• Tidak ada hasil yang ditemukan

abstrak - - Electronic theses of IAIN Ponorogo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "abstrak - - Electronic theses of IAIN Ponorogo"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

Hal ini menarik untuk diteliti, bagaimana kontribusi budaya antaragama di MTsN Ngunut terhadap perilaku keagamaan siswa di sana. Data sekunder ini meliputi kegiatan mendokumentasikan implementasi budaya madrasah di MTsN Ngunut Ponorogo yang dikaitkan dengan peningkatan perilaku keagamaan di kalangan siswa. Teknik observasi ini digunakan untuk mengamati pelaksanaan kegiatan budaya di madrasah dan perilaku keagamaan siswa MTsN Ngunut Ponorogo.

Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini digunakan metode dokumentasi untuk menggali data mengenai gambaran pelaksanaan kegiatan budaya shalat berjamaah dan membaca Al-Quran di MTsN Ngunut Ponorogo. Kesimpulan dalam penelitian mengungkapkan temuan berupa uraian-uraian yang sebelumnya tidak jelas, kemudian dikaji menjadi lebih jelas, dan ditarik kesimpulan.

Pengecekan Keabsahan Temuan

Ada empat jenis triage sebagai teknik pemeriksaan yang saya gunakan: sumber, metode, penyidik, dan teori.23 c.

Tahapan-Tahapan Penelitian

Pada tahap ini, penulis menyajikan temuan penelitian secara sistematis agar pembaca dapat memahami dan mengikuti alurnya. Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan juga sistematika penelitian. Bab ini berisi tentang implementasi budaya madrasah, perilaku keagamaan dan kontribusi budaya madrasah terhadap perilaku keagamaan siswa.

Budaya Madrasah

Nilai-nilai tersebut kemudian menjadi pilar budaya madrasah yang diungkapkan sepanjang proses pengelolaan madrasah. Sementara itu, untuk mewujudkan harapan mereka, lahirlah budaya madrasah yang menjadi pedoman bertindak warga madrasah yang berbeda dengan budaya madrasah lainnya. Apa yang dialami siswa, seperti sikap belajar, sikap terhadap otoritas, dan sebagainya, tidak berasal dari kurikulum madrasah, melainkan berasal dari budaya madrasah tersebut.

Perilaku Keagamaan

Berdasarkan pemikiran tersebut, madrasah juga bertujuan untuk mencetak manusia muslim yang menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya. Menjadikan ajaran Islam berkarakter pada satuan pendidikan, termasuk madrasah, berarti menjadikan Islam sebagai acuan seluruh kegiatan pendidikan di madrasah. Hal ini penting, mengingat pendidikan pada setiap satuan pendidikan dan madrasah dianggap sebagai sumbangan keagamaan bagi masyarakat Islam.37.

Meskipun para ahli masih belum sepakat mengenai asal muasal semangat keagamaan yang menjadi landasan perilaku beragama, namun secara umum mereka mengakui peran pendidikan dalam menumbuhkan sikap beragama tersebut. Pendidikan yang dimaksud dalam hal ini adalah pendidikan keluarga, pendidikan sekolah, pendidikan masyarakat, serta pendidikan agama dan masalah sosial.40. Sikap dan penghayatan terhadap nilai-nilai keagamaan ini diperlukan karena tantangan pertama yang dihadapi madrasah adalah kemerosotan moral peserta didik di madrasah.

هيلع قفتم

ملسماو ير اخبلا هور

دوودوبا هور

ملسم و يراخبلا هور

Dari Ibnu Umar r.a., Rasulullah SAW bersabda: “Sholat berjamaah lebih baik dari pada sholat dua puluh tujuh derajat sendirian” (HR Bukhari dan Muslim). Sholat berjamaah di masjid merupakan bukti ketaatan seorang hamba dan menguatkan risalah Islam, mempererat persaudaraan antar sesama umat Islam. Oleh karena itu Rasulullah s.a.v.s. mewajibkan seluruh umat Islam untuk selalu shalat berjamaah.

Bagi mereka yang menunaikan solat berjemaah, mereka akan mendapat pahala yang berlipat kali ganda. Begitu juga sebaliknya, bagi mereka yang meninggalkan solat Jamaah tanpa sebab yang dibenarkan agama, dia mendapat ancaman yang besar. Hal ini bertujuan agar anak sejak kecil telah diajarkan tentang Tuhannya dan Al-Quran sebagai firman-Nya, agar jiwa dan roh Al-Quran itu mengalir ke lubuk hatinya, sehingga cahaya Al-Qur'an menerangi semua pemikiran, meresap berakar dari kecil.

هَملَعَو َناْرُقلا

يراخبلا هوز

Telaah Hasil Penelitian Terdahulu

Apakah ada pengaruh terhadap lingkungan sosial dan perilaku keagamaan siswa MA Sedah Jenangan Ponorogo tahun pelajaran 2013/2014? Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lingkungan sosial berpengaruh terhadap perilaku keagamaan siswa MA Sedah Jenangan Ponorogo. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penentuan perilaku siswa erat kaitannya dengan budaya di mana mereka bersekolah.

