untuk pengepresan sehingga minyak dapat dengan mudah dipisahkan dari pulp dengan kehilangan yang minimal.

Penelitian terhadap kondisi diatas sangatlah penting, dimana sebagian besar diperoleh dari penglihatan dan pengamatan terhadap minyak yang berasal dari bejana pencampur. Jika reaktor hanya terisi 75%, tekanan yang dihasilkan oleh berat bahan pengisi itu sendiri akan meningkatkan gaya gesek yang diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal. Periode pengadukan yang dialami reaktor sebelum dipadatkan atau ditekan juga merupakan faktor penting dalam memenuhi persyaratan pencampuran yang baik.

Oleh karena itu, gabungan kedua faktor di atas dapat disimpulkan bahwa isi reaktor dan lama pengadukan harus diusahakan sedapat mungkin dipenuhi secara bersamaan.

Prinsip Kerja Mesin Digester

Poros perantara Sekrup dengan mur Flensa konsol Jaket bantalan Sekrup dengan mur Sekrup kopling dengan mur Glaswoll. Di dalam pencerna, buah atau buah lepas yang sudah terisi penuh diputar atau diaduk dengan bantuan pisau atau lengan pengarah panjang yang dipasang pada poros II, sedangkan pisau bagian bawah berfungsi sebagai pelempar atau pelempar buah dari pencerna ke mengeluarkan reaktor. sekrup tekan Digester juga dilengkapi dengan sudu tetap (wall blade) yang berfungsi sebagai penahan (stator), sedangkan sudu yang berputar berfungsi sebagai rotor.

Dengan adanya pisau pencampur dan pisau tetap maka buah yang masuk akan pecah dan terbelah, membuka susunan daging buah serta melunakkan buah secara sempurna karena adanya uap panas (steam).

Gambar 2.2  Mesin Digester
Gambar 2.2 Mesin Digester

Daya Motor Penggerak

Untuk mencari gaya patah telapak tangan, hasil perkalian antara kekerasan telapak tangan dengan luas permukaan pisau total, dari data yang diperoleh nilai tekanan telapak tangan adalah 0,255 (kg/cm2). Volume lengan kendali, poros dan dinding sudu diasumsikan 0,1 m3 sehingga volume pencerna m3 maka kepadatan buah adalah.

Gambar 3.1 Jenis pisau yang digunakan pada digester
Gambar 3.1 Jenis pisau yang digunakan pada digester

Perhitungan Sabuk dan Puli

Untuk menentukan faktor koreksi (fc), lihat tabel 3.2, dimana rencana jumlah jam mesin pencampur per hari adalah 8-10 jam. Torsi puncak 200% Torsi puncak > 200% Motor AC (torsi normal, sangkar tinggi satu fasa, belitan seri), motor arus seri), tet . menyala), motor DC (belitan. Agitator cair, kipas angin, blower (hingga 7,5 kW), pompa sentrifugal, konveyor ringan Variasi beban.

Setelah melihat jenis belt, dari tabel 3.3 dibawah ini adalah diameter puli minimum yang direkomendasikan: a. Dari tabel tersebut diketahui bahwa panjang standar sabuk diambil dengan nomor nominal sabuk 2194 mm, kemudian diambil dari tabel panjang sabuk “V”. Pada perencanaan belt dan pulley, jumlah belt yang digunakan adalah 3 buah, dan untuk mencari kekuatan belt dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut.

Gambar 3.2 Konstruksi sabuk “V”
Gambar 3.2 Konstruksi sabuk “V”

Perencanaan Roda Gigi

Hal ini bertujuan agar sudut tekanan normal (n) = 200, sudut pitch (γ) = 25, sudut kelengkungan benang (Φ) = 700, dan pada saat merencanakan roda gigi, ukuran modul harus diketahui terlebih dahulu. Pada worm gear, modulnya terbagi menjadi dua yaitu modul normal (Mn) dan modul aksial (Ms). Dari tabel terlihat tegangan lentur ijin (ba) sebesar 5,5 kg/mm2, material cacing SF 40 dan material roda gigi cacing Fac = 20.

Perencanaan Poros I

Perencanaan Bantalan

Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik, maka kinerja seluruh sistem akan menurun atau mungkin tidak berfungsi dengan baik. Pada perancangan ini bantalan yang dipilih adalah bantalan rol satu baris dan jumlah bantalan yang digunakan adalah 2 pcs. Jarak antara bantalan A dan bantalan B adalah 200 mm, dimana roda gigi cacing berada di tengah-tengah sumbu drum, maka perhitungan gaya-gaya yang bekerja pada sumbu x adalah sebagai berikut.

Gambar 4.4 Skema motor penggerak terhadap poros
Gambar 4.4 Skema motor penggerak terhadap poros

Perencanaan Poros II

Perencanaan Kopling

Untuk material SC efek massa, faktor keamanan material Sf1 adalah 6 (diambil) dan faktor koreksi (Kr) diambil 3 karena kopling mengalami beban kejut, guncangan dan getaran. Dimana dari hasil penelitian sebelumnya telah diketahui daya pada poros II direncanakan sebesar 28,6 kW, dan putaran (n1) = 1500 rpm serta putaran poros II (n2). Dimensi kopling dapat diambil dari diameter poros II (keluaran), dimana diameternya 100 mm, Dimensi kopling diperoleh dari tabel 11.

Dari perhitungan di atas, flange dan naf coupler aman digunakan karena tegangan geser yang terjadi lebih kecil dari tegangan geser ijin.

Gambar 4.8  Kopling Flens
Gambar 4.8 Kopling Flens

Perhitungan Pasak

Dari tabel ukuran pin standar (sumber R. S. Khurni “At Ext Book Of Machine Design”, hal. 463) untuk diameter poros penghubung 100 mm diperoleh data sebagai berikut. Dalam perencanaan ini direncanakan menggunakan poros yang mempunyai diameter besar, sehingga berdasarkan Lit 1 p. 27, tekanan permukaan yang diijinkan untuk poros besar = 10 Kg/mm2. Dari perhitungan diatas tegangan geser yang terjadi lebih besar dari tegangan geser ijin (a < ka) sehingga untuk ini pin penghubung aman digunakan.

Perencanaan Baut Kopling

Berdasarkan data literatur, biasanya diperhitungkan dalam perhitungan bahwa hanya 50% dari keseluruhan baut yang menerima n material secara merata, maka jumlah efektif baut yang memikul beban dinyatakan dengan n. Dalam perencanaan tangki/drum digester, bahan pembuatan drum digester adalah baja plat SS50 dan tebal pelat drum digester dapat dihitung dengan bantuan persamaan. Pada pencerna ini terdapat dua buah drum pencerna, hal ini disebabkan adanya pasokan uap pada kedua sisi drum pencerna.

Drum pencernaan dilapisi dengan wol batu, sejenis benang putih, dan ditutup dengan pelat aluminium untuk mencegah hilangnya panas (isolasi).

Gambar 5.1 Drum digester
Gambar 5.1 Drum digester

KESIMPULAN

Gambar

Gambar 2.2  Mesin Digester
Gambar 3.1 Jenis pisau yang digunakan pada digester
Gambar 3.2 Konstruksi sabuk “V”
Tabel 3.1 Koreksi Daya yang akan ditransmisikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sabuk yang digunakan pada belt conveyor ini dapat dibuat dari berbagai jenis.. bahan misalnya dari karet, plastik, kulit ataupun logam yang tergantung

Sistem kerja dari alat ini menggunakan tenaga motor dengan daya 8 HP sebagai penggeraknya yang ditransmisikan oleh sabuk-V untuk menggerakkan penggiling yang dilengkapi 3 buah

Tesis ini membahas proses penyusunan Rancangan Anggaran Biaya (RAB) oleh PTP Nusantara III (PTPN3) untuk pembangunan pabrik kelapa sawit dengan kapasitas 45 ton TBS/jam di

Tugas Akhir Pra Rancangan Pabrik yang berjudul “PRA RANCANGAN PABRIK FENOL DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 25.000 TON/TAHUN”, disusun

Kerusakan yang terjadi pada screw press ini sangat mempengaruhi kinerja dari pabrik kelapa sawit itu sendiri, dikarenakan stasiun screw press merupakan proses

Perusahaan kelapa sawit biasanya terdiri dari perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit, sehingga para petani langsung mengolah sendiri kelapa sawit dari

Untuk memproses kelapa sawit merupakan rangkaian proses pengolahan tandan buah segar (TBS) menghasilkan dua jenis minyak, yaitu minyak dari daging buah (mesocarp) kelapa

Hasil yang di produksi dari pengolahan pabrik kelapa sawit adalah berupa CPO Crude Palm Oil merupakan minyak mentah yang masih perlu diolah agar memperoleh minyak yang terbaik maka