• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 Business Model Canvas (BMC) 44%

N/A
N/A
Farras Nabila Al Ghifary

Academic year: 2024

Membagikan "4 Business Model Canvas (BMC) 44%"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

“BUSSINES MODEL CANVAS (BMC)”

Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Entrepreneurship Dosen Pengampu: Fiqih Hidayah Tunggal Wiranti, M.M

Disusun Oleh Kelompok 4:

1. Nurul Faridatul.I NIM 2211030300 2. Ajeng Nurmaningtyas NIM 2211030300 3. Farras Nabila Al Ghifary NIM 221103030032 4. Aisyah Inaya R. NIM 221103030040 5. Yusril Hamdani NIM 221103030050

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS DAKWAH MARET 2024

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut asma Allah SWT yang maha pengasih nan penyayang, puji dan syukur kami haturkan atas kehadiratnya yang telah memberi rahmat, serta hidayahnya bagi kita semua, dengan izin Allah serta niat yang kami lakukan dengan ikhlas, kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami berjudul “Bussines Model Canvas (BMC)" sesuai dengan deadline yang diberikan.

Haluan kami menulis makalah ini untuk memenuhi tugas dosen kami yakni Ibu Fiqih Hidayah Tunggal Wiranti, M.M sebagai dosen pembimbing mata kuliah ulumul hadits. Selain itu, makalah ini bertujuan sebagai wawasan kami untuk lebih mempelajari lebih dalam tentang agama bagi para pembaca, dan penulis juga. Kami turut berterima kasih kepada Ibu Fiqih Hidayah Tunggal Wiranti, M.M. selaku dosen mata kuliah Entrepreneurship yang telah memberi penugasan ini sehingga kami dapat mengetahui beberapa pengetahuan dan wawasan lebih mendalam dan sesuai dengan bidang studi yang kami dapati.

Kami sadar bahwa, yang kami tulis dengan berbentuk makalah ini dikatakan jauh dari pengucapan sempurna. Maka dari itu, saran serta kritikan yang kami tunggu agar dapat membangun kami lebih baik juga demi kebenaran makalah ini.

Kelompok 4

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI... ii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...2

1.3 Tujuan Penulisan... 2

BAB II PEMBAHASAN...3

2.1 Pengertian Business Model Canvas...3

2.2 Elemen-Elemen Dalam Bussines Model Canvas...4

2.3 Keuntungan Penggunaan Bussines Modal Canvas...12

2.4 Penerapan Bussines Model Canvas dalam usaha...13

2.5 Contoh Bussines Model Canvas...15

BAB III PENUTUP... 16

3.1 Kesimpulan... 16

3.2 Saran... 17

DAFTAR PUSTAKA... 18

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bisnis merupakan suatu organisasi yang menyediakan barang atau jasa yang kemudian dijual dan dipasarkan dengan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan atau laba.1 Setiap perusahaan harus memiliki model unik berdasarkan pasar saat ini. Sebelum memulai bisnis, seorang wirausahawan (entrepreneur) harus memahami cara kerja model bisnis. Banyak orang di dunia bisnis tidak menyadari bahwa setiap perusahaan memiliki model bisnis. Setiap pengusaha perlu mengetahui model bisnis saat ini untuk memiliki pemahaman yang jelas tentang perusahaannya. Model bisnis adalah blue print atau prototipe yang dapat memberi kita ide dasar tentang bagaimana perusahaan kita akan beroperasi dan bagaimana kita akan menghasilkan uang.

Model bisnis saat ini adalah salah satu konsep manajemen yang paling populer. Konsep-konsep ini berkembang seiring dengan pertumbuhan e-bisnis, yang diperkirakan memerlukan model bisnis yang berbeda dari bisnis tradisional. Aplikasi umum lainnya dari gagasan model bisnis adalah untuk menjelaskan atau mengkarakterisasi tindakan perusahaan. Dari berbagai model bisnis saat ini, Business Modal Canvas adalah yang paling unik. Business Model Canvas, yang dibuat oleh Yves Pigneur dan Alexander Osterwalder, disajikan secara visual dalam bentuk kanvas lukisan, sehingga sangat sederhana untuk dipahami oleh pembaca. Diantisipasi bahwa bisnis akan dapat berkembang dan bersaing dengan bisnis lain dengan menggunakan model bisnis kanvas ini untuk menginformasikan strategi bisnis mereka.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, kami ingin memaparkan penjelasan mengenai definisi atau pengertian dari Business Model Canvas, elemen apa saja yang ada dalam Business Model Canvas,

1 Lucia Haripatworo and Bernadeta Irmawati, “Analisis Bussiness Model Canvas PT. Dhenara Prima Mandiri,” 2020, 40.

(5)

Keuntungan dalam menggunakan model bisnis canvas, Penerapan Business Model Canvas dalam usaha dan contoh dari Business Model Canvas.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Bussines Model Canvas (BMC)?

