AKUNTANSI PAJAK
PENGHASILAN
Pendahuluan
•
Perhitungan laba rugi didasarkan atas kerangka dasar penyusunan laporan keuangan dan PSAK No 1 Laporan Keuangan merupakan pendapatandikurangi beban yang menghasilkan laba atau rugi. Jika terjadi laba, maka entitas wajib membayar pajak.
•
Permasalahnya adalah pajak yang dihitung berdasarkan laba menurut UU Pajak yaitu laba fiskal bukan laba akuntansi, dimana perhitungan laba fiskal sering berbeda dengan laba menurut akuntansi.•
Laba menurut pajak dihitung berdasarkan ketentuan dalam regulasi perpajakan, sedangkan laba akuntansi dihitung berdasarkan konseppengakuan pendapatan dan beban menurut standar akuntansi, perbedaan pengakuan tersebut dapat bersifat temporer dan permanen.
•
Perbedaan permanen: perbedaan yang tidak akan pernah terpulihkan,perbedaan temporer akan diakuisisi sebagai pajak tangguhan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif maupun laporan posisi keuangan.
•
Permasalahan berikutnya, setelah laba fiskal dihitung maka pajak penghasilan disajikan dalam laba rugi mengurangi laba sebelum pajak. Dalam hal initerjadi perbedaan yaitu laba sebelum pajak menurut akuntansi sedangkan pajak penghasilan yang disajikan menurut fiskal
• Jika pajak penghasilan yang disajikan berdasarkan perhitungan laba akuntansi, maka pajak tersebut tidak memiliki substansi ekonomi karena tidak
mencerminkan pajak yang harus dibayar.
• Penyajiannya pada akhirnya memunculkan dua pajak penghasilan dalam
perhitungan laba rugi yang diatur dalam PSAK 46 (revisi 2010) Akuntansi Pajak Penghasilan yaitu:
a. Pajak kini (kewajiban pajak yang harus dibayar)
b. Pajak tangguhan (perhitungan pajak akibat perbedaan sementara pendapatan
dan beban menurut pajak dan akuntansi)
Akuntansi pajak penghasilan
• Akuntansi pajak penghasilan akan menjelaskan bagaimana perusahaan menghitung, menyajikan dan mengungkapkan informasi pajak penghasilan dalam laporan keuangan.
• Informasi pajak penghasilan akan disajikan sebagai beban pajak pada laporan laba rugi, konsekuensi pengakuan
beban tsb akan muncul asset atau liabilitas dalam laporan posisi keuangan
• Beban pajak yang muncul dapat berupa beban pajak kini
ataupun pajak tangguhan
Pajak penghasilan dari suatu entitas dapat dilakukan dengan dua pilihan sebagai dasar perhitungannya yaitu melalui:
a. Norma perhitungan
b. Pembukuan yaitu dari perhitungan laba rugi entitas
tersebut.
Perbedaan Permanen
Perbedaan yang disebabkan:
• Pendapatan:
Menurut akuntansi merupakan pendapatan, namun menurut Undang-undang perpajakan bukan merupakan pendapatan atau yang dikenakan pajak final.
Beban:
• Suatu transaksi menurut PSAK merupakan beban, tetapi bukan merupakan
beban menurut UU Perpajakan.
