• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS HUKUM PERIKATAN: ANALISIS PUTUSAN NOMOR 182/Pdt.G/2021/PN Mlg

N/A
N/A
Regina Eunike Brimilana

Academic year: 2023

Membagikan "TUGAS HUKUM PERIKATAN: ANALISIS PUTUSAN NOMOR 182/Pdt.G/2021/PN Mlg"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Regina Eunike Brimilana NIM : 02011282025148

Kelas : B Indralaya

TUGAS HUKUM PERIKATAN

ANALISIS PUTUSAN NOMOR 182/Pdt.G/2021/PN Mlg

A. Kasus Posisi

Bagus Setyo Nugroho (tergugat) merupakan menantu dari Anik Sulastari (penggugat I).

Tergugat menikah dengan anak Penggugat I yaitu Zuli Rantauwati (penggugat II) pada tanggal 13 April 2013 dan kemudian bercerai pada tanggaL 2 April 2019. Sebelum menikah, Penggugat II dan Tergugat membuat perjanjian pra nikah mengenai pemisahan harta tertanggal 1 April 2013 dihadapan Notaris Sisca Utami Damayanti, SH.M.Kn.

Pada sekitar pertengahan tahun 2016, Penggugat II dan Tergugat menyampaikan kepada Penggugat I terkait pekerjaan yang ditawarkan oleh Alumni ITS yang bernama Fredy Septianto kepada Tergugat yaitu proyek Jalan Tol di Ngawi. Menurut Tergugat, pekerjaan tersebut akan menghasilkan banyak keuntungan. Dikarenakan saat itu Tergugat tidak memiliki pekerjaan, atas desakan dari Tergugat dan Penggugat II maka Penggugat I mencarikan dana pinjaman di Bank BRI Nganjuk. Tergugat berjanji kepada Penggugat I akan membayar angsuran, bunga dan denda.

Penggugat I menerima dana segar dari BRI Nganjuk dengan jaminan sertifikat milik Anik Sulastari (Penggugat I) dengan perjanjian Nomor Rek. 5601502420159 senilai Rp 1.500.000.000,- (Satu Milyard Lima Ratus Juta Rupiah), dari dana tersebut disisakan Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) untuk dana cadangan pembayaran bunga di BRI, Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dibawah Penggugat dimana dalam perjanjian kredit tersebut sebagai debitor adalah Penggugat I mengingat yang menjadi jaminan adalah Sertipikat Hak Milik Nomor 43 atas tanah milik Penggugat I yang berada di Jalan Jl. Yos Sudarso No. 78 RT. 002 RW. 002 Desa Ganung Kidul Kec./Kab. Nganjuk

(2)

Setelah mendapat pinjaman tersebut, Tergugat menggunakan dana pinjaman tersebut dan dimulailah pekerjaan pengurukan tanah proyek Tol dengan meminjam Perusahaan teman tergugat yang bernama Asif Hudairi dengan sistem bertahap.

Bahwa uang yang telah digunakan/dipinjam Tergugat adalah Rp 1.300.000.000,- (Satu Milyard Tiga Ratus Juta Rupiah). Jika dihitung dengan perincian pembayaran dari bank BRI cabang Nganjuk, hutang pokok 1,5 Milyard tersebut ditambah dengan bunga, denda- denda, admin dan perpanjangan jika dihitung secara rinci, total pinjaman mencapai Rp 1.700.000.000,- (Satu Milyard Tujuh Ratus Juta Rupiah). Dari sejumlah uang tersebut, Tergugat tidak pernah membayar hutang pokok, bunga, denda maupun perpanjangan kredit hampir selama 3 (tiga) tahun lebih hingga dilunasinya pembayaran ke BRI per tanggal 10 Desember 2019.

Pekerjaan proyek tergugat berjalan lancar dan mendapat keuntungan namun Terguggat mulai tidak menepati janjinya yaitu hanya menyetor angsuran hutang/kredit ke BRI sebesar Rp.25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah) sehingga Penggugat I ditagih dan sering mendapat teguran dari BRI. Dikarenakan tidak ada itikad baik dari Tergugat untuk memenuhi kewajibannya, maka Penggugat II melalui kuasa hukum mengirim somasi ke 1 pada tanggal 2 November 2020 ke Tergugat, selanjutnya somasi ke 2 pada tanggal 18 November 2020.