Berdasarkan karya Hamiem Nugrahenesia, tesisnya lebih fokus pada lingkungan sosial ditinjau dari pembentukan perilaku keagamaan siswa dan menekankan sejauh mana pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku keagamaan, sedangkan peneliti lebih fokus pada budaya madrasah. dan implementasi serta budaya madrasah dan kontribusinya terhadap peningkatan perilaku keagamaan siswa. Berdasarkan karya Dewi Masitoh, tesisnya lebih fokus pada derajat hubungan budaya sekolah dengan perilaku siswa secara umum dan lebih fokus pada penelitian kuantitatif yaitu menganalisis hubungan budaya sekolah dengan perilaku siswa. Sedangkan peneliti lebih fokus pada penerapan budaya madrasah dalam meningkatkan perilaku keagamaan siswa dibandingkan perilaku siswa pada umumnya.

DESKRIPSI DATA

Data Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya

  • ALFALACHU INDIANTORO,S.H
  • Visi, Misi dan Tujuan MTsN Ngunut 50 a. VISI
  • Tenaga
  • Data Siswa 52

Dalam perkembangannya, madrasah kita mengalami kemajuan yang cukup pesat baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Sejak menjadi perusahaan Pembinaan Tsanawiyah, jumlah siswanya mencapai 2 kelas, kemudian mencapai puncaknya ketika menjadi BUMN dan mencapai 6 kelas paralel. Agar mempunyai ruang yang cukup, para santri terpaksa belajar di rumah-rumah penduduk dan di gedung pertemuan Muhammadiyah Ngunut pada tahun 1986 hingga 1996.

Alhamdulillah pada tahun 1995 kami mendapat bantuan tanah dan pembangunan di lokasi tidak jauh dari bangunan lama. Terakhir, demi efisiensi pembelajaran, maka sejak tahun 1998 kami sepakat bahwa seluruh kegiatan akan diarahkan ke lokasi baru, yaitu + 200 meter sebelah utara gedung lama.48. Seiring berjalannya waktu, Madrasah Tsanawiyah Negeri Ngunut terus berbenah dengan menyediakan sarana prasarana pendukung pendidikan yang memadai untuk mencapai tujuan terselesaikannya pembelajaran.

Jadi, melalui sumber pembiayaan mandiri dan bantuan pemerintah melalui APBN, sampai saat ini kita telah memiliki beberapa sarana/prasarana pendidikan antara lain: lab bahasa, masjid, ruang kelas unggulan, lab komputer, perpustakaan, lapangan basket, lab IPA, ruang multimedia, lapangan futsal, dll. Selain itu untuk mewadahi kreativitas siswa, kami juga menyediakan saluran bakat dan minat siswa dalam kegiatan rekreasi sesuai keinginan siswa, antara lain: bola voli, bulutangkis, marching band, tenis meja, MTQ, PMR, musik, tari dan pramuka .49. Kemajuan demi kemajuan ini tidak lepas dari peran pimpinan madrasah serta seluruh guru dan staf yang telah berjuang sejak berdirinya hingga saat ini.

I Kelas IX Jumlah

Data Khusus

  • Budaya Madrasah di MTsN Ngunut
  • Perubahan Perilaku Keagamaan Siswa di MTsN Ngunut
  • Kontribusi Budaya Madrasah terhadap Perilaku Keagamaan Siswa Budaya di MTsN Ngunut merupakan budaya yang bernilai islami,

Pembacaan Alquran dilakukan satu jam sebelum KBM pada hari Selasa, Rabu, Kamis, dan Sabtu. Sedangkan budaya salat Dhuha dan membaca Al-Quran dilakukan pada hari Selasa, Rabu, Kamis, dan Sabtu. Budaya membaca Al-Quran di MTsN Ngunut juga mempunyai kendala yaitu beragamnya masukan dari siswa itu sendiri.

Setelah Ikhma bergabung di MTsN Ngunut, banyak perubahan yang terjadi pada diri Ikhma, mulai dari sholat berjamaah dan membaca Alquran. Ia bercerita, semasa bersekolah, ia salat berjamaah dan rutin membaca Alquran, seperti di rumah. Sholat berjamaah saya juga lebih teratur, namun terkadang pembacaan Al-Quran harus diperintah terlebih dahulu oleh orang tua saya65.

Ayah saya jarang menegur saya jika saya tidak shalat dan membaca Al-Quran”68. Pak Widodo, ayah Hen, juga menjelaskan bahwa ia belum pernah salat berjamaah, dan belum pernah mendengar putranya membaca Alquran. Selama di rumah, saya jarang mendengar Heni mengaji atau bahkan salat berjamaah.

Membaca satu huruf saja merupakan pahala, sehingga siswa MTsN Ngunut terbiasa membaca Al-Quran sebelum belajar mengajar.