2. Apa saja elemen-elemen yang ada dalam Bussines Model Canvas 3. Bagaimana keuntungan penggunaan Bussines Modal Canvas?

4. Bagaimana penerapan Bussines Model Canvas dalam usaha?

5. Seperti apa contoh Bussines Model Canvas?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk memahami pengertian dari Bussines Model Canvas (BMC).

2. Untuk mengetahui macam-macam elemen dari Bussines Model Canvas.

3. Untuk mengetahui keuntungan dari penggunaan Bussines Model Canvas.

4. Untuk mendapatkan pengetahuan tentang penerapan yang ada pada Bussines Model Canvas dalam usaha.

5. Untuk mengetahui contoh dari Bussines Model Canvas.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bussines Model Canvas (BMC)

Business Model Canvas ialah alat pencipta bentuk bidang usaha yang sekarang amat ternama dalam dunia kewirausahaan lantaran kemampuannya dalam memvisualkan bagian inti dalam semacam bidang usaha dengan lebih gampang dalam satu lembar kanvas. Menurut Osterwalder & Yves Pigneur (2014) menjelaskan bahwa Business Model Canvas terdiri dari sembilan blok bangunan bisnis.2 Blok bangunan ini mencakup bagian penting yang menggambarkan bagaimana perusahaan menghasilkan manfaat dan manfaat dari kliennya. Berikut ini adalah bagian-bagian dari Business Model Canvas:

Customer Segment, Value Proposition, Channels, Customer Relationship, Revenue Streams, Key Resources, Key Activities, Key Partnership dan Cost Structure.

Model Bisnis Kanvas adalah salah satu alat untuk membantu kita melihat lebih akurat bagaimana rupa usaha yang sedang atau kita akan jalani.3 Dengan bantuan alat ini, kita dapat melihat bisnis kami dari perspektif yang luas sambil mempertahankan pemahaman menyeluruh tentang komponen penting yang membentuk perusahaan kita. Sebagai hasilnya, kita memiliki gambaran yang jelas, yang sangat bermanfaat untuk menanggapi pertanyaan tentang perusahaan kita. Sangat mudah untuk mengidentifikasi apa yang salah ketika kita memeriksa masing-masing komponen penting kita secara individual, dan kita kemudian dapat mengambil tindakan untuk memenuhi tujuan bisnis kita.

BMC atau Model Bisnis Kanvas secara sederhana dapat diartikan sebagai proses bagaimana perusahaan menciptakan value dan mendapatkan keuntungan dari value yang diciptakannya secara berkelanjutan.4 BMC adalah alat yang

2 Treat J et al James W, Elston D, “済無No Title No Title No Title,” Andrew’s Disease of the Skin Clinical Dermatology., 20AD, 5–41.

3 Andi Nur Baumassepe, “BUSINESS MODEL Bagi Mahasiswa Program Wirausaha,”

ResearchGate, no. October (2017): 5–19. h.5.

4 Lucia Haripatworo and Bernadeta Irmawati, “Analisis Bussiness Model Canvas PT. Dhenara Prima Mandiri,” 2020, 40. h.4.

(7)

dirancang untuk membantu dalam pemetaan dan analisis model bisnis oleh perusahaan dan calon pengusaha.

Definisi lain dari Model Bisnis Kanvas yaitu sebuah metode untuk menjabarkan ide bisnis atau bisnis berjalan kita secara sederhana namun mendetail, cara ini akan mempermudah kita untuk menceritakan apa yang dilakukan bisnis kita dan hal-hal lain yang terkait. Menurut Osterwalder (2010), BMC adalah sebuah model bisnis gambaran logis mengenai bagaimana sebuah organisasi menciptakan, menghantarkan dan menangkap sebuah nilai.5

 

2.2 Elemen-Elemen Dalam Bussines Model Canvas 2.2.1 Customer Segments

Segmen pelanggan adalah memaknakan perihal bagaimana perusahaan menentukan segmen konsumen yang setidaknya potensial, guna diseleksi supaya tindakan usaha yang dijalani sesuai target serta serupa dengan sasaran pengguna yang diinginkan, seperti yang dituturkan oleh Osterwalder dan Pigneur (2012:20) jika konsumen merupakan inti dari bentuk bisnis . Tanpa konsumen (yang mampu memberikan keuntungan), tidak tampak perusahaan yang dapat bertahan dalam durasi lama guna lebih menyenangkan konsumen, perusahaan dapat menggolongkan mereka dalam potongan-potongan yang dipadukan sesuai keinginan, sikap, dan simbol lainnya.