B. Analisis

Penggugat I adalah Anik Sulastari dan Penggugat II adalah Zuli Rantauwati. Mereka menggugat Bagus Setyo Nugroho (tergugat) dalam perihal tergugat tidak memenuhi perjanjian. Dalam kasus ini, Atikoh selaku ibu Tergugat menjadi turut tergugat.

a. Analisis dalam Pasal 1320 & Pasal 1338 Ayat (1) Isi Pasal 1320 KUHPer adalah sebagai berikut:

“Supaya terjadi persetujuan yang sah, perlu dipenuhi empat syarat;

1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya;

2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;

3. Suatu pokok persoalan tertentu;

(3)

4. Suatu sebab yang tidak terlarang.

Perjanjian antara para penggugat dan tergugat merupakan suatu perjanjian yang sah.

Para penggugat dan tergugat telah mencapai kesepakatan dimana Tergugat I sebagai debitur berjanji kepada Penggugat I sebagai kreditur untuk secepatnya memenuhi kewajibannya yaitu untuk membayar angsuran, bunga dan denda dari pinjaman tersebut.

Kesepakatan juga dilakukan tanpa ada ancaman, kekhilafan, dan penipuan dari kedua belah pihak.

Kedua belah pihak juga cakap dibuktikan dengan Penggugat II dan Tergugat yang dapat melakukan tindakan hukum secara mandiri. Para penggugat dan tergugat tidak berada di bawah pengampuan. Lalu, para penggugat dan tergugat juga pernah menikah sehingga dinilai sudah cakap dalam hukum.

Dalam perjanjian tersebut terdapat pokok persoalan tertentu. Prestasi dari perjanjian tersebut adalah debitur harus membayar angsuran, bunga dan denda dari pinjaman yang telah dipinjamkan oleh kreditur dari BRI. Maka, debitur harus melaksanakan kewajibannya agar debitur dapat mendapatkan haknya sesuai dengan isi perjanjian.

Perjanjian antara para penggugat dan tergugat didasarkan atas kausa yang halal.

Perjanjian tidak didasari dengan maksud yang bertujuan untuk melanggar peraturan perundang-undangan dan keasusilaan.

Isi Pasal 1338 KUHPer adalah:

“Semua persetujuan yang dibuat sesuai dengan undang-undang berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Persetujuan itu tidak dapat ditarik kembali selain dengan kesepakatan kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang ditentukan oleh undang-undang. Persetujuan harus dilaksanakan dengan itikad baik.”

Berdasarkan pasal tersebut, perjanjian antara para penggugat dan tergugat merupakan perjanjian sah yang memiliki akibat hukum serta menghasilkan hak dan kewajiban . Maka, sudah sepatutnya bagi kreditur yaitu tergugat untuk tidak lalai dalam mewujudkan prestasi. Perbuatan tergugat yang mengabaikan para penggugat ketika

(4)

ditagih untuk melunaskan kewajibannya juga tidak sesuai dengan pasal ini, karena tergugat tidak memiliki itikad baik dalam menjalankan kewajibannya.

b. Arti prestasi atau objek perikatan terdapat dalam Pasal 1234 KUHPer yang berisi:

Perikatan ditujukan untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat sesuatu.”

Syarat objek perikatan (prestasi):

 Dapat ditentukan

 Diperkenankan atau diperbolehkan. Prestasi tidak boleh bertentangan dengan Undang-Undang, ketertiban umum dan kesusilaan.

 Prestasi dimungkingkan untuk dilaksanakan oleh debitur.

Berdasarkan kasus diatas, syarat pertama dan kedua telah terpenuhi. Namun, syarat ketiga tidak dipenuhi tergugat karena tergugat tidak sepenuhnya melaksanakan prestasi.

c. Dikarenakan tergugat tidak memenuhi prestasi, maka tindakan tersebut disebut ingkar janji atau wanprestasi. Jenis-jenis wanprestasi yaitu:

 Tidak memenuhi prestasi sama sekali

 Terlambat memenuhi somasi

 Memenuhi prestasi dengan tidak baik

 Melakukan suatu perbuatan yang seharusnya tidak boleh dilakukan.

