TUGAS TERSTRUKTUR
MATA KULIAH PERENCANAAN WILAYAH( PNB 1517)
Oleh:
Ribka Sesilia NIM. A1G022013
KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO
2023
A. SOAL
1. Buatlah rangkuman mengenai pengertian, dasar hukum, dan ruang lingkup dari Kawasan Ekonomi Khusus.
2. Berikan penjelasan mengenai perbedaan antara kawasan agropolitan dan kawasan ekonomi khusus.
3. Berikan contoh salah satu kawasan ekonomi khusus di Indonesia. (sebutkan wilayahnya, komoditas yang dikembangkan, dan pasar tujuan produknya)
4. Berikan penjelasan mengenai peran agribisnis dalam mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus di Indonesia.
B. JAWABAN
1. Menurut pasal 1 no.1 UU no.39 tahun 2009 kawasan ekonomi khusus adalah kawasan dengan batas tertentu dalam hukum wilayah NKRI yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. Kawasan ekonomi khusus terdiri atas satu atau beberapa zona yaitu pengolahan ekspor logistik, kesehatan,industri,pengembangan teknologi, pariwisata, energi, teknologi, ekonomi kreatif,pendidikan, olahraga, jasa keuangan. Dalam lingkup internasional Kawasan Ekonomi Khusus disebut pula dengan Special Economic Zones (SEZs). SEZs merupakan zona yang dirancang untuk menarik perusahaan menuju sebuah area tertentu, khususnya ialah area yang kurang beruntung di sektor ekonomi. Hal ini dilakukan dengan menawarkan insentif seperti perlakuan pajak khusus.
2. Berikut ini perbedaan antara kawasan agropolitan dan kawasan ekonomi khusus:
• Kawasan agropolitan
1. Lokasi mengacu pada RT/RW provinsi dan kabupaten/kota, dan mengacu pada kesesuaian lahan baik pada lahan basah maupun lahan kering.
2. Pengembangan komoditas tanaman pangan pada lahan gambut mengacu pada kelas kesesuaian lahan gambut yang telah berlaku.
3. Dibangun dan dikembangkan oleh pemerintah, pemerintah daerah, swasta dan atau masyarakat sesuai dengan biofisik dan sosial ekonomi dan lingkungan.
4. Berbasis komoditas tanaman pangan nasional dan daerah dan, atau komoditas lokal yang mengacu pada kesesuaian lahan.
5. Dapat diintegrasikan dengan komoditas lainnya.
6. Kawasan pertanian pangan pada lahan basah yang telah diusahakan secara terus menerus tanpa melakukan alih komoditas yang mencakup satu atau lebih dan 7 (tujuh) komoditas utama.
7. Kawasan pertanian pangan pada lahan kering yang telah diusahakan secara terus menerus di musim hujan tanpa melakukan alih komoditas yang mencakup satu atau lebih dan 7 (tujuh) komoditas utama tanaman pangan.
• Kawasan Ekonomi Khusus(KEK)
Usulan lokasi Kawasan Ekonomi Khusus dalam pasal 6 harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dan tidak berpotensi mengganggu kawasan lindung.
2. Adanya dukungan dari pemerintah provinsi dan atau pemerintah kabupaten/kota yang bersangkutan.
3. Terletak pada posisi yang dekatt dengan jalur perdagangan internasional atau dekat dengan jalur pelayaran internasional di Indonesia atau terletak pada wilayah potensi sumber daya unggulan.
4. Mempunyai batas yang jelas.
3. Berikut ini wilayah yang termasuk kawasan ekonomi khusus di Indonesia:
1) KEK Arun Lhokseumawe
KEK ini berlokasi di Kabupaten Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh. Telah beroperasi pada 14 Desember 2018 lalu. Luas areanya sekitar 2.662 hektar. Termasuk dalam KEK industri, kegiatan utamanya meliputi, industri energi; industri petrokimia dan kimia lainnya; industri
pengolahan kelapa sawit; industri pengolahan kayu; serta logistik dengan dasar hukum PP No. 5 tahun 2017(Februari 2017). Selain itu kawasan ekonomi khusus arun lhokseumawe berpotensi menjadi salah satu ekosistem perairan yang kaya dan produktif selain itu ekonomi khusus ini dijadikan kawasan basis industri pertanian dengan dukungan komoditas unggulan seperti sawit, kopi, kakao, karet, kelapa, minyak atsiri, dll. Kawasan ekonomi khusus arun lhouksemawe berada pada pasar perdagangan Asean dan Asia Selatan.
2) KEK Sei Mangkei
KEK Sei Mengkei berada di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Area yang memiliki luas sekitar 2.002 hektar ini telah beroperasi pada Januari 2015 silam. Tergolong KEK industri dan pariwisata, kegiatan utamanya meliputi, industri pengolahan kelapa sawit; industri pengolahan karet; pariwisata; serta logistik. Dasar hukum PP no.29 tahun 2012(Februari 2012).
3) KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK)
KEK MBTK berdiri diatas area seluas 557 hektar di Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Kawasan tergolong KEK industri ini telah beroperasi pada sejak April 2019. Kegiatan utamanya seperti industri pengolahan kelapa sawit; industri energi; serta logistik. Dasar hukum PP no.85 tahun 2014(Mei 2014).
4) KEK Bitung
KEK Bitung berada di Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara. Berdiri di area seluas 534 hektar dan telah beroperasi sejak April 2019 lalu. Kawasan yang termasuk dalam KEK industri ini memiliki kegiatan utama seperti industri pengolahan kelapa; industri pengolahan perikanan; serta logistik. Dasar hukum PP no.32 tahun 2014(Mei 2014).
5) KEK Sorong
KEK yang berdiri di area seluas 523 hektar ini berada di Kabupaten Sorong, Papua Barat. Telah beroperasi sejak Oktober 2019 silam. KEK Sorong memiliki sejumlah kegiatan utama, meliputi industri pengolahan nikel,
industri pengolahan kelapa sawit, industri hasil hutan dan perkebunan sagu;
serta logistik. Dasar hukum PP no. 31 tahun 2016(Agustus 2016).
4. Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional Indonesia. Sektor agribisnis menyerap lebih dari 75%
angkatan kerja nasional termasuk di dalamnya 21,3 juta unit usaha skala kecil berupa usaha rumah tangga diperhitungkan maka sebesar 80% dari jumlah penduduk nasional menggantung hidupnya pada sektor agribisnis. Peranan sektor agribisnis yang demikian besar dalam perekonomian nasional memiliki implikasi penting dalam pembangunan ekonomi nasional ke depan. Dengan penerapan KEK yang di dalamnya juga terdapat pembangunan sektor agribisnis(bisnis pertanian), Indonesia dapat menawarkan potensi bisnis yang menarik bagi perusahaan asing, termasuk perusahaan asal China. Dalam hal ini, KEK dapat menjadi platform bagi kedua negara untuk bekerja sama dan saling menguntungkan dalam bidang ekonomi, tanpa menimbulkan konflik horizontal di Laut China Selatan.