• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akuntansi Unit Deposito dan Tabungan

N/A
N/A
salma

Academic year: 2024

Membagikan "Akuntansi Unit Deposito dan Tabungan "

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

RINGKASAN MATERI KULIAH

AKUNTANSI UNIT DEPOSITO DAN TABUNGAN

Dosen Pengampu:

Dr. I Ketut Sujana, SE., Ak., M.Si., CA.

Disusun oleh :

1. Ni Made Widya Anggraeni (2207531161) 2. Kadek Gita Prilya Udayani (2207531163)

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2023

(2)

2 1. Tabungan

Tabungan merupakan simpanan masyarakat atau pihak lain yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang telah disepakati. Tetapi penarikannya tidak bisa dilakukan dengan menggunakan cek, bilyet giro atau yang dipersamakan dengan itu. Syarat-syarat tertentu misalnya harus ditarik secara tunai, penarikan hanya dalam kelipatan nominal tertentu, jumlah penarikan tidak boleh melebihi saldo minimal tertentu.

Pada awalnya tabungan di Indonesia hanya tiga jenis yaitu Tabanas, Taska, dan tabungan ONH. Namun, dalam perkembangannya setelah tahun 1989 Bank Indonesia memberikan kebebasan kepada bank-bank komersial untuk menciptakan produk tabungan.

Oleh karena itu produk tabungan saat ini sangat banyak misalnya Simaskot dari BRI, Tahapan dari BCA, Taplus dari BNI, Tabungan Mandiri dari Bank Mandiri dan sebagainya.

Produk tabungan tersebut pada prinsipnya mengikuti ketentuan BI yang dalam SK Dir. BI No. 22/63 Kep. Dir. Tanggal 01-12-1989 bahwa syarat-syarat penyelenggaraan tabungan adalah sebagai berikut:

a. Bank hanya dapat menyelenggarakan tabungan dalam bentuk rupiah.

b. Ketentuan mengenai penyelenggaraan tabungan ditetapkan oleh bank masing-masing.

c. Penarikan tabungan tidak dapat menggunakan cek, bilyet giro, serta surat perintah bayar lainnya yang sejenis.

d. Penarikan hanya dapat dilakukan dengan mendatangi bank atau alat yang disediakan untuk keperluan tersebut misalnya Automatic Teller Machine (ATM).

e. Bank penyelenggara tabungan diperkenankan untuk menetapkan sendiri cara pelayanan, sistem administrasi, setoran, frekuensi pengambilan, tabungan pasif, tingkat suku bunga, cara perhitungan dan pembayaran bunga, pemberian hadiah, serta nama tabungan.

f. Bunga tabungan dikenakan pajak penghasilan (PPh) sebesar 15% final untuk penduduk dan 20% untuk bukan penduduk. (Kep. Menteri Keu. No. 1308/KMK.04/ 1989).

1.1 Pencatatan Transaksi Tabungan

Setiap setoran tabungan akan dicatat sebesar nilai nominal setoran dan selanjutnya disajikan sebesar nilai kewajiban. Nilai kewajiban adalah saldo ditambah bunga yang diperhitungkan dikurangi pajak. Setiap bunga yang diperhitungkan dikreditkan ke rekening tabungan. Untuk penyetoran tabungan, seorang penabung bisa menggunakan uang tunai, warkat, transfer masuk dan sebagainya yang disetujui bank. Setoran menggunakan warkat atau surat berharga lain bisa dikreditkan ke tabungan jika warkat tersebut sudah efektif atau artinya bisa diuangkan pada saat itu.