ANALISIS DATA

Analisis Perubahan Perilaku Keagamaan Siswa di MTsN Ngunut

Untuk mewujudkan perilaku keagamaan yang meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW yang menjadi bendahara seluruh umat Islam, MTsN Ngunut mengembangkan budaya berkirim salam, membaca Alquran, dan menunaikan salat berjamaah. Pola pembiasaan yang dilakukan ketiga budaya madrasah yaitu berkirim salam, salat berjamaah dan membaca Al-Qur’an secara tidak langsung menyebabkan perubahan perilaku keagamaan siswa secara perlahan namun pasti kurang optimal. Namun ada sebagian siswa yang melaksanakan salat berjamaah hanya ketika berada di madrasah.

Mengikuti arahan Nabi Muhammad SAW untuk mengenalkan kitab suci Al-Quran sejak dini, MTsN Ngunut mengembangkan budaya membaca Al-Quran sebelum kegiatan belajar mengajar. Secara bertahap, para santri diberikan bimbingan bagaimana cara membaca Al-Qur'an yang benar dan akurat. Tak hanya itu, siswa juga diinstruksikan untuk selalu membaca Al-Quran di mana pun berada, dan tidak hanya di madrasah.

Sebab, sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung, siswa harus masuk ke dalam kelas dan membacakan Al-Quran kepada gurunya. Menurut beberapa orang tua, intensitas membaca Alquran sendiri oleh siswa saat di rumah juga meningkat dibandingkan saat duduk di bangku sekolah dasar. Jika dulu anak-anaknya belum mahir membaca Al-Quran, kini sudah mulai bisa membaca Al-Quran, meski terkadang harus disuruh terlebih dahulu.

Meningkatnya perilaku keagamaan dalam hal berkirim salam, hubungan sosial siswa, peningkatan interaksi dengan sesama, peningkatan intensitas shalat berjamaah siswa dan kecintaan terhadap Al-Qur’an tidak lepas dari budaya madrasah yang diciptakan oleh madrasah.

Analisis Kontribusi Budaya Madrasah Terhadap Perilaku Keagamaan Siswa

Namun jika masih ada sebagian perilaku keagamaan siswa yang tidak sesuai dengan budaya madrasah yang tercipta di MTsN Ngunut, semua itu terjadi karena faktor lain. Selain itu, sapaan juga dapat meningkatkan aspek sosial siswa, terutama untuk meningkatkan keterampilan interaksi siswa satu sama lain. Budaya membaca Al-Quran merupakan upaya untuk meningkatkan kedisiplinan siswa, karena jika siswa tidak datang ke kelas sebelum kegiatan membaca Al-Quran maka akan mendapat hukuman dari guru yang memimpin Al-Quran. kegiatan membaca di kelas pada hari itu. itu.

Hukuman ini menyebabkan anak berlatih datang ke kelas sebelum acara membaca Al-Qur'an dimulai. Ketika sebuah madrasah menerapkan budaya tersebut, maka bukan tidak mungkin budaya tersebut dapat meningkatkan kesadaran beribadah siswa, khususnya kesadaran menunaikan shalat berjamaah. Membaca Al-Qur'an merupakan suatu kegiatan yang bermanfaat, setiap huruf dalam Al-Qur'an dinilai sebagai pahala.

Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan konsistensi siswa dalam shalat khususnya dalam membaca Al-Qur'an. Di mana dan kapan siswa diharapkan untuk selalu membaca Al-Quran, tidak hanya di madrasah tetapi juga di rumah. Terakhir, budaya membaca Al-Qur’an sebelum kegiatan belajar mengajar menumbuhkan sikap ibadah siswa yang konsisten.

Saat di sekolah biasanya mereka ditanya apakah mereka sudah membaca Alquran di rumah atau belum.

PENUTUP

SARAN

Bagi institusi pendidikan yang relevan dan setara, hasil penelitian ini dapat dijadikan wacana untuk masa depan. Kepala sekolah/guru diharapkan mampu memantau dan mengoptimalkan budaya madrasah yang ada serta mengembangkan budaya madrasah yang memiliki nilai-nilai Islam dalam menghasilkan produk madrasah yang memiliki perilaku keagamaan yang baik. Bagi siswa sendiri, budaya madrasah ini memberikan dampak positif dalam mengubah perilaku keagamaan siswa, sehingga siswa harus berpartisipasi aktif dalam penerapan budaya madrasah ini, tidak hanya di madrasah tetapi juga di rumah dan dimanapun berada.

Referensi

Dokumen terkait

Sebagian besar informasi yang diproses dalam sistem informasi geografis adalah data spasial, yaitu Informasi yang berorientasi geografis, mengacu pada sistem koordinat

14 Results of Logit Regression Analysis 54 LIST OF FIGURES Figure Title Page 1 Volume of production of aquaculture, commercial, and marine fishery in the Philippines, 1997-2007 3 2