No JENIS BIAYA FISKAL AKUNTANSI
1 Biaya yang dibebankan untuk
kepentingan pribadi
pemegang saham,
Tidak dapat dibebankan,
sehingga harus dikoreksi Jika bukan merupakan
pembagian deviden, maka biaya tersebut dapat
dibebankan sepanjang
diungkapkan pada catatan
atas laporan keuangan sebagai transaksi dengan pihak
berelasi
(PSAK 7, ”Pihak Berelasi”), 2 Penggantian
atau
imbalan
sehubungan dengan
pekerjaan atau jasa yang
diberikan
dalam bentuk natura atau kenikmatan,
Penggantian atau imbalan dalam
bentuk natura dan kenikmatan
tidak dianggap sebagai beban,
kecuali penyediaan konsumsi
bagi seluruh pegawai atau pemberian natura atau
kenikmatan berkaitan
dengan pekerjaan di daerah tertentu yang diatur dengan atau berdasarkan
peraturan Menteri Keuangan,
SAK tidak memandang apakah penggantian atau imbalan
dibayar dalam bentuk natura atau kenikmatan. Setiap
pengurangan aset dianggap
sebagai beban
No JENIS BIAYA FISKAL AKUNTANSI
3
Pembayaran imbalan kepada pemegang sahamatau pihak berelasi yang
jumlahnya melebih kewajaran
sehubungan
dengan perkerjaan yang
dilakukan,
Peraturan perpajakan hanya
mengijinkan pengakuan pembayaran imbalan kepada
pemegang saham atau pihak
berelasi sebesar nilai yang wajar
SAK mengharuskan pengakuan beban atas semua imbalan yang dibayarkan kepada pemegang saham atau pihak berelasi
walaupun jumlahnya melebihi kewajaran sepanjang dilaporkan sebagai transaksi dengan pihak berelasi (PSAK 7 ”Pihak
Berelasi”)
4
Sanksi administrasi berupa bunga,denda dan
kenaikan serta sanksi
pidana berupa bunga
yang berkenaan dengan
pelaksanaan undangundang di bidang
perpajakan,
Peraturan perpajakan tidak mengakui semua beban-
beban tersebut,
SAK melakukan pembebanan terhadap semua biaya-biaya perpajakan (PSAK 46, ”Pajak Penghasilan”),
No JENIS BIAYA FISKAL AKUNTANSI
5
Pajakpenghasilan, Peraturan perpajakan tidak
menganggap pajak penghasilan sebagai beban yang harus
dikurangkan terhadap penghasilan,
Pajak penghasilan dikurangkan untuk memperoleh angka laba bersih setelah pajak (PSAK 46,
”Pajak Penghasilan”),
6
Bantuan,sumbangan atau zakat,
Bantuan dan sumbangan dapat dikurangkan terhadap
penghasilan apabila bantuan dan sumbangan tersebut terkait
dengan penanggulangan bencana nasional, penelitian dan
pengembangan, pembangunan infrastruktur dan fasilitas
pendidikan yang diatur berdasarkan peraturan
pemerintah. Zakat hanya dapat dikurangkan
terhadap penghasilan apabila wajib pajak badan dalam negeri dimiliki oleh pemeluk agama islam.
SAK mencatat semua biaya terkait dengan bantuan, sumbangan atau zakat sebagai beban,
No JENIS BIAYA FISKAL AKUNTANSI
7
Premi asuransikesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi
dwiguna
dan asuransi bea siswa,
Premi asuransi hanya bisa dikurangkan apabila
dibayar oleh
pemberi kerja dan dihitung sebagai penghasilan bagi wajib
pajak yang menerimanya,
SAK menganggap semua jenis premi asuransi sebagai beban sehingga harus dikurangkan tehadap penghasilan,
8
Gaji yangdibayarkan
kepada anggota persekutuan, firma atau
perseroan komanditer
yang modalnya tidak terbagi dalam
saham,
Semua biaya gaji yang
dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma atau
perseroan komanditer tidak boleh dikurangkan
terhadap penghasilan.
Semua biaya gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan,
firma atau perseroan komanditer harus dibebankan dan
diungkapkan sebagai bagian dari transaksi
dengan pihak berelasi (PSAK 7,
”Pihak Berelasi”).
Perbedaan Temporer
• Perbedaan temporer adalah perbedaan antara jumlah
tercatat aset atau liabilitas pada posisi keuangan dengan dasar pengenaan pajaknya. Perbedaan temporer dapat berupa:
- Perbedaan temporer kena pajak – liabilitas
- Perbedaan temporer dapat dikurangkan – aset
No JENIS
BIAYA FISKAL AKUNTANSI
1
Penyusutan aset tetap ,
Penyusutan aset tetap
berwujud dilakukan dengan menggunakan
metode garis lurus dan saldo menurun. Umur aset tetap berwujud ditetapkan
berdasarkan UU PPh sebagai berikut:
Bukan Bangunan:
Kelompok I...4 tahun Kelompok II...8 tahun Kelompok III...16 tahun Kelompok IV...20 tahun Bangunan:
Permanen...20 tahun Tidak permanen...10 tahun Kelompok aset tetap tersebut ditetapkan berdasarkan
peraturan perpajakan.