(3)

3

Contoh: Tanggal 1 Mei 2008 Mas Rangga membuka tabungan prima pada Bank Duta Prima Semarang dengan setoran berupa uamg tunai Rp1.000.000, wesel yang telah jatuh tempo dan diendos oleh Bank Maxi Cabang Cilacap sebesar Rp5.000.000, cek BNI Semarang Rp10.000.000. Inkaso dan kliring terhadap warkat tersebut dinyatakan berhasil pada tanggal 1 Mei 2008. Biaya inkaso Rp50.000, biaya materai untuk surat kuasa Rp10.000. Maka jurnal pada tanggal 1 Mei 2008, yaitu:

Terima Warkat Inkaso Dr. RAR. Warkat Inkaso Diterima 5.000.000

Inkaso Berhasil Cr. RAR. Warkat Inkaso Diterima 5.000.000

Catat ke Tabungan Dr. RAK. Cabang Cilacap 5.000.000

Dr. Giro BI 10.000.000

Dr. Kas 1.000.000

Cr. Pendapatan Inkaso 50.000

Cr. Bea Materai 10.000

Cr. Tab. Prima-Mas Rangga 15.940.000

Penyetoran tabungan tidak hanya bisa dilakukan pada bank tempat penabung membuka tabungan, namun bisa dilakukan di kantor cabang yang lain. Bila ini yang terjadi maka akan dicatat pada Rekening Antar Kantor (RAK).

Contoh: Mas Rangga setor tunai untuk tabungan pada tanggal 5 Mei 2008 sebesar Rp10.000.000 dari Cabang Cirebon. Pencatatannya adalah:

Di Cab. Semarang Dr. RAK. Cabang Cirebon 10.000.000

Cr. Tabungan Prima 10.000.000

Di Cab. Cirebon Dr. Kas 10.000.000

Cr. RAK Cabang Semarang 10.000.000

1.2 Penarikan Tabungan

Penarikan tabungan hanya bisa dilakukan secara tunai di setiap counter-counter cabang bank yang bersangkutan atau dengan menggunakan alat tertentu berupa kartu ATM.

Penarikan di cabang lain umumnya dibatasi maksimum plafond penarikannya, sedangkan di cabang tempat membuka tabungan bahwa penarikan diijinkan sampai tabungan bersaldo

(4)

4

minimal. Kartu ATM merupakan kartu tunai (cash card) yang hanya bisa digunakan untuk penarikan tunai di setiap tempat yang tersedia Automatic Teller Machine (ATM).

Penarikan di cabang lain akan dicatat pada Rekening Antar Kantor (RAK).

Contoh:

10/5-2008 Mas Rangga mencairkan tabungan di cabang Semarang Rp10.000.000 25/5-2008 Mas Rangga mencairkan tabungan di Cabang Surabaya Rp15.000.000 Pencatatan transaksi ini dapat ditunjukkan baik di Cabang Semarang maupun di Cabang Surabaya sebagai berikut:

Di Cab. Semarang 10/5-2008 Dr. Tabungan Prima 10.000.000

Cr. Kas 10.000.000

25/5-2008 Dr. Tabungan Prima 15.000.0000

Cr. RAK. Cab. Surabaya 15.000.000

Di Cab. Surabaya 25/5-2008 Dr. RAK. Cab. Semarang 15.000.000

Cr. Kas 15.000.000

Daftar Mutasi Tabungan Prima a/n Mas Rangga

Tanggal Keterangan Debet Kredit Saldo

1/5-2008 Setor Pembukaan 10.000.000 15.940.000

5/5-2008 Setor dari Cab. Cirebon 15.940.000 25.940.000

10/5-2008 Penarikan Tunai 10.000.000 15.940.000

25/5-2008 Penarikan Tunai di Cab. SBY 15.000.000 940.000

1.3 Bunga Tabungan dan Perhitungannya

Bunga tabungan dihitung pada setiap akhir bulan dan langsung dikreditkan ke rekening tabungan. Dengan demikian bunga tabungan akan menambah saldo tabungan. Perhitungan bunga bisa dilakukan secara harian atau bulanan dengan mendasarkan pada saldo terendah, suku bunga tetap atau berubah, atau kombinasi dari kedua hal tersebut.

1.3.1 Bunga diperhitungkan dengan dasar lamanya saldo mengendap dan tingkat suku bunga berubah-ubah. Bila pendekatan ini yang digunakan, lamanya waktu mengendap dihitung sejak perubahan sampai terjadi perubahan bunga. Contoh perhitungan waktu:

tanggal 5/5-2008 sampai 10 Mei 2008, maka lamanya dana mengendap 10 – 4 = 6 hari.

(5)

5

Di sini hari pada tanggal 5/5-2002 diperhitungkan, sedangkan tanggal 10/5-2008 tidak diperhitungkan. Untuk lebih jelasnya bisa diperhatikan kasus perhitungan bunga seperti tampak di bawah ini. Suku bunga tabungan selama Mei 2008 sebagai berikut:

Tanggal Tingkat Suku Bunga Tabungan

01 Mei 2008 12%

15 Mei 2008 14%

20 Mei 2008 15%

25 Mei 2008 11%

Bila diminta untuk menentukan bunga yang diperoleh Mas Rangga pada bulan Mei 2008, maka perhitungan bunganya adalah:

Waktu Dana Mengendap Hari

Bunga Saldo Suku

Bunga

Jumlah Bunga

1/5 sampai 5/5-2008 4 15.940.000 12% 21.253,33

5/5 sampai 10/5-2008 5 25.940.000 12% 43.233,33

10/5 sampai 15/5-2008 5 15.940.000 12% 26.566,67

15/5 sampai 20/5-2008 5 15.940.000 14% 30.994,44

20/5 sampai 25/5-2008 5 15.940.000 15% 33.208,33

25/5 sampai 31/5-2008 6 940.000 11% 1.723,43

Keterangan: Perhitungan 4/360 x 15.940.000 x 12% = 21.253,33

Pencatatan bunga dan PPh dapat ditunjukkan di bawah ini:

Pencatatan Bunga Dr. Biaya Bunga 156.979,43

Cr. Tabungan Prima 156.979,43

Pencatatan Pajak 15% Dr. Tabungan Prima 23.546,92

Cr. Hutang PPh 23.546,92

Bila PPh disetor ke Kas Negara

Dr. Hutang PPh 23.546,92

Cr. Tab. Prima-Mas Rangga 23.546,92

(6)

6

1.3.2 Perhitungan bunga berdasarkan lamanya saldo mengendap dan tingkat suku bunga tetap. Dengan menggunakan comtoh sebelumnya dan tingkat suku bunga tetap 12%, maka dapat ditentukan bunga sebagai berikut:

Tanggal Hari

Bunga Saldo Suku

Bunga

Jumlah Bunga

1/5 sampai 5/5-2008 4 15.940.000 12% 21.253,33

5/5 sampai 10/5-2008 5 25.940.000 12% 43.233,33

10/5 sampai 25/5-2008 15 15.940.000 12% 79.700,00

25/5 sampai 31/5-2008 6 940.000 12% 1.880

Jumlah 146.066,66

1.3.3 Perhitungan bunga tabungan berdasarkan saldo terendah dalam bulan yang bersangkutan dengan bunga berjenjang. Contoh:

Saldo Terendah Dalam Bulan itu (Rp) Suku Bunga

0 sampai 10.000.000 12%

10.000.000 sampai 20.000.000 13%

20.000.000 sampai 50.000.000 14%

Lebih dari 50.000.000 15%

Perhitungan bunga: (31/360) x 940.000 x 12% = 9.713,33 1.4 Hadiah Untuk Penabung

Bank sering menyelenggarakan tabungan berhadiah. Hadiah yang diberikan ini dalam pandangan akuntansi dicatat sebagai biaya. Biaya ini umumnya diperhitungkan proporsional dengan kemampuan suatu cabang dalam menghimpun dana melalui tabungan. Kemampuan itu tercermin dari posisi saldo tabungan di neraca cabang. Dengan demikian semakin besar suatu cabang menghimpun dana tabungan, maka semakin besar porsi biaya hadiahnya. Sebaliknya semakin kecil saldo tabungan di neraca cabang maka semakin kecil kontribusi untuk menanggung biaya hadiah.

Total biaya hadiah ditentukan sekian persen dari total dana tabungan yang dihimpun dari seluruh cabang (termasuk kantor pusat) ditambah sumbangan untuk sosial melalui pemerintah dan pajak undian. Pajak undian ini adalah pajak yang ditanggung bank. Bila pajak ditanggung pemenang, maka pajak tidak diperhitungkan bank. Nilai hadiah undian sebelum sumbangan sosial berkisar antara 0,1% hingga 0,5% dari posisi saldo tabungan bank yang bersangkutan. Sumbangan sosial sekitar 10% dan pajak undian sekitar 25%.

(7)

7

Contoh: Bank Bahana Utama berkantor Pusat di Kodya Semarang mempunyai cabang di Kendal, Blora, Demak, dan Ungaran. Pada tahun 2008 akan mengadakan undian berhadiah untuk Tabungan Bahana Plus. Undian akan dilaksanakan setiap akhir semester (dua kali dalam setahun). Diketahui posisi saldo Tabungan Bahana Plus Per 31 Desember 2007 sebesar Rp 1.578.000.000. Nilai hadiah sebelum sumbangan ditentukan 0,045% dari posisi saldo tabungan tersebut. Sumbangan sosial melalui pemerintah 10% dari nilal hadiah, pajak undian 25%

ditanggung bank. Perhitungan hadiah adalah:

Nilai Hadiah Sebelum Sumbangan Sosial (1.578.000.000 x 0,045%)

7.101.000

Sumbangan Sosial (10% x 7.101.000)

710.100

Pajak undian (25% x 7.101.000) 1.775.250

9.586.350

Dengan demikian biaya yang harus dilimpahkan ke cabang adalah secara proposional sebagai berikut:

Kantor Cabang Posisi Saldo Porsi Beban/semester Beban/bulan

Semarang 500.000.000 0.316857 3.037.500 506.250

Kendal 200.000.000 0.126743 1.215.000 202.500

Blora 250.000.000 0.158428 1.518.750 253.125

Demak 300.000.000 0.190114 1.822.500 303.750

Ungaran 328.000.000 0.207858 1.992.600 332.100

Jumlah 1.578.000.000 1,000000 9.586.350 1.597.725

Pencatatan biaya promosi berupa hadiah adalah sebagai berikut:

Keterangan Rekenig Debet

(Rp)

Kredit (Rp) Di kantor Pusat

Semarang Untuk Pembelian Hadiah

Dr. Biaya Promosi Dibayar Dimuka 3.037.500

Dr. RAK. Cabang Kendal 1.215.000

Dr. RAK. Cabang Blora 1.518.750

Dr. RAK. Cabang Demak 1.822.500

Dr. RAK. Cabang Ungaran 1.992.600

Cr. Kas 9.586.350

(8)

8

Di Cab. Kendal Dr. Biaya Promosi Dimuka 1.215.000

Cr. RAK. Kantor Pusat Semarang 1.215.000

Di Cab. Blora Dr. Biaya Promosi di Muka 1.518.750

Cr. RAK. Kantor Pusat Semarang 1.518.750

Di Cab. Demak Dr. Biaya Promosi Dimuka 1.822.500

Cr. RAK. Kantor Pusat Semarang 1.822.500

Di Cab. Ungaran Dr. Biaya Promosi Dimuka 1.992.600

Cr. RAK. Kantor Pusat Semarang 1.992.600

Biaya promosi yang dibayar dimuka tersebut diamortisasi setiap bulan selama enam bulan (satu semester):

Di Kantor Pusat Semarang

Dr. Biaya Promosi 506.250

Cr. Biaya Promosi Dimuka 506.250

Di Cab. Kendal Dr. Biaya Promosi 202.500

Cr. Biaya Promosi Dimuka 202.500

Di Cab. Blora Dr. Biaya Promosi 253.125

Cr. Biaya Promosi Dimuka 253.125

Di Cab. Demak Dr. Biaya Promosi 303.750

Cr. Biaya Promosi Dimuka 303.750

Di Cab. Ungaran Dr. Biaya Promosi 332.100

Cr. Biaya Promosi Dimuka 332.100

Bila dalam undian terdapat penabung yang memenangkan hadiah, maka cabang akan mendebet RAK Kantor pusat dan mengkredit rekening tabungan nasabah yang bersangkutan. Pencatatan seperti ini dilakukan karena pada saat pembagian hadiah, asumsinya dana promosi telah di pool

(9)

