• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akuntansi Pajak Penghasilan

N/A
N/A
sindi yunita

Academic year: 2024

Membagikan "Akuntansi Pajak Penghasilan"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

AKUNTANSI PAJAK

PENGHASILAN

(2)

Pendahuluan

Perhitungan laba rugi didasarkan atas kerangka dasar penyusunan laporan keuangan dan PSAK No 1 Laporan Keuangan merupakan pendapatan

dikurangi beban yang menghasilkan laba atau rugi. Jika terjadi laba, maka entitas wajib membayar pajak.

Permasalahnya adalah pajak yang dihitung berdasarkan laba menurut UU Pajak yaitu laba fiskal bukan laba akuntansi, dimana perhitungan laba fiskal sering berbeda dengan laba menurut akuntansi.

Laba menurut pajak dihitung berdasarkan ketentuan dalam regulasi perpajakan, sedangkan laba akuntansi dihitung berdasarkan konsep

pengakuan pendapatan dan beban menurut standar akuntansi, perbedaan pengakuan tersebut dapat bersifat temporer dan permanen.

Perbedaan permanen: perbedaan yang tidak akan pernah terpulihkan,

perbedaan temporer akan diakuisisi sebagai pajak tangguhan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif maupun laporan posisi keuangan.

Permasalahan berikutnya, setelah laba fiskal dihitung maka pajak penghasilan disajikan dalam laba rugi mengurangi laba sebelum pajak. Dalam hal ini

terjadi perbedaan yaitu laba sebelum pajak menurut akuntansi sedangkan pajak penghasilan yang disajikan menurut fiskal

(3)

• Jika pajak penghasilan yang disajikan berdasarkan perhitungan laba akuntansi, maka pajak tersebut tidak memiliki substansi ekonomi karena tidak

mencerminkan pajak yang harus dibayar.

• Penyajiannya pada akhirnya memunculkan dua pajak penghasilan dalam

perhitungan laba rugi yang diatur dalam PSAK 46 (revisi 2010) Akuntansi Pajak Penghasilan yaitu:

a. Pajak kini (kewajiban pajak yang harus dibayar)

b. Pajak tangguhan (perhitungan pajak akibat perbedaan sementara pendapatan

dan beban menurut pajak dan akuntansi)

(4)

Akuntansi pajak penghasilan

• Akuntansi pajak penghasilan akan menjelaskan bagaimana perusahaan menghitung, menyajikan dan mengungkapkan informasi pajak penghasilan dalam laporan keuangan.

• Informasi pajak penghasilan akan disajikan sebagai beban pajak pada laporan laba rugi, konsekuensi pengakuan

beban tsb akan muncul asset atau liabilitas dalam laporan posisi keuangan

• Beban pajak yang muncul dapat berupa beban pajak kini

ataupun pajak tangguhan

(5)

Pajak penghasilan dari suatu entitas dapat dilakukan dengan dua pilihan sebagai dasar perhitungannya yaitu melalui:

a. Norma perhitungan

b. Pembukuan yaitu dari perhitungan laba rugi entitas

tersebut.

(6)
(7)

Perbedaan Permanen

Perbedaan yang disebabkan:

• Pendapatan:

Menurut akuntansi merupakan pendapatan, namun menurut Undang-undang perpajakan bukan merupakan pendapatan atau yang dikenakan pajak final.

Beban:

• Suatu transaksi menurut PSAK merupakan beban, tetapi bukan merupakan

beban menurut UU Perpajakan.

(8)

No JENIS BIAYA FISKAL AKUNTANSI

1 Biaya yang dibebankan untuk

kepentingan pribadi

pemegang saham,

Tidak dapat dibebankan,

sehingga harus dikoreksi Jika bukan merupakan

pembagian deviden, maka biaya tersebut dapat

dibebankan sepanjang

diungkapkan pada catatan

atas laporan keuangan sebagai transaksi dengan pihak

berelasi

(PSAK 7, ”Pihak Berelasi”), 2 Penggantian

atau

imbalan

sehubungan dengan

pekerjaan atau jasa yang

diberikan

dalam bentuk natura atau kenikmatan,

Penggantian atau imbalan dalam

bentuk natura dan kenikmatan

tidak dianggap sebagai beban,

kecuali penyediaan konsumsi

bagi seluruh pegawai atau pemberian natura atau

kenikmatan berkaitan

dengan pekerjaan di daerah tertentu yang diatur dengan atau berdasarkan

peraturan Menteri Keuangan,

SAK tidak memandang apakah penggantian atau imbalan

dibayar dalam bentuk natura atau kenikmatan. Setiap

pengurangan aset dianggap

sebagai beban

(9)

