Hal ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana pasien mengetahui tentang perawatan kehamilan dan perawatan bayinya kelak. Tujuan : Untuk mengetahui batas kiri atau kanan pada uterus ibu, yaitu punggung pada letak bujur dan kepala pada letak lintang.
Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Karakteristik keputihan abnormal akan mengeluh keputihannya berwarna kuning kehijauan, kental atau berbusa, berbau, dan disertai rasa gatal. g) Kram. Subyektif : Ibu mengatakan sering mengalami kram pada kaki Obyektif : Nampak/tidak nampak ibu kesakitan karena kram.
Identifikasi Kebutuhan Segera
Intervensi
R/ pijatan dapat meningkatkan relaksasi sehingga nyeri berkurang. f) Anjurkan ibu untuk melakukan senam hamil secara teratur. Kriteria hasil : Ibu dapat BAB secara normal (1-2 kali/hari).. a) Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi tinggi serat, seperti sayur dan buah-buahan.
Implementasi
R/ Hangatnya air tidak hanya memberi kenyamanan, tetapi juga memperlancar sirkulasi. d) Anjurkan ibu untuk menghindari duduk terlalu lama atau memakai pakaian yang terlalu ketat.
Evaluasi
Manajemen Asuhan Kebidanan Persalinan .1 Pengkajian
Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Identifikasi Kebutuhan Segera
Intervensi
Rasional : Jika terjadi penyulit dalam persalinan, keterlambatan untuk merujuk ke fasilitas yang sesuai dapat membahayakan jiwa ibu dan/atau bayinya (Sondakh Berikan KIE tentang prosedur seperti pemantauan janin dan kemajuan persalinan normal. Rasional : Melindungi dari resiko infeksi, dengan mempersiapkan tempat ibu mendapatkan privasi yang diinginkan, memastikan kelengkapan, jenis, dan jumlah bahan yang diperlukan serta dalam keadaan siap pakai (Sondakh Pantau kemajuan persalinan yang meliputi his (frekuensi, lama, dan kekuatan his) 30 menit sekali, pemeriksaan vagina (pembukaan serviks, penipisan serviks, penurunan kepala, dan molase) dikontrol setiap 4 jam sekali, tekanan darah setiap 4 jam sekali, suhu setiap 2 jam sekali pada kala I fase Laten dan 2 jam sekali pada kala I fase aktif, nadi setiap 30 menit sekali, DJJ setiap 30 menit sekali, urine setiap 2 jam sekali, dengan. Rasional : Lembar observasi dan partograf dapat mendeteksi apakah proses persalinan berjalan baik atau tidak karena tiap persalinan memiliki kemungkinan terjadinya partus lama.
Rasional : Mempertahankan kandung kemih bebas distensi dapat meningkatkan ketidaknyamanan, sehingga mengakibatkan kemungkinan trauma, mempengaruhi penurunan janin dan memperlama persalinan (Doenges Berikan KIE kepada keluarga atau yang mendampingi persalinan agar sesering mungkin menawarkan air minum dan makanan kepada ibu selama proses persalinan. Rasional : Makanan ringan dan asupan cairan yang cukup selama proses persalinan akan memberi lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi. Rasional : berlatih relaksasi dapat memacu munculnya hormon endorphin setiap saat sehingga dapat membantu proses persalinan (Aprilia Berikan KIE kepada ibu untuk mengatur posisi yang nyaman, mobilisasi seperti berjalan, berdiri, atau jongkok, berbaring miring atau merangkak.
Implementasi
Rasional : Berjalan, berdiri, atau jongkok dapat membantu proses turunnya bagian terendah janin, berbaring miring dapat memberi rasa santai, memberi oksigenasi yang baik ke janin, dan mencegah laserasi, merangkak dapat mempercepat rotasi kepala janin, peregangan minimal pada perineum serta bersikap baik pada ibu yang mengeluh sakit pinggang (Sondakh, 2013).
Evaluasi
Lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi. a) Meletakkan kain diatas perut ibu dan resusitasi, serta ganjal bahu bayi. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi bayi tetap fleksi agar tidak defleksi dan membantu lahirnya kepala. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernapas cepat dan dangkal saat 1/3 bagian kepala bayi telah keluar dari vagina.
