Pedoman organisasi unit kerja ini disusun sebagai acuan bagi penanggung jawab manajemen mutu, penanggung jawab upaya dan pelaksana kegiatan Puskesmas Wanasari dalam melaksanakan penataan organisasi unit kerja. Dengan disusunnya pedoman ini diharapkan dapat memudahkan dan meningkatkan kualitas pelaksanaan organisasi unit kerja di Puskesmas Wanasari. Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami nantikan dari seluruh pegawai Puskesmas Wanasari dan pihak-pihak terkait demi penyempurnaan Pedoman ini di masa yang akan datang.
Semoga pedoman ini dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan pengelolaan dan mutu pelayanan Puskesmas Wanasari sehingga visi, misi, tujuan dan nilai-nilai Puskesmas dapat terwujud. Puskesmas Wanasari merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes yang bertugas menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau lebih wilayah kecamatan. Wilayah kerja Puskesmas Wanasari seluas ±33,37 km² dari luas wilayah Kecamatan Wanasari yang terletak di bagian utara Kecamatan Wanasari.
Angka kematian ini menunjukkan angka kematian di Puskesmas Wanasari I bagus karena masih di bawah angka Brebes dan Nasional. Hasil pemantauan konsumsi garam beryodium yang dilakukan di wilayah Puskesmas Wanasari I menunjukkan bahwa 99,33% mengkonsumsi garam beryodium dalam jumlah cukup. Terdapat 60 Posyandu di wilayah Puskesmas Wanasari I, dimana 41 (68%) diantaranya sudah lengkap dan mandiri.
Program Desa Siaga di Puskesmas Wanasari I memiliki 4 desa termasuk kriteria desa peringatan aktif dari 4 desa binaan Puskesmas Wanasari I. Setiap desa minimal memiliki 1 Poskesdes dengan bidan sebagai koordinator yang berada di bawah tanggung jawab kepala desa. .

Pemberantasan Penyakit a. Penyakit Menular
Program Pemberantasan Penyakit Diare
Program Pemberantasan penyakit Tuberkulosis
Program Pemberantasan Penyakit Malaria
Kegiatan surveilans dini penyakit khususnya surveilans penyakit menular dilakukan dengan pelaporan Survei Terpadu Puskesmas (STP), pelaporan penyakit wabah 24 jam (W1) dan laporan penyakit wabah mingguan (W2) selama 52 minggu. Dari target 52 laporan ledakan mingguan, tercapai 100%. Penyakit menular yang saat ini menjadi prioritas program surveilans adalah polio dan campak.
CAMPAK : 372(100%)
PROGRAM PENYEHATAN LINGKUNGAN
Dalam penerapan BIAS terpadu, selain hasil pencapaian cakupan kuantitatif, juga perlu terus dilaksanakan peningkatan layanan imunisasi secara kualitatif di unit pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun swasta. Selain penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 yang dilaksanakan oleh Puskesmas, salah satu upaya pada tahun 2008 juga dilakukan dengan kegiatan DQS (Data Quality Self-Assessment). Pada tahun 2012, data jumlah rumah sebanyak 8.604 rumah dan dari jumlah rumah tersebut, kategori sehat sebanyak 5.919 rumah atau (68,79%) pada kegiatan Pemantauan Jentik Berkala (PJB) dengan indikator Angka Bebas Jentik (ABJ).
Pada tahun 2012, terdapat 1.830 rumah yang dipantau, dengan 1.830 rumah bebas jentik. Oleh karena itu, upaya peningkatan kesehatan masyarakat untuk memotivasi budaya PSN harus terus dilakukan. Pada tahun 2012, 5.919 rumah dari 8.706 rumah tangga telah diperiksa jambannya, dan 4.525 rumah yang dilengkapi tempat sampah memenuhi 8.604 persyaratan kesehatan. Pada tahun 2012, terdapat 58 TTU di wilayah Puskesmas Wanasari I, dimana 56 TTU diantaranya memenuhi syarat kesehatan.
PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN 1. Kesehatan Jiwa
Surveilans Kesehatan Haji
Tujuan Surveilans Epidemiologi (SE) Kesehatan Haji adalah untuk mencegah masuk dan keluarnya penyakit menular dari luar negeri yang mungkin dibawa oleh jamaah haji ke Indonesia. SE pasif artinya jamaah secara aktif mengirimkan K3JH (Kartu Kewaspadaan Kesehatan Haji) ke puskesmas awal/terdekat setelah 14 hari kedatangan. SE aktif mengunjungi petugas puskesmas ke rumah jamaah untuk mengetahui kondisi kesehatannya jika jamaah tidak mengirimkan K3JH setelah 14 hari.