No JENIS BIAYA FISKAL AKUNTANSI

3

Pembayaran imbalan kepada pemegang saham

atau pihak berelasi yang

jumlahnya melebih kewajaran

sehubungan

dengan perkerjaan yang

dilakukan,

Peraturan perpajakan hanya

mengijinkan pengakuan pembayaran imbalan kepada

pemegang saham atau pihak

berelasi sebesar nilai yang wajar

SAK mengharuskan pengakuan beban atas semua imbalan yang dibayarkan kepada pemegang saham atau pihak berelasi

walaupun jumlahnya melebihi kewajaran sepanjang dilaporkan sebagai transaksi dengan pihak berelasi (PSAK 7 ”Pihak

Berelasi”)

4

Sanksi administrasi berupa bunga,

denda dan

kenaikan serta sanksi

pidana berupa bunga

yang berkenaan dengan

pelaksanaan undangundang di bidang

perpajakan,

Peraturan perpajakan tidak mengakui semua beban-

beban tersebut,

SAK melakukan pembebanan terhadap semua biaya-biaya perpajakan (PSAK 46, ”Pajak Penghasilan”),

(10)

No JENIS BIAYA FISKAL AKUNTANSI

5

Pajak

penghasilan, Peraturan perpajakan tidak

menganggap pajak penghasilan sebagai beban yang harus

dikurangkan terhadap penghasilan,

Pajak penghasilan dikurangkan untuk memperoleh angka laba bersih setelah pajak (PSAK 46,

”Pajak Penghasilan”),

6

Bantuan,

sumbangan atau zakat,

Bantuan dan sumbangan dapat dikurangkan terhadap

penghasilan apabila bantuan dan sumbangan tersebut terkait

dengan penanggulangan bencana nasional, penelitian dan

pengembangan, pembangunan infrastruktur dan fasilitas

pendidikan yang diatur berdasarkan peraturan

pemerintah. Zakat hanya dapat dikurangkan

terhadap penghasilan apabila wajib pajak badan dalam negeri dimiliki oleh pemeluk agama islam.

SAK mencatat semua biaya terkait dengan bantuan, sumbangan atau zakat sebagai beban,

(11)

No JENIS BIAYA FISKAL AKUNTANSI

7

Premi asuransi

kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi

dwiguna

dan asuransi bea siswa,

Premi asuransi hanya bisa dikurangkan apabila

dibayar oleh

pemberi kerja dan dihitung sebagai penghasilan bagi wajib

pajak yang menerimanya,

SAK menganggap semua jenis premi asuransi sebagai beban sehingga harus dikurangkan tehadap penghasilan,

8

Gaji yang

dibayarkan

kepada anggota persekutuan, firma atau

perseroan komanditer

yang modalnya tidak terbagi dalam

saham,

Semua biaya gaji yang

dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma atau

perseroan komanditer tidak boleh dikurangkan

terhadap penghasilan.

Semua biaya gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan,

firma atau perseroan komanditer harus dibebankan dan

diungkapkan sebagai bagian dari transaksi

dengan pihak berelasi (PSAK 7,

”Pihak Berelasi”).

(12)

Perbedaan Temporer

• Perbedaan temporer adalah perbedaan antara jumlah

tercatat aset atau liabilitas pada posisi keuangan dengan dasar pengenaan pajaknya. Perbedaan temporer dapat berupa:

- Perbedaan temporer kena pajak – liabilitas

- Perbedaan temporer dapat dikurangkan – aset

(13)

No JENIS

BIAYA FISKAL AKUNTANSI

1

Penyusuta

n aset tetap ,

Penyusutan aset tetap

berwujud dilakukan dengan menggunakan

metode garis lurus dan saldo menurun. Umur aset tetap berwujud ditetapkan

berdasarkan UU PPh sebagai berikut:

Bukan Bangunan:

Kelompok I...4 tahun Kelompok II...8 tahun Kelompok III...16 tahun Kelompok IV...20 tahun Bangunan:

Permanen...20 tahun Tidak permanen...10 tahun Kelompok aset tetap tersebut ditetapkan berdasarkan

peraturan perpajakan.

