• Tidak ada hasil yang ditemukan

abstrak - Universitas Brawijaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "abstrak - Universitas Brawijaya"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

DETERMINAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (STUDI PADA PERTAMBANGAN, OTOMOTIF, KONSTRUKSI BANGUNAN, PERBANKAN, SEMEN, ENERGI, PERKEBUNAN, TELEKOMUNIKASI, DAN

PERDAGANGAN PERIODE 2013-2015)

Oleh :

Fahmy Ibrahim Asting

Dosen Pembimbing : Dr. Wuryan Andayani, Ak., CA.

Kerusakan lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya menjadi salah satu tantangan bagi perusahaan agar senantiasa tetap menjaga lingkungan sekitar dan kinerja operasional perusahaan. Oleh karena itu dibutuhkan suatu mekanisme pengawasan yang bertujuan untuk mengawasi da menjaga kinerja operasional dan lingkungan sekitar perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Good Corporate Governance yang diproksikan dengan kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komite audit, dewan komisaris, dan komisaris independen; dan tipe industri terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility perusahaan. Penelitian ini merupakan penelitian kausal yang menggunakan data kuantitatif, dimana sampel dari penelitian ini sebanyak 90 perusahaan yang terdiri dari perusahaan pada sektor pertambangan, otomotif, konstruksi bangunan, perbankan, semen, energi, perkebunan, telekomunikasi, dan perdagangan selama periode 2013-2015. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial merupakan satu-satunya proksi dari Good Corporate Governance yang memiliki pengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility, sedangkan proksi lainnya tidak memiliki pengaruh. Hal ini menunjukkan bahwa mekanisme Good Corporate Governance tidak berjalan efektif. Hasil lainnya yaitu tipe industri memiliki pengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. Hasil ini menunjukkan bahwa industri yang termasuk dalam kategori high profile akan lebih terbuka dalam mengungkapkan laporan dan kegiatan pertanggungjawaban sosialnya. Implikasi dari penelitian ini adalah pemerintah dapat meninjau kembali efektifitas dari Undang-Undang mengenai Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance yang dilakukan oleh perusahaan dalam pengungkapan Corporate Social Responsibility.

Kata Kunci : Good corporate governance, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komite audit, dewan komisaris, komisaris independen, tipe industri, dan Corporate Social Responsibility.

(2)

1. Pendahuluan

Dewasa ini, perhatian perusahaan terhadap tanggung jawab kepada kondisi masyarakat dan lingkungan sekitar semakin diperhatikan. Tanggung jawab inilah yang kemudian disebut Corporate Social Responsibility (CSR), yang dimana gagasan ini berpijak pada konsep triple bottom lines, yang dimana konsep ini menekankan fokus perusahaan pada bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Meskipun dewasa ini perhatian perusahaan terhadap kondisi masyarakat dan lingkungan semakin tinggi, masih terdapat beberapa perusahaan yang mengesampingkan faktor masyarakat dan lingkungan dari kebijakan-kebijakan yang diambilnya. Seperti dilansir bbc.com pada tahun 2015 yang lalu terjadi kebakaran hutan di beberapa wilayah di Indonesia yang dilakukan secara sengaja oleh beberapa perusahaan. Kemudian terjadi banjir lumpur panas di daerah Sidoarjo, Jawa Timur atau yang biasa disebut dengan Lumpur Lapindo pada tahun 2006.

Dari beberapa contoh di atas, dapat kita lihat bahwa kelangsungan usaha yang dilakukan tidak hanya diukur dengan laba perusahaan, melainkan juga dari adanya tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh sebuah perusahaan. Contoh di atas juga dapat dijadikan pelajaran bagi perusahaan dan para stakeholder perusahaan agar dapat memberikan perhatian tidak hanya pada laba, tetapi juga memperhatikan kondisi masyarakat dan lingkungan di sekitar daerah usahanya. Sehingga penerapan tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) dipandang sebagai suatu keharusan dalam menjalani sebuah usaha (Puspita, 2010).

Munculnya Good Corporate Governance juga diakibatkan oleh pemisahan pengelolaan perusahaan dari pemilik perusahaan yang menuntut manajer tidak mengambil keputusan yang merugikan perusahaan. Hal ini sesuai dengan agency theory yang dicetuskan oleh Jensen dan Meckling (1976). Jensen dan Meckling mendefinisikan agency theory sebagai sebuah kontrak dimana sebuah atau lebih pemilik perusahaan (principals) mengikutsertakan orang lain (agen) untuk melakukan beberapa jasa yang mengatasnamakan mereka dan mendelegasikan sebagian pengambilan keputusan kepada agen tersebut (Deegan, 2006). Dengan adanya pelimpahan sebagian wewenang kepada agen, maka dibentuklah dewan-dewan pengawas yang bertugas untuk mengawasi agen (manajer) tersebut.