Metode penyusutan harus diterapkan
secara konsisten.
dapat dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus, saldo menurun,
jumlah unit atau output method, sum of year digit method dan lain-lain.
Metode penyusutan didasarkan ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomis masa depan dari aset tetap berwujud tersebut.
Aset tetap nilainya juga diturunkan sebagaimana diatur dalam PSAK 48,
”Penurunan Nilai Aset”.
Metode penyusutan dapat sewaktu waktu berubah apabila ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomis
masa depan dari aset tetap tersebut berubah (PSAK 16R par. 64).
Nilai residu dan umur manfaat setiap aset tetap dapat berubah apabila berbeda dari estimasi sebelumnya (PSAK 16R par.54).
No JENIS
BIAYA FISKAL AKUNTANSI
2
Amortisasi asettak
berwujud,
Amotisasi aset tak berwujud
dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu metode garis lurus dan saldo menurun. Umur aset tak
berwujud ditetapkan berdasarkan UU PPh sebagai berikut:
Kelompok I...4 tahun Kelompok II...8 tahun Kelompok III...16 tahun Kelompok IV...20 tahun Kelompok aset tak berwujud
tersebut ditetapkan berdasarkan peraturan perpajakan.
Amortisasi dilakukan dengan
menggunakan metode garis lurus, saldo menurun, jumlah unit atau output method, sum of year digit method dan lain-lain. Metode amortisasi ditentukan dengan melihat ekspektasi pola
konsumsi manfaat ekonomis masa depan dari aset tak berwujud
tersebut. Hal ini diatur
berdasarkan PSAK 19R, ”Aset Tak Berwujud”.
Aset tak berwujud diturunkan nilainya melalui mekanisme
PSAK48, ”Penurunan Nilai Aset”.
N
o JENIS BIAYA FISKAL AKUNTANSI
3
PengeluaranUntuk pembelian, pendirian,
penambahan, perbaikan atau perubahan aset tetap kecuali tanah.
Penyusutan dilakukan berdasarkan
ketentuan terkait dengan aset tetap
tersebut.
Penyusutan dilakukan selama masa manfaat ekonomis yang dapat
diperoleh dari pembelian, pendirian,
penambahan, perbaikan atau perubahan dari suatu aset tetap.
4
Biaya-biaya yang dikapitalisasikarena masa manfaatnya
melebihi periode satu
tahun
Amortisasi dilakukan sama seperti
amortisasi atas aset tak berwujud
(lihat no.2).
Amortisasi dilakukan selama masa
manfaat.
No JENIS BIAYA FISKAL AKUNTANSI
5
Biaya-biaya terkait denganpendirian perusahaan dan
penambahan modal, seperti
biaya notaris, konsultan,
akuntan dan lain-lain.
Amortisasi dilakukan sama seperti amortisasi atas aset tak berwujud (lihat no.2).
Apabila perusahaan dalam tahap pendirian dan pengembangan, maka semua pembebanan
ditangguhkan untuk kemudian disusutkan atau
diamortisasi sesuai dengan
pemulihan manfaatnya di masa depan.
6
Amortisasi atas hak pengusahaan hutang, hak penambangan selain gas danminyak bumi dan hak pengusahaan sumber daya
alam serta lainnya.
Amortisasi dilakukan dengan
menggunakan metode satuan
produksi paling tinggi 20% setahun
Biaya kegiatan perusahaan pengusahaan hutan yang
mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi,
seperti biaya
perolehan HPH dan biaya
pelestarian lingkungan dicatat sebagai biaya ditangguhkan dan diamortisasi selama masa
manfaatnya.