Berdasarkan kasus diatas, tergugat memenuhi prestasi dengan tidak baik. Tergugat hanya menyetor angsuran hutang/kredit ke BRI sebesar Rp.25.000.000,00 lalu setelah itu tidak pernah menyetor kembali. Hal tersebut membuktikan bahwa tergugat lalai dan tidak memiliki itikad baik dalam memenuhi kewajibannya, dimana tergugat berjanji kepada Penggugat I untuk membayar seluruh angsuran, bunga dan denda. Dikarenakan tidak ada tenggang waktu dalam perjanjian ini dan tergugat dianggap mampu untuk memenuhi prestasi, maka Penggugat II melalui kuasa hukum mengirim somasi kepada tergugat. Walaupun telah mengakui kewajiban tergugat, tergugat selaku debitur masih belum membayar angsuran, bunga dan denda dari pinjaman tersebut.

(5)

d. Akibat hukum wanprestasi yaitu:

 Kreditur menuntut pemenuhan prestasi

 Kreditur menuntut ganti rugi

 Kreditur menuntut pemenuhan prestasi dan ganti rugi

 Kreditur membatalkan perjanjian timbal balik

 Kreditur membatalkan perjanjian timbal balik dan ganti rugi

Berdasarkan kasus diatas, Penggugat selaku kreditur menuntut pemenuhan prestasi dan ganti rugi. Pemenuhan prestasi sebesar Rp. 1.700.000.000,- sebagai hutang pokok dan bunga serta denda-denda. Penggugat juga meminta ganti rugi materiil sebesar Rp.

100.000.000,- karena penggugat harus membayar advokat dalam mengajukan gugatan dan ganti rugi imateriil sebesar Rp. 1.000.000.000,- dikarenakan penggugat menderita gangguan psikis dan nama baik yang tercoreng karena tergugat tidak memenuhi kewajibannya.

Putusan hakim mengabulkan sebagian gugatan Penggugat, yaitu menghukum Tergugat untuk membayar hutang pokok dan bunga serta denda-denda secara kontan dan seketika kepada Penggugat sebesar Rp. 1.700.000.000,-

Referensi

Dokumen terkait

Adapun hasil penelitian ini adalah bahwa akibat hukum jaminan hak atas tanah yang dialihkan kreditur tanpa sepengetahuan debitur, mengakibatkan hak atas tanah secara hukum sah

Bahwa pada hari dan tanggal tersebut diatas, Penggugat menyatakan telah mencapai kesepakatan untuk damai dengan Tergugat dan Tergugat selaku nasabah telah melunasi

Industrial belum memenuhi asas kepastian hukum karena hak-hak Penggugat tidak diputuskan untuk diberikan kepada pekerja/ buruh sesuai dengan Undang-Undang Nomor 13

Pengadilan Agama Tangerang, berawal dari adanya perkawinan antara Y binti YYY sebagai Penggugat dengan X bin XXX sebagai Tergugat, keduanya telah menikah sah

Apabila Penggugat menyadari bahwa Tergugat belum membuat laporan keuangan perusahaan tahun 2011 pada saat belum dinyatakan pensiun hal itu dapat dilakukan Penggugat

Menimbang, bahwa sesuai dengan akad yang dibuat oleh Penggugat dan Para Tergugat bahwa jangka kerjasama usaha antara Penggugat dan Para Tergugat berlangsung untuk jangka waktu

Sementara itu, untuk permohonan PKPU yang diajukan oleh kreditur dan tawaran perdamaian dari debitur diterima oleh kreditur maka hal tersebut tidak ada relevansinya lagi untuk dilakukan

Hakim dalam putusan ini mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebahagian, menyatakan bahwa tergugat I dan II bukan sebagai ahli waris yang sah dan berhak menerimanya adalah merupakan