• Tidak ada hasil yang ditemukan

Agen Pembelajaran yang Profesional

N/A
N/A
Bina Idola Siahaan

Academic year: 2024

Membagikan " Agen Pembelajaran yang Profesional"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha manusia secara sengaja dan teratur serta rencana dalam rangka merubah tingkah laku kedalam kedewasaan, sehingga dampak pendidikan dapat menghasilkan manusia berkualitas. Proses pendidikan dilakukan dengan kegiatan belajar mengajar yang merupakan kegiatan pokok dari keseluruhan proses pendidikan. Peraturan pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan pasal 28, dikatakan bahwa: “Pendidik adalah agen pembelajaran yang harus memiliki empat kompetensi yakni kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial”. Maka Kompetensia guru dapat diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diwujudkan dalam bentuk perangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang guru untuk memangku jabatan profesi guru.

Untuk mewujudkan hasil pendidikan yang berkualitas dibutuhkan guru-guru profesional, yaitu guru dituntut agar terus berkembang sesuai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Proses pendidikan, termasuk dalam Pendidikan Agama Kristen (PAK) yang diharapkan adalah yang didesain dengan memperhatikan tiga ranah penting yaitu ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Karena itu, proses belajar yang kita selenggarakan seharusnya memerhatikan secara

1

(2)

khusus aspek kreativitas dan motivasi belajar. Berkaitan dengan itu salah satu pendekatan yang dilakukan adalah dengan menekankan keterampilan dalam proses.

kreatif berarti memiliki daya cipta atau kemampuan untuk mencipta.

Pembelajaran kreatif merupakan pembelajaran yang didalam maupun diluar kelas dengan memanfaatkan potensi serta kemampuan yang dimiliki.

Pembelajaran yang kreatif adalah sebuah proses mengembangkan kreativitas peserta didik, dengan sebuah kesadaran bahwa setiap individu memiliki imajinasi dan rasa ingin tahu yang tidak pernah berhenti.

Motivasi belajar merupakan sebuah dorongan mental yang dapat membangun semangat dan minat belajar bagi peserta didik. Motivasi yang diberikan oleh guru menjadi sebuah motor penggerak sehingga peserta didik semakin terpacu merubah tingkah laku dan rajin belajar secara terus- menerus.

Pada hakekatnya guru yang mengajar secara kreatif dan memotivasi sangatlah dibutuhkan untuk mencapai hasil belajar yang baik, termasuk dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Kristen (PAK). Guru yang menerapkan pembelajaran dengan menggunakan kreativitas dan memotivasi akan mampu mempengaruhi tingkat penerimaan siswa dalam menangkap dan memproses informasi yang diberikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Kunandar (2013:48) mengatakan bahwa:

“Untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal dibutuhkan guru yang kreatif dan inovatif yang selalu mempunyai keinginan terus- menerus untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses belajar mengajar dikelas”.

(3)

Guru Pendidikan Agama Kristen, tidak hanya bertugas untuk memperlengkapi peserta didik dengan ilmu pengetahuan saja melainkan lebih dari pada itu. Guru PAK dituntut untuk dapat memberi motivasi kepada anak didik dalam meningkatkan hasil belajarnya.

Menurut Dalyono (2005:55) mengatakan bahwa

”faktor-faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar tersebut adalah: kesehatan, inteligensi, danbakat, minat dan motivasi, cara belajar, keluarga, motivasi guru yang merupakan salah satu dari faktor sekolah”

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar merupakan suatu proses dari seorang individu yang berupaya mencapai tujuan belajar atau yang biasa disebut hasil belajar, yaitu suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Penilaian hasil belajar pada hakikatnya merupakan sesuatu kegiatan untuk mengetahui dan mengukur perubahan perilaku yang terjadi pada diri peserta didik.Penilaian hasil belajar bertujuan untuk mengetahui hasil belajar untuk pembentukan kompetensi peserta didik. Hasil belajar sering kali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh siswa menguasai materi pelajaran yang sudah diajarkan. Penilaian dalam program pembelajaran merupakan salah satu kegiatan untuk menilai tingkat pencapaian kurikulum dan berhasil tidaknya proses pembelajaran. Dalam kegiatan belajar yang terprogram dan terkontrol yang disebut kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, tujuan belajar telah ditetapkan lebih dahulu oleh guru. Anak yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan instruksional.

(4)

Pembelajaran dalam konteks hasil belajar diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran tentang kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti pelajaran. Berdasarkan pengamatan penulis dalam kegiatan observasi pada siswa SMPN 3 Kec.Sipoholon Kab.Tapanuli Utara bahwa penulis menemukan masalah yaitu masih ada beberapa siswa kelas VII yang memperoleh hasil belajar yang kurang memuaskan atau hasil belajar Pendidikan Agama Kristen yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah pada kegiatan Ulangan Harian (UH) pertama semester genap. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel dari kelas VII Ada dari keseluruhan populasi kelas VII yang berada di SMPN 3 Sipoholon, adapun hasil belajar PAK pada kegiatan observasi tersebut bahwa siswa kelas VII A yang memiliki nilai dibawah standard yang mengakibatkan hasil belajarnya tidak memuaskan, dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen sehingga hasil belajarnya tidak tercapai. Padahal sangat diharapkan agar siswa yang bersangkutan mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan disekolah tersebut adalah 70.

Diketahui bahwa 18 orang siswa dari total 26 orang siswa yang beragama Kristen di kelas VII Atau sekitar 75% siswa mendapat nilai yang tidak memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan.

Selain dari pengetahuan yang diperoleh siswa kurang memuaskan, peserta didik juga memperlihatkan sikap, tindakan dan maupun tingkah laku mereka juga belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam hal ini

(5)

ditunjukkan dari masih ada siswa yang malas belajar,senang mengganggu temannya, ribut dikelas dan tidak patuh terhadap peraturan disekolah.

Dengan proses pembelajaran yang kreatif dan memotivasi, maka guru Pendidikan Agama Kristen diharapkan mampu mengembangkan serta mengekspresikan dirinya sesuai dengan kebutuhan peserta didik, sehingga siswa mampu mencapai hasil belajar PAK yang baik yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Guru harus mampu memahami peserta didik, mampu melaksanakan pembelajaran yang interaktif dalam bidang pengelolaan pembelajaran, agar pelaksanaan pembelajaran itu dapat terlaksana dengan baik.

Dengan pembelajaran kreatif yang akan dibawakan oleh guru PAK kepada siswa kelas VII A SMPN 3 Sipoholon menuntut guru agar lebih mampu mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa, mampu menciptakan proses pembelajaran dengan ide-ide baru yang menyenangkan dan diharapkan akan berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa sesuai dengan yang diharapkan. Guru PAK juga adalah sebagai figur yang membimbing dengan memberi berbagai motivasi yang dapat membuat siswa semakin bersemangat, dengan motivasi yang diberikan oleh guru PAK diharapkan siswa yang sebelumnya malas belajar akan terdorong untuk mengubah kebiasaan malas itu menjadi rajin untuk belajar.

Peran guru adalah ganda, di samping ia sebagai pengajar, sekaligus sebagai pendidik oleh sebab itu, guru di sekolah tidak hanya sekedar mentransferkan sejumlah ilmu pengetahuan kepada murid-muridnya tetapi lebih dari itu terutama dalam membina sikap, dan keterampilan

(6)

peserta didik untuk menjadikan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan efektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Guru pendidikan agama Kristen yang merupakan agen pembaharuan dalam tujuan pendidikan, harus mampu mengambil cara yang dapat mengatasi berbagai persoalan diatas dengan cara sendiri, melaksanakan pembelajaran yang kreatif dan memotivasi artinya, guru harus mampu bersikap profesional sebagai agen pembaharuan dalam tujuan pendidikan.

Oleh karena uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membahas dan menetapkan judul penelitian ini yaitu: “Pengaruh Pembelajaran Kreatif dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar PAK Siswa Kelas VII SMP N 3 Sipoholon Tahun 2023/2024.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis mengidentifikasikan faktor-faktor yang mendukung hasil belajar siswa meningkat sebagai berikut: Bagaimana pembelajaran kreatif oleh guru PAK sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa?

Bagaimana ciri-ciri pembelajaran Kreatif oleh guru PAK dalam mempengaruhi hasil belajar siswa?Apakah pemberian motivasi yang diberikan oleh guru PAK dapat mempegaruhi hasil belajar siswa? Seberapa besar kontribusi pembelajaran kreatif dapat mempengaruhi hasil belajar PAK siswa? Seberapa besar kontribusi pemberian motivasi

(7)

dapat mempengaruhi hasil belajar PAK siswa? Apakah faktor-faktor dalam menentukan pencapaian hasil belajar?

C. Pembatasan Masalah

Untuk mempermudah suatu penelitian perlu pembatasan masalah yang akan diteliti. Dengan adanya batasan masalah maka cara untuk melaksanakan penelitian akan menjadi terarah, terpadu, sistematis dan menghindari pembahasan diluar dari masalah. Batasan masalah juga bermanfaat untuk mencapai tujuan yang hendak diteliti Mengingat luasnya cakupan dari judul ini, maka penulis membuat batasan masalah yang diteliti, yaitu:

a. Pembelajaran Kreatif oleh guru PAK sebagai variabel bebas (X1) b. Pemberian Motivasi Belajar sebagai variabel bebas (X2)

c. Hasil Belajar siswa sebagai variabel terikat (Y).

D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah adalah hal yang penting dalam melakukan penelitian, karena dengan adanya perumusan masalah yang diteliti akan menjadi jelas dan tidak menyimpang dari tujuan yang ditentukan.

Arikunto (2010:51) mengemukakan: “Problematikpenelitian adalah bagian pokok dari suatu kegiatan penelitian. Langkahnya disebut perumusan masalah atau perumusan problematik. Dalam hal ini penulis memberikan rumusan masalah adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan pembelajaran kreatif terhadap hasil belajar siswa?

(8)

2. Apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan pemberian motivasi terhadap hasil belajar siswa?

3. Apakah terdapat Pengaruh positif dan signifikan Pembelajaran Kreatif dan Pemberian Motivasi Belajar Oleh Guru PAK Terhadap Hasil Belajar PAK Siswa?”.

E. Tujuan Penelitian

Agar penelitian ini dapat dilakukan dengan baik dan terarah maka perlu ditetapkan tujuan dari penelitian ini, oleh karena itu penulis menetapkan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh yang positif dan signifikan pembelajaran kreatif terhadap hasil belajar siswa?

2. Untuk mengetahui pengaruh yang positif dan signifikan motivasi terhadap hasil belajar siswa?

3. Untuk mengetahui pengaruh yang positif dan signifikan Pembelajaran Kreatif dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar PAK Siswa Kelas VII SMPN 3 Sipoholon Tahun 2023/2024?”.

F. Manfaat Penelitian

Setiap kegiatan atau pekerjaan pasti ada manfaatnya. Adapun manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Sebagai bahan agar dapat memperluas wawasan mahasiswa yang berminat untuk memperdalam pengetahuan tentang teknik menganalisis buku-buku teks berbasis keagamaan.

2) Sebagai bahan referensi bagi peneliti-peneliti lain untuk mengkaji hal yang sama dengan materi kajian yang berbeda.

(9)

3) Sebagai bahan informasi dan bahan masukan bagi para siswa di SMPN 3 Sipoholon.

4) Sebagai bahan masukan bagi para guru Pendidikan Agama Kristen bahwa tugasnya sebagai pendidik harus mampu membuat suatu pembaruan dan perubahan dalam mengajar sebagai wujud pembelajaran kreatif dan mampu memberikan motivasi belajar bagi setiap peserta didik sehingga meningkatkan hasil belajar siswa.

5) Menambah wawasan dan pengalaman kepada penulis dalam penulisan karya ilmiah

Referensi

Dokumen terkait

Peran Guru dalam Proses Pendidikan..

Hasil penelitian ditemukan bahwa Kompetensi profesionalisme, guru Pendidikan Agama Islam tidak mampu menciptakan proses belajar mengajar yang berkualitas dan

Dalam proses pembelajaran berbasis e-learning , maka peran siswa, peran fasilitator/ instruktur/guru akan saling mendukung proses kebersamaan untuk mencapai hasil

Melalui tulisan ini, penulis berusaha membuka cakrawala pandang guru tentang peran guru yang profesional di dalam proses pembelajaran agar dapat mengoptimalkan kemampuan

Dokumen ini membahas tentang pentingnya dukungan dan peran masyarakat dalam mencapai tujuan pendidikan

Dokumen ini membahas tentang peran kurikulum dalam proses belajar dan tujuan

Dokumen ini membahas tentang pentingnya pendidikan yang menyenangkan bagi anak dan peran guru dalam meningkatkan motivasi belajar dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran

Dokumen ini membahas tentang peran guru penggerak dalam transformasi