Pegang kedua mata kaki (memasukkan telunjuk diantara kaki dan memegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari lainnya).. a) Menilai tangis kuat bayi dan/ atau bernapas tanpa kesulitan.
Manajemen Kebidanan Kala III
Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan menjepit kembali tali pusat pada 2 cm dari klem pertama. 4) Pemotongan dan pengikatan tali pusat. Menggunakan satu tangan, memegang tali pusat yang telah dijepit (melindungi perut bayi) dan melakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut. b. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, menghentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur di atas. Memegang dan memutar plasenta (searah jarum jam) hingga selaput ketuban terpilin kemudian melahirkan dan menempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan. Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian menggunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal.
Manajemen Kebidanan Kala IV
Menurut JNPK-KR (2014), penatalaksanaan kala IV persalinan normal sebagai berikut : . 1) Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Meletakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi belum berhasil menyusu di dalam satu jam pertama dan membiarkan sampai bayi berhasil menyusu. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai dengan tata laksana atonia uteri.
Manajeme n Asuhan pada Bayi Baru Lahir Tanggal : …… Jam
Telinga : Telinga simetris atau tidak, bersih atau tidak, terdapat cairan yang keluar dari telinga yang berbau atau tidak (Sondakh, 2013). Dada : Periksa bentuk dan kelainan dada, apakah ada kelaian bentuk atau tidak, apakah ada retraksi kedalam dinding dada atau tidak, dan ganguan pernapasan (Tando, 2016). Tidak ada udara masuk Grunting. lt;4 : tidak ada respiratory distress 4 – 7 : respiratory distress. a) Refleks moro : Rangsangan mendadak yang menyebabkan lengan terangkat keatas dan kebawah terkejut dan relaksasi dengan cepat (Hidayat, 2009).
Hal yang terjadi adalah abduksi dan ekstensi simetris lengan, jari-jari mengembang seperti kipas dan membentuk huruf C dengan ibu jari dan jari telunjuk, mungkin terlihat adanya sedikit tremor, lengan terabduksi dalam gerakan sedikit memeluk dan kembali dalam posisi flrksi dan gerakan yang rileks. Jika disentuh bibir, pipi atau sudut mulut bayi dengan putting makan bayi akan menoleh kea rah stimulus, membuka mulutnya, memasukkan putting dan mengisap. Jari bayi melekuk di sekeliling berada pada genggamannya seketika bila jari diletakan di telapak tangan (Hidayat, 2009). g) Refleks Babinski : pada telapak kaki, dimulai pada tumit, gores sisi lateral telapak kakai kea rah atas kemudian gerakkan jari sepanjang telapak kaki.
Manajemen Asuhan Kebidanan Masa Nifas 1 (6 jam – 48 jam) .1 Pengkajian
Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Pada langkah ini dilakukan interpretasi data yang benar terhadap diagnose atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.
Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnose potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnose yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, samabil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnose potensial benar-benar terjadi.
Identifikasi Kebutuhan Segera
Intervensi
Beritahu ibu mengenai hasil pemeriksaannya, bahwa ia dalam kedaan normal, namun perlu untuk melakukan pemeriksaan rutin. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas seperti perdarahan, sakit kepala yang hebat, bengkak pada muka kaki dan tangan, demam lebih dari 2 hari, payudara bengkak, ibu terlihat murung dan menangis. R/ Memberi informasi mengenai tanda bahaya kehamilan kepada ibu dan keluarga agar dapat melibatkan ibu dan keluarga dalam pemantauan dan deteksi dini komplikasi kehamilan, sehingga jika terjadi salah satu tanda bahaya, ibu dan keluarga dapat mengambil keputusan dan bertindak dengan cepat (Sulistyawati, 2012).
R/ Menjaga kebersihan daerah perineum ibu dan mencegahnya dari infeksi serta membantu mempercepat proses penyembuhan luka jahitan episiotomi (Marmi, 2012). b) Anjurkan ibu untuk meminum hingga habis obat analgetik dan antibiotik serta zat besi yang telah diberikan. R/ Obat analgetik dapat mengurangi rasa nyeri yang dialami ibu dan obat antibiotik dapat menghambat mikroba atau jenis lain penyebab infeksi, serta dengan pemberian zat besi pada ibu nifas karena di masa nifas kebutuhan Fe meningkat akibat kehilangan darah pada saat proses persalinan (Saleha, 2013). c) Demonstrasi senam nifas. R/ adanya laserasi atau luka epsiotomi dapat menyebabkan rasa nyeri sehinggan keinginan ibu untuk defekasi menurun.
