• Tidak ada hasil yang ditemukan

96 bab v: kesimpulan dan saran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "96 bab v: kesimpulan dan saran"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

96 BAB V:

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Motif mahasiswi syari’ah IAIN Ponorogo dalam mengkonsumsi komoditas trend fashion adalah adanya keinginan untuk tampil percaya diri di hadapan masyarakat dan lingkungan pergaulannya.

Berdasarkan konsep konsumsi umum hal ini diperbolehkan asalkan tujuan konsumsinya untuk mencapai kepuasan maksimal terpenuhi.

Sedangkan dilihat dari konsep konsumsi Islam, motif yang didasarkan pada keinginan tidaklah dilarang apabila dengan hal tersebut martabat manusia dapat ditingkatkan. Akan tetapi motif untuk tampil percaya diri di hadapan masyarakat yang dimaksudkan oleh mahasiswi syari’ah IAIN Ponorogo tersebut tidak masuk dalam kategori

meningkatkan martabat, bahkan apabila tidak berhati-hati dapat jatuh dalam sikap sombong dan riya’. Dan hal tersebut tidak akan membawa mereka pada tujuan konsumsi yaitu mas}lah}ah falah}.

2. Prinsip-prinsip konsumsi trend fashion mahasisiwi syari’ah IAIN Ponorogo terbagi menjadi dua yaitu prinsip pembelian yang mereka utarakan dalam wawancara yaitu harga barang, uang yang dimiliki, model atau desain, warna, kualitas, kenyamanan, pertimbangan butuh atau tidak, dan tempat pembelian. Dan prinsip lain yaitu ketidaksediaan mereka untuk berhutang. Berdasarkan konsep

(2)

97

konsumsi umum telah sesuai dengan asumsi-asumsi dasarnya. Yaitu konsumen rasional, memiliki skala preferensi dan mampu meranking kebutuhannya serta dalam hal kuantitas barang yang dikonsumsi mahasiswi masih terkendala anggaran, sehingga kepuasan yang mereka peroleh terbatas pada anggaran yang mereka miliki.

Sedangkan dilihat dari konsep prinsip-prinsip konsumsi Islam mahasiswi tersebut terbagi dalam dua kelompok yaitu yang telah sesuai dengan prinsip konsumsi Islam dan kelompok yang belum sesuai. Kelompok yang belum sesuai tersebut di antaranya adalah para mahasiswi tersebut di luar kampus masih mengabaikan prinsip toyyib dalam hal konsumsi busana dan prinsip kemanfaatan bagi diri konsumen dalam komoditas fashion.

B. Saran

1. Berkaitan dengan motif dan tujuan mahasiswi mengkonsumsi komoditas trend fashion hendaknya diperbaiki. Karena segala sesuatu bergantung kepada niatnya. Meskipun terdapat kesesuaian prinsip apabila diniatkan untuk hal yang tidak dianjurkan dalam Islam maka hal tersebut merupakan kesia-siaan.

2. Sedangkan bagi lembaga IAIN Ponorogo ditengah maraknya trend mode yang semakin berkembang, melalui tenaga pengajar hendaknya memberikan nasihat-nasihat atau teguran-teguran terhadap mahasiswi yang dianggap berlebihan atau tidak sesuai dengan etika mahasiswi berpenampilan di lingkungan kampus.

Referensi

Dokumen terkait

Fakultas Syari ‟ah Jurusan Muamalah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo. Pembimbing Ika Susilawati, MM. Kata Kunci:Akad Perjanjian, Pembiayaan

Dari pengukuran kecukupan RTH publik yang dilakukan pada ruas Jalan Veteran dan Jalan HOS Cokroaminoto didapati bahwa RTH Publik Eksisting belum cukup dalam menyerap seluruh emisi yang

Dari hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan bahwa pelaksanaan SMKK untuk pekerjaan penanganan lereng Ponorogo – Trenggalek berjalan dengan baik, terbukti dengan pelaksanaan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pada variabel harga berpengaruh positif dalam minat beli konsumen oleh karena itu, penjual bibit tanaman buah disarankan untuk menetapkan

Kelas ibu balita diberikan 4 kali pertemuan selama 1 bulan dengan waktu 60 menit setiap pertemuan dengan pemantauan tingkat konsumsi energi dan protein dilakukan 2 kali pada sebelum dan

Konsumsi lemak terendah yaitu 11,8 gr dalam kategori tingkat konsumsi defisit dan konsumsi lemak tertinggi yaitu 34,8 gr dalam kategori tingkat konsumsi baik.. Rata rata konsumsi lemak

Tingkat konsumsi protein pada balita setelah dilaksanakan edukasi tanpa media adanya perubahan sebesar 9,3%, sedangkan tingkat konsumsi energi balita pada kelompok edukasi dengan media

Tingkat konsumsi energi sesudah konseling gizi menunjukkan bahwa sebanyak 33,3% ibu hamil memiliki tingkat konsumsi energi pada kategori defisit tingkat berat, 33,3% defisit sedang dan