Selain Good Corporate Governance, terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi perusahaan dalam mengungkapkan tanggung jawab sosialnya, salah satunya ialah tipe industri.

(3)

Hackstone dan Milne (1996) membagi tipe industri menjadi dua, yaitu perusahaan high profile dan low profile. Hackstone dan Milne membagi tipe industri dengan melihat kategori visibilitas konsumen, resiko politis, dan persaingan yang dihadapi.

2. Penelitian Terdahulu

Terdapat berbagai penelitian mengenai pengaruh Good Corporate Governance terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. Salah satunya ialah Murwaningsari (2009) dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Good Corporate Governance yang diamati melalui kepemilikan managerial dan institusional, mempunyai pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Namun hasil penelitian Widyatama (2013) menyimpulkan hal sebaliknya. Dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa Good Corporate Governance yang diproksikan dengan dewan komisaris, komite audit, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan konstitusional tidak berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility, sedangkan komisaris independen memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.

Namun hasil penelitian Widyatama (2013) menyimpulkan hal sebaliknya. Dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa Good Corporate Governance yang diproksikan dengan dewan komisaris, komite audit, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan konstitusional tidak berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility, sedangkan komisaris independen memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.

3. Metode Penelitian 3.1 Data

Data kuantitatif pada penelitian ini adalah Corporate Social Responsibility Index, persentase kepemilikan institusional, persentase kepemilikan manajerial, jumlah komite audit, jumlah dewan komisaris, persentase komisaris independen, dan tipe industri yang akan digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini.

Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder, data sekunder merupakan data yang telah ada dan tidak perlu dikumpulkan sendiri oleh peneliti (Sekaran, 2006). Data ini diperoleh dari sahamok.com, website resmi perusahaan terkait, dan juga situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu idx.co.id. Data-data yang dibutuhkan antara lain data yang menyajikan laporan Good

(4)

Corporate Governance, aspek-aspek yang diungkapkan perusahaan dalam Sustainability Report, dan laporan tanggung jawab sosial perusahaan pada Annual Report.

3.2 Sampel Penelitian

Sampel penelitian ini adalah perusahaan sektor pertambangan, otomotif, konstruksi bangunan, perbankan, semen, energi, perkebunan, telekomunikasi, dan perdagangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2013-2015. Selain itu, perusahaan juga menerbitkan Sustainability Report selama 2013-2015 dengan menggunakan standar GRI-G4. Perusahaan juga harus mengungkapkan Tanggung Jawab Sosialnya pada Annual Report-nya dan perusahaan juga harus memiliki laporan Good Corporate Governance dalam Annual Report- nya selama tiga tahun berurutan, yaitu 2013-2015. Berdasarkan kriteria purpossive sampling tersebut, diperoleh 30 perusahaan yang menjadi sampel pada penelitian ini

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan analisis regresi dengan alat analisis statistik SPSS 17. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara variabel dependen yaitu pengungkapan Corporate Social Responsibility dengan variabel independen yaitu kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komite audit, dewan komisaris, komisaris independen, dan tipe industri. Hubunngan antar variabel dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝐶𝑆𝑅𝐼 = 𝛼 + 𝛽1𝐾𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝐼𝑛𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 + 𝛽2𝐾𝑒𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑛𝑎𝑗𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 + 𝛽3𝐾𝑜𝑚𝑖𝑡𝑒 𝐴𝑢𝑑𝑖𝑡 + 𝛽4𝐷𝑒𝑤𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 + 𝛽5𝐾𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛 + 𝛽6𝑇𝑖𝑝𝑒 𝐼𝑛𝑑𝑢𝑠𝑡𝑟𝑖 + 𝜀

Dimana CSRI merupakan Corporate Social Responsibility Index, α adalah konstanta, kepemilikan institusional merupakan persentase dari kepemilikan institusi lain dalam perusahaan, kemilikan manajerial merupakan persentase kepemilikan manajer dalam perusahaan, komite audit merupakan jumlah komite audit, dewan komisaris merupakan jumlah dewan komisaris, komisaris independen merupakan persentase dari komisaris independen terhadap dewan komisaris, dan tipe industri yang dibagi menjadi dua yaitu High Profile dan Low Profile.