Implementasi
S : data subjektif pasien setelah menerima asuhan O : data objektif pasien setelah menerima asuhan A : kesimpulan dari keadaan pasien saat ini P : rencana yang dilakukan sesuai keadaan pasien.
Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-.
Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari- hari.
Identifikasi Diagnos a dan Masalah
Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Identifikasi Kebutuhan Segera
Intervensi
R/ Identitas merupakan cara yang tepat untuk menghindari kekeliruan (Muslihatun, 2010). d) Keringkan kepala dan tubuh neonatus dan bungkus bayi dengan selimut hangat. R/ Mengurangi kehilangan panas akibat evaporasi dan konduksi, melindungi kelembaban bayi dari aliran udara atau pendingin udara, dan membatasi stres akibat perpindahan dari uterus yang hangat ke lingkungan yang lebih dingin (Muslihatun, 2010). e) Rawat tali pusat dengan cara membungkus dengan kassa kering yang bersih dan steril. Anjurkan ibu utuk mengganti popok bayi setelah BAB dan BAK R/ Segera mengganti popok setiap basah merupakan salah satu cara untuk menghindari bayi dari kehilangan panas (Muslihatun, 2010). i) Anjurkan ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif.
R/ ASI adalah makanan terbaik bagi bayi untuk tumbuh kembang dan pertahanan tubuh, kebutuhan nutrisi 30-60 ml setiap 2-3 jam/hari. j) Anjurkan ibu cara menyusui yang benar, maka bayi akan merasa nyaman dan tidak tersedak. R/ Dengan posisi menyusui yang benar maka bayi akan merasa nyaman dan tidak tersedak, serta kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan baik. Tidak ada tanda kemerahan, tidak ada nyeri, tidak ada bengkak, tidak ada penurunan fungsi bagian tubuh Intervensi.
Implementasi
Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Masa Interval .1 Pengkajian
- Identifikasi Diagnosa dan Masalah
- Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial Hormonal
- Identifikasi Kebutuhan Segera
- Intervensi
- Implementasi
R/ Klien akan mampu memilih alat kontrasepsi yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya. e) Jelaskan mengenai KB IUD (AKDR) merupakan alat kecil yang dipasang dalam rahim, sangat efektif dan aman, dapat dicabut kapan saja Anda inginkan, bekerja hingga 10 tahun tergantung jenisnya, dapat menambah . pendarahan haid atau menyebabkan kram, dan tidak melindungi dari HIV AIDS dan IMS. R/ Klien akan mampu memilih alat kontrasepsi yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya. g) Jelaskan mengenai KB suntik 3 bulan yaitu Suntikan diberikan setiap 3 bulan Sangat efektif, mudah untuk berhenti namun perlu waktu untuk dapat hamil, aman bagi hampir semua perempuan, merubah haid bulanan, dan tidak melindungi terhadap HIV/IMS. R/ Klien akan mampu memilih alat kontrasepsi yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya. h) Jelaskan mengenai kontrasepsi mantap (kontap).
R/ Klien akan mampu memilih alat kontrasepsi yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya. i) Jelaskan mengenai KB kondom yaitu dapat mencegah kehamilan dan IMS termasuk HIV, sangat efektif bila digunakan setiap kali bersenggama, bisa hanya kondom dan atau bersama dengan metode KB lain, dan mudah didapat dan digunakan. Alat kontrasepsi Suntik Progestin (Siswishanto, 2009) 1) Berikan kontrasepsi suntikan progestin pada klien . 2) Jelaskan pada klien tentang efek samping kontrasepsi suntikan progestin dan penanganannya. Alat kontrasepsi Implant (Siswishanto, 2009) 1) Berikan konseling pra pemasangan implant. a) Jelaskan kemungkinan efek samping kontrasepsi implant.