Metode penyusutan harus diterapkan

secara konsisten.

dapat dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus, saldo menurun,

jumlah unit atau output method, sum of year digit method dan lain-lain.

Metode penyusutan didasarkan ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomis masa depan dari aset tetap berwujud tersebut.

Aset tetap nilainya juga diturunkan sebagaimana diatur dalam PSAK 48,

”Penurunan Nilai Aset”.

Metode penyusutan dapat sewaktu waktu berubah apabila ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomis

masa depan dari aset tetap tersebut berubah (PSAK 16R par. 64).

Nilai residu dan umur manfaat setiap aset tetap dapat berubah apabila berbeda dari estimasi sebelumnya (PSAK 16R par.54).

(14)

No JENIS

BIAYA FISKAL AKUNTANSI

2

Amortisasi aset

tak

berwujud,

Amotisasi aset tak berwujud

dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu metode garis lurus dan saldo menurun. Umur aset tak

berwujud ditetapkan berdasarkan UU PPh sebagai berikut:

Kelompok I...4 tahun Kelompok II...8 tahun Kelompok III...16 tahun Kelompok IV...20 tahun Kelompok aset tak berwujud

tersebut ditetapkan berdasarkan peraturan perpajakan.

Amortisasi dilakukan dengan

menggunakan metode garis lurus, saldo menurun, jumlah unit atau output method, sum of year digit method dan lain-lain. Metode amortisasi ditentukan dengan melihat ekspektasi pola

konsumsi manfaat ekonomis masa depan dari aset tak berwujud

tersebut. Hal ini diatur

berdasarkan PSAK 19R, ”Aset Tak Berwujud”.

Aset tak berwujud diturunkan nilainya melalui mekanisme

PSAK48, ”Penurunan Nilai Aset”.

(15)

N

o JENIS BIAYA FISKAL AKUNTANSI

3

Pengeluaran

Untuk pembelian, pendirian,

penambahan, perbaikan atau perubahan aset tetap kecuali tanah.

Penyusutan dilakukan berdasarkan

ketentuan terkait dengan aset tetap

tersebut.

Penyusutan dilakukan selama masa manfaat ekonomis yang dapat

diperoleh dari pembelian, pendirian,

penambahan, perbaikan atau perubahan dari suatu aset tetap.

4

Biaya-biaya yang dikapitalisasi

karena masa manfaatnya

melebihi periode satu

tahun

Amortisasi dilakukan sama seperti

amortisasi atas aset tak berwujud

(lihat no.2).

Amortisasi dilakukan selama masa

manfaat.

(16)

No JENIS BIAYA FISKAL AKUNTANSI

5

Biaya-biaya terkait dengan

pendirian perusahaan dan

penambahan modal, seperti

biaya notaris, konsultan,

akuntan dan lain-lain.

Amortisasi dilakukan sama seperti amortisasi atas aset tak berwujud (lihat no.2).

Apabila perusahaan dalam tahap pendirian dan pengembangan, maka semua pembebanan

ditangguhkan untuk kemudian disusutkan atau

diamortisasi sesuai dengan

pemulihan manfaatnya di masa depan.

6

Amortisasi atas hak pengusahaan hutang, hak penambangan selain gas dan

minyak bumi dan hak pengusahaan sumber daya

alam serta lainnya.

Amortisasi dilakukan dengan

menggunakan metode satuan

produksi paling tinggi 20% setahun

Biaya kegiatan perusahaan pengusahaan hutan yang

mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi,

seperti biaya

perolehan HPH dan biaya

pelestarian lingkungan dicatat sebagai biaya ditangguhkan dan diamortisasi selama masa

manfaatnya.

Biaya pengurusan izin

penambangan dicatat sebagai biaya ditangguhkan dan

diamortisasi

selama masa perizinan berlaku.

(17)

No JENIS BIAYA FISKAL AKUNTANSI

7

Penyisihan piutang usaha tak tertagih.

Hanya piutang usaha yang nyata-nyata tidak dapat ditagih yang

dapat dihapus.

Piutang usaha disisihkan secara tidak langsung secara rutin dengan

menggunakan persense penjualan kredit dan umur piutang.

8

Investasi pada surat

berharga ekuitas

Investasi pada surat

berharga ekuitas dicatat dengan menggunakan metode harga

perolehan. Dividen dicatat sebagai

pendapatan yang dikenakan pajak penghasilan.

Investasi pada surat berharga ekuitas

dengan kepemilikan di bawah 20% dicatat dengan metode nilai wajar.

Untuk jenis trading selisih fluktuasi laba atau rugi pada laporan laba rugi.

Untuk jenis AFS dicatat sebagai laba komprehensif pada laporan perubahan ekuitas. Investasi pada surat berharga

ekuitas sebanyak 20% hingga 50% dicatat dengan menggunakan metode ekuitas.

Investasi pada surat berharga ekuitas di atas 50% dicatat dengan menggunakan metode ekuitas dan penyusunan laporan keuangan konsolidasi.

(18)

No JENIS BIAYA FISKAL AKUNTANSI

9

Sewa Semua transaksi sewa harus dicatat sebagai sewa biasa.

Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan atau finance lease jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkai dengan

kepemilikan aset yang disewakan (PSAK 30R, ”Sewa” par. 8).

1 0

Persediaan Persediaan dialokasikan dengan

menggunakan metode first-in firstout (FIFO) atau metode rata-rata.

Persediaan harus tetap dinilai

dengan menggunakan basis harga perolehan

Persediaan dialokasikan dengan

menggunakan metode first-in firstout

(FIFO), metode rata-rata, metode idenfikasi khusus dan lain-lain.

Persediaan dinilai dengan menggunakan nilai terendah antara nilai realisasi bersih dan harga perolehan (PSAK 14,

”Persediaan” paragraf 18-27).

(19)

No JENIS BIAYA FISKAL AKUNTANSI

1 1

Beban imbalan

pasca kerja dan

imbalan kerja jangka

panjang

lainnya yang tidak didanai (unfunded).

Beban imbalan pasca kerja dan imbalan kerja jangka panjang

lainnya yang tidak didanai diakui

pada saat diselesaikan atau dibayar

Beban imbalan pasca kerja dan

imbalan kerja jangka panjang lainnya yang tidak didanai diakui dengan basis akrual pada saat karyawan mulai

bekerja.

Pernitungan biaya imbalan pasca kerja dan imbalan kerja jangka panjang

lainnya dilakukan dengan

menggunakan projected unit credit method (PSAK 24R, “Imbalan Kerja”

paragraf 52 dan 69).

(20)

PENGERTIAN KOREKSI FISKAL (Rekonsiliasi Fiskal)

Rekonsiliasi fiskal (Koreksi Fiskal) adalah

sebuah lampiran SPT Tahunan PPh berupa kertas kerja yang berisi penyesuaian antara laba/rugi

sebelum pajak menurut komersial/ pembukuan

dengan laba/rugi menurut SPT Tahunan

(21)

Koreksi Fiskal

Terdiri dari :

1. Koreksi karena perbedaan waktu

Beda Waktu merupakan perbedaan metode perhitungan pendapatan dan/atau biaya tiap tahun atau tahun buku yang digunakan antara komersial dengan fiskal.

  Dengan demikian total biaya atau pendapatan menurut komersial dan fiskal adalah sama besar, yang berbeda adalah lamanya waktu pengalokasian pendapatan dan atau biaya tersebut.

  Contoh :

Biaya Penyusutan atau amortisasi

Penilaian persediaan

(22)

Koreksi Fiskal

2. Koreksi karena perbedaan tetap

Timbul karena adanya perbedaan pengakuan pendapatan antara komersial dan fiskal.

 

Koreksi beda tetap terdiri dari:

a. Beda tetap atas penghasilan yang bukan objek PPh. Seperti bantuan, sumbangan, harta hibahan yang diterima sepanjang tidak ada hubungan usaha dengan pekerjaan,

kepemilikan atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan dan dari pemerintah.

b. Beda tetap murni, yaitu: Biaya yang dipergunakan untuk mendapatkan, menagih, memelihara penghasilan yang bukan objek pajak. Penggantian atau imbalan

sehubungan dengan pekerjaan/jasa yang diberikan dalam bentuk natura/kenikmatan.

c. Beda tetap yang disebabkan tidak dipenuhinya syarat-syarat khusus, yaitu:

berhubungan dengan kegiatan langsung perusahaan. Adanya bukti pendukung yang

kuat, karena lokasi, penggunaan praktek-praktek akuntansi yang tidak sehat.