4. Hasil Penelitian

Pengaruh kepemilikan institusional terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility perusahaan. Variabel kepemilikan institusional memiliki nilai sig sebesar 0,161 dimana nilai

(5)

ini lebih besar dari α (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak apapun kepemilikan institusi dalam sebuah perusahaan tidak mempengaruh perusahaan dalam mengungkapkan Corporate Social Responsibility perusahaan. Hasil dari penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Soliman, et al., (2012) yang mengemukakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. Namun hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Angelica (2012) dan Widyatama (2013) yang menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.

Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility perusahaan. Variabel kepemilikan manajerial memiliki nilai sig sebesar 0,005 dimana nilai ini lebih kecil dari α (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajerial memiliki pengaruh terhadap tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin bertambahnya kepemilikan manajerial dalam sebuah perusahaan akan mempengaruhi perusahaan dalam mengungkapkan tenggung jawab sosial perusahaan.

Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Afni (2011) dimana kepemilikan manajerial memiliki pengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian dari Waryanto (2010) dan Widyatama (2013).

Pengaruh komite audit terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility perusahaan.

Variabel komite audit memiliki nilai sig sebesar 0,810 dimana nilai ini lebih besar dari α (0,05).

Hal ini menunjukkan bahwa variabel komite audit tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Waryanto (2010), Angelica (2012), dan Widyatama (2013).

Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakikan oleh Ho dan Wong (2001) yang menunjukkan bahwa komite audit memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility perusahaan.

Pengaruh dewan komisaris terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility perusahaan. Variabel dewan komisaris memiliki nilai sig sebesar 0,434 dimana nilai ini lebih besar dari α (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel dewan komisaris tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility perusahaan. Hasil

(6)

dari penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Waryanto (2010) dan Widyatama (2013). Namun hasil dari penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Angelica (2012), Sembiring (2005), Saputra (2009) yang mengungkapkan bahwa dewan komusaris memiliki pengaruh positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.

Pengaruh komisaris independen terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility perusahaan. Variabel komisaris independen memiliki nilai sig sebesar 0,157 dimana nilai ini lebih besar dari α (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel komisaris independen tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penlitian yang dilakukan oleh Angelica (2012).

Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widyatama (2013) yang menyimpulkan bahwa komisaris independen memiliki pengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.

Pengaruh tipe industri terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility perusahaan.

Variabel tipe industri memiliki nilai sig sebesar 0,000 dimana nilai ini lebih kecil dari α (0,05).

Hal ini menunjukkan bahwa variabel tipe industri memiliki pengaruh terhadap tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility perusahaan.Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sembiring (2005), Saputra (2009), dan Erdanu (2010).

5. Simpulan

Penelitian ini memiliki tujuan untuk menguji pengaruh dari kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komite audit, dewan komisaris, komisaris independen, dan tipe industri terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility perusahaan yang bergerak pada sektor pertambangan, otomotif, konstruksi bangunan, perbankan, semen, energi, perkebunan, telekomunikasi, dan perdagangan periode 2013-2015. Data yang digunakan ialah data sekunder dengan teknik purposive sampling dan analisis regresi berganda. Pengungkapan Corporate Social Responsibility perusahaan diukur dengan berdasarkan pada indeks GRI G4.kesimpulan yang dapat ditarik ilah sebagai berikut kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak apapun saham yang dimiliki oleh institusi tidak akan mempengaruhi luasnya pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Selain itu, Kepemilikan manajerial memiliki pengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajer dapat mempengaruhi luasnya pengungkapan tanggung jawab

(7)

sosial perusahaan. Kepemilikan manajerial juga memiliki andil dalam mengawasi pembuatan laporan pertanggungjawaban sosial. Komite audit tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa mekanisme Good Corporate Governance yang di dalamnya termasuk komite audit tidak berjalan efektif dan tidak memiliki pengaruh terhadap luasnya pengungkapan Corporate Social Responsibility. Dewan komisaris tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa ketika adanya pembentukan dewan komisaris perlu dilihat kompetensi serta latar belakang yang dimiliki oleh calon dewan komisaris.