Menurut Osterwalder dan Pigneur (2012: 20), mereka menggambarkan replika bisnis yang dapat mencerminkan satu atau lebih segmen konsumen, besar atau kecil. Institusi harus memutuskan segmen mana yang akan dilayani dan mana yang diabaikan. Bagi Kodrat (2009:

184), segmentasi sebagai strategi pemetaan memerlukan gambaran pasar yang jelas. Setelah melakukan segmentasi pasar, sesudah pasar, perusahaan menargetkan beberapa bagian tertentu: yang didasarkan pada aspek pasar (ukuran pasar), perkembangan (pertumbuhan pasar), keunggulan kompetitif, dan situasi persaingan yang menjadi pilihan. Oleh karena itu,

5 Ibid.

(8)

dalam mengidentifikasi 19 segmen konsumen tersebut, perusahaan perlu memahami keahlian apa yang dimiliki untuk menjangkau segmen konsumen yang diinginkan. Untuk memastikan perusahaan tidak melakukan kesalahan dalam menentukan segmen konsumen yang ingin dilayani.6

Segmen atau komponen yang mewakili kelompok orang atau organisasi berbeda yang ingin dijangkau atau dilayani oleh perusahaan (Massepe, 2017). Segmen pelanggan merupakan segmen yang menentukan segmen pelanggan sasaran dari produk yang dikembangkan (Herawati et al., 2019). Suatu kelompok pelanggan dapat digambarkan sebagai segmen pasar jika:

1. Membutuhkan layanan (proposisi nilai) untuk masalah atau kebutuhan tertentu.

2. Dicapai dan disampaikan melalui saluran penjualan (channel) yang berbeda.

3. Diperlukan pendekatan hubungan pelanggan yang berbeda.

4. Menawarkan berbagai keuntungan.

5. Mempunyai kemampuan membayar yang berbeda-beda tergantung pada nilai yang mereka terima.

Segmen pasar dapat dibagi menjadi [a] tingkat ekonomi (menengah, atas). [b] Jenis Kelamin (laki-laki/perempuan), [c] Kelompok umur konsumen, [d] Komunitas (misalnya komunitas bersepeda, komunitas pecinta binatang, [e] Daerah pemukiman.

Beberapa contoh pertanyaan yang diajukan pada segmen ini antara lain:

1. Produk anda ditujukan untuk siapa?

2. Mengapa dia?

3. Apakah produk Anda sampai ke orang yang tepat?

4. Akankah pelanggan Anda membeli produk Anda?7

6 Prasetyo Dwi. ”PENERAPAN BUSINESS MODEL CANVAS UNTUK MENCIPTAKAN ALTERNATIF STRATEGI BISNIS DI DALAM PENGEMBANGAN KEGIATAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2015” Studi Pada UMKM Home Industry Tempe di Kota Bandar Lampung) UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG (2016), hal 19.

7 Nurlinda,Vivianti dan Nursiah Fitri,Model Bisnis UMKM ( Medan: Merdeka Kreasi, 2023 ), hal.67-68

(9)

2.2.2 Value Propositions

Proposisi nilai menggambarkan bagaimana perusahaan memberikan nilai terbaik kepada konsumen, serta proposisi nilai unik suatu perusahaan.

Dengan menciptakan nilai konsumen yang unggul, perusahaan menciptakan konsumen yang benar-benar puas dan bersedia membeli lagi (Kotler, 1996:24). Bagi perusahaan dengan pengguna setia, hal ini dapat menguntungkan mereka di masa depan. Porter (1998), dalam Kotler (1999:

39), mengusulkan rantai nilai sebagai alat untuk menemukan cara menghasilkan lebih banyak pelanggan.8

Setelah mengidentifikasi siapa target pelanggan, Anda perlu mengetahui bagaimana bisnis Anda dapat menguntungkan mereka.

Proposisi nilai menggambarkan poin atau nilai yang diberikan perusahaan kepada segmen konsumen. Menurut Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur, ada 11 proposisi nilai:

1. Newness : Nilai kebaruan yang belum pernah diberikan oleh perusahaan lain sebelumnya.

2. Kinerja: Meningkatkan kinerja atau kinerja bisnis.

3. Customisation (Personalisasi): produk yang dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan individu.

4. Getting the job done (Menyelesaikan pekerjaan): Nilai membantu pelanggan memecahkan masalah tertentu.

5. Desain: Nilai yang berkaitan dengan desain produk, misalnya dalam industri fashion.

6. Brand/Status: Menunjukkan status sosial tertentu pada saat menggunakan produk.

7. Harga: Menawarkan nilai yang sama dengan harga lebih rendah kepada basis pelanggan yang sensitif terhadap harga.

8. Cost Reduction (Penghematan biaya): Nilai tambah bagi pelanggan terletak pada pengurangan biaya dari aktivitas yang dilakukan, misalnya pada aplikasi kasir (POS), HR atau produk payroll.

8 Ibid hal. 22

(10)

9. Risk Reduction (Pengurangan Resiko): Nilai berupa pemberian jaminan terhadap produk dan jasa dalam perspektif pengurangan risiko.