Kunjungan Pasien Puskesmas
Dari tabel dan grafik diatas terlihat adanya penurunan jumlah kunjungan pasien khususnya untuk tahun 2012, hal ini sudah terlihat pada awal tahun. Dilihat dari sistem pembayarannya, terlihat pasien yang menggunakan fasilitas Jamkesmas mengalami penurunan. Kunjungan Pasien tahun 2012 masih didominasi oleh BPU, disusul KIA&KB, Laboratorium, BP Gigi dan Konsultasi.

Sarana dan Prasarana
Sumberdaya Manusia Kesehatan
Kasus sakit terbanyak pada umur 8-28 hari pada tahun 2012 adalah common cold sebanyak 16 kasus, dengan jumlah yang sama sebanyak 2 kasus (Dermatitis, Dermatifosis, BBLR). Kasus terbanyak yang terdiagnosis adalah common cold sebanyak 412 kasus, diare dan gastroenteritis sebanyak 69 kasus, dermatitis kontak alergi sebanyak 43 kasus, data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Pilek/nasofaringitis akut sebanyak 1083 kasus, demam dan gastroenteritis 153 kasus, dan urutan ketiga terdapat dermatitis kontak alergi sebanyak 91 kasus.
Pilek/Nasofaringitis sebanyak 866 kasus, diikuti gangguan tumbuh kembang dan erupsi gigi sebanyak 337 kasus, Penyakit pulpa dan jaringan periapikal sebanyak 149 kasus, rincian dapat dilihat pada lampiran. Nasofaringitis pilek/akut sebanyak 400 kasus, penyakit pulpa dan jaringan periapikal sebanyak 156 kasus, sindrom sakit kepala sebanyak 94 kasus. Kasus terbanyak pada kelompok umur 45-54 tahun adalah flu biasa/Nasofaringitis sebanyak 805 kasus, hipertensi primer sebanyak 631 kasus, gangguan sendi sebanyak 463 kasus, lihat lampiran untuk data selengkapnya.
Kasus yang terdiagnosis terbanyak adalah hipertensi primer sebanyak 363 kasus, flu biasa/nasofaringitis akut sebanyak 328 kasus, dan gangguan sendi sebanyak 250 kasus. Kasus yang ditemukan pada kelompok umur ini sebanyak 700 kasus hipertensi primer, 463 kasus common cold/nasofaringitis akut, 426 kasus gangguan sendi, data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Kasus yang ditemukan pada kelompok umur ini sebanyak 589 kasus hipertensi primer, 326 kasus kelainan sendi, 276 kasus Common Cold/Nasofaringitis Akut, data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Diabetes melitus (NIDDM) sebanyak 928 kasus, dermatitis kontak alergi sebanyak 903 kasus, asam urat sebanyak 865 kasus, dan anemia defisiensi besi sebanyak 776 kasus.
VISI, MISI, TATA NILAI PUSKESMAS
Visi
Perilaku masyarakat yang diharapkan adalah proaktif dalam menjaga dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, dan berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Kemampuan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu diharapkan dapat mudah terwujud karena pelayanan kesehatan diselenggarakan sesuai dengan standar dan etika profesi yang ada. Puskesmas WanasariI dalam mewujudkan visi kabupaten tersebut mempunyai visi “menjadi mitra utama dan utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat”.
Misi Puskesmas Wanasari
Tata Nilai Puskesmas Wanasari
URAIAN JABATAN
Kepala subbagian tata usaha dalam mengkoordinasikan pelaksanaan tugas masing-masing unit organisasi berdasarkan arahan kepala UPT dan wajib menyampaikan laporan berkala. Setiap pimpinan satuan organisasi bertugas mengarahkan, mengkoordinasikan dan memberikan arahan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya. Setiap pimpinan satuan organisasi wajib melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas bawahannya dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Setiap bawahan dapat memberikan saran dan pertimbangan kepada atasannya mengenai langkah-langkah pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing unit organisasi. Setiap pimpinan unit organisasi mengikuti dan menaati petunjuk dan jawaban atasannya serta menyampaikan laporan berkala tepat waktu. Setiap laporan dari bawahan yang diterima oleh pimpinan unit organisasi diolah dan dijadikan bahan laporan kepada atasan dan pemberian instruksi kepada bawahan.
Untuk setiap laporan yang diteruskan kepada atasan, salinan laporan tersebut diteruskan ke unit organisasi lain yang secara fungsional berada dalam hubungan kerja. Orientasi pegawai baru Puskesmas Wanasari I dilaksanakan selama 1 minggu di setiap unit Puskesmas Wanasari I. Puskesmas Wanasari I mengadakan pertemuan bulanan pada hari Selasa pertama setiap bulannya untuk mengkoordinasikan seluruh kegiatan.
PELAPORAN