Komisaris independen tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan dewan komisaris independen dalam sebuah perusahaan belum berpengaruh dalam pemantauan kualitas pengungkapan tanggung jawab sosil perusahaan. Tipe industri memiliki pengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa industri high profile yang operasi perusahaannya memiliki dampak kepada lingkungan dan sosial lebih tinggi daripada perusahaan low profile cenderung lebih terbuka dalam mengungkapkan laporan tanggung jawab sosialnya.

Adapun keterbatasan dalam penelitian kali ini ialah terdapat beberapa perusahaan yang tidak menerbitkan Sustainability Report sesuai dengan standar GRI G4 selama periode 2013-2015, sehingga peneliti tidak dapat memperoleh data secara lengkap dan akurat. Kemudian dalam menghitung Corporate Social Responsibility Index peneliti masih menggunakan Microsoft Excel sehingga sangat mungkin terjadi human error dalam perhitungannya. Dan penelitian ini menggunakan data panel yang dianalisis menggunakan SPSS 17 yang hanya mampu menghasilkan model common effect sehingga tidak dapat menentukan model fix atau random effect yang terjadi.

Sehingga saran untuk penelitian selanjutnya ialah Penelitian sejenis selanjutnya diharapkan dapat menggunakan periode waktu pengamatan diatas tahun 2013. Hal ini dikarenakan banyaknya perusahaan yang pada tahun tersebut yang tidak menerbitkan Sustainability Report dan masih terdapat perusahaan yang menerbitkan laporan menggunakan standar GRI G3 pada tahun tersebut. Kemudian penelitian sejenis selanjutnya diharapkan mampu menggunakan software lain dalam perhitungan Corporate Social Responsibility Index untuk meminimalisir terjadinya human error. Dan penelitian selanjutnya dapat menggunakan alat bantu statistik

(8)

lain yang mampu mengolah data panel untuk menghasilkan model fix effect atau random effect dan menentukan model yang terbaik di antara keduanya.

DAFTAR PUSTAKA

Afni, Alfin Nur. 2011. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dan Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Skripsi.Malang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

Arifani, Rizky. 2013. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia). Skripsi.

Malang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

Artharini, Isyana. Siapakah ‘Aktor’ Di Balik Pembakaran Hutan dan Lahan?.

http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/09/150923_indonesia_pembakar anlahan. Diakses pada tanggal 1 Maret 2017.

Angelica, Anita. 2012. Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) Terhadp Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI Tahun 2010). Skripsi. Malang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

Anggraini, Retno. 2006. “Pengungkapan Informasi Sosial Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial Dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta).

Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang.

Daniri, Mas Achmad. 2005. Good Corporate Governance (Konsep dan Penerapannya Dalam Konteks Indonesia). Jakarta: Ray Indonesia.

Deegan, C. & Unerman J. 2006. Financial Accounting Theory European Edition. New York:

McGraw-Hill Education.

Erdanu, Yudho. 2010. Pengaruh Jenis Industri Terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) Pada Laporan Tahunan Perusahaan: Studi Empiris Pada Perusahaan Publik Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009. Skripsi.

Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Fitriyah, Laila LH. 2017. Pengaruh Tipe Industri, Ukuran, dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure (Studi Pada Sektor Pertambangan, Perbankan, dan Industri Semen). Skripsi. Malang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

(9)

Hackston, D., & Milne, M.J. 1996. Some Determinants of Social and Environmental Disclosures in New Zealand Companies. Accounting, Auditing & Accountability Journal, 9(1), 77-108.

Ho., S.S.M and Wong, K.S. 2011. A Study of Relationship Between Corporate Governance Structure and the Extent of Voluntary Disclosure. Journal of International Auditing &

Taxation. 10 (2001) 139-156.

International Finance Corporation & Otoritas Jasa Keuangan. 2014. The Indonesia Corporate Governance Manual. Jakarta.

Komite Nasional Kebijakan Governance. 2006. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia. Jakarta.

Moeinaddin, Mahmoud & Karimianad, Mohsen. 2012. The Relationship Between Corporate Governance and Finance Patterns of the Listed Companies. Interdiciplinary Journal Of Contemporary Research in Business. Vol 4, No.7.

Munir, Misbahol. Perusahaan Tambang Biang Keladi Kerusakan Alam.

http://news.okezone.com/read/2014/01/18/337/928264/perusahaan-tambang-biang- keladi-kerusakan-alam. Diakses tanggal 08 Agustus 2017.

Murwaningsari, Etti. 2009. “Hubungan Corporate Governance, Corporate Social Responsibility dan Corporate Financial Performance Dalam Satu Continium”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 11, No. 1, Mei 2009:30-41.