10. Aksesibilitas: Memberikan akses kepada nasabah yang sebelumnya tidak dapat memperoleh produk/jasa, misalnya program pegadaian. Hal ini memungkinkan peserta untuk menabung tanpa harus mewujudkannya dalam bentuk fisik.

11.Convencience (Kenyamanan): Memberikan kenyamanan dan kemudahan kepada pelanggan.

2.2.3 Channel

Saluran-saluran ini, serupa dengan yang dituturkan oleh Osterwalder dan Pigneur (2012: 26), menunjukkan bagaimana perusahaan menggunakan saluran komunikasi, yaitu saluran yang digunakan perusahaan, untuk menjangkau pengguna. Saluran komunikasi, penjualan, dan pemasaran adalah saluran antara bisnis dan konsumen. Saluran adalah titik kontak dengan konsumen dan memainkan peran penting dalam setiap pengalaman konsumen. Sebagian besar perusahaan menggunakan perantara dan saluran distribusi untuk membawa produk mereka ke pasar.

Bagi Kotler (1999: 7), perusahaan besar berusaha membangun saluran distribusi (distribution channel). Ini adalah institusi yang saling bergantung yang terlibat dalam penyediaan produk atau layanan yang dimaksudkan untuk dipakai atau dikonsumsi oleh pengguna bisnis atau konsumen. Oleh karena itu, saluran suatu perusahaan berfungsi sebagai perpanjangan tangan perusahaan untuk menjaga hubungan baik dengan pelanggan.9 2.2.4 Customer Relationship

Hubungan pelanggan ini bertujuan untuk melindungi hubungan baik antara pelaku usaha dan konsumen serta membantu konsumen tetap loyal terhadap pelaku usaha. Inti dari hubungan konsumen adalah bagaimana perusahaan memberikan nilai sebesar-besarnya kepada konsumen, sehingga untuk melindungi hubungan pelanggan, perusahaan harus menciptakan

9 Ibid hal. 26

(11)

angka konsumen yang positif dan mengurangi konsumsi. Kepuasan pelanggan harus ditunjukkan. Dan bagaimana konsumen merasa puas terhadap produknya dan otomatis konsumen menjadi loyal, hal ini akan menciptakan hubungan konsumen yang baik. Bagi Kotler dan Armstrong (1999: –304), sebaliknya, pemasaran relasional berarti membangun, melindungi, dan memperluas hubungan yang kuat dengan konsumen dan pemangku kepentingan lainnya.10

Hubungan dengan pelanggan dibangun menurut segmen pelanggan karena setiap segmen berbeda. Ada tiga cara untuk membangun hubungan pelanggan yang baik: akuisisi pelanggan, retensi pelanggan, dan upselling.

Osterwalder & Pigneur (2010) mengklasifikasikan hubungan pelanggan menjadi enam bagian:

1. Asisten pribadi komunikasi antara pelanggan dan perwakilan layanan pelanggan untuk memberikan bantuan kepada pelanggan selama proses penjualan atau setelah menyelesaikan pembelian.

2. Bantuan pribadi khusus dengan menunjuk orang yang khusus melayani pelanggan perorangan.

3. Self Service: Pelanggan tidak mempunyai kontak langsung dengan perusahaan, namun perusahaan menyediakan sarana yang diperlukan untuk membantu dirinya sendiri.

4. Layanan otomatis, hubungan yang menggabungkan proses layanan mandiri dan layanan otomatis.

5. Komunitas: Perusahaan membangun hubungan antar anggotanya dengan menciptakan komunitas untuk bertukar pikiran dan mencari tahu apa yang diinginkan pelanggan.

6. Co-creation, membangun hubungan dengan konsumen dan menciptakan proposisi nilai baru.11

2.2.5 Revenue Streams

10 Ibid hal.30

11 Ella Elliyana dan Drajat Sulistiyono, Buku Ajar Kewirausahaan ( Malang : Ahlimedia Press,2020 ), hal.32-33

(12)

Revenue Streams yakni salah satu unsur bernilai dalam Business Model Canvas (BMC), yang dikenakan guna memvisualkan metode perusahaan guna menjumpai duit dari konsumen serta memahami sumber daya yang dibutuhkan guna mencapai tujuan tersebut. Osterwalder serta Pigneur (2019) ialah memvisualkan uang tunai yang diperoleh perusahaan dari masing-masing.

ada 2 kategori arus pemasukan pada replika bisnis, yaitu:

1. Pemasukan transaksi di mana diperoleh dari satu kali pembayaran konsumen dan

2. Pemasukan berulang yang dimana dihasilkan dari pembayaran konsumen berkelanjutan baik guna memberikan proposal nilai terhadap konsumen ataupun menyediakan dukungan konsumen setelah pembelian.12