Biaya pengurusan izin
penambangan dicatat sebagai biaya ditangguhkan dan
diamortisasi
selama masa perizinan berlaku.
No JENIS BIAYA FISKAL AKUNTANSI
7
Penyisihan piutang usaha tak tertagih.Hanya piutang usaha yang nyata-nyata tidak dapat ditagih yang
dapat dihapus.
Piutang usaha disisihkan secara tidak langsung secara rutin dengan
menggunakan persense penjualan kredit dan umur piutang.
8
Investasi pada suratberharga ekuitas
Investasi pada surat
berharga ekuitas dicatat dengan menggunakan metode harga
perolehan. Dividen dicatat sebagai
pendapatan yang dikenakan pajak penghasilan.
Investasi pada surat berharga ekuitas
dengan kepemilikan di bawah 20% dicatat dengan metode nilai wajar.
Untuk jenis trading selisih fluktuasi laba atau rugi pada laporan laba rugi.
Untuk jenis AFS dicatat sebagai laba komprehensif pada laporan perubahan ekuitas. Investasi pada surat berharga
ekuitas sebanyak 20% hingga 50% dicatat dengan menggunakan metode ekuitas.
Investasi pada surat berharga ekuitas di atas 50% dicatat dengan menggunakan metode ekuitas dan penyusunan laporan keuangan konsolidasi.
No JENIS BIAYA FISKAL AKUNTANSI
9
Sewa Semua transaksi sewa harus dicatat sebagai sewa biasa.Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan atau finance lease jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkai dengan
kepemilikan aset yang disewakan (PSAK 30R, ”Sewa” par. 8).
1 0
Persediaan Persediaan dialokasikan dengan
menggunakan metode first-in firstout (FIFO) atau metode rata-rata.
Persediaan harus tetap dinilai
dengan menggunakan basis harga perolehan
Persediaan dialokasikan dengan
menggunakan metode first-in firstout
(FIFO), metode rata-rata, metode idenfikasi khusus dan lain-lain.
Persediaan dinilai dengan menggunakan nilai terendah antara nilai realisasi bersih dan harga perolehan (PSAK 14,
”Persediaan” paragraf 18-27).
No JENIS BIAYA FISKAL AKUNTANSI
1 1
Beban imbalan
pasca kerja dan
imbalan kerja jangka
panjang
lainnya yang tidak didanai (unfunded).
Beban imbalan pasca kerja dan imbalan kerja jangka panjang
lainnya yang tidak didanai diakui
pada saat diselesaikan atau dibayar
Beban imbalan pasca kerja dan
imbalan kerja jangka panjang lainnya yang tidak didanai diakui dengan basis akrual pada saat karyawan mulai
bekerja.
Pernitungan biaya imbalan pasca kerja dan imbalan kerja jangka panjang
lainnya dilakukan dengan
menggunakan projected unit credit method (PSAK 24R, “Imbalan Kerja”
paragraf 52 dan 69).
PENGERTIAN KOREKSI FISKAL (Rekonsiliasi Fiskal)
Rekonsiliasi fiskal (Koreksi Fiskal) adalah
sebuah lampiran SPT Tahunan PPh berupa kertas kerja yang berisi penyesuaian antara laba/rugi
sebelum pajak menurut komersial/ pembukuan
dengan laba/rugi menurut SPT Tahunan
Koreksi Fiskal
Terdiri dari :
1. Koreksi karena perbedaan waktu
Beda Waktu merupakan perbedaan metode perhitungan pendapatan dan/atau biaya tiap tahun atau tahun buku yang digunakan antara komersial dengan fiskal.
Dengan demikian total biaya atau pendapatan menurut komersial dan fiskal adalah sama besar, yang berbeda adalah lamanya waktu pengalokasian pendapatan dan atau biaya tersebut.
Contoh :
Biaya Penyusutan atau amortisasi
Penilaian persediaan
Koreksi Fiskal
2. Koreksi karena perbedaan tetap
Timbul karena adanya perbedaan pengakuan pendapatan antara komersial dan fiskal.