(23)

Koreksi Fiskal

3. Koreksi karena pengenaan pajak final

Koreksi ini terdiri dari:

a. Pendapatan yang telah dipotong pajak final oleh pihak yang membayarakan penghasilan seperti pendapatan bunga deposito, pendapatan jasa giro,

penghasilan sewa tanah dan atau bangunan, pendapatan karena pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan (khusus untuk WP Badan real setate dan OP).

b. Biaya untuk mendapatkan, memelihara, menagih penghasilan yang telah

dikenakan PPh final seperti biaya yang berhubungan dengan penghasilan dari

sewa tanah dan atau bangunan, biaya yang berhubungan dengan penghasilan

dari pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan.

(24)

Koreksi Positif & negatif

• Koreksi positif : Koreksi dimana akan menambah dalam L/R Fiskal

• Koreksi negatif : Koreksi dimana akan

mengurangi dalam L/R Fiskal

(25)

Bentuk Kertas Kerja Koreksi Fiskal

PT ABC

Rekonsiliasi – fiskal

 Laba komersial sebelum pajak ……….. xxx

Ditambah koreksi positif: Sumbangan………. xxx

Iklan dan promisi……….xxx

Kenikmatan………..xxx

Biaya dalam bentuk natura………..xxx

Biaya pemeliharaan gedung yang disewakan……… .xxx

Biaya penyusutan……… …xxx

Biaya penyisihan kerugian piutang………..xxx

  Dikurangi koreksi negatif: Biaya penyusutan……….xxx

Pendapatan sewa gedung………..xxx

Pendapatan deviden………..xxx

Pendapatan bunga deposito………..xxx

Pendapatan Jasa giro………xxx

  Laba/rugi fiskal sebelum pajak xxxx

(26)

PT ABC mencatat laba sebelum pajak dalam laporan keuangannya sebesar

Rp1.000.000.000. Dalam proses rekonsiliasi fiskal, ditemukan beberapa perbedaan temporer dan permanen:

1.Biaya Penyusutan:

1. Menurut akuntansi komersial: Rp200.000.000.

2. Menurut ketentuan fiskal: Rp250.000.000.

3. Selisih: Rp50.000.000 (perbedaan temporer).

2.Pengeluaran yang Tidak Diakui Secara Fiskal:

1. Donasi ke yayasan yang tidak terdaftar di Kementerian Keuangan:

Rp30.000.000.

2. Biaya ini dianggap non-deductible expense dalam pajak, sehingga harus ditambahkan kembali ke laba fiskal.

3.Pendapatan yang Sudah Dipungut PPh Final:

1. Bunga deposito sebesar Rp20.000.000 dikenakan pajak final, sehingga tidak masuk perhitungan penghasilan kena pajak.

(27)

Rekonsiliasi Fiskal

(28)

PPh Terutangnya:

• PPh Terutang=Laba Fiskal×Tarif Pajak

• PPh Terutang=Rp960.000.000×22%

• PPh Terutang=Rp211.200.000

(29)

PT. Maju Terus meminta bantuan KAP ( Kantor Akuntan Publik ) Candra untuk menyusun rekonsiliasi  fiskal berdasarkan data laporan keuangan pada tahun 2018 sebagai berikut :

·         Penjualan       Rp20.000.000.000

·         HPP       7.500.000.000

·         Laba bruto      Rp12.500.000.000

·         Biaya Operasional :

1.      Gaji       Rp 550.000.000 2.      Tunjungan Transport Karyawan      150.000.000 3.      Biaya makan kantor       10.000.000 4.      Biaya pengobatan yang ditanggung perusahaan      80.000.000 5.      Biaya training karyawan       20.000.000 6.      Biaya seragam satpam      10.000.000 7.      Biaya pengangkutan       10.000.000 8.      Biaya bunga pinjaman      30.000.000 9.      Cadangan penghapusan piutang       25.000.000 10.  Biaya listrik dan telepon kantor        5.000.000 11.  PBB dan biaya materai       5.000.000 12.  Penyusutan asset tetap       150.000.000 13.  Premi asuransi kebakaran pabrik       20.000.000 14.  Bantuan untuk panitia HUT RI      10.000.000

·         Total Biaya Operasional           1.075.000.000

·         Laba Usaha       Rp. 11.425.000.000

(30)

Pendapatan Lain – Lain :

1.       Dividen dari PT. AI ( Setelah Dividen )

( % kepemilikan 20 % )                Rp246.500.000

2.      Keuntungan Selisih Kurs       10.000.000

·         Total Pendapatan Lainnya        256.500.000

·         Laba Usaha sebelum PPh       Rp11.681.500.000 Keterangan Tambahan :

Penyusutan Fiskal megunakan metode garis lurus :

Diminta :

·         Buatlah rekonsiliasi fiskal PT.Maju Terus !

Jenis Aset Tahun Beli

Harga Beli Nilai Sisa Bangunan

Permanen

05 – 07 - 2014

750.000.000 100.000.000

(31)

No Keterangan Menurut Akuntansi

Koreksi Fiskal

Menurut

Perpajakan Keterangan Positif Negatif

* Penjualan 20.000.000 20.000.000

HPP (7.500.000) (7.500.000)

Laba Kotor 12.500.000 12.500.000

** Beban Operasi

Gaji 550.000 550.000

Tunjangan Transport 150.000 150.000

Biaya makan kantor 10.000 10.000 0 Pasal 9 ayat 1

Biaya Pengobatan 80.000 80.000

Biaya training 20.000 20.000

Biaya seragam satpam 10.000 10.000

Biaya pengangkutan 10.000 10.000

Biaya bunga pinjaman 30.000 30.000

Cadangan.ph.piutang 25.000 25.000 0 Pasal 9 ayat 1

Biaya listrik 5.000 5.000

PBB dan Materai 5.000 5.000

Penyusutan asset tetap 150.000 75.000 75.000 Pasal 2 uu pph

Premi asuransi 20.000 20.000

Sumbangan Hut RI 10.000 10.000       0 Pasal 9 ayat 1

Total B. Operasi (1.075.000) (955.000)

Laba bersih usaha 11.425.000 11.545.000

*** Pendapatan luar usaha

Dividen 246.500 43.500 290.000 Pasal 4 ayat I

Keuntungan slsh. kurs 10.000 10.000

T.Pndpatan/biaya dari luar usaha 256.500 300.000

**** Laba Bersih sblm Tax 11.681.500 163.500 0 11.845.000

(32)

Berikut ini data rugi laba dari PT. Ambarwati untuk

satu tahun terakhir sebagai berikut:

(33)

Catatan atas laporan keuangan:

1. Harga pokok penjualan:

• Metode penilaian persediaan baik untuk fiskal maupun komersial menggunakan memakai metode FIFO.

2. Beban penghapusan piutang:

• Untuk rugi laba komersial menggunakan metode penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan analisis umur piutang, sedangkan untuk fiskal hanya diakui metode langsung. Besarnya piutang yang benar-benar tidak dapat ditagih dan dihapuskan sbb.:

• tahun 2011 Rp.15.000

(34)
(35)

Diminta:

• Hitunglah pendapatan dan beban yang diakui fiskal.

• Buatlah rekonsiliasi laba komersial ke laba fiskal.

• Buatlah jurnal atas pajak kini dan pajak tangguhan.

• Sajikan Laporan Rugi Laba tahun 2011

Referensi

Dokumen terkait

• Beban pajak (Penghasilan pajak ) adalah jumlah agregat pajak kini dan pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam menentukan laba atau rugi pada satu periode  dipadankan

Mencari laba/ rugi menurut fiskal yang dihitung berdasarkan penghasilan bruto menurut peraturan perpajakan dikurangi dengan biaya untuk mendapatkan, menagih, dan

Beban pajak tangguhan yang berasal dari perbedaan temporer antara laba akuntansi dan laba fiskal dapat dianggap sebagai gangguan persepsian dalam laba

 Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer dapat dikurangkan, sepanjang kemungkinan besar bahwa laba kena pajak akan tersedia dalam jumlah yang cukup memadai

• Pada saat entitas memiliki Aset pajak > aset menurut akuntansi (Laba sebelum pajak > Penghasilan kena pajak)  pajak yang dibayarkan lebih besar daripada laba menurut

Biaya (manfaat) pajak tangguhan yang berasal dari perbedaan temporer antara laba akuntansi dan laba fiskal dapat dianggap sebagai gangguan persepsian dalam laba akuntansi,

Dokumen ini membahas tentang depresiasi dan pajak penghasilan dalam

Perbedaan Temporer Dapat Dikurangkan • Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer dapat dikurangkan, sepanjang kemungkinan besar bahwa laba kena pajak akan tersedia