Menurut Tim Manajemen PPM (2012), Revenue stream atau aliran dana masuk menggambarkan bagaimana suatu organisasi menerima dana dari setiap segmen pelanggan. Aliran dana ini memungkinkan organisasi untuk bertahan hidup. Menurut Osterwalder dan Pigneur (2012), ada beberapa cara untuk membangun aliran pendapatan:

1. Penjualan aset 2. Biaya pemakaian 3. Biaya berlangganan 4. Sewa

5. Lisensi

6. Biaya perantara 7. Biaya iklan 8. Donasi13

2.2.6 Key Resources

12 Lucia Haripatworo and Bernadeta Irmawati, “Analisis Bussiness Model Canvas PT. Dhenara Prima Mandiri,” 2020, 40. Hal 8

13 Dr. Adcharina Pratiwi, Kewirausahaan UMKM ( Surakarta: UNISRI Press, 2022 ), hal.59-60

(13)

Osterwalder dan Pigneur (2019) memberikan penjelasan tentang aset, terutama yang diperlukan agar model bisnis berfungsi dengan cara yang memungkinkan organisasi menjangkau pasar, menghasilkan dan menyediakan rasio numerik, menjunjung tinggi hubungan klien, dan menghasilkan pendapatan. Sumber primer termasuk dalam kategori berikut:

1. Physical–aset fisik semacam sarana pabrik, gedung, alat transportasi, mesin, sistem, dan jaringan distribusi.

2. Intellectual–sumber daya intelektual semacam merek, hak paten, kemitraan, dan informasi pelanggan.

3. Human–sumber daya insan yaitu tentang yang sungguh bernilai dalam menjalankan kegiatan perusahaan.

4. Financial – aset keuangan mencakup modal, kredit, dan saham.14 2.2.7 Key Activities

Menurut Osterwalder dan Pigneur (2019), Key Activities perusahaan adalah tugas paling penting yang harus diselesaikan agar model bisnisnya berhasil.

Aktivitas kunci tersebut terdiri dari kegiatan sebagai berikut:

1. Produksi, ialah keaktifan yang berkorelasi dengan pemograman, pembuatan dan penyampaian produk dalam jumlah besar dan mutu unggul.

2. Pemecahan masalah, ialah aktivitas penawaran solusi hangat dalam permasalahan pelanggan individu.

3. Platform atau jaringan, ialah aktivitas yang dirancangan dengan program atau dengan jaringan.15

2.2.8 Key Pratnership

14 Ibid, hal 9

15 Ibid hal, 10

(14)

Osterwalder dan Pigneur (2019) mendeskripsikan jaringan dan mitra yang membuat model bisnis mampu bekerja lantaran kemitraan sebagai landasan dari bermacam model bisnis guna memaksimalkan model bisnis, mengurangi resiko, maupun memperoleh sumber daya mereka. Terdapat 4 tipe kemitraan, yakni aliansi antara non- kompetitor, coopetition maupun kemitraan antar pesaing, upaya patungan untuk mengembangan bisnis baru, serta jalinan pembeli-pemasok untuk menjamin pasokan yang mampu dipercayakan. sementara itu 3 motivasi yang mendorong dilakukannya operasi sepadan atau menjalani hubungan ialah sebagai berikut:

1. Optimization and economy of scale – kemitraan yang dilakukan antara pembeli dan supplier yang dibentuk untuk mengoptimalkan sumber daya dan kegiatan didalam perusahaan. Hal ini hendak mengurangi anggaran produksi perusahaan.

2. Reduction of risk and uncertainty – menjalani hubungan dengan supplier dapat membantu dalam mengurangi resiko yang terdapat pada kawasan kompetitif.

3. Acquisition of particular resources and activities hubungan yang dilakukan dengan cara mengandalkan perusahaan lain sebagai sumber daya.16

2.2.9 Cost Structure

Pengaturan dana model bisnis kanvas dibagi menjadi dua kategori:

cost-driven, yang berfokus pada meminimalkan dana dan value-driven, yang berfokus pada pembuatan angka dibandingkan dengan dana yang dihabiskan. Osterwalder dan Pigneur (2019) menggambarkan semua dana yang dihabiskan untuk mengoperasikan model bisnis. Karakteristik pengaturan dana adalah sebagai berikut:

1. Fixed Cost – dana yang tidak beralih walaupun daya tampung produksi materi maupun jasa berubah.

2. Variable Cost – dana yang bisa berubah serupa dengan daya tampung produksi barang atau jasa.

16 Ibid, hal 10

(15)

3. Economic of Scale – profit dana yang dihasilkan perusahaan sebab berproduksi dalam rasio besar.

4. Economic of Scope – profit biaya yang dihasilkan perusahaan karena memiliki scope operasi yang besar.17

Komponen struktur biaya menggambarkan seluruh biaya yang dihasilkan dari pengoperasian model bisnis. Strategi biaya rendah atau penekanan pada keunikan produk menentukan besar kecilnya struktur biaya.18

2.3 Keuntungan Penggunaan Bussines Model Canvas

Manfaat Kanvas Model Bisnis adalah kemampuan untuk mendeskripsikan, menganalisis, dan merancang secara kreatif dan inovatif untuk tujuan membentuk, menyampaikan, dan menangkap ukuran pasar serta mendorong permintaan melalui inovasi nilai.

Penggunaan BMC sendiri memiliki keunggulan dalam analisis model bisnis yaitu mampu menggambarkannya secara sederhana dan komprehensif, menganalisis keadaan organisasi saat ini berdasarkan segmen konsumen, nilai yang disampaikan, saluran penyampaian nilai, hubungan pelanggan, aliran pendapatan, aset utama, mitra kolaborasi, dan struktur biaya.

BMC telah menjadi populer tidak hanya di kalangan pengusaha dan orang dalam untuk memetakan, menganalisis, memvalidasi, dan menginovasi model bisnis yang ada. Selain itu kelebihan BMC adalah membantu perubahan model bisnis dengan mudah dan cepat serta melihat dampak perubahan suatu elemen terhadap elemen bisnis lainnya. BMC juga menghadirkan model bisnis yang mempertimbangkan ide-ide kreatif dan inovatif dari banyak orang (yang bekerja sama)

1. Rancangan bisnis yang lebih praktis.

Dibandingkan dengan menuliskan semua detail rencana bisnis, penggunaan BMC ini akan lebih memudahkan kamu untuk memetakan atau membuat

17 Ibid, hal 11

18 Anwar dkk, Kewirausahaan Berbasis UMKM ( Lombok Barat: SEVAL Literindo Kreasi, 2023 ), hal.31-32

(16)

rancangan bisnis. Kamu hanya perlu menuliskan hal-hal penting yang nantinya membantu dalam pengembangan bisnis.

2. Fleksibilitas dalam memetakan bisnis jangka panjang.

Salah satu masalah yang banyak terjadi dengan cara perencanaan bisnis secara tradisional adalah hasilnya yang kurang akurat. Akan tetapi perencanaan tersebut akan mencakup tentang biaya secara rinci, rencana jangka panjang dan proyeksi pendapatan beberapa tahun kedepan. Dengan bantuan menggunakan Business Model Canvas, memungkinkan kamu untuk bisa menyusun perencanaan tersebut dengan lebih cepat dan akurat. Penggunaan bmc ini juga akan lebih mumungkinkan kamu agar lebih fleksibel dalam memetakan bisnis jangka panjang. Terutama untuk kondisi pandemi saat ini dimana pada pebisnis diminta untuk selalu beradaptasi dengan perkembangan dan perubahan yang dibutuhkan demi kemajuan bisnis.

3. BMC memungkinkan untuk melakukan privot sesuai dengan kebutuhan.

Penggunaan BMC ini akan lebih memudahkan kamu untuk mengatur ulang rencana bisnis yang sudah disusun. Kamu juga bisa selalu memperbaharui rencana tersebut kapanpun ketika dibutuhkan. Dalam kata lain, kamu akan lebih mudah untuk mengubah beberapa komponen dalam BMC. Tujuannya sudah pasti untuk tetap beradaptasi dengan kondisi saat ini.

2.4 Penerapan Bussines Model Canvas Dalam Usaha Penerapan Bussines Model Canvas Dalam Usaha Tahu Asap

Perkembangan upaya Tahu Asap dari waktu kewaktu yang makin kilat kala ini jelas menjalani bermacam perkara. Analisa kelanjutan upaya dengan Business Model Canvas mampu dipakai guna mengoptimalkan kelanjutan upaya tahu asap dengan 9 blokcs yang terlihat dalam Business Model Canvas.

1. Customer Segment (pemetakan konsumen) Customer Segment yang pernah dimiliki oleh perusahaan tahu antara lain pengepul tahu, masyarakat, tempat makan, rakyat sekitar, penjual sayur keliling, keluarga tenaga kerja serta

(17)

orang sebelah tenaga kerja. Customer Segment yang terlihat cukup banyak maka mampu dijalani perluasan Customer Segment atau channel dengan beberapa langkah.

2. Value Propositions perusahaan tahu sudah melaksanakan yang terbaik guna menciptakan produk serupa dengan kemauan customer, antara lain:

meyakinkan kedelai bersih, alat pembuatan, membungkus tahu, memelihara kebersihan, menentukan bahan pokok berkualitas, menghalangi jumlah orang yang keluar dan masuk saat cara pembuatan. Ini bernilai guna menciptakan keyakinan customer produk tahu.