9

di kantor pusat sebagaimana ditunjukkan dalam jurnal di atas sehingga pada saat pembagian ke nasabah, kantor cabang meminta ke kantor pusat. Contoh: Indra Nasabah Tabungan Bahana Plus cabang Kendal memperoleh hadiah utama senilai Rp5.000.000, Pencatatannya pada saat pelimpahan ke rekening nasabah adalah:

Jurnal di cabang Kendal Dr. RAK. Kantor Pusat 5.000.000

Cr. Tabungan Sdr. Indra 5.000.000

Jurnal di kantor pusat Dr. Biaya Promosi 5.000.000

Cr. RAK. Cabang Kendal 5.000.000

Bila hadiah dalam bentuk barang, maka tidak djurnal dan hanya catatan administratif.

1.5 Tabungan Ongkos Naik Haji (ONH)

Tabungan ONH diselenggarakan baik oleh bank konvensional maupun bank syariah.

Pada bank konvensional tabungan ONH tidak diberikan bunga, namun jasa tabungan diberikan dalam bentuk lain misalnya bingkisan tertentu pada setiap bulan selama saldo tabungan masih mengendap. Sedangkan pada Bank Syariah, tabungan ONH mendapatkan bagi hasil. Biaya untuk membeli souvenir tertentu dibukukan sebagai biaya promosi.

Contoh: Tanggal 1/5-2008 Bapak Ali membuka Tabungan ONH dengan setoran perdana Rp20.000.000. Kemudian pada tanggal 1 Agustus 2008 Pak Ali terdaftar sebagai calon Haji. Pada saat tersebut, Pak Ali harus melunasi kekurangannya melalui bank yang bersangkutan sebesar Rp 14.000.000. Bingkisan seharga Rp 200.000 diserahkan pada 1 Agustus 2008. Pencatatan jurnalnya adalah:

Keterangan Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp) Setoran tabungan 1/5-2008 Dr. Kas 20.000.000

Cr. Tabungan ONH 20.000.000

Pelimpahan

tabungan ke ONH

Dr. Tabungan ONH 20.000.000

1/8-2008 Dr. Kas 14.000.000

Cr. Setoran ONH 34.000.000

Pemberian Bingkisan

1/8-2008 Dr. Biaya Promosi 200.000

Cr. Kas 200.000

(10)

10 2. Deposito

Deposito merupakan simpanan masyarakat atau pihak ketiga yang penarikannya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan. Penarikan deposito hanya boleh dilakukan pada saat tertentu menurut jatuh temponya.

Jatuh tempo deposito umumnya terdiri dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, 18 bulan dan 24 bulan. Pada kondisi bank membutuhkan dana likuiditas yang relatif besar, semakin lama jangka waktu deposito semakin tinggi tingkat suku bunganya. Sebaliknya dalam kondisi longgar (ekonomi normal) tingkat suku bunga deposito akan semakin kecil untuk deposito yang semakin berjangka waktu semakin lama.

Deposito masyarakat dapat dikategorikan kewajiban jangka pendek ataupun kewajiban jangka panjang. Deposito disajikan sebagai kewajiban jangka pendek bila sejak tanggal pelaporan hingga jatuh temponya tidak melebih 1 tahun. Sedangkan deposito yang jatuh tempo lebih dari satu tahun sejak tanggal pelaporan, dapat dicatat sebagai kewajiban jangka panjang.

Dengan demikian deposito berjangka panjang misalnya 18 bulan bisa digolongkan kewajiban jangka pendek ketika sisa jatuh waktunya kurang dari 12 bulan.

2.1 Deposito Berjangka 2.1.1 Pembukaan Deposito.

Untuk membuka deposito, deposan dapat menggunakan setoran tunai, dengan cek, bilyet giro, bukti transfer masuk, wesel atau warkat lain yang disepakati bank.

Prinsipnya pada saat disetor warkat itu harus sudah efektif, artinya dapat diuangkan.

Bank akan mencatat dalam rekening deposito bila waktu itu telah diuangkan. Deposito dicatat sebesar nilai nominal deposito yang tertera dalam perjanjian.

