• Tidak ada hasil yang ditemukan

AHMAD FATHUL LUTFI - Universitas Jember

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "AHMAD FATHUL LUTFI - Universitas Jember"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

DAMPAK UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA (UMK), INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DAN PENANGGURAN TERHADAP JUMLAH MASYARAKAT MISKIN DI PROVINSI JAWA. Judul Topik: Pengaruh Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Pengangguran Terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Jawa Timur Periode 2006-2013. Pengaruh upah minimum kabupaten/kota (UMK), indeks pembangunan manusia (HDI) dan pengangguran terhadap jumlah penduduk miskin di.

Pengaruh upah minimum kabupaten/kota (UMK), indeks pembangunan manusia (HDI) dan pengangguran terhadap jumlah penduduk miskin di provinsi Jawa Timur pada masa Ahmad Fathul Lutfi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel upah minimum berpengaruh negatif dan signifikan dengan nilai koefisien negatif sebesar 0,000914 terhadap jumlah penduduk miskin di Provinsi Jawa Timur tahun 2006-2013. Variabel indeks pembangunan manusia berpengaruh positif dan signifikan dengan nilai koefisien positif sebesar 0,008284 terhadap jumlah penduduk miskin di Provinsi Jawa Timur tahun 2006-2013.

Variabel pengangguran berpengaruh positif dan signifikan dengan nilai koefisien positif sebesar 0,641247 terhadap jumlah penduduk miskin di provinsi Jawa Timur tahun 2006-2013. Kesimpulan dari tesis ini menunjukkan bahwa upah minimum dan pengangguran di kabupaten/kota berpengaruh terhadap jumlah penduduk miskin di provinsi Jawa Timur periode 2006-2013. Sedangkan indeks pembangunan manusia berpengaruh berbanding terbalik dengan jumlah penduduk miskin di provinsi Jawa Timur tahun 2006-2013.

Pengaruh Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Pengangguran Terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Jawa Timur Tahun 2006-2013.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Namun pada tahun 2017 hingga tahun 2013, jumlah penduduk miskin di Indonesia cenderung mengalami penurunan yaitu sebesar 28,5 juta jiwa. Berdasarkan tabel tersebut, jumlah penduduk miskin di Indonesia setiap tahunnya mengalami penurunan, padahal jumlah penduduk miskin di Indonesia masih cukup besar. Menurut hasil BPS, jumlah penduduk miskin di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2013 berjumlah 4,89 juta jiwa.

Bagaimana pengaruh upah minimum kabupaten/kota terhadap jumlah penduduk miskin di provinsi Jawa Timur. Bagaimana Upah Minimum Kabupaten/Kota, Indeks Pembangunan Manusia dan Pengangguran Mempengaruhi Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Jawa Timur Secara Keseluruhan. Untuk mengetahui besarnya pengaruh upah minimum kabupaten/kota, indeks pembangunan manusia dan pengangguran terhadap jumlah penduduk miskin di provinsi Jawa Timur secara keseluruhan.

Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh upah minimum kabupaten/kota terhadap jumlah penduduk miskin di provinsi Jawa Timur. Mengetahui besarnya pengaruh indeks pembangunan manusia terhadap jumlah penduduk miskin di provinsi Jawa Timur.

Tabel 1.1. Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia tahun 2006-2013 Tahun  Jumlah Penduduk Miskin (Juta Jiwa)
Tabel 1.1. Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia tahun 2006-2013 Tahun Jumlah Penduduk Miskin (Juta Jiwa)

TINJAUAN PUSTAKA

Landasan Teori

Kebijakan upah minimum telah menjadi isu penting dalam urusan ketenagakerjaan di beberapa negara maju dan berkembang. Dengan demikian, kebijakan upah minimum adalah untuk (a) menjamin pendapatan pekerja agar tidak lebih rendah dari tingkat tertentu, (b) meningkatkan produktivitas pekerja, (c) mengembangkan dan memperbaiki perusahaan dengan cara produksi yang lebih efisien (Sumarsono). , 2003:38). Upah dan pengangguran mempunyai hubungan yang cukup erat dimana tinggi rendahnya upah akan mempengaruhi jumlah penawaran dan permintaan tenaga kerja yang pada akhirnya akan mempengaruhi jumlah pengangguran.

Dalam pasar tenaga kerja, sangat penting untuk menentukan besaran upah yang harus dibayarkan perusahaan kepada pekerjanya. Kebijakan upah minimum di Indonesia tertuang dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor: Per-01/Men/1999 dan UU Ketenagakerjaan No. Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja: Per-01/Mænd/1999 tentang upah minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri atas gaji pokok termasuk tunjangan tetap.

Kaufman (dalam Khabhibi tujuan utama penetapan upah minimum adalah untuk memenuhi taraf hidup minimum adapun kesehatan, efisiensi dan kesejahteraan para pekerja. Tujuan utama penetapan upah minimum adalah untuk memenuhi taraf hidup minimum adapun kesehatan, efisiensi dan kesejahteraan pekerja kesejahteraan pekerja Peningkatan tingkat upah minimum akan meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga kesejahteraan juga meningkat sehingga terbebas dari kemiskinan.

Angkatan kerja lemah (penyandang disabilitas): yaitu mereka yang pada saat bekerja penuh waktu intensitasnya lemah karena kekurangan gizi atau penyakit. Hasil yang diperoleh adalah pertumbuhan ekonomi, upah minimum dan tingkat pengangguran berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Jawa Tengah tahun 2003-2007. Hasil yang diperoleh dalam penelitiannya antara lain; (1) pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di provinsi Sumatera, (2) pengeluaran pemerintah berpengaruh negatif dan signifikan, (3) pengangguran berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di provinsi tersebut Sumatera, dan (4) Inflasi berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Sumatera.

Indra Wiguna Van (2013) “Analisis Dampak PPBB, Pendidikan dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah. Hasil yang diperoleh dalam penelitiannya antara lain; (1) PDB berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan di Jawa Tengah, (2) pendidikan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan di Jawa Tengah, dan (3) pengangguran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemiskinan di Jawa Tengah. Dampak pertumbuhan ekonomi, pengeluaran pemerintah, pengangguran dan inflasi terhadap tingkat kemiskinan di provinsi Sumatera.

Gambar 2.1 Lingkaran Setan Kemiskinan (The Vicious Circle of Poverty)  Sumber : Nurkse (1953) dalam  Kuncoro, (2000)
Gambar 2.1 Lingkaran Setan Kemiskinan (The Vicious Circle of Poverty) Sumber : Nurkse (1953) dalam Kuncoro, (2000)

METODOLOGI PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Metode Analisis Data

Dalam analisis model data panel dikenal dua pendekatan yang terdiri dari pendekatan fixed effect dan pendekatan random effect. Untuk mengestimasi model fixed effect adalah dengan menggunakan metode teknik variabel dummy untuk menjelaskan perbedaan intersep. Dimasukkannya variabel dummy da pada model fixed effect bertujuan untuk merepresentasikan ketidaktahuan terhadap model sebenarnya.

Masalah ini dapat diatasi dengan menggunakan variabel noise (istilah kesalahan) yang dikenal dengan metode efek acak. Dalam analisis data panel, ada empat pertimbangan utama dalam memilih antara menggunakan metode fixed-effect atau random-effect, antara lain (Nurcahyono. Jadi, jika kita yakin bahwa unit cross-sectional yang kita pilih dalam penelitian adalah sampel acak, maka sampel acak adalah efek harus digunakan.

Sebaliknya, jika kita yakin bahwa satuan penampang yang kita pilih dalam penelitian tidak diambil secara acak, maka kita sebaiknya menggunakan efek tetap. Jika masing-masing komponen kesalahan (ɛ) berkorelasi, penduga efek acak akan menjadi bias dan penduga efek tetap akan menjadi tidak bias. Jika N besar dan T kecil, dan jika asumsi yang mendasari efek acak dapat terpenuhi, maka efek acak lebih efisien dibandingkan efek tetap.

Uji Hausman merupakan uji statistik sebagai dasar pemilihan model dengan menggunakan efek tetap dan efek acak. Jika t-score > t-tabel maka Ho ditolak yang berarti salah satu variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Agar pendugaan dalam penelitian ini menggunakan metode Ordinal Least Square (OLS) dapat memenuhi syarat seluruh asumsi klasik maka disebut penduga Best Linear Unbiased Estimator (BLOU) yang merupakan postulasi dari .

Tujuan dari uji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat hubungan antar variabel bebas (independen). Menurut Baeti, estimasi pada pendekatan fixed-effect dilakukan dengan menggunakan bobot cross-sectional atau General Least Square (GLS). Tujuan uji normalitas adalah untuk menguji apakah terdapat variabel perancu dalam model regresi yang berdistribusi normal atau tidak.

Gambar 3.1 daerah pengujian autokorelasi Durbin-Watson  Sumber: Pusattesis.com
Gambar 3.1 daerah pengujian autokorelasi Durbin-Watson Sumber: Pusattesis.com

PENUTUP

Kesimpulan

Pemerintah daerah dalam mengurangi jumlah penduduk miskin di Provinsi Jawa Timur hendaknya menerapkan upah minimum kabupaten/kota. Masyarakat yang bekerja akan memperoleh penghasilan dan mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga pada akhirnya mengurangi jumlah penduduk miskin di Provinsi Jawa Timur. Pemerintah hendaknya melakukan perbaikan indeks pembangunan manusia melalui faktor kesehatan, pendidikan, dan daya beli masyarakat, serta memberikan pelayanan di bidang pendidikan secara cuma-cuma, khususnya bagi masyarakat miskin.

Pengaruh pertumbuhan ekonomi, pengeluaran pemerintah, pengangguran dan inflasi terhadap tingkat kemiskinan di provinsi sumatera. Analisis hubungan IPM, kapasitas fiskal dan korupsi terhadap kemiskinan di Indonesia (studi kasus: 38 kabupaten/kota di Indonesia pada tahun 2008 dan 2010). Pengaruh produk domestik bruto, suku bunga, upah pekerja dan total nilai ekspor terhadap penanaman modal asing langsung di Indonesia.

Pengaruh pertumbuhan ekonomi, upah minimum, tingkat kemiskinan terbuka dan inflasi terhadap kemiskinan di Indonesia tahun 2009-20011.

Gambar

Tabel 1.1. Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia tahun 2006-2013 Tahun  Jumlah Penduduk Miskin (Juta Jiwa)
Tabel  1.1  menunjukkan  jumlah  penduduk  miskin  di  Indonesia.
Tabel  1.3  menunjukkan  jumlah  penduduk  miskin  di  Jawa  Timur.
Gambar 2.1 Lingkaran Setan Kemiskinan (The Vicious Circle of Poverty)  Sumber : Nurkse (1953) dalam  Kuncoro, (2000)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Upah Minimum Kabupaten Kota Di Provinsi Jawa Timur serta Dampaknya terhadap Pengangguran dan Kemiskinan Kabupaten Kota

Berdasarkan uji t nampak bahwa pada signifikansi α sebesar 10% upah minimum kabupaten/kota tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah penduduk miskin, sementara

Secara bersama sama upah minimum, pengangguran, kesehatan dan pendidikan berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan di 35 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah pada

“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Upah Minimum Kabupaten Kota di Provinsi Jawa Timur Serta Dampaknya Terhadap Pengangguran dan Kemiskinan Kabupaten

“Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk, Tingkat Pengangguran Terbuka Dan Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Provinsi Jawa Timur.” Jurnal Ilmiah

Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur adalah Upah Minimum, Pendidikan, dan Pengangguran. Oleh karena

Pengaruh pertumbuhan ekonomi, upah minimum, dan rata-rata lama pendidikan terhadap tingkat pengangguran terbuka kebupaten/kota di Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014, dengan menggunakan

Upah minimum, angkatan kerja, dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif terhadap tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Jawa Timur pada Tahun 2014-2018,