• Tidak ada hasil yang ditemukan

AGAMA ISLAM UAS

N/A
N/A
DWI SUHARTANTO 521231085

Academic year: 2025

Membagikan "AGAMA ISLAM UAS"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

SURAT PERNYATAAN PESERTA UJIAN

Dengan ini saya mahasiswa peserta Ujian Akhir Semester (UAS) Semester Ganjil Tahun Akademik 2024/2025 Universitas Dian Nusantara, Jakarta :

Nama : Dwi Suhartanto

NIM : 521231085

Program Studi : Agama Islam Menyatakan sebagai berikut :

1. Saya akan melaksanakan Ujian Akhir Semester secara online sesuai jadwal yang ditetapkan di SISKA.

2. Saya berjanji mentaati tata tertib ujian dengan bersikap jujur, tidak menyontek, tidak meng- copy paste jawaban ujian orang lain dan tidak melakukan praktek perjokian.

3. Saya siap menerima sanksi nilai E (tidak lulus) apabila melakukan pelanggaran ujian sesuai dengan butir 2.

4. Bahwa saya telah memahami kewajiban pembayaran uang kuliah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 09 Januari 2025

(Dwi Suhartanto)

Jl. Tanjung Duren Barat II/1 RT.001/RW.005 Tanjung Duren.

Grogol. Petamburan. Jakarta Barat e. [email protected]

(2)

UNIVERSITAS DIAN NUSANTARA http://www.undira.ac.id 2021 2 MATAKULIAH

:

Hasil Kerja Ujian Akhir Semester Semester Ganjil 2024/2025

Nama : Dwi Suhartanto NIM : 521231085

No. HP : 0812 98 511 521 Waktu Ujian : 19 :00 - 22:00 Mata Kuliah : Agama Islam Nama Dosen : Mugiriyanto

Fakultas: T.

Informatika P. Studi :

T. Sipil Mata Kuliah : Agama Islam Kode Kelas : Sabtu Pagi

TATAP MUKA

16

(3)

1. Dalam sudut pandang Islam dan ilmu lingkungan, manusia memiliki tanggung jawab sebagai khalifah di muka bumi untuk menjaga kelestarian alam. Kerusakan alam yang terjadi

seringkali disebabkan oleh ulah manusia yang tidak mematuhi prinsip-prinsip tersebut. Hal ini dapat dijelaskan dengan alasan dan bukti berikut:

1. Sudut Pandang Islam

Dalil Al-Qur'an: Allah berfirman dalam Surah Ar-Rum ayat 41:

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia...”

Ayat ini menjelaskan bahwa kerusakan lingkungan, seperti pencemaran dan bencana, adalah akibat langsung dari perilaku manusia. Islam mengajarkan pentingnya menjaga amanah berupa alam ini.

Konsep Khalifah: Manusia diberi tanggung jawab untuk mengelola bumi dengan bijaksana, bukan merusaknya. Tindakan eksploitasi yang berlebihan bertentangan dengan prinsip tersebut.

2. Ketidakseimbangan Akibat Ulah Manusia

Beberapa contoh nyata kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh manusia adalah:

a. Deforestasi

Fakta: Penggundulan hutan untuk keperluan industri, pertanian, atau pembangunan telah menyebabkan hilangnya habitat, penurunan keanekaragaman hayati, dan pemanasan global.

Bukti: Menurut laporan FAO, sekitar 10 juta hektar hutan hilang setiap tahun. Akibatnya, banjir dan tanah longsor sering terjadi.

b. Polusi Udara dan Air

Fakta: Pembakaran bahan bakar fosil, emisi kendaraan, dan pembuangan limbah ke sungai mencemari udara dan air.

Bukti: WHO mencatat bahwa 99% populasi dunia menghirup udara yang tercemar. Polusi air juga menyebabkan krisis kesehatan, seperti penyakit diare di negara-negara berkembang.

c. Penggunaan Plastik Berlebihan

Fakta: Plastik yang tidak terurai menumpuk di lautan, membahayakan satwa laut.

Bukti: Data dari National Geographic menunjukkan bahwa 8 juta ton plastik masuk ke lautan setiap tahun, membunuh ikan, penyu, dan burung laut.

d. Eksploitasi Sumber Daya Alam

Fakta: Penambangan liar dan eksploitasi minyak bumi menyebabkan degradasi tanah dan pencemaran lingkungan.

Bukti: Di Indonesia, banyak wilayah tambang meninggalkan lubang yang mengancam keselamatan masyarakat sekitar.

3. Akibat yang Terjadi

Ketidakseimbangan ini membawa dampak buruk:

Bencana alam: Banjir, kekeringan, dan tanah longsor meningkat akibat deforestasi dan pengelolaan lahan yang buruk.

Perubahan iklim: Suhu global meningkat karena emisi gas rumah kaca.

(4)

Hilangnya spesies: Banyak spesies hewan dan tumbuhan punah karena kehilangan habitat.

4. Solusi dan Tindakan

a. Kesadaran Lingkungan: Edukasi tentang pentingnya menjaga lingkungan berdasarkan ajaran agama dan ilmu pengetahuan.

b. Pengurangan Polusi: Mengurangi penggunaan plastik, menanam pohon, dan menggunakan energi terbarukan.

c. Penegakan Hukum: Memberlakukan sanksi tegas terhadap pelaku perusakan lingkungan.

Kesimpulan

Manusia memiliki peran sentral dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Ketika lingkungan rusak, itu sering kali disebabkan oleh perilaku manusia yang serakah dan tidak bertanggung jawab. Dengan kembali kepada ajaran agama dan menerapkan prinsip keberlanjutan, umat Islam dan seluruh manusia dapat bersama-sama menjaga bumi ini sebagai amanah dari Allah SWT.

2. Langkah-Langkah Meningkatkan Produktivitas SDM 1. Peningkatan Kualitas Pendidikan

Reformasi Kurikulum: Kurikulum harus disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja dan perkembangan teknologi. Kompetensi seperti literasi digital, keterampilan teknis, dan kemampuan berpikir kritis sangat penting.

Akses Pendidikan Merata: Pemerintah perlu memastikan akses pendidikan berkualitas untuk semua, termasuk di daerah terpencil.

Pengembangan Pendidikan Vokasi: Program pelatihan berbasis kejuruan dapat mencetak tenaga kerja siap pakai sesuai kebutuhan industri.

Peningkatan Guru dan Fasilitas: Guru yang berkualitas serta fasilitas yang memadai akan mendukung proses belajar yang lebih baik.

2. Peningkatan Kesehatan SDM

Akses Pelayanan Kesehatan: Pastikan setiap individu memiliki akses ke fasilitas kesehatan, terutama dalam layanan kesehatan dasar dan pencegahan penyakit.

Pola Hidup Sehat: Edukasi tentang pentingnya gizi, olahraga, dan kesehatan mental untuk menjaga produktivitas individu.

Penanganan Stunting: Program pengentasan stunting harus diperkuat, karena stunting berpengaruh langsung pada kemampuan kognitif dan produktivitas masa depan.

3. Penciptaan Lapangan Kerja

Peningkatan Investasi: Mendorong investasi di sektor manufaktur, teknologi, dan industri kreatif untuk membuka lebih banyak lapangan kerja.

Mendukung Wirausaha: Berikan pelatihan dan akses permodalan bagi masyarakat usia produktif untuk memulai usaha sendiri.

Membangun Infrastruktur: Infrastruktur yang baik mempermudah mobilitas tenaga kerja dan distribusi hasil produksi.

4. Pemanfaatan Teknologi dan Inovasi

(5)

Digitalisasi Ekonomi: Mendorong transformasi digital di berbagai sektor untuk menciptakan pekerjaan baru dan meningkatkan efisiensi.

Pelatihan Teknologi: Program pelatihan untuk meningkatkan keterampilan digital SDM, terutama bagi pekerja yang sebelumnya bekerja di sektor tradisional.

Startup dan Industri Kreatif: Dorong inovasi melalui dukungan terhadap startup dan sektor kreatif berbasis teknologi.

5. Kebijakan Kependudukan

Pemberdayaan Perempuan: Berikan akses pendidikan dan pekerjaan yang setara bagi perempuan usia produktif untuk memaksimalkan potensi mereka.

Pengelolaan Migrasi: Fasilitasi tenaga kerja migran agar dapat bekerja dengan keterampilan yang optimal dan berkontribusi pada perekonomian nasional.

6. Pembangunan Ekosistem yang Mendukung

Regulasi yang Mendukung: Kebijakan yang fleksibel dan ramah tenaga kerja akan mendorong investasi dan lapangan kerja.

Pemerataan Pembangunan: Pastikan pembangunan tidak hanya terpusat di kota besar, tetapi juga menyentuh daerah-daerah.

Kolaborasi antara Pemerintah dan Swasta: Kemitraan ini penting untuk pengembangan SDM yang sesuai dengan kebutuhan industri.

3. Praktik Demokrasi Nabi Muhammad SAW di Madinah 1. Piagam Madinah (Sahifah Madinah)

Piagam ini adalah salah satu contoh awal dari konstitusi yang mengatur hubungan antar kelompok, termasuk kaum Muslim, Yahudi, dan kelompok lain di Madinah.

o Piagam menjamin kebebasan beragama.

o Setiap kelompok memiliki hak dan kewajiban yang setara.

o Semua kelompok diajak bermusyawarah untuk mengambil keputusan penting.

2. Musyawarah dalam Mengambil Keputusan

Nabi selalu melibatkan para sahabat dan masyarakat dalam musyawarah sebelum mengambil keputusan penting, seperti strategi perang, pengelolaan zakat, dan penyelesaian konflik.

3. Keadilan Sosial

Nabi menegakkan keadilan tanpa memandang status sosial, suku, atau agama. Contohnya adalah penegakan hukum secara adil, bahkan terhadap kaum Quraisy yang dekat dengan Nabi.

4. Pemberdayaan Masyarakat

Nabi memberikan kesempatan kepada semua lapisan masyarakat untuk berkontribusi, termasuk perempuan.

Misalnya, perempuan diberi hak untuk menyampaikan pendapat dan terlibat dalam berbagai aktivitas sosial.

4. Toleransi dalam Beragama 1. Kebebasan Beragama

Islam menghormati hak setiap individu untuk memilih dan menjalankan agamanya. Hal ini ditegaskan dalam Al- Qur’an:

"Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama..." (QS. Al-Baqarah: 256).

Ayat ini menunjukkan bahwa Islam melarang pemaksaan dalam hal keyakinan.

(6)

2. Piagam Madinah

Nabi Muhammad SAW menerapkan toleransi melalui Piagam Madinah, yang menjamin kebebasan beragama bagi umat Islam, Yahudi, dan kelompok lainnya. Mereka hidup berdampingan dengan hak dan kewajiban yang setara.

3. Interaksi dengan Non-Muslim

Nabi menunjukkan sikap baik kepada non-Muslim, seperti membantu mereka dalam urusan sosial dan tidak menzalimi mereka. Ini menjadi contoh nyata toleransi yang Islami.

5. Toleransi dalam Hidup Bermasyarakat 1. Persamaan Derajat

Islam mengajarkan bahwa semua manusia adalah sama di hadapan Allah, tanpa memandang suku, warna kulit, atau status sosial. Hal ini ditegaskan dalam hadis Nabi:

"Tidak ada kelebihan bagi orang Arab atas non-Arab, kecuali dengan takwa."

2. Menjaga Harmoni dan Menolak Permusuhan

Islam mengutuk tindakan yang menebarkan kebencian dan permusuhan. Dalam QS. Al-Hujurat: 13, Allah berfirman bahwa manusia diciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku untuk saling mengenal, bukan bermusuhan.

3. Musyawarah dalam Masyarakat

Islam mendorong musyawarah untuk menyelesaikan masalah secara damai dan inklusif, melibatkan berbagai pihak tanpa memandang latar belakang.

Dampak Globalisasi terhadap Umat Islam

1. Dampak Positif

o Penyebaran Nilai Islam: Teknologi komunikasi memungkinkan umat Islam menyebarkan ajaran Islam ke seluruh dunia, memperkenalkan nilai-nilai universal seperti keadilan, kasih sayang, dan toleransi.

o Kesadaran Pendidikan: Globalisasi mendorong umat Islam untuk lebih terlibat dalam pendidikan, ilmu pengetahuan, dan inovasi.

o Persatuan Umat: Media global mempermudah umat Islam di berbagai belahan dunia untuk bersatu dalam isu-isu bersama, seperti kemanusiaan dan keadilan.

2. Dampak Negatif

o Persepsi Negatif terhadap Islam: Tindakan kekerasan oleh sebagian kecil individu atau kelompok yang mengatasnamakan Islam sering kali diekspos secara berlebihan oleh media, menciptakan stereotip buruk terhadap umat Islam.

o Degradasi Nilai Spiritual: Arus materialisme dan konsumerisme global dapat melemahkan nilai-nilai spiritual umat Islam.

o Konflik Identitas: Umat Islam menghadapi tantangan dalam menjaga identitas keislaman di tengah budaya global yang sering kali bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

Fenomena Globalisasi: Tersurat dan Tersirat

1. Tersurat:

Globalisasi terlihat sebagai peluang untuk integrasi umat manusia, pertukaran budaya, dan kemajuan ekonomi.

Namun, sentimen agama yang terdistorsi sering digunakan sebagai alat politik yang memperkeruh hubungan antarumat beragama.

(7)

2. Tersirat:

Ada kepentingan geopolitik dan ekonomi di balik eksploitasi isu-isu agama yang menciptakan konflik. Islam sebagai agama damai sering menjadi korban propaganda dan salah tafsir yang disengaja.

Pandangan dan Solusi

Peningkatan Literasi Islam: Umat Islam harus memahami ajaran Islam secara mendalam agar dapat menjadi duta nilai-nilai Islam yang damai dan toleran.

Pemanfaatan Teknologi: Gunakan media untuk menunjukkan wajah Islam yang inklusif dan humanis.

Dialog Antaragama: Perkuat dialog dan kerja sama antaragama untuk mengurangi kesalahpahaman.

Kepemimpinan yang Bijak: Pemimpin umat Islam harus aktif merespons tantangan globalisasi dengan kebijakan yang berlandaskan nilai-nilai keadilan, kesetaraan, dan perdamaian.

6.

1. Masa Nabi Muhammad SAW

Larangan Penulisan Hadis: Rasulullah melarang penulisan hadis pada awalnya untuk mencegah percampuran dengan Al-Qur’an, yang menjadi prioritas utama.

Penyampaian Lisan: Hadis disampaikan secara lisan oleh Nabi dan dihafalkan oleh para sahabat.

2. Masa Sahabat

Periwayatan Hadis: Para sahabat meriwayatkan hadis kepada generasi berikutnya berdasarkan hafalan dan praktik kehidupan sehari-hari.

Penulisan Awal: Beberapa sahabat seperti Abdullah bin Amr bin Ash mulai menulis hadis atas izin Nabi.

3. Masa Tabi’in

Penyebaran Hadis: Generasi tabi’in mulai mengumpulkan hadis dari sahabat Nabi yang masih hidup.

Kebutuhan Pembukuan: Semakin banyaknya hadis yang tersebar mendorong keinginan untuk membukukannya agar tidak hilang atau keliru.

4. Masa Kodifikasi (Abad ke-2 Hijriyah)

Inisiatif Pemerintah: Khalifah Umar bin Abdul Aziz memerintahkan pembukuan hadis secara resmi untuk menjaga keautentikan.

Pengumpulan Hadis: Ulama seperti Imam Malik menyusun karya seperti Al-Muwatta, yang menjadi salah satu kitab hadis pertama.

Metode Verifikasi: Para ulama memeriksa sanad (rantai perawi) dan matan (isi hadis) untuk memastikan kesahihan.

5. Masa Penyusunan Kitab Hadis Shahih

Imam-Imam Hadis: Pada abad ke-3 Hijriyah, ulama seperti Imam Bukhari dan Imam Muslim menyusun kitab hadis shahih, seperti Shahih Bukhari dan Shahih Muslim.

Klasifikasi Hadis: Hadis diklasifikasikan berdasarkan bab, tema, dan derajat kesahihan (shahih, hasan, dha’if).

7. Indikator seseorang memiliki akhlak yang baik meliputi:

(8)

1. Kejujuran: Selalu berkata dan bertindak jujur dalam setiap keadaan.

2. Tanggung Jawab: Melaksanakan kewajiban dengan penuh amanah.

3. Sikap Santun: Berbicara dan berperilaku sopan kepada siapa pun.

4. Kepedulian: Peka terhadap kebutuhan orang lain dan membantu dengan ikhlas.

5. Kesabaran: Mampu mengendalikan emosi dalam situasi sulit.

6. Adil: Berlaku adil tanpa memihak dalam segala keputusan.

7. Toleransi: Menghormati perbedaan, baik agama, budaya, maupun pendapat.

8. Hormat kepada Orang Tua dan Guru: Menghargai peran mereka dalam kehidupan.

9. Konsistensi dalam Ibadah: Melaksanakan ajaran agama dengan penuh ketaatan.

10.Memaafkan: Tidak menyimpan dendam dan mudah memberi maaf kepada orang lain.

8. Akhlak yang baik tercermin dalam perilaku sehari-hari yang membawa manfaat dan kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain.

Sebagai generasi muda, berikut langkah-langkah untuk mempertahankan eksistensi peradaban Islam di dunia modern:

1. Memperdalam Pemahaman Agama: Mengkaji Al-Qur’an dan hadis untuk memahami ajaran Islam yang murni.

2. Mengintegrasikan Ilmu dan Iman: Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan berlandaskan nilai-nilai Islam.

3. Menjadi Teladan: Menunjukkan akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari sebagai representasi Islam yang damai dan toleran.

4. Aktif di Media Sosial: Menggunakan media sosial untuk menyebarkan pesan positif dan menjawab misinformasi tentang Islam.

5. Memperkuat Ukhuwah Islamiyah: Menjalin persatuan dan solidaritas antarumat Islam di seluruh dunia.

6. Berpartisipasi dalam Pembangunan: Berkontribusi dalam masyarakat dengan karya yang bermanfaat, seperti pendidikan, ekonomi, dan lingkungan.

7. Dialog Antaragama: Membuka ruang diskusi untuk membangun harmoni dengan umat agama lain.

Dengan langkah ini, peradaban Islam dapat terus relevan dan membawa rahmat bagi seluruh alam.

(9)

Referensi

Dokumen terkait

11 Masnur Muslich, Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional, (Jakarta: Bumi Aksara.. yang ada dalam kehidupan masyarakat dalam menjalankan ajaran

Esensi dari Qs.Al-Ahqaf ayat 15-16 adalah: Ajaran Islam mengajarkan kepada manusia khususnya umat muslim untuk berbakti dan berperilaku baik kepada kedua orangtuanya, Setiap

Petunjuk yang diturunkan Allah SWT kepada umat manusia dengan penuh rahmat kepada.. kebahagiaan umat manusia baik didunia maupun diakhirat dan sebagai

prinsip-prinsip ekonomi Islam termasuk di Institusi Masjid.. 2) Sebagai motivasi dan penyemangat bagi umat Islam untuk bangkit dan. menerapkan prinsip-prinsip ekonomi Islam

Dari beberapa prinsip diatas yang berkorelasi dengan politik, menggambarkan umat islam dalam berpolitik tidak dapat lepas dari ketentan-ketentuan tersebut.. Berpolitik dalam islam

Umar bin Khattab, (Yogyakarta: Totalmedia: 2010), h.9.. sudah dipanggil ulama oleh masyarakat dapat mewariskan ajaran-ajaran oleh nabi- nabi terdahulu untuk memimpin umat dengan

Gerakan pemurnian ini melarang umat islam belajar dengan negara barat karena kemajuan negara barat jauih dari nilai nilai ajaran agama islam.. Lahirnya gagasan nasionalisme di

Dalam perspektif Ekonomi Islam, para pemilik rumah makan telah menjalankan prinsip-prinsip Ikonomi Islam yaitu Tauhid dengan menjaga hubungan dengan Allah Swt dan menjaga hubungan baik