• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adapun judul dari tugas akhir ini adalah “Analisis Faktor – faktor Yang Memengaruhi Pemantapan Mutu Internal Pada Pemeriksaan Glukosa Darah di Laboratorium RSUD Budhi Asih”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Adapun judul dari tugas akhir ini adalah “Analisis Faktor – faktor Yang Memengaruhi Pemantapan Mutu Internal Pada Pemeriksaan Glukosa Darah di Laboratorium RSUD Budhi Asih”"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

  • Laboratorium
  • Mutu Laboratorium
  • Pemantapan Mutu Internal
    • Tahap Pra Analitik
    • Tahap Analitik
    • Tahap Paska Analitik
    • Validasi Hasil dan Pelaporan Nilai Kritis
  • Glukosa Darah
    • Jenis Spesimen Pemeriksaan Glukosa Darah
    • Macam – Macam Pemeriksaan Glukosa Darah
  • Ahli Teknologi Laboratorium Medik
    • Kompetensi dan Kewenangan ATLM
  • Standar Operasional Prosedur
  • Kalibrasi dan Quality Control
  • Kerangka Teori
  • Hipotesis

Mutu hasil merupakan hasil pemeriksaan laboratorium yang dapat dipercaya dan memenuhi baku mutu, sedangkan kegiatan yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan pelanggan adalah mutu pelayanan.(4) Pelayanan laboratorium klinik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan laboratorium klinik. pelayanan kesehatan yang diperlukan untuk memastikan diagnosis. Penjaminan mutu internal merupakan kegiatan preventif dan pemantauan yang dilakukan oleh setiap laboratorium klinik secara berkala, dengan menggunakan serum kontrol untuk mengurangi penyimpangan dan memperoleh hasil pengujian yang valid. Faktor pasien yang dapat mempengaruhi hasil tes antara lain pengobatan, aktivitas fisik, makanan atau minuman, dll.

Tujuan dari fase analitik pengendalian adalah untuk memastikan bahwa hasil tes sampel akurat sehingga dokter dapat menggunakan hasil tes tersebut untuk menegakkan diagnosis. Sifat kesalahan ini mengarah ke satu arah, hasil pemeriksaan selalu lebih besar atau lebih kecil dari nilai yang seharusnya. Tahap pasca analitis merupakan upaya untuk mengendalikan dan meminimalkan faktor kesalahan pada data keluaran hasil pemeriksaan.

Pencatatan dan pelaporan harus dilakukan secara hati-hati dan teliti karena dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan dan dapat mengakibatkan kesalahan dalam penyampaian hasil pemeriksaan. Validasi hasil pengujian merupakan upaya untuk memperkuat kualitas hasil pengujian yang telah diperoleh melalui pemeriksaan ulang oleh laboratorium rujukan. Pemeriksaan ulang ini dapat dilakukan dengan mengirimkan sampel dan hasil pengujian ke laboratorium rujukan, dan hasilnya dibandingkan dengan hasil pengujian laboratorium pengirim (12).

Nilai kritis suatu hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan suatu kelainan atau kelainan yang mengancam jiwa memerlukan perhatian atau tindakan khusus dan segera. Nilai yang tidak normal dari hasil pemeriksaan laboratorium klinik tidak selalu bermakna secara klinis, sebaliknya nilai yang normal dianggap tidak normal pada kondisi klinis tertentu. Glukosa darah yang terkandung dalam tubuh diproduksi oleh makanan yang mengandung karbohidrat, protein dan lemak.

Glukosa dalam darah merupakan gula monosakarida yang merupakan salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber energi utama tubuh. Tes glukosa darah (GDS) merupakan tes gula darah non puasa yang dapat dilakukan kapan saja. Jika berada dalam rentang kendali maka hasil pengujian sampel dianggap benar dan sebaliknya (4).

13S : semua pemeriksaan dalam suatu rangkaian dinyatakan tidak terkendali apabila hasil pemeriksaan salah satu bahan kendali melebihi batas x ± 3S. 12S : seluruh ujian dalam satu rangkaian dinyatakan lepas kendali apabila hasil dua kali ujian materi kendali berturut-turut berada di luar batas yang sama yaitu x ± 2S.

Gambar 2.1. Kerangka Teori
Gambar 2.1. Kerangka Teori

METODE PENELITIAN

Jenis dan Desain Penelitian

Waktu dan Tempat Penelitian

Populasi dan Sampel

Kerangka Konsep

Tes glukosa darah (GDS) merupakan salah satu parameter kimia klinis yang paling banyak dianalisis di RSUD Budhi Asih. Dengan mengamati petugas yang melakukan pemeriksaan glukosa darah sebanyak 38 sampel yang diamati langsung pada periode bulan Mei 2022. Berdasarkan Tabel 4.2 dan Tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa rata-rata pengetahuan ATLM tentang kualitas internal pada pemeriksaan glukosa darah selama terbangnya sebesar 83,88% dimana kriteria tersebut baik.

Distribusi frekuensi pengetahuan ATLM mengenai kualitas internal pengukuran glukosa darah pada responden sebanyak 20 dengan persentase 87%. Berdasarkan hasil Tabel 4.4 sebaran hasil evaluasi menurut kriteria HR, dari 38 sampel glukosa darah kategori ini diperoleh hasil baik sebanyak 35 item dengan persentase total 92% dan 3 item cukup dengan persentase sebesar 8%, dimana seluruh personel melaksanakan aktivitas di laboratorium sesuai prosedur dan menjaga keselamatan kerja. Berdasarkan hasil Tabel 4.5 sebaran hasil evaluasi berdasarkan kriteria SOP, dari total 38 sampel glukosa darah, 35 item mendapat skor baik dengan persentase 92%, dan 3 item mendapat skor cukup dengan persentase 8%.

Berdasarkan hasil Tabel 4.6 sebaran hasil evaluasi kategori kesesuaian sampel, dari total 38 sampel glukosa darah diperoleh hasil 34 sampel layak dengan persentase 89% dan 4 sampel tidak sesuai dengan persentase 11% karena sampel mengalami jilatan. Pada Tabel 4.7 mengenai sebaran nilai kategori QC, dari total 38 sampel glukosa darah yang diperiksa berdasarkan hasil laporan selama satu bulan dinilai memenuhi rentang kendali ±2 SD dengan koefisien variasi. (CV) <5% dan tidak ada penolakan terhadap aturan Westgard (Lampiran 7). Hasil penelitian juga diperkuat dengan kuesioner terkait identitas responden dalam penguatan kualitas internal glukosa darah.

Penilaian kualitas sampel glukosa darah bila sudah sesuai dan memenuhi syarat (90,6%), hasilnya sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur Rifqa Tingkat kesalahan pada tahap pra analitis akibat sampel yang tidak sesuai di Regional Budhi Asih Laboratorium rumah sakit relatif rendah. Sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 43 Tahun 2013, batas atas nilai CV (%) pada pemeriksaan glukosa darah adalah 5. (12). Total hasil observasi terhadap 38 sampel glukosa darah dan kuesioner yang diisi oleh 23 responden memperoleh kriteria baik, yaitu sesuai dengan hasil observasi pelaksanaan penguatan mutu internal laboratorium pengujian glukosa darah dan juga sejalan dengan sebelumnya. yang. survei mutu laboratorium internal yang dilakukan oleh Karyaty (39). ) dengan skor rata-rata baik yaitu tingkat pra-analisis sebesar 89,91%, tingkat analitik sebesar 87,05%, dan tingkat pasca-analisis sebesar 90,22%.

Sesuai dengan kebijakan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 411 Tahun 2010 disebutkan bahwa laboratorium klinik wajib melakukan penjaminan mutu internal dan ikut serta dalam kegiatan penjaminan mutu eksternal yang diakui oleh pemerintah (11). Hasil observasi konsolidasi kualitas internal pengendalian glukosa darah di RSUD Budhi Asih semuanya berada pada kategori baik, untuk variabel SDM dengan nilai rata-rata 96,9%, variabel SOP dengan nilai rata-rata 91,6%, kualitas sampel variabel dengan nilai rata-rata nilai – rata-rata sebesar 90,3%, dan variabel QC dengan nilai rata-rata sebesar 100%. Berdasarkan penelitian diatas diharapkan seluruh staf laboratorium di RSUD Budhi Asih mampu menjaga dan meningkatkan pengendalian mutu internal.