Contoh: 31 Mei 2008 Reni membuka deposito berjangka di Bank Mitra Niaga Semarang dengan nominal Rp 50.000.000, bunga 18%pa, jangka waktu 3 bulan. Untuk ini Reni menyerahkan bilyet giro atas nama Reni Rp20.000.000, Cek Bank Mitra Niaga Semarang yang ditarik oleh Sinta sebesar Rp10.000.000, transfer masuk dari Bank Mitra Niaga Cabang Bandung Rp10.000.000 dan kekurangannya dibayar tunai. Pajak bunga 15%. Pencatatan transaksi ini adalah:

31 Mei 2008 Dr. Giro Reni Rp20.000.000

Dr. Giro Sinta Rp10.000.000

Dr. RAK. Cabang Bandung Rp10.000.000

Dr. Kas Rp10.000.000

Cr. Rp50.000.000

(11)

11 2.1.2 Bunga Deposito Berjangka

Beberapa bank memperhitungkan bunga harian untuk deposito. Ini artinya berapa haripun deposito mengendap akan diberikan bunga sebagaimana tabungan, hanya saja tetap terikat jangka waktu deposito. Perhitungan bunga yang lazim adalah minimal mengendap satu bulan. Bank akan memberikan bunga setelah deposito minimal mengendap satu bulan. Kalau yang menjadi pedoman ini, maka untuk deposito yang dibuka pada tanggal akhir bulan bunga diperhitungkan pada akhir bulan juga walaupun tanggalnya berbeda. Misalnya deposito dibuka tanggal 31 Januari, maka jatuh tempo bunga tanggal 28 Februari atau 29 Februari, 31 Maret, 30 April dan seterusnya. Tetapi kalau deposito dibuka tidak pada tanggal akhir bulan, maka jatuh tempo bunga akan sama dengan tanggal pembukaan deposito. Contoh deposito dibuka tanggal 15 Januari untuk 3 bulan, maka jatuh tempo bunga pada tanggal 15 Februari, 15 Maret dan 15 April.

Contoh: Dengan merujuk pada contoh di atas, dengan asumsi deposan mengambil bunga deposito setiap tanggal 5 dan pajak bunga 15% dibayarkan setiap tanggal 10 kepada kantor kas negara, maka pencatatan dan penghitungan bunganya adalah sebagai berikut:

Keterangan Tgl Rekening Debet Kredit

Bunga ke - 1 30 Juni Dr. Biaya Bunga 750.000

Cr. Bunga DB Harus Dibayar 750.000

Penarikan Bunga 5 Juni Dr. Bunga DB Harus Dibayar 750.000

Cr. Hutang PPh 112.500

Cr. Kas/Giro 637.500

Pelimpahan Pajak 10 Juni Dr. Hutang PPh 112.500

Cr. Giro Kantor Kas Negara 112.500

Bunga ke - 2 31 Juni Dr. Biaya Bunga 750.000

Cr. Bunga DB Harus Dibayar 750.00

Penarikan Bunga 5 Juli Dr. Bunga DB Harus Dibayar 750.000

Cr. Hutang PPh 112.500

(12)

12

Cr. Kas/Giro 637.500

Pelimpahan Pajak 10 Juli Dr. Hutang PPh 112.500

Cr. Giro Kantor Kas Negara 112.500

Bunga ke -3 31 Agts Dr. Biaya Bunga 750.000

Dan jatuh tempo Cr. Bunga DB Harus Dibayar 750.000 Perpanj. deposito

Dr. Deposito Berjangka-Reni 50.000.000

Cr. Deposito Berjngk jth tempo 50.000.000

Penarikan Bunga 5 Agts Dr. Bunga DB Harus Dibayar 750.000 Dan Deposito Dr. DB Berjangka Tlh Jth Tempo 50.000.000

Cr. Hutang PPh 112.500

Cr. Kas 50.637.500

Pelimpahan Pajak 10 Agts Dr. Hutang PPh 112.500

Cr. Giro Kantor Kas Negara 112.500

2.1.3 Pencatatan Deposito Jatuh Tempo

Pada contoh di atas dinyatakan bahwa penarikan bunga dilakukan setiap tanggal 5, dengan demikian bