• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akad Salam

N/A
N/A
Fadliah Habsye

Academic year: 2025

Membagikan " Akad Salam"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH FIQIH MUAMALAH

“ AKAD SALAM ”

Disusun Oleh:

Umar Al-Habsyi 233111011

FAKULTAS AGAMA ISLAM JURUSAN AKHWALU SYAKHSIAH

UNIVERSITAS ALKHAIRAAT

(2)

i

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “Akad Salam”.

Penulisan makalah ini adalah tugas yang harus diselesaikan oleh kami sebagai tugas untuk mata kuliah Fiqih Muamalah. Tujuannya adalah untuk lebih memahami tentang Akad Salam.

Dalam menyelesaikan tugas ini tentunya kami juga menemukan setiap hambatan dalam penyelesaiannya. Dengan keyakinan dan bantuan semua pihak akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi semua

pihak. TerimaKasih.

(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……….………....i

DAFTAR ISI …….………..ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……….1

1.2 Rumusan Makalah ………...2

1.3 Tujuan Makalah ………..……….2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Akad Salam ...……….…..…..…....………...3

2.2 Rukun dan Syarat Akad Salam ……...…..……….…….….4

2.3 Jenis-Jenis Akad Salam ..…………...……...6

2.4 Prinsip-Prinsip Akad Salam ……….…...8

2.5 Kedudukan Akad Salam dalam Ekonomi Syariah ………10

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ………13

DAFTAR PUSTAKA ………....14

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam konteks ekonomi dan perdagangan, sistem keuangan yang adil dan efisien sangatlah penting untuk mendorong pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat. Di dalam Islam, fiqih muamalat menyediakan kerangka hukum yang mengatur berbagai bentuk transaksi dan hubungan ekonomi. Salah satu akad yang memiliki relevansi signifikan dalam praktik perdagangan adalah akad salam.

Akad salam merupakan bentuk transaksi jual beli yang memungkinkan pembeli untuk melakukan pembayaran di muka atas barang yang akan diserahkan di masa depan. Praktik ini sangat bermanfaat, terutama dalam sektor pertanian, di mana petani sering kali menghadapi tantangan dalam mendapatkan modal untuk memproduksi hasil pertanian. Dengan adanya akad salam, petani dapat memperoleh dana yang dibutuhkan di awal musim tanam, sehingga meningkatkan produktivitas dan mengurangi risiko kerugian akibat ketidakpastian pasar.

Namun, meskipun akad salam memiliki banyak manfaat, masih terdapat tantangan dan pemahaman yang perlu diperjelas dalam pelaksanaannya. Ketidakpastian mengenai syarat dan rukun akad, potensi sengketa antara pihak-pihak yang terlibat, serta pemahaman yang bervariasi tentang keabsahan akad salam di kalangan masyarakat, menjadi isu yang perlu dicermati.

Makalah ini bertujuan untuk menggali lebih dalam mengenai akad salam, termasuk definisi, rukun, syarat sah, serta perannya dalam perekonomian dan kesejahteraan sosial. Dengan memahami prinsip- prinsip fiqih yang mendasari akad salam, diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih baik bagi masyarakat dan praktisi ekonomi dalam menjalankan transaksi yang sesuai dengan nilai-nilai syariah.

Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menyoroti pentingnya keadilan, transparansi, dan kejelasan dalam setiap akad yang dilakukan untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara para pihak yang terlibat.

(5)

2 1.2 Rumusan Makalah

1. Apa yang dimaksud dengan akad salam dan apa dasar hukum yang mendasarinya dalam fiqih muamalat?

2. Apa saja rukun dan syarat yang harus dipenuhi agar akad salam dianggap sah dan sesuai dengan prinsip syariah?

3. Apa saja jenis-jenis akad salam yang ada dalam praktik muamalat, dan bagaimana masing- masing jenisnya diterapkan?

4. Apa prinsip-prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan akad salam untuk memastikan keadilan dan transparansi dalam transaksi?

5. Apa kedudukan akad salam dalam ekonomi syariah?

1.3 Tujuan Makalah

1. Untuk menjelaskan pengertian akad salam serta dasar hukum yang mendasarinya dalam fiqih muamalat.

2. Untuk mengidentifikasi dan menganalisis rukun dan syarat yang harus dipenuhi agar akad salam sah dan sesuai dengan prinsip syariah.

3. Untuk mengidentifikasi berbagai jenis akad salam yang ada dalam praktik muamalat dan menjelaskan penerapannya dalam konteks ekonomi.

4. Untuk menjelaskan prinsip-prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan akad salam, guna memastikan keadilan dan transparansi dalam transaksi.

5. Untuk menjelaskan posisi dan peran akad salam dalam kerangka ekonomi syariah

(6)

3 BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akad Salam A. Definisi Akad Salam

Akad Salam adalah salah satu bentuk kontrak jual beli yang diatur dalam fiqih muamalat. Dalam akad ini, pembeli bersepakat untuk membayar harga barang di muka, sementara penjual berjanji untuk menyerahkan barang tersebut pada waktu yang telah ditentukan di masa depan.

Karakteristik Akad Salam:

 Pembayaran di Muka: Pembeli melakukan pembayaran penuh atas barang yang akan diterima di kemudian hari.

 Penyerahan Barang di Masa Depan: Barang yang diperjualbelikan belum ada di tangan penjual pada saat akad dilakukan; barang tersebut akan diserahkan setelah waktu yang disepakati.

 Komoditas Tertentu: Biasanya, akad salam digunakan untuk barang-barang tertentu yang memiliki karakteristik dan spesifikasi jelas, seperti hasil pertanian (gandum, kurma, dan lain- lain).

B. Dasar Hukum Akad Salam

Dasar hukum akad salam berasal dari Al-Qur'an, Hadis, dan konsensus (ijma') para ulama. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut:

a) Al-Qur'an:

Dalam Surah Al-Baqarah (2:282), Allah SWT berfirman:

ْمُكَنْيَّب ْبُتْكَيْل َو ُُۗه ْوُبُتْكاَف ىًّمَسُّم ٍلَجَا ىٰٰٓلِا ٍنْيَدِب ْمُتْنَياَدَت اَذِا ا ْٰٓوُنَمٰا َنْيِذَّلا اَهُّيَآٰٰي

ِِۖلْدَعْلاِب ٌۢ بِتاَك

(7)

4

"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalat tidak secara tunai untuk jangka waktu yang ditentukan, maka hendaklah kamu menulisnya. Dan biarlah seorang penulis di antara kamu menulis dengan adil…"

Ayat ini menunjukkan pentingnya mencatat transaksi, termasuk yang melibatkan kesepakatan penyerahan barang di masa depan.

b) Hadis:

“Ibn Abbas menyatakan bahwa ketika Rasul datang ke Madinah, penduduk. Madinah melakukan jual beli salam pada buah-buahan untuk jangka satu tahun atau dua tahun. Kemudian Rasul bersabda: Siapa yang melakukan salam hendaknya melakukannya dengan takaran yang jelas dan timbangan yang jelas pula, sampai batas waktu tertentu”. (Muslich, 2015: 243).

Hadis ini menegaskan bahwa akad salam sudah ada dan dipraktikkan pada masa Nabi, sehingga menjadi salah satu bentuk transaksi yang sah dalam Islam.

c) Ijma' Ulama:

Kesepakatan ulama’ (ijma’) akan bolehnya jual beli salam dikutip dari pernyataan Ibnu Mundzir yang mengatakan bahwa semua ahli ilmu telah sepakat bahwa jual beli salam diperbolehkan, karena terdapat kebutuhan dan keperluan untuk memudahkan urusan manusia. Pemilik lahan pertanian, perkebunan ataupun perniagaan terkadang membutuhkan modal untuk mengelola usaha mereka hingga siap dipasarkan, maka jual beli salam diperbolehkan untuk mengakomodir kebutuhan mereka. Ketentuan ijma’ ini secara jelas memberikan legalisasi praktik pembiayaan/jual beli salam.

2.2 Rukun dan Syarat Akad Salam A. Rukun Akad Salam

Rukun akad salam terdiri dari beberapa komponen yang harus dipenuhi agar akad tersebut sah dan berlaku secara hukum. Rukun-rukun tersebut adalah:

(8)

5 a) Para Pihak:

Akad salam melibatkan dua pihak, yaitu penjual (mushtrī) dan pembeli (mubī'). Kedua pihak harus memiliki kapasitas hukum untuk melakukan transaksi, yaitu cukup umur dan berakal sehat.

b) Objek Transaksi:

Barang yang dijadikan objek transaksi harus jelas dan teridentifikasi. Barang tersebut harus berupa komoditas tertentu, seperti hasil pertanian, yang dapat diukur atau ditakar, serta sesuai dengan syarat yang telah disepakati.

c) Harga (Thaman):

Harga barang harus ditentukan dengan jelas dan disepakati oleh kedua belah pihak. Pembayaran dilakukan di muka pada saat akad dilakukan.

d) Waktu Penyerahan:

Waktu penyerahan barang juga harus ditentukan dengan jelas. Hal ini penting untuk menghindari perselisihan di kemudian hari mengenai kapan barang akan diserahkan.

e) Rukun Akad (Ijab dan Qabul):

Akad salam harus dilakukan dengan ijab (penawaran) dan qabul (penerimaan) yang jelas. Ijab dan qabul harus dilakukan oleh kedua pihak secara langsung atau melalui pernyataan yang jelas.

B. Syarat Sah Akad Salam

Agar akad salam dianggap sah dan dapat dilaksanakan, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi, antara lain:

a) Kepastian Objek Transaksi:

Barang yang dijadikan objek akad harus jelas dan terukur. Misalnya, jika akad salam terkait dengan hasil pertanian, jenis dan kualitas hasil tersebut harus ditentukan agar tidak menimbulkan perselisihan.

(9)

6 b) Kepastian Harga:

Harga barang harus ditentukan dengan jelas dan tidak ambigu. Hal ini untuk mencegah adanya ketidakpastian yang dapat mengakibatkan sengketa di kemudian hari.

c) Kepastian Waktu Penyerahan:

Waktu penyerahan barang harus ditentukan secara jelas. Tanpa adanya kepastian waktu, akad salam dapat menjadi tidak sah karena menimbulkan keraguan.

d) Kepatuhan Terhadap Syarat Syariah:

Akad salam harus sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, seperti tidak mengandung unsur gharar (ketidakpastian) dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

e) Kelayakan Barang:

Barang yang akan diserahkan harus memenuhi syarat kelayakan untuk diperdagangkan. Misalnya, dalam konteks makanan, barang harus dalam keadaan baik dan layak konsumsi.

2.3 Jenis-Jenis Akad Salam A. Salam dalam Pertanian

Akad salam sering digunakan dalam sektor pertanian, di mana para petani menjual hasil panen mereka sebelum waktu panen tiba. Transaksi ini memberikan manfaat bagi kedua belah pihak, yaitu petani dan pembeli.

Manfaat Akad Salam dalam Pertanian:

 Mendapatkan Modal: Petani dapat memperoleh modal di muka untuk membiayai proses pertanian, seperti pembelian pupuk, bibit, dan biaya tenaga kerja.

 Kepastian Pasar: Dengan adanya akad salam, petani mendapatkan kepastian bahwa hasil panennya sudah terjual, sehingga mengurangi risiko kerugian akibat fluktuasi harga pasar.

(10)

7

 Pengaturan Produksi: Pembeli dapat melakukan perencanaan yang lebih baik terkait pasokan barang yang dibutuhkan, sehingga membantu dalam pengelolaan stok.

Contoh Kasus:

Seorang petani setuju untuk menjual 1 ton jagung kepada seorang pedagang dengan harga Rp 12.000.000, dibayar di muka. Jagung tersebut akan dipanen dan diserahkan setelah dua bulan. Dalam skenario ini, petani mendapatkan dana untuk proses bercocok tanam, dan pedagang mendapatkan pasokan jagung yang telah terjamin.

B. Salam dalam Perdagangan

Selain sektor pertanian, akad salam juga sering digunakan dalam perdagangan barang lainnya, terutama barang yang memiliki masa produksi atau pengiriman tertentu. Dalam konteks ini, akad salam memberikan solusi bagi pedagang dalam mengelola inventaris dan memenuhi kebutuhan pelanggan.

Manfaat Akad Salam dalam Perdagangan:

 Pengurangan Risiko: Pedagang dapat mengurangi risiko kerugian akibat perubahan harga atau permintaan pasar yang tidak terduga.

 Kepastian Pasokan: Dengan akad salam, pedagang mendapatkan kepastian pasokan barang yang telah dibayar, sehingga dapat merencanakan penjualan dengan lebih baik.

 Peningkatan Hubungan Bisnis: Akad salam dapat memperkuat hubungan antara produsen dan pedagang, karena keduanya saling bergantung dalam transaksi yang telah disepakati.

Contoh Kasus:

Misalkan sebuah perusahaan manufaktur sepakat untuk membeli 500 unit alat elektronik dari produsen dengan harga Rp 50.000.000, yang dibayar di muka. Penyerahan barang dijadwalkan dalam waktu tiga bulan. Dalam hal ini, produsen mendapatkan modal untuk memproduksi barang, dan perusahaan mendapatkan kepastian pasokan alat elektronik.

(11)

8 C. Perbandingan dengan Akad Lain

Akad salam memiliki karakteristik yang membedakannya dari akad jual beli lainnya, seperti jual beli biasa (jual beli tunai) dan akad murabahah. Berikut adalah perbandingan antara akad salam dan beberapa akad lain:

 Akad Jual Beli Tunai:

Akad Salam: Pembayaran dilakukan di muka, sedangkan penyerahan barang dilakukan di masa depan.

Jual Beli Tunai: Pembayaran dan penyerahan barang dilakukan secara simultan.

 Akad Murabahah:

Akad Salam: Barang yang dijual belum ada di tangan penjual pada saat akad dilakukan.

Akad Murabahah: Barang sudah ada di tangan penjual dan dijual dengan markup harga yang disepakati.

 Akad Qardh:

Akad Salam: Merupakan transaksi jual beli dengan pembayaran di muka.

Akad Qardh: Merupakan pinjaman tanpa imbalan di mana peminjam harus mengembalikan jumlah yang dipinjam.

2.4 Prinsip-Prinsip Akad Salam A. Keadilan dalam Akad Salam

Keadilan merupakan prinsip dasar dalam setiap transaksi muamalat, termasuk dalam akad salam. Dalam konteks akad salam, keadilan tercermin dalam beberapa aspek berikut:

1) Keseimbangan Hak dan Kewajiban:

(12)

9

Dalam akad salam, baik penjual maupun pembeli memiliki hak dan kewajiban yang seimbang. Penjual berhak mendapatkan pembayaran di muka, sementara pembeli berhak mendapatkan barang yang dijanjikan sesuai dengan spesifikasi yang disepakati.

2) Transparansi Informasi:

Keadilan dalam akad salam juga diwujudkan melalui transparansi informasi mengenai barang yang diperjualbelikan. Penjual harus memberikan informasi yang jelas tentang jenis, kualitas, dan jumlah barang yang akan diserahkan, sehingga pembeli tidak mengalami kerugian.

3) Menghindari Unsur Gharar:

Akad salam harus bebas dari unsur gharar (ketidakpastian) yang dapat merugikan salah satu pihak.

Ketidakpastian mengenai objek transaksi, harga, atau waktu penyerahan dapat menyebabkan ketidakadilan dalam transaksi. Oleh karena itu, semua aspek harus ditentukan dengan jelas.

4) Perlindungan terhadap Pihak yang Lemah:

Dalam akad salam, harus ada perhatian terhadap pihak yang mungkin lebih lemah, seperti petani kecil.

Adanya ketentuan yang adil dalam penetapan harga dan syarat-syarat transaksi dapat membantu melindungi mereka dari eksploitasi.

B. Transparansi dan Kejelasan

Transparansi dan kejelasan adalah unsur penting dalam akad salam yang mendukung praktik keadilan.

Beberapa poin yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah:

1) Kejelasan Objek Transaksi:

Barang yang akan dijual harus dijelaskan secara rinci, termasuk spesifikasi, kualitas, dan jumlah.

Misalnya, jika akad salam berkaitan dengan hasil pertanian, penjual harus menjelaskan jenis tanaman, metode pertanian, dan estimasi hasil panen.

2) Kejelasan Harga:

(13)

10

Harga barang harus ditentukan dengan jelas dan disepakati oleh kedua belah pihak, tanpa adanya ambiguitas. Hal ini mencegah perselisihan mengenai nilai barang di masa depan.

3) Kejelasan Waktu Penyerahan:

Waktu penyerahan barang harus ditentukan secara jelas dalam akad. Misalnya, jika penyerahan barang dijadwalkan setelah panen, waktu panen harus ditentukan agar tidak ada ketidakpastian.

4) Dokumentasi Akad:

Disarankan untuk mendokumentasikan akad salam secara tertulis untuk menghindari sengketa di kemudian hari. Dokumentasi ini harus mencakup semua rincian transaksi, termasuk waktu, harga, dan spesifikasi barang.

5) Komunikasi yang Efektif:

Komunikasi antara penjual dan pembeli harus dilakukan dengan baik untuk memastikan bahwa kedua belah pihak memahami semua syarat dan ketentuan dalam akad salam. Hal ini dapat dilakukan melalui pertemuan langsung atau komunikasi tertulis.

2.5 Kedudukan Akad Salam dalam Ekonomi Syariah A. Peran Akad Salam dalam Perekonomian

Akad salam memiliki peran yang signifikan dalam perekonomian, terutama dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas sektor pertanian dan perdagangan. Berikut adalah beberapa aspek penting dari peran akad salam dalam perekonomian:

1) Mendorong Investasi Pertanian:

Akad salam memungkinkan petani untuk mendapatkan modal di muka, yang dapat digunakan untuk membeli benih, pupuk, dan peralatan pertanian. Dengan demikian, petani dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen mereka, yang berkontribusi pada peningkatan produksi pangan.

(14)

11 2) Mengurangi Risiko Pasar:

Dengan adanya kepastian bahwa hasil panen telah terjual, petani dapat mengurangi risiko kerugian akibat fluktuasi harga pasar. Ini juga memberi jaminan kepada pembeli bahwa mereka akan mendapatkan pasokan barang yang dibutuhkan sesuai waktu yang disepakati.

3) Meningkatkan Ketersediaan Barang:

Akad salam membantu menjaga ketersediaan barang di pasar, terutama untuk komoditas yang memiliki musim panen tertentu. Dengan adanya perjanjian di muka, pedagang dapat merencanakan stok dan distribusi barang dengan lebih baik.

4) Memperkuat Hubungan Ekonomi:

Akad salam dapat memperkuat hubungan antara petani dan pedagang, menciptakan jaringan yang saling menguntungkan. Hubungan yang baik ini dapat mendorong kolaborasi lebih lanjut dalam berbagai proyek ekonomi.

5) Kontribusi terhadap Pembangunan Ekonomi:

Dengan mendukung sektor pertanian dan perdagangan, akad salam berkontribusi pada pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Peningkatan produktivitas dan pendapatan petani dapat mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

B. Akad Salam dan Kesejahteraan Sosial

Akad salam tidak hanya berperan dalam aspek ekonomi, tetapi juga memiliki dampak positif terhadap kesejahteraan sosial masyarakat. Berikut adalah beberapa kontribusi akad salam terhadap kesejahteraan sosial:

(15)

12 1) Peningkatan Pendapatan Petani:

Dengan memperoleh pembayaran di muka melalui akad salam, petani dapat meningkatkan pendapatan mereka. Hal ini memberikan stabilitas ekonomi bagi petani dan keluarganya, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hidup mereka.

2) Pemberdayaan Masyarakat:

Akad salam dapat memberdayakan petani kecil dengan memberikan akses ke pasar dan modal. Dengan adanya jaminan pasar, petani kecil dapat terlibat lebih aktif dalam perekonomian, mengurangi ketergantungan pada pihak ketiga atau rentenir.

3) Akses terhadap Pangan:

Melalui akad salam, ketersediaan pangan dapat terjaga dengan baik, sehingga masyarakat memiliki akses yang lebih baik terhadap kebutuhan pokok. Hal ini sangat penting dalam menjaga stabilitas sosial dan mengurangi kerawanan pangan.

4) Pengembangan Keterampilan:

Dalam proses produksi yang terkait dengan akad salam, petani seringkali mendapatkan pelatihan dan peningkatan keterampilan. Hal ini meningkatkan kapasitas mereka untuk menghasilkan produk yang berkualitas lebih tinggi dan dapat bersaing di pasar.

5) Peningkatan Kesejahteraan Komunitas:

Dengan meningkatnya pendapatan petani dan ketersediaan pangan, kesejahteraan komunitas secara keseluruhan juga meningkat. Masyarakat yang sejahtera lebih mampu berkontribusi dalam pembangunan sosial dan ekonomi, menciptakan lingkungan yang lebih stabil dan harmonis.

(16)

13 BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa akad salam tidak hanya memberikan manfaat yang signifikan bagi para pelaku ekonomi, terutama dalam sektor pertanian dan perdagangan, tetapi juga berkontribusi terhadap pencapaian keadilan sosial dan pengurangan risiko dalam transaksi.

Akad salam memungkinkan petani untuk memperoleh modal di muka, yang sangat penting untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi ketergantungan pada praktik pinjaman yang dapat menjerumuskan mereka ke dalam utang. Dengan adanya kepastian pasar melalui akad ini, petani dapat merencanakan produksi mereka dengan lebih baik, yang berujung pada peningkatan ketersediaan pangan dan stabilitas harga di pasar. Selain itu, hubungan yang terjalin antara penjual dan pembeli dapat memperkuat jaringan ekonomi yang saling menguntungkan.

Namun, makalah ini juga menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi dalam penerapan akad salam, seperti kurangnya pemahaman mengenai syarat dan rukun akad, serta potensi sengketa yang dapat muncul akibat ketidakjelasan dalam transaksi. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan pendidikan dan sosialisasi yang lebih baik mengenai prinsip-prinsip fiqih muamalat, khususnya terkait dengan akad salam.

Dalam era digital yang semakin berkembang, perlu ada adaptasi dan inovasi dalam praktik akad salam agar tetap relevan. Ini termasuk penerapan teknologi dalam transaksi, yang harus tetap mematuhi prinsip-prinsip syariah.

Secara keseluruhan, akad salam memiliki potensi besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan memenuhi prinsip keadilan, transparansi, dan kejelasan, akad salam dapat menjadi solusi yang efektif dalam membangun hubungan bisnis yang saling menguntungkan dan beretika.

(17)

14

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Agama Republik Indonesia. (2021). Pedoman Pelaksanaan Akad Salam dalam Ekonomi Syariah. Diakses dari https://www.kemenag.go.id/akadsalam

Muhammad, M. (2020). Akad Salam: Konsep dan Implementasinya dalam Ekonomi Syariah. Diakses dari https://www.muhammad.com/akadsalam

Harahap, A. (2019). Fiqih Muamalat: Teori dan Praktik dalam Ekonomi Syariah. Diakses dari https://www.harahap.com/fiqihmuamalat

Ali, S. (2022). The Role of Salam Contracts in Islamic Finance. Diakses dari https://www.alifinance.com/salamcontracts

Zulkarnain, M. (2023). Understanding Salam Contracts: A Practical Guide. Diakses dari https://www.zulkarnain.com/understandingsalam

Referensi

Dokumen terkait

 Salam paralel merupakan jual beli barang yang melibatkan dua transaksi salam, dalam hal ini transaksi salam pertama dilakukan dilakukan antara nasabah dengan

Dalam akad salam, harga barang pesanan yang sudah disepakati tidak dapat.. berubah selama jangka

Seperti perpindahan kepemilikan dalam akad jual beli yang bersifat hutang yaitu seperti murabahah, istisna’ dan salam, akad kerjasama (syirkah) untuk mendapatkan

muamalah yang berkaitan dengan masalah jual beli online dalam. sistem akad salam dan khiyar, penelitian ini juga

agar lebih mendalam maka akad yang akan di kaji dalam penelitian dapat dipetakan kepada tiga akad yaitu Salam Paralel (SP) yaitu transaksi salam dalam jual beli

Dalam transaksi muamalah yang modern ini muncul perkembangan teknologi yang baru, jual beli online bisa dilakukan melalui media instagram @ppshop88. Karena pengaruh

Sedangkan secara terminologis Salam adalah Jual beli barang yang disifati dengan kriteria tertentu dalam tanggungan penjual dengan pembayaran kontan di majelis akad.18 Salam juga dapat

Ba’i salam merupakan akad jual beli yang tidak jauh beda dengan istishna, akad salam merupakan akan jual beli yang bersistem pemesanan, didalam hal ini pembelimembayar dimuka barang