3. Channel perusahaan tahu pernah mempunyai beberapa channel antara lain pasar tradisional, toko oleh-oleh, tukang sayur keliling, masyarakat sekitar, IKM (indeks kepuasan masyarakat), keluarga tenaga kerja dan Tukang sayur keliling didekat rumah tenaga kerja, akan tetapi, untuk membuat produk tahu lebih dikenal memerlukan lebih banyak channel.

4. Customer Relationship mencermati kritik serta masukan dari customer maupun hanya sekedar berbicara dengan customer. Ini ialah salah satu metode yang dijalani guna memelihara Customer Relationship, serta mampu menyadari bagaimana evaluasi dan kemauan mereka hendak produk tahu.

5. Revenue Streams profit yang diterima dari pemasaran tahu dipakai guna melunasi SDM, metode pembuatan, dana peminjaman tenaga kerja.

6. Key Activities dalam melaksanakan pembuatan tahu ada sebagian aktivitas, berikut aktivitas penting: membeli kedelai dari petani kedelai sekitar, pengolahan produk, pemasaran semua kegiatan amat berarti guna dijalani dalam usaha, kemudian terdapat pemasaran, karena tanpa pemasaran maka tahu hanya akan dinikmati untuk pekerja atau pemilik saja, aktivitas terutama yang ada yakni pembuatan tahu, lantaran tanpa teknik pembuatan maka bukan termasuk usaha pembuatan.

7. Key Partnership dalam melaksanakan usaha pastinya tidak sendiri, dalam perusahaan tahu terdapat: penyalur serta agen selaku key partnership, guna kala ini perusahaan tahu cuma mempunyai pemasok, dibutuhkan penyalur guna memudahkan sistem penyaluran.

(18)

8. Cost Structure terdapat sebagian dana yang dikeluarkan saat melaksanakan pembuatan tahu: dana bahan baku, dana perawatan alat, kayu bakar, listrik, air, SDM, dana untuk pengobatan pegawai, dana untuk modal pinjaman pegawai, dana tahu cacat pembuatan serta dana wisata SDM, dana yang pernah dikatakan berkaitan langsung atau tidak langsung dengan cara pembuatan tahu.

9. Key Resources dalam mendirikan perusahaan tahu terdapat beberapa key resources diantaranya aset raga berwujud tempat pembuatan, finansial sebab apabila terlihat uang maka bisa meningkatkan perusahaan tahu, Sumber daya manusia karena produksi tidak bisa berjalan tanpa SDM.19

2.5 Contoh Bussines Model Canvas BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

1. Business Model Canvas (BMC) adalah alat yang membantu dalam memetakan, menganalisis, dan merangcang model bisnis secara komprehensif. BMC terdiri dari sembilan elemen utama yang penting dalam menciptakan bentuk bisnis dengan lebih mudah. Elemen-elemen tersebut meliputi Value Propositions, Customes Segments, Channels, Customer Relationships, Revenue Streams, Key Resources, Key Activities, Key Partnerships, dan Cost Structure.

2. BMC terdiri dari 9 elemen utama, yaitu:

19 Wulandari Prangesti, ”PENERAPAN BUSINESS MODEL CANVAS DALAM

PENGEMBANGAN USAHA TAHU ASAP”, (Studi Kasus: Home Industri desa Tengklik Kab.

Karanganyar), UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA (2020),hal 5-7.

(19)

a. Customer Segment, salah satu elemen dalam Business Model Canvas yang mengidentifikasi kelompok konsumen yang berbeda yang perusahaan akan layani.

b. Value Propositions, menjelaskan nilai atau manfaat yang ditawarkan oleh produk atau layanan perusahaan kepada pelanggan. Menjelaskan mengapa pelanggan harus memilih produk atau layanan perusahaan dibandingkan dengan pesaing lainnya.

c. Channel, merujuk pada cara perusahaan menyampaikan produk atau layanan kepada pelanggan. Channel mencakup berbagai saluran distribusi dan komunikasi yang digunakan perusahaan untuk mencapai target pasar.

d. Customer Relationship, menggambarkan jenis hubungan yang perusahaan bangun dengan pelanggan.

e. Revenue Streams, menggambarkan sumber pendapatan utama yang dihasilkan oleh perusahaan dari penjualan produk atau layanan kepada pelanggan.

f. Key Resources, mengidentifikasi sumber daya kunci yang diperlukan oleh perusahaan untuk menjalankan operasi bisnisnya.

g. Key Partnerships, mengidentifikasi mitra atau pihak lain yang bekerja sama dengan perusahaan untuk mendukung operasi bisnis dan mencapai tujuan bersama.

h. Cost Structure, mengidentifikasi semua biaya yang terkait dengan menjalankan bisnis, termasuk biaya produksi, pemasaran, distribusi, operasional, dan biaya lainnya.

3. Kelebihan BMC meliputi kemudahan dalam perubahan model bisnis, praktis dalam merancang bisnis, fleksibilitas dalam memetakan bisnis jangka panjang, dan kemampuan untuk melakukan pivot sesuai kebutuhan.

Penggunaan BMC memiliki keunggulan dalam menyederhanakan analisis model bisnis dan membantu merancang strategi bisnis yang inovatif.

4. Penerapan Business Model Canvas dalam usaha tahu asap dapat mengidentifikasi Customer Segment yang tepat, mengklarifikasi Value Propositions yang unik, menentukan Channels distribusi yang efektif,

(20)

membangun Customer Relationships yang kuat, mengoptimalkan Revenue Streams, mengelola Key Resources dan Key Activities dengan efisien, menjalin Key Partnerships yang strategis, serta mengelola Cost Structure dengan baik.

5. Contoh gambaran Business Model Canvas dalam sebuah usaha Aesthetic Fashion.

3.2 Saran

Demikianlah makalah yang kami buat, makalah ini bertujuan agar pembaca lebih memahami mengenai model bisnis dari Business Model Canvas (BMC).

Jika pembaca dapat memahami model bisnis ini, maka dapat membantu perusahaan dalam merangcang strategi bisnis yang inovatif, mempertimbangkan ide-ide kreatif dari berbagai pihak, dan membuat rancangan bisnis yang lebih praktis. Hal tersebut sudah dibuktikan dalam usaha tahu asap.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar dkk, Kewirausahaan Berbasis UMKM ( Lombok Barat: SEVAL Literindo Kreasi, 2023 )

Baumassepe, Andi Nur. “BUSINESS MODEL Bagi Mahasiswa Program Wirausaha.” ResearchGate, no. October (2017)

DIY Toolkit: Business Model Canvas, DIY Development Impact & You, Practical tools to trigger & support social innovation.

Elliyana Ella dan Sulistiyono Drajat, Buku Ajar Kewirausahaan ( Malang : Ahlimedia Press,2020 ).

Haripatworo, Lucia, and Bernadeta Irmawati. “Analisis Bussiness Model Canvas

(21)

PT. Dhenara Prima Mandiri,” 2020.

James W, Elston D, Treat J et al. “済無No Title No Title No Title.” Andrew’s Disease of the Skin Clinical Dermatology., 2020.

Nurlinda,dkk,Model Bisnis UMKM ( Medan: Merdeka Kreasi, 2023 )

Pratiwi Adcharina, Kewirausahaan UMKM ( Surakarta: UNISRI Press), 2022 Rainaldo M., Wibawa BM., dan Rahmawati Y, “Analisis Business Model Cnvas

Pada Operator Jasa Online Ride-Sharing (Studi Kasus Uber di Indonesia).”

Jurnal Sains Dan ITS 6,No (2017).

Prangesti Wulandari, ”PENERAPAN BUSINESS MODEL CANVAS DALAM PENGEMBANGAN USAHA TAHU ASAP”, (Studi Kasus: Home Industri desa Tengklik Kab. Karanganyar), UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA (2020),

Prasetyo Dwi. ”PENERAPAN BUSINESS MODEL CANVAS UNTUK MENCIPTAKAN ALTERNATIF STRATEGI BISNIS DI DALAM PENGEMBANGAN KEGIATAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2015” Studi Pada UMKM Home Industry Tempe di Kota Bandar Lampung) UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG (2016),

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu cara untuk melihat proses bisnis yang berlangsung diperusahaan berjalan dengan baik atau tidak adalah melalui Business Model Canvas yang merupakan ide inovasi

Riset ini menggunakan model deskripsi kualitatif yaitu dengan menganalisis model bisnis kanvas yang mempunyai sembilan blok bisnis sebagai pondasi dasar yang memudahkan pengguna

Berdasarkan hasil penelitian dengan melihat profil bisnis kelompok wanita tani Desa Bulowattang yang dibina oleh program studi agribisnis yaitu menggunakan Business Model

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui usulan rancangan model bisnis yang sesuai dengan menggunakan Business Model Canvas.. Dengan pendekatan kanvas, model bisnis

Model bisnis merupakan sebuah pemetaan bagaimana sebuah usaha bisa menghasilkan value (produk dan/atas jasa) dan menyampaikannya kepada konsumen (Fielt, 2013). Dari

Saluran Channels Saluran dalam Business Model Canvas BMC adalah media atau sarana yang digunakan oleh bisnis untuk berinteraksi dengan pelanggan dan menyampaikan produk atau layanan

Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dipaparkan terkait Model Bisnis menggunakan Business Model Canvas BMC dapat disimpulkan bahwa BMC adalah metode untuk menjelaskan

2 Lembar kerja Business Model Canvas Ideation Nomor alternatif BMC Nama bisnis dan merek produk: Deskripsi bisnis dan solusi yang ditawarkan: KEY PARTNERSHIPS Model: Motivation: