• Tidak ada hasil yang ditemukan

Africa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Africa"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

DIGITAL DIVIDE

(2)

digital divide

•  Adanya kesenjangan antara individu, rumah tangga,

bisnis, dan area geografik pada perbedaan tingkat sosial budaya dengan mempertimbangan kesempatan dampak akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi

serta penggunaan internet untuk berbagai aktivitas.

•  Digital divide sangat berbeda pada berbagai negara.  

(3)

Africa

Countries in the most dire need: Ghana, Eritrea, Ethiopia, Mali

https://wiki.uiowa.edu/pages/viewpage.action?

pageId=41879404

(4)

• Africa has a population of a whopping 884 million. However, there are only 4 million internet users on the entire continent.

This is the greatest digital divide of any continent. This

misfortune is largely due to Africa lacking the infrastructure

needed to access the internet. In Africa, there are only 32 fixed telephone lines or mobile phones per 1,000 people. This is

dwarfed by the number of people that own a computer which is 9.2 per 1,000 people.

(5)
(6)

In East Asia and the Pacific, only 21.7 per 1,000 people have a PC as compared with 392.7 per 1,000 of the population in high- income countries. The situation is even worse in South Asia

where only 4.2 per 1,000 people own a PC.

The differences are mirrored when it comes to access to phone lines. In South Asia, there are only 31 fixed telephone lines or mobile phones per 1,000 people. However, in East Asia and the Pacific there are 171 lines per 1,000 people. This is still nothing compared to the 1,136 telephone lines per 1,000 people in

high-income countries.

With such limited access to PCs and telephone lines, Asia, the Pacific or the Middle east only possess  4% of all internet users.

(7)
(8)

The situation in Latin America is slightly better than it is in Africa. Latin

America is still significantly behind when it comes to high-income countries such as the USA and UK. There are 43.6 per 1,000 people in Latin America and the Caribbean that actually own a PC. However, this is still substantially better than the 4.2 per 1,000 people in South Asia. Although, it is still

nowhere near the 392.7 per 1,000 people that own PC's in high-income countries.

The situation with telephone lines is basically equivalent to the amount of PC's that exist in Latin America and the Caribbean. There are 271 fixed telephone lines or mobile phones per 1,000 people. However, this is a

substantial improvement when it comes to Sub-Saharan Africa with the Sub- Saharan Africa only possessing only 32 lines per 1,000 people. However, compared to high income countries, which posses 1,136 telephone lines per 1,000 people, Latin America is still lagging..

Only 4.8% of all internet users are based in Latin America.

(9)

INFRASTRUKTUR TELEKOMUNIKASI INDONESIA

PEDES A AN, TERL ANTAR, ALOKASI SPEKTRUM YANG TIDAK TRANSPARAN

 

9

(10)

TANTANGAN TELEKOMUNIKASI INDONESIA

• Sektor telekomunikasi merupakan sektor yang berkembang pesat.

• Ada 200 juta pelangan wireless. 10

(11)

• Tantangan yang muncul adalah alokasi spektrum, intergrasi vertikal, komunitas marginal khususnya di pedesaan yang kurang memiliki akses terhadap infrastruktur telekomunikasi. 66.778 pedesaan

indonesia.

• 65% persen tidak terhubung dan 19 juta rumah tangga (40% populasi) tidak memiliki listrik (Lim, 2011).

11

(12)

DISTRIBUSI INFRASTRUKTUR

Tahun 2010, teledensitas telepon rumah indonesia hanya 3.55% yang berarti hanya 7 unit telepon kabel yang melayani 200 orang.

Sebaliknya penggunaan telepon wireless mencapai 88.85%.

Hal ini menimbulkan ketidakseimbangan distribusi infrastruktur telekomunikasi antara daerah urban dan pedesaan.

12

(13)

DISTRIBUSI TELEKOMUNIKASI INDONESIA

13

(14)

UNIVERSAL SERVICE OBLIGATION

Perusahaan telekomunikasi diwajibkan untuk memberikan USO

(UNIVERSAL SERVICE OBLIGATION) sebesar 0.75% dari keuntungan tahunan mereka namun ini masih terlalu kecil dan ada

ketidaktransparansi pemerintah dalam mengelola dana ini.

Kementrian informasi dan komunikasi telah mengembangan

program pengembangan ICT (Lim, 2011). 14

(15)

DESA BERDERING

Desa berdering yang bertujuan untuk memberikan ases telepon di seluruh pedesaan namun sayangnya distribusinya belum merata. Di beberapa desa, pengguna berhenti menelpon karena pulsanya habis.

Hasilnya hanya 32.800 desa yang terlayani dari 43.000 desa yang direncanakan.

15

(16)

DESA PINTER

Program lainnya, desa pinter merupakan program yang dimulai tahun 2011 dan bertujuan memberikan akses internet ke desa di tahun 2015 dengan sasaran 5.748 desa.  

16

(17)

REGULASI TELEKOMUNIKASI INDONESIA

Masalah infrastruktur telekomunikasi indonesia muncul dari regulasi.

Misalnya integrasi vertikal telekomunikasi mulai dari pstn, long distance, dll yang akhirnya memunculkan duopoli yang sulit untuk dikendalikan.

Masalah lainnya adalah alokasi gelombang yang tidak jelas dan transparan dan dicurigai penuh praktik korupsi

17

(18)

PENGUKURAN DIGITAL DIVIDE

• Infrastruktur komunikasi

• Ketersediaan komputer

• Adanya kemungkinan akses internet melalui televisi atau telepon seluler

• Adanya internet akses  

(19)

Pada rumah tangga variabelnya adalah pendapatan dan pendidikan

Variabel lainnya adalah besarnya rumah tangga, jenis kelamin, ras, bahasa, lokasi

Adanya perbedaan akses komputer dan internet disebabkan oleh pendapatan rumah tangga semakin meningkat.

Semakin tinggi pendapatan, semakin tinggi pendidikan, semakin mungkin individu memiliki akses terhadap ict.

Faktor lainnya adalah faktor negara, individu, bisnis yang

menggunakan, penggunaannya, kemungkinan akses terhadap akses teknologi baru.

(20)

MENGATASI DIGITAL DIVIDE

• Pentingnya kebijakan dan peraturan untuk hal ini.

• Kebijakan didasarkan pada social benefit yang datang dari diffusi dan semakin besarnya penggunaan ict dan adanya peningkatan kemampuan individu akibat akses ict.

•  Pemerintah juga harus memahami aktivitas ekonomi yang muncul akibat perdagangan elektronik (e-

comerce).

(21)

Adanya liberasasi pada pasar telekomunikasi dan

implementasi pada persaingan pasar akan mengakibatkan adanya investasi baru dan meningkatknya permintaan

terhadap akses dan jasa komunikasi melalui turunnya harga dan penawaran akan produk inovatif.

Hal yang harus ditekankan adalah menekankan kebijakan untuk meningkatkan akses pada institusi publik

(perpustakaan, fasilitas pemerintah, kantor pos, dll) sehingga individu dapat mengakses it dengan biaya rendah sehingga mereka akan familiar, dan

mengembangkan kemampuan.

(22)

• Kebijakan untuk menyediakan akses rendah biaya dan subsidi pada sekolah sehingga siswa dapat membangun kemampuan IT dan mempercepat penyebaran

kemampuan IT.

•  Pengukuran juga dapat dilihat pada adanya

peningkatan akses pada kelompok-kelompok yang

underpriviliged, cacat, manula, di pedesaaan, daerah terpencil, rendah pendapatan supaya adanya

kesetaraan dan peningkatan kualitas ekonomi melalui efek jaringan

(23)

TERIMA KASIH

23

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat yang paham terhadap perkembangan teknologi, kesenjangan digital atau digital divide tetap terjadi pada pada mahasiswa,

Perbedaan adopsi internet di kalangan guru akan mengungkapkan adanya kesenjangan digita (digital divide) antara sekolah maupun antar guru (laki-laki atau

Perbedaan adopsi internet di kalangan guru akan mengungkapkan adanya kesenjangan digita ( digital divide) antara sekolah maupun antar guru (laki-laki atau

Perbedaan adopsi internet di kalangan guru akan mengungkapkan adanya kesenjangan digita (digital divide) antara sekolah maupun antar guru (laki-laki atau

Melalui program Hibah PEKERTI diharapkan kesenjangan akses terhadap sarana penelitian yang lengkap baik dapat diatasi dengan memberikan kesempatan kepada peneliti yang

• Derajat kesulitan yang dialami individu dyslexia dapat dilihat dari dampak yang ditimbulkan dari kesulitannya:.. • Terdapat kesenjangan yang

Survei yang digunakan dalam penelitian Akses dan Penggunaan TIK Pada Sektor Rumah Tangga dan Individu dilakukan langsung ke rumah tangga dan individu untuk

Perbedaan adopsi internet di kalangan guru akan mengungkapkan adanya kesenjangan digita (digital divide) antara sekolah maupun antar guru (laki-laki atau