KALIBRASI DALAM PENGUKURAN
PAPER
KELOMPOK 2 Nama Kelompok :
Nur Hasanah Nasution 200308016 Putri Aprilia Br Surbakti 200308017
Wan Windira Fadilah 200308024 Ridwan Harahap 200308048 Rizky Sahat Maruli 200308049
Eferman 200308056
Michael Kristianus Nainggolan 200308057 Christian Pauletta Sitompul 200308066
Kevin Johanes 200308086 Mhd. Revi Machrizailani 200308090
Bardansyah Harahap 200308094
Dosen Pengampu : Sulastri Panggabean STP, M.Si
PENGUKURAN LINGKUNGAN DAN INSTRUENTASI PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengukuran adalah aktivitas membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur. Pengukuran merupakan sesuatu hal yang penting, segala sesuatu yang berbentuk pasti ada ukurannya, baik itu panjang, tinggi, berat, volume, ataupun dimensi dari suatu objek.
Pengukuran juga dilakukan untuk membandingkan suatu besaran dengan besaran lain sejenis yang dipergunakan sebagai satuannya. Namun, pengukuran tersebut tentu juga pernah atau akan mengalami kesalahan, jika kita tidak memperhatikan ketentuan-ketentuan untuk melakukan pengukuran tersebut. Sehigga menimbulkan kesalahan dalam pengukuran.Penentuan besaran dimensi atau kapasitas, biasanya terhadapat suatu standar satuan ukur tertentu. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik. Sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka disebut besaran, sedangkan pembanding dalam suatu pengukuran disebut satuan. Satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang sama atau tetap untuk semua orang disebut satuan baku, sedangkan satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang tidak sama untuk orang yang berlainan disebut satuan tidak baku.
Memahami suatu pengukuran dan besarnya terhadap benda perlu dilakukan hal yang spesifik. Besaran suatu benda dapat diketahui dengan menggunakan alat ukur yang sesuai dengan benda yang akan diukur. Jenis alat ukur yang digunakan dalam pengukuran berpengaruh terhadap keakuratan atau tingkat ketelitian suatu perhitungan. Ukuran benda dapat ditentukan dari skala yang terdapat pada alat ukur yang digunakan.
Namun sayangnya, di dalam pengukuran tersebut, ada saja kesalahan pengukuran yang bisa terjadi. Kesalahan ini pun terjadi karena berbagai macam faktor, dari segi manusia yang mengukur, kecacatan alat yang digunakan, hingga kesalahan kalibrasi. Apa itu kesalahan kalibrasi?
Kesalahan kalibrasi adalah kesalahan yang diakibatkan oleh tidak tepatnya pemberian nilai skala ketika sedang membuat atau melakukan kalibrasi (standarisasi). Dengan kesalahan ini, maka bisa muncul kesalahan dalam membaca hasil pengukuran, bisa menjadi lebih besar atau lebih kecil daripada yang seharusnya. Selain kesalahan kalibrasi yang termasuk di dalam bagian kesalahan sistematik, ada juga dua kesalahan utama lainnya yaitu kesalahan umum dan
kesalahan acak. Oleh karna itu, perlu untuk mengenai kesalahan pengukuran dan metode kalibrasi dikarenakan pengukuran diperlukan dalam banyak hal.
Rumusan Masalah
1. Apa defenisi pengukuran?
2. Apa saja kesalahan dalam pengukuran?
3. Bagaiamana pengertian, jenis, manfaat, prosedur dan proses kalibrasi?
4. Apa sajakah contoh dari kalibrasi?
Tujuan
1. Mengetahui defenisi pengkuran
2. Mengetahui kesalahan dalam pengukuran
3. Mengetahui defenisi, jenis, manfaat, prosedur dan proses kalibrasi 4. Mengetahui contoh dalam kalibrasi
PEMBAHASAN
Defenisi Pengukuran
Pengukuran merupakan kegiatan yang sangat penting dalam setiap percobaan ilmiah seperti penelitian dan praktikum. Kegiatan pengukuran yang akurat merupakan kunci keberhasilan dalam pengolahan data dan penyedia informasi. Namun, dalam setiap pengukuran selalu ada ketidakpastian nilai pengukuran. Hal itu dapat diakibatkan oleh keterbatasan alat maupun ketidak telitian orang yang melakukan pengukuran. Untuk mendapatkan ketepatan nilai yang akurat pengukuran biasanya dilakukan menggunakan alat ukur yang memiliki nilai keakuratan tinggi dan dilakukan secara berulang-ulang sehingga didapatkan sejumlah data yang mendekati nilai sebenanya yang kemudian dapat diolah kembali menggunakan kaidah-kaidah statistika (Burhanuddin, 2011).
Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan dimana seorang peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu. Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian atau kepercayaan konsumen.
Kesalahan Dalam Pengukuran
Pengukuran adalah suatu teknik untuk menyatakan suatu sifat fisis dalam bilangan sebagai hasil membandingkannya dengan suatu besaran baku yang diterima sebagai satuan.
Misalnya, ketika melakukan kegiatan pengukuran panjang meja dengan pensil. Dalam kegiatan tersebut artinya membandingkan panjang meja dengan panjang pensil. Panjang pensil yang digunakan adalah sebagai satuan. Sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka disebut besaran, sedangkan pembanding dalam suatu pengukuran disebut satuan. Satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang sama atau tetap untuk semua orang disebut satuan baku, sedangkan satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang tidak sama untuk orang yang berlainan disebut satuan tidak baku.
Namun, di dalam pengukuran tersebut, ada saja kesalahan pengukuran yang bisa terjadi.
Kesalahan ini pun terjadi karena berbagai macam faktor, dari segi manusia yang mengukur dan
kecacatan alat yang digunakan. Kesalahan dalam pengukuran adalah perbedaan antara nilai sebenarnya dari suatu pekerjaan pengukuran yang di lakukan oleh seseorang pengamat. Dalam pengukuran besara fisis menggunakan alat ukur atau instrumen tidak akan mungkin didapat suatu nilai yang benar tepat, namun selalu mempunyai ketidakpastian yang disebabkan oleh kesalahan- kesalahan dalam pengukuran.
Menurut Miller & Miller (2001) tipe kesalahan dalam pengukuran analitik dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1) Kesalahan serius (Gross error )
Tipe kesalahan ini sangat fatal, sehingga konsekuensinya pengukuran harus diulangi.Contoh dari kesalahan ini adalah kontaminasi reagent yang digunakan, peralatan yang memang rusak total, sampel yang terbuang, dan lain lain. Indikasi dari kesalahan ini cukup jelas dari gambaran data yang sangat menyimpang, data tidak dapat memberikan pola hasil yang jelas, tingkat reprodusibilitas yang sangat rendah dan lain lain.
2) Kesalahan acak (Random error)
Golongan kesalahan ini merupakan bentuk kesalahan yang menyebabkan hasil dari suatu perulangan menjadi relatif berbeda satu sama lain, dimana hasil secara individual berada disekitar harga rata-rata. Kesalahan ini memberi efek pada tingkat akurasi dan kemampuan dapat terulang (reprodusibilitas). Kesalahan ini bersifat wajar dan tidak dapat dihindari,hanya bisa direduksi dengan kehati-hatian dan konsentrasi.
3) Kesalahan sistematik (Systematic error)
Kesalahan sistematik merupakan jenis kesalahan yang menyebabkan semua hasil data salah dengan suatu kemiripan. Hal ini dapat diatasi dengan:
a. Standarisasi prosedur b. Standarisasi bahan
Pada jenis-jenis sumber kesalahan pengukuran ada yang menyebutkan 3 sumber yaitu manusia, alat dan lingkungan. Namun disini akan di bagi hanya 3 yang meliputi sumber sistematis, sumber acak dan sumber eksperimental, yaitu:
1. Kesalahan Sistematis (systematics errors) atau alat dan manusia (pengamat) yang merupakan kesalahan yang disebabkan oleh peralatan atau instrumen serta kesalahan yang dibuat oleh si pengamat.
a) Kesalahan alat
Kesalahan nol (zero error) akibat tidak berhimpitnya titik nol jarum penunjuk.
Kelelahan (fatigue) alat karena misalnya pegas yang dipakai telah lembek.
Gesekan antar bagian yang bergerak.
Kesalahan kalibrasi yaitu ketidak-tepatan pemberian skala ketika pertama kali alatdibuat. Bisa dihindari dengan membandingkan alat tersebut dengan alat baku(standar).
Pemakaian alat pada kondisi berbeda dengan saat dikalibrasi, yaitu pada kondisisuhu, tekanan atau kelembaban yang berbeda. Itulah sebabnya perlu dicatat nilaivariable atau kondisi lingkungan saat eksperimen dilakukan, misalnya suhu dantekanan udara di laboratorium.
b) Kesalahan pengamat
Kesalahan parallax yaitu kesalahan akibat posisi mata saat pembacaan skala tidaktepat tegak lurus diatas jarum.
Kesalahan interpolasi yaitu salah membaca kedudukan jarum diantara dua garisskala terdekat.
Penguasaan prosedur dan ketangkasan penggunaan alat. Beberapa peralatanmembutuhkan prosedur yang rumit, misalnya osiloskop, yang membutuhkanketrampilan pemakaian yang cukup.
Sikap pengamat, misalnya kelelahan maupun keseriusan pengamat.Sumberkesalahan ini dapat dihindari dengan sikap pengamatan yang baik, memahamisumber kesalahan dan berlatih sesering mungkin.
2. Kesalahan acak (Kondisi Lingkungan) merupakan suatu kesalahan yang disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak menentu sehingga mengganggu kerja alat ukur.
Sumber kesalahan ini berasal dari luar sistem dan tidak dapat di kuasai sepenuhnya, yaitu, antara lain:
a) Gerak brown molekul udara yang dapat mempengaruhi penunjukkan alat-alat halus seperti galvanometer.
b) Fluktuasi tegangan listrik yang tak teratur yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran dengan alat-alat ukur listrik.
c) Landasan (meja, lantai, atau dudukan lain) alat yang bergetar akibat lalu lintas atausumber lain.
d) Noise atau bising pada rangkaian elektronika.
e) Latar belakang radiasi kosmos pada pengukuran dengan pencacah radioaktif.
3. Kesalahan Eksperimental
Error atau kesalahan adalah perbedaan antara nilai sebenarnya dengan nilai yang terukur dari besaran-besaran seperti: perpindahan, tekanan, suhu, dan lain-lain.
Peralatan instrumentasi elektronik yan baik dirancang agar dapat membatasi kesalahan yang mungkin terjadi, yang tidak dapat dihindari dalam setiap proses pengukuran.
Pembatasan kesalahan ini diarahkan kepada suatu nilai atau range yang ketelitiannya diperlukan di dalam analisa teknik atau pada suatu proses kontrol. Kesalahan-kesalahan pengukur dapat tejadi disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
Akumulasi dari kesalahan-kesalahan yang ada dan diketahui pada setiap elemen dari sistem instrumentasi.
Terdapatnya elemen di dalam sistem yang tidak berfungsi dengan benar.
Efek dari transduser di dalam proses.
Sensivitas atau kepekaan ganda dari transduser.
Sumber-sumber kesalahan lainnya.
Kalibrasi
Defenisi Kalibrasi
Dewan Standarisasi Nasional (DNS/1990) mendefinisikan bahwa kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional penunjukan instrumen ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkannya terhadap standart ukurannya yang ditelusuri (traceable) ke standart Nasional atau Internasional. Definisi lain kalibrasi adalah kegiatan penerapan untuk menentukan kebenaran nilai penunjukan alat ukur dan data bahan ukur, (definisi : Permenkes No. 363 Tahun 1998).
Kalibrasi juga diartikan sebagai proses pengecekan dan penyetelan ketelitian suatu alat ukur dengan cara membandingkannya dengan suatu standar lainnya. Kesalahan Kalibrasi adalah ketika semua prosedural tersebut tidak berjalan dengan baik dan benar. Kalibrasi ini mutlak diperlukan untuk menjamin ketelitian (consistent) pengukuran dengan instrumen lain.
Hasil pengukuran yang tidak konsisten atau menyimpang dapat mempengaruhi kualitas produk dan dapat merugikan konsumen.
Manfaat kalibrasi adalah menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan spesifikasinya (DNS 1990). Sedangkan tujuan umum kalibrasi ialah agar tercapai kondisi layak pakai atau menjamin ketelitian dalam rangka mendukung peningkatan mutu pelayanan kesehatan, (Dirjen Pelayanan Medik Depkes, 2001). Fungsinya tentu saja sebagai tolak ukur jaminan keakuratan alat tersebut pada pemanfaatannya.
Hasil kalibrasi harus disertai pernyataan "traceable uncertainity" untuk menentukan tingkat kepercayaan yang di evaluasi dengan saksama dengan analisis ketidakpastian.
Tujuan Kalibrasi
1) Untuk menentukan deviasi kebenaran yang ada pada suatu nilai konvensional. Nilai tersebut didapatkan dari alat ukur yang sudah ditentukan sebelumnya.
2) Untuk menjamin hasil pengukuran, sehingga sesuai dengan standar yang berlaku. Jika dilakukan pada suatu objek, diharapkan objek tersebut dapat dihitung secara menyeluruh tanpa adanya kesalahan.
3) Untuk menjamin ketelitian, sehingga mendukung upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan atau objek dalam jangka waktu mendatang.
4) Untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan pada suatu objek atau aktivitas dan mengukur apakah sebuah alat masih layak pakai atau tidak.
5) Untuk mencapai kondisi layak pakai, sehingga objek bisa digunakan secara optimal.
Proses sistem kerja dalam kalibrasi
Kegiatan menentukan nilai kebenaran, memeriksa keakuratan alat ukur, dan menentukannya menurut standar nasional atau internasional adalah merupakan proses kalibrasi yang benar. Jika proses kalibrasi dilakukan dengan benar maka pasti hasilnya akan akurat.
Setiap sistem pengukuran memerlukan proses kerja penanganan yang tepat, agar sesuai tujuan dan stabil. Kalibrasi memiliki prosedur yang berlaku dalam hal prinsip dan persyaratan dasar antara lain:
Prinsip Utama
Hal pertama yang harus diketahui saat melakukan prosedur kalibrasi adalah prinsip utamanya. Artinya, perlu memperhatikan target pengukuran dan menguji standar pengukuran yang mengacu pada standar kalibrasi internasional. Kemudian prinsip
utama lainnya adalah, harus memastikan tersedianya operator atau teknisi yang ahli dan handal. Terakhir, perlu mengondisikan lingkungan sekitar dengan baik.
Syarat
Selain prinsip utama yang mendasar tersebut, ada beberapa syarat yang diperlukan. Hal ini juga dalam rangka menghindari kesalahan kalibrasi adalah dengan memenuhi persyaratan menjalankan aktivitas kalibrasi sebagai berikut:
a) Standar referensi yang menjadi acuan kalibrasi dapat ditelusuri kembali ke standar nasional atau internasional.
b) Metode kalibrasi yang digunakan di tingkat nasional dan internasional diakui.
c) Kehadiran korektor terlatih dengan bukti akreditasi dari laboratorium yang terakreditasi pula.
d) Dilengkapi dengan alat kalibrasi premium atau non-destruktif.
e) Menghadirkan ruangan yang kondusif, sebagai tempat di mana proses kalibrasi akan berlangsung.
Jenis Kalibrasi
1) Kalibrasi Tekanan
Kalibrasi tekanan memainkan peran penting dalam berbagai industri yang menggunakan alat ukur untuk memantau kinerja dan keamanan proses, dan biasanya digunakan untuk mengukur tekanan gas dan tekanan minyak.
2) Kalibrasi Suhu
Kalibrasi suhu dapat dilakukan dalam lingkungan yang terkendali di semua proses di mana pembacaan suhu memainkan peran penting. Kalibrasi suhu hanya dapat dilakukan dengan membandingkan standar yang diketahui dengan probe yang diuji dalam lingkungan suhu yang konstan.
3) Kalibrasi Aliran
Pengukur aliran (atau sensor aliran) adalah instrumen uji yang digunakan untuk mengukur aliran, massa, atau volume aliran cairan atau gas secara linier atau non-linier.
4) Kalibrasi Pipet
Di laboratorium uji yang sering menggunakan instrumen ini, kalibrasi pipet sangat penting untuk hasil gambar yang akurat.
5) Kalibrasi Listrik
Kalibrasi listrik mengacu pada proses pemeriksaan kinerja peralatan yang mengukur atau menguji parameter listrik seperti tegangan, arus, resistansi, induktansi, kapasitas, waktu, dan frekuensi.
6) Kalibrasi Mekanis
Kalibrasi mekanis adalah pengukuran yang dapat dilakukan dengan instrumen yang relatif sederhana untuk mencatat perubahan dimensi pada suatu benda akibat keausan selama penggunaan.
Prinsip Kalibrasi
1) Obyek Ukur (Unit Under Test)
Obyek ukur adalah komponen sistem pengukuran yang harus dicari karakteristik dimensionalnya, misal panjang, jarak, diameter, sudut, kekasaran permukaan dst, agar hasil ukurnya memberikan nilai yang aktual, maka sebelum proses pengukuran dilakukan, obyek ukur harus dibersihkan dahulu dari debu, minyak atau bahan lain yang menutup atau mengganggu permukaan yang akan diukur.
2) Operator / Teknisi
Operator pengukur adalah orang yang menjalankan tugas pengukuran dimensonal baik secara keseluruhan maupun bagian demi bagian. Tugas ini terdiri dari pos pekerjaan, diantaranya :
Pemeriksaan obyek ukur (dan gambar kerja)
Pemilihan alat‐alat ukur (dan standar ukur)
Persiapan pengukuran (penjamin kebersihan, penyusunan sistem ukur, pemeliharaan kondisi lingkungan dan lain‐lain)
Perhitungan analisis kesalahan pengukuran (dan pembuatan interprestasi ketidakpastian pengukuran)
Penyajian hasil pengukuran (dalam bentuk laporan pengukuran).
Seorang operator hendaknya dibekali dengan pengetahuan:
kemampuan membaca gambar kerja
pengetahuan tentang sistem toleransi
kemampuan menjalankan alat/mesin ukur
pengetahuan tentang statistika pengukuran dan teori ketidakpastian
3) Lingkungan yg dikondisikan
Proses pengukuran dapat dilakukan dimana saja, diruang terbuka maupun diruang yang terkondisi. Pada ruang terkondisi khususnya pengukuran dimensional tentunya akan menjamin hasil ukur lebih akurat,dengan persyaratan yang dipersyaratkan bagi sebuah ruang untuk keperluan pengukuran/kalibrasi dimensional adalah sbb:
suhu 20 ±1⁰C
kelembaban relatif ± 50 % 4) Standar Ukur
Alat standar kalibrasi, Prosedur/Metrode standar yang harus mengacu ke standar kalibrasi internasional atau prosedur yg dikembangkan sendiri oleh laboratorium yg sudah teruji (diverifikasi)
Manfaat Kalibrasi
Dengan kalibrasi suatu alat ukur atau standar ukur, nilai ukurnya dapat dipantau, sehingga tindakan yang tepat dapat segera diambil bila penyimpangan yang terjadi sudah diluar batas toleransi yang diijinkan terhadap spesifikasi standarnya.
Berikut ini adalah manfaat dari kalibrasi yaitu:
1) Dapat mendukung sistem mutu yang diterapkan di berbagai industri pada peralatan laboratorium dan produksi yang dimiliki.
2) Bisa mengetahui perbedaan (penyimpangan) antara nilai benar dengan nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur
3) Menjaga kondisi instrument ukur/bahan ukur agar tetap sesuai dengan spesifikasinya.
4) Menjaga konsistensi mutu hasil produk yang dihasilkan.
5) Mengurangi kegagalan hasil produk.
6) Meningkatkan daya saing dalam pasar global Contoh Dalam Kalibrasi
Contoh instrument yang dikalibrasi di laboratorium medis yaitu :
1) Oven berfungsi untuk mengeringkan alat-alat sebelum digunakan dan digunakan untuk mengeringkan bahan yang dalam keadaan basah.
2) Hotplate merupakan alat yang memiliki fungsi ganda dimana selain untuk memanaskan suatu zat atau larutan Hotplate Stirrer juga bisa digunakan untuk menghomogenkan
suatu larutan. Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi.
3) pH meter merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur tingkat keasaman dan kebasahan dari suatu zat. PH meter juga memberikan hasil yang akurat sehingga PH meter sering dipakai di labolatorium- labolatorium, contohnya untuk mengukur derajat keasaman dan kebasaan dari suatu media kultur.
4) Otoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasisuatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi selama kurang lebih 15 menit. Alat- alat yang berupa glass ware maupun dissecding kit sebelum digunakan harus disterilkan dulu. Demikian juga medium yang sudah dimasukan dalam botol medium harus disterilkan juga.
5) Timbangan analitik adalah timbangan yang biasa di gunakan untuk menimbang di ruang Labolatorium ataupun terutama di gunakan untuk menimbang sesuatu yang bersifat halus dan tidak bisa menggunakan timbangan biasa biasanya timbangan analitik dimulai dari dua angka di belakang koma sampai lima angka dibelakang koma.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Pengukuran adalah suatu teknik untuk menyatakan suatu sifat fisis dalam bilangan sebagai hasil membandingkannya dengan suatu besaran baku yang diterima sebagai satuan.
2. Dalam pengukuran ada saja kesalahan pengukuran yang bisa terjadi. Kesalahan ini pun terjadi karena berbagai macam faktor, dari segi manusia yang mengukur dan kecacatan alat yang digunakan. Tetapi, ada juga beberapa faktor yang bisa menghindari kesalahan dalam pengukuran.
3. Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya.
4. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.
Bertujuan untuk mencapai ketertelusuran pengukuran. Pada kegiatan industri dan penelitian peranan kalibrasi merupakan salah satu tolak ukur jaminan mutu suatu produk/penelitian, sehingga semua alat ukur (instrumentasi) dan bahan ukur harus dilakukan kalibrasi secara periodik, sesuai dengan persyaratan standar atau spesifikasi teknis yang berlaku.
Saran
Kalibrasi adalah proses yang sangat penting untuk menentukan akurasi dan presisi suatu alat ukur. Oleh karena itu, diharapkan pada saat proses kalibrasi petugas harus benar – benar teliti dan memperhatikan setiap elemen / faktor yang dapat mempengaruhi hasil dari proses kalibrasi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Amrih,Pitiyo. “Istilah Pada Alat Ukur (3) - Range, Span”. 8 September 2016.
http://www.pitoyo.com/catatanpitoyo/index.php/cal/107-istilah-pada-alat-ukur-3- range-span.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. ”Kalibrasi”. 7 September 2016 http://kbbi.web.id/kalibrasi.
Kawarasan,Bagas. ”Modul Ajar Kalibrasi”. 9 September 2016.
https://www.scribd.com/doc/282341341/Modul-Ajar-Kalibrasi
Sabban, Indra F. “Laporan Praktikum Instrumentasi Labolatorium Bioteknologi”. 12
September2016.https://www.academia.edu/8582962/Laporan_Praktikum_Instrumenta si_Labolatorium_Bioteknologi.
Samsiana, Seta dan Fitrah Ramdani. “KALIBRASI TERMOMETER DIGITAL METODE SENSOR PLUS INDIKATOR”. 6 September 2016. http://www.ejournal- unisma.net/ojs/index.php/jrec/article/viewFile/937/835.
Susanto,Budi. ”Laboratorium Kalibrasi”. 10 September 2016.
http://www.b4t.go.id/fasilitas/laboratorium/lab-kalibrasi/.
Tsalissavrina ,Iva. “PEMELIHARAAN DAN KALIBRASI ALAT LABORATORIUM”. 10 September 2016.http://gizi.fk.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/07049-
PEMELIHARAAN-DAN-KALIBRASI-ALAT-LABORATORIUM.pdf.
Waluyanti, Sri dkk. 2008. ALAT UKUR DAN TEKNIK PENGUKURAN JILID 1 UNTUK SMK. Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen Pendidkan Nasional.
Wiandari,Kd Susi. ”KALIBRASI”. 10 September 2016.
http://dokumen.tips/documents/kalibrasi-55a3598e5ab4b.html
Wikipedia. ”Kalibrasi”. 7 September 2016. https://id.wikipedia.org/wiki/Kalibrasi.
LAMPIRAN
Berikut bukti kelompok dua mengadakan diskusi.