Koreksi beda tetap terdiri dari:
a. Beda tetap atas penghasilan yang bukan objek PPh. Seperti bantuan, sumbangan, harta hibahan yang diterima sepanjang tidak ada hubungan usaha dengan pekerjaan,
kepemilikan atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan dan dari pemerintah.
b. Beda tetap murni, yaitu: Biaya yang dipergunakan untuk mendapatkan, menagih, memelihara penghasilan yang bukan objek pajak. Penggantian atau imbalan
sehubungan dengan pekerjaan/jasa yang diberikan dalam bentuk natura/kenikmatan.
c. Beda tetap yang disebabkan tidak dipenuhinya syarat-syarat khusus, yaitu:
berhubungan dengan kegiatan langsung perusahaan. Adanya bukti pendukung yang
kuat, karena lokasi, penggunaan praktek-praktek akuntansi yang tidak sehat.
Koreksi Fiskal
3. Koreksi karena pengenaan pajak final
Koreksi ini terdiri dari:
a. Pendapatan yang telah dipotong pajak final oleh pihak yang membayarakan penghasilan seperti pendapatan bunga deposito, pendapatan jasa giro,
penghasilan sewa tanah dan atau bangunan, pendapatan karena pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan (khusus untuk WP Badan real setate dan OP).
b. Biaya untuk mendapatkan, memelihara, menagih penghasilan yang telah
dikenakan PPh final seperti biaya yang berhubungan dengan penghasilan dari
sewa tanah dan atau bangunan, biaya yang berhubungan dengan penghasilan
dari pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan.
Koreksi Positif & negatif
• Koreksi positif : Koreksi dimana akan menambah dalam L/R Fiskal
• Koreksi negatif : Koreksi dimana akan
mengurangi dalam L/R Fiskal
Bentuk Kertas Kerja Koreksi Fiskal
PT ABC
Rekonsiliasi – fiskal
Laba komersial sebelum pajak ……….. xxx
Ditambah koreksi positif: Sumbangan………. xxx
Iklan dan promisi……….xxx
Kenikmatan………..xxx
Biaya dalam bentuk natura………..xxx
Biaya pemeliharaan gedung yang disewakan……… .xxx
Biaya penyusutan……… …xxx
Biaya penyisihan kerugian piutang………..xxx
Dikurangi koreksi negatif: Biaya penyusutan……….xxx
Pendapatan sewa gedung………..xxx
Pendapatan deviden………..xxx
Pendapatan bunga deposito………..xxx
Pendapatan Jasa giro………xxx
Laba/rugi fiskal sebelum pajak xxxx
PT ABC mencatat laba sebelum pajak dalam laporan keuangannya sebesar
Rp1.000.000.000. Dalam proses rekonsiliasi fiskal, ditemukan beberapa perbedaan temporer dan permanen:
1.Biaya Penyusutan:
1. Menurut akuntansi komersial: Rp200.000.000.
2. Menurut ketentuan fiskal: Rp250.000.000.
3. Selisih: Rp50.000.000 (perbedaan temporer).
2.Pengeluaran yang Tidak Diakui Secara Fiskal:
1. Donasi ke yayasan yang tidak terdaftar di Kementerian Keuangan:
Rp30.000.000.
2. Biaya ini dianggap non-deductible expense dalam pajak, sehingga harus ditambahkan kembali ke laba fiskal.
3.Pendapatan yang Sudah Dipungut PPh Final:
1. Bunga deposito sebesar Rp20.000.000 dikenakan pajak final, sehingga tidak masuk perhitungan penghasilan kena pajak.
Rekonsiliasi Fiskal
PPh Terutangnya:
• PPh Terutang=Laba Fiskal×Tarif Pajak
• PPh Terutang=Rp960.000.000×22%
• PPh Terutang=Rp211.200.000
PT. Maju Terus meminta bantuan KAP ( Kantor Akuntan Publik ) Candra untuk menyusun rekonsiliasi fiskal berdasarkan data laporan keuangan pada tahun 2018 sebagai berikut :
· Penjualan Rp20.000.000.000
· HPP 7.500.000.000
· Laba bruto Rp12.500.000.000
· Biaya Operasional :
1. Gaji Rp 550.000.000 2. Tunjungan Transport Karyawan 150.000.000 3. Biaya makan kantor 10.000.000 4. Biaya pengobatan yang ditanggung perusahaan 80.000.000 5. Biaya training karyawan 20.000.000 6. Biaya seragam satpam 10.000.000 7. Biaya pengangkutan 10.000.000 8. Biaya bunga pinjaman 30.000.000 9. Cadangan penghapusan piutang 25.000.000 10. Biaya listrik dan telepon kantor 5.000.000 11. PBB dan biaya materai 5.000.000 12. Penyusutan asset tetap 150.000.000 13. Premi asuransi kebakaran pabrik 20.000.000 14. Bantuan untuk panitia HUT RI 10.000.000
· Total Biaya Operasional 1.075.000.000
· Laba Usaha Rp. 11.425.000.000
Pendapatan Lain – Lain :
1. Dividen dari PT. AI ( Setelah Dividen )
( % kepemilikan 20 % ) Rp246.500.000
2. Keuntungan Selisih Kurs 10.000.000
· Total Pendapatan Lainnya 256.500.000
· Laba Usaha sebelum PPh Rp11.681.500.000 Keterangan Tambahan :
Penyusutan Fiskal megunakan metode garis lurus :
Diminta :
· Buatlah rekonsiliasi fiskal PT.Maju Terus !
Jenis Aset Tahun Beli
Harga Beli Nilai Sisa Bangunan
Permanen
05 – 07 - 2014
750.000.000 100.000.000
No Keterangan Menurut Akuntansi
Koreksi Fiskal
Menurut
Perpajakan Keterangan Positif Negatif
* Penjualan 20.000.000 20.000.000
HPP (7.500.000) (7.500.000)
Laba Kotor 12.500.000 12.500.000
** Beban Operasi
Gaji 550.000 550.000
Tunjangan Transport 150.000 150.000
Biaya makan kantor 10.000 10.000 0 Pasal 9 ayat 1
Biaya Pengobatan 80.000 80.000
Biaya training 20.000 20.000
Biaya seragam satpam 10.000 10.000
Biaya pengangkutan 10.000 10.000
Biaya bunga pinjaman 30.000 30.000
Cadangan.ph.piutang 25.000 25.000 0 Pasal 9 ayat 1
Biaya listrik 5.000 5.000
PBB dan Materai 5.000 5.000
Penyusutan asset tetap 150.000 75.000 75.000 Pasal 2 uu pph
Premi asuransi 20.000 20.000
Sumbangan Hut RI 10.000 10.000 0 Pasal 9 ayat 1
Total B. Operasi (1.075.000) (955.000)
Laba bersih usaha 11.425.000 11.545.000
*** Pendapatan luar usaha
Dividen 246.500 43.500 290.000 Pasal 4 ayat I
Keuntungan slsh. kurs 10.000 10.000
T.Pndpatan/biaya dari luar usaha 256.500 300.000
**** Laba Bersih sblm Tax 11.681.500 163.500 0 11.845.000
Berikut ini data rugi laba dari PT. Ambarwati untuk
satu tahun terakhir sebagai berikut:
Catatan atas laporan keuangan:
1. Harga pokok penjualan:
• Metode penilaian persediaan baik untuk fiskal maupun komersial menggunakan memakai metode FIFO.
2. Beban penghapusan piutang:
• Untuk rugi laba komersial menggunakan metode penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan analisis umur piutang, sedangkan untuk fiskal hanya diakui metode langsung. Besarnya piutang yang benar-benar tidak dapat ditagih dan dihapuskan sbb.:
• tahun 2011 Rp.15.000
Diminta:
• Hitunglah pendapatan dan beban yang diakui fiskal.
• Buatlah rekonsiliasi laba komersial ke laba fiskal.
• Buatlah jurnal atas pajak kini dan pajak tangguhan.
• Sajikan Laporan Rugi Laba tahun 2011