Dampak terlambatnya pemisahan serum dari sel darah terhadap hasil pemeriksaan kadar glukosa darah dengan metode heksokinase. Analisis konsolidasi mutu internal pemeriksaan glukosa darah di balai laboratorium kesehatan daerah provinsi Sulawesi Tenggara. Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden untuk mengikuti penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Mutu Internal Pada Pemeriksaan Glukosa Darah Di RSUD Budhi Asih” yang dilakukan oleh Anisa Sekar Maji (NIM selaku mahasiswa D- IV Program Studi Teknologi Laboratorium Medis Fakultas Ilmu Kesehatan dan Teknologi Universitas Binawan.

Petugas ATLM harus melakukan pemeriksaan glukosa darah sesuai dengan cara kerja yang tertera pada sisipan kit.

Tabel 3.1 Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional

Definisi Operasional

Teknik Pengumpulan Data

Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup yaitu berupa pernyataan yang diberikan kepada responden dan observasi petugas ATLM dalam lembar observasi.

Teknik Pengolahan Data

Teknik Analisis Data

Berdasarkan hasil data yang langsung diwujudkan dengan observasi penuh penguatan mutu internal laboratorium diperoleh hasil data observasi sumber daya manusia dengan skor 96,9 dengan kategori baik. Pengendalian Mutu (QC) dilakukan untuk mengatur tahapan proses pemeriksaan laboratorium agar memenuhi keakuratan dan presisi, memantau proses pemeriksaan untuk mendeteksi, meminimalkan, mencegah dan memperbaiki penyimpangan yang terjadi selama proses analisis.(4) Berdasarkan hasil dari Berdasarkan pengamatan menyeluruh terhadap pengendalian mutu internal, diperoleh hasil 100 poin, dimana pengendalian mutu dilakukan dan termasuk dalam kategori baik. Bagi peneliti selanjutnya yang memperoleh penelitian serupa sebagai bahan pembanding agar melakukan penelitian terkait penguatan kualitas internal dengan menambahkan item pemeriksaan lain dengan sampel responden yang lebih besar dan observasi langsung yang lebih detail.

Peran prosedur operasi standar penanganan sampel untuk penerapan biosafety di laboratorium klinis independen. SOP Laboratorium menjadi acuan untuk menjaga mutu, integritas dan konsistensi setiap pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium. Apakah petugas ATLM menggunakan APD lengkap (masker, engkol tangan, jas lab/hazmat, dll) di laboratorium.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden  Karakteristik
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Karakteristik

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan Pembahasan

  • Gambaran Umum Lokasi Penelitian
  • Karakteristik Responden
  • Hasil Anasilis Uji Univariat
  • Hasil Analisis Uji Bivariat

Pembahasan

  • Karakteristik Variabel Penelitian
  • Pemantapan Mutu Internal Glukosa Darah Sewaktu

Hal ini terkait dengan ATLM yang kompeten, pengetahuan yang baik, pengalaman, sikap kerja dan penggunaan APD di laboratorium. Analisis upaya pencegahan kecelakaan kerja antar laboratorium di laboratorium Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Mandiri Gorontalo. Petugas ATLM mengambil kembali sampel apabila sampel yang diperoleh tidak sesuai (lisis, penggumpalan, dan sebagainya).

Salah satu tugas pokok dan fungsi/tanggung jawab ATLM adalah menguasai pengetahuan terkait tugas pokok dan fungsinya di laboratorium serta menggunakan SOP yang benar. Apakah pejabat ATLM setuju untuk mengikutsertakan petugas laboratorium dalam pelatihan, termasuk peningkatan mutu laboratorium? Prosedur operasional standar laboratorium ditampilkan sehingga siapapun yang bekerja di laboratorium dapat melihat alur sesuai SOP yang telah ditetapkan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Variabel sumber daya manusia bernilai 0,008, standar operasional prosedur bernilai 0,016, kelayakan sampel bernilai 0,009, dan pengendalian mutu bernilai 0,016 yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak.

Saran

Analisis Laporan Hasil Pemeriksaan Laboratorium Kritis Pelayanan Kesehatan Pasien di Ruang Adopsi Penyakit Dalam RS Telaga Bunda Bireuen Tahun 2019. Apakah petugas ATLM sepakat bahwa petugas laboratorium harus menjalani pelatihan terlebih dahulu, baik berupa pelatihan awal maupun pelatihan berulang?

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Teori ..................................................................................
Gambar 2.1. Kerangka Teori
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Pemantapan
Tabel 3.1 Definisi Operasional
+5

Referensi

Dokumen terkait