• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN DAN SARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB V KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN DAN SARAN"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Kelas ibu balita 4 kali pertemuan selama 1 bulan dengan frekuensi 1 minggu sekali dengan waktu 60 menit setiap pertemuan memberikan pengaruh signifikan (p = 0,000 < 0,05) pada tingkat pengetahuan gizi ibu balita yaitu rata-rata pre-test sebesar 68,89 (kategori cukup) meningkat pada post-test sebesar 86,67 (kategori baik) dengan perubahan sebesar 17,78%.

2. Kelas ibu balita 4 kali pertemuan selama 1 bulan dengan frekuensi 1 minggu sekali dengan waktu 60 menit setiap pertemuan memberikan pengaruh signifikan (p = 0,003 < 0,05) pada sikap ibu balita yaitu rata-rata pre-test sebesar 29,33 meningkat pada post-test sebesar 30,39 (dengan persentase persetujuan 73,32% menjadi 75,97% dari total skor yang diharapkan yaitu 40,00 atau 100% jika semua ibu menjawab sangat setuju) dengan perubahan sebesar 1,06%.

3. Kelas ibu balita 4 kali pertemuan selama 1 bulan dengan frekuensi 1 minggu sekali dengan waktu 60 menit setiap pertemuan memberikan pengaruh signifikan (p = 0,012 < 0,05) pada keterampilan ibu balita yaitu rata-rata pre-test sebesar 71,00 meningkat pada post-test sebesar 75,94 dengan perubahan sebesar 4,94% meskipun masih dalam kategori cukup.

4. Kelas ibu balita diberikan 4 kali pertemuan selama 1 bulan dengan waktu 60 menit setiap pertemuan dengan pemantauan tingkat konsumsi energi dan protein dilakukan 2 kali pada sebelum dan sesudah kelas ibu balita masing-masing memberikan pengaruh signifikan (p = 0,000) pada tingkat konsumsi energi dan protein balita yaitu rata-rata tingkat konsumsi energi 73,56% (kategori defisit tingkat sedang) meningkat menjadi 82,22%

(kategori defisit tingkat ringan) dengan perubahan sebesar 8,66%, sedangkan rata-rata tingkat konsumsi protein dari 124,72% meningkat menjadi 135,94% masih dalam kategori diatas AKG dengan perubahan sebesar 11,2%.

(2)

59 5. Kelas ibu balita 4 kali pertemuan selama 1 bulan dengan frekuensi 1 minggu sekali dengan waktu 60 menit setiap pertemuan tidak memberikan pengaruh pada status gizi balita. Kelas ibu balita hanya dapat menambah berat badan anak berkisar 0,05–0,45 kg dan meningkatkan tinggi badan dengan kisaran penambahan yaitu 0,1–0,5 cm.

B. Saran

1. Bagi Dinas Kesehatan atau pihak puskesmas setempat, penelitian ini mempu meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan ibu balita serta tingkat konsumsi energi dan protein balita. Penggunaan media dapat lebih dikembangkan seperti dengan menggunakan modul kelas ibu balita sehingga acara dapat lebih tergorganisir dengan baik dan ibu dapat mempunyai pegangan untuk menerapkan materi yang diberikan di rumah masing-masing.

2. Bagi peneliti lain, penelitian ini belum dapat meningkatkan status gizi balita maka untuk dapat meningkatkan status gizi balita perlu diberikan intervensi dalam waktu yang lebih lama sehingga perubahan status gizi dapat terlihat lebih signifikan.

Referensi

Dokumen terkait

Ini berarti kebutuhan bahan saat sekarang sama dengan 0.89455 kali kebutuhan bahan satu bulan sebelumnya dikurangi 0.64191 penyimpangan satu bulan sebelumnya

Pemberian Intervensi berupa Konseling Gizi Sebaya setelah 1 minggu berpengaruh terhadap tingkat konsumsi protein remaja putri SMPN 21 Malang dengan hasil uji statistik p=0,062..

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan konsumsi energi pada α 0,05.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat

Bagi Peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta pemahaman peneliti tentang pengaruh pendampingan gizi terhadap pengetahuan gizi ibu dan tingkat konsumsi

Tujuan Umum Mengetahui perbedaan pengetahuan, sikap, keterampilan ibu dan tingkat konsumsi energi dan protein pada balita gizi kurang usia 4 – 5 tahun sebelum dan sesudah penyuluhan

Hasil dari food report yang dilakukan, frekuensi pemberian MP-ASI sebelum dan sesudah diberikan edukasi pada subjek 1 Ny.S sama yaitu 3 kali sehari makanan utama, mulai hari ke 4 food

Semakin defisit tingkat konsumsi energi balita semakin kurang pula pola asuh balita tersebut balita dengan tingkat konsumsi energi normal dan memiliki pola asuh baik hanya ada pada

Ada perbedaan rata-rata pola konsumsi balita pada kelompok, padi- padian, umbi-umbian, pangan hewani, minyak dan lemak, buah/biji berminyak, kacang-kacangan, gula serta sayur dan buah