OECD. 2004. Principles of Corporate Governance. Head of Publications Service, OECD Publications Service, Paris Cedex, France.

Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER-01/MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara.

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perseroan Terbatas

Puspita, Ayu Fury. 2010. Analisis Pengaruh CSR (Corporate Social Responsibility) atas Pajak Daerah Terhadap Peningkatan Nilai Tambah Perusahaan (Studi Kasus Pada PT SORINI AGROASIA Corp. Tbk di Pandaan Jawa Timur). Skripsi. Malang: Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya.

Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business. Jakarta: Salemba Empat.

Sembiring, E.R. 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial:

Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo.

Soliman, Mohamed Moustafa and El Din, Mohamed Bahaa. 2012. Ownership Structure And Corporate Social Responsibility (CSR): An Empirical Study Of Listed Company in Egypt. The International Journal of Social Sciences. 15th December 2012. Vol 5 No 1.

(10)

Surya, Indra dan Yustiavandana, Ivan. 2006. Penerapan Good Corporate Governance (Mengesampingkan Hak-Hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Tjager, I Nyoman., Alijoyo, Antonius., Djemat, Humprey., Soembodo, Bambang., 2003.

Corporate Governance: Tantangan dan Kesempatan Bagi Komunitas Bisnis Di Indonesia. Jakarta: Prenhallindo.

Undang-undang (UU) Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Waryanto. 2010. Good Corporate Governance Terhadap Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility Di Indonesia. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Widyatama, Arif. 2013. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Corporate Social Responsibility dan Kinerja Keuangan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing di Bursa Efek Indonesia). Tesis. Malang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

Winata, Meilina Pandu. 2010. Analisis Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Skripsi. Malang: Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya.

World Bank. (http://www.worldbank.org/en/about/what-we-do/crinfo), Diakses tanggal 21 Maret 2017.

World Business Council for Sustainability Development. (http://old.wbcsd.org/work- program/business-role/previous-work/corporate-social-responsibility.aspx). Diakses tanggal 21 Maret 2017

Zaenuddin, Achmad. 2007. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Praktek Pengungkapan Sosial dan Lingkungan Pada Perusahaan Manufaktur Go Publik. Tesis. Universitas Diponegoro.

(11)

LAMPIRAN 1. Koefisien Determinasi (R square)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .584a .341 .293 .09735

a. Predictors: (Constant), Tipe Industri, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris, Komisaris Independen, Komite Audit

b. Dependent Variable: CSRDI

2. Ketepatan Model (Uji F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .406 6 .068 7.148 .000a

Residual .787 83 .009

Total 1.193 89

a. Predictors: (Constant), Tipe Industri, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris, Komisaris Independen, Komite Audit

b. Dependent Variable: CSRDI

(12)

3. Uji Signifikansi Variabel

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B

Std.

Error Beta

1 (Constant) .710 .076 9.376 .000

Kepemilikan Institusional

-.059 .042 -.153 -1.413 .161

Kepemilikan Manajerial -6.972 2.417 -.275 -2.885 .005

Komite Audit -.002 .010 -.031 -.241 .810

Dewan Komisaris -.005 .007 -.085 -.786 .434

Komisaris Independen -.139 .097 -.168 -1.427 .157

Tipe Industri .093 .024 .391 3.857 .000

a. Dependent Variable: CSRDI

Referensi

Dokumen terkait

Mekanisme good corporate governance, dalam hal ini kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris independen, dan komite audit berpengaruh secara

Ha3: corporate governance (kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen, dan komite audit) berpengaruh

Mekanisme good corporate governance, dalam hal ini kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris independen, dan komite audit berpengaruh secara

Penelitian ini akan fokus pada mekanisme good corporate governance dengan proksi komite audit, dewan komisaris independen, kepemilikan institusional, kepemilikan

Pada penelitian ini, good corporate governance melalui komite audit, kepemilikan institusional, dewan komisaris, dewan komisaris independen, serta kepemilikan

Sedangkan penelitian terdahulu menggunakan variabel good corporate governance yang diproksikan kedalam kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite

Penelitian ini menguji pengaruh good corporate governance dengan komponen ukuran dewan komisaris, komisaris independen, kepemilikan institusional, kepemilikan

sedangkan good corporate governance yang diproksikan dengan kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, komite audit dan kualitas audit tidak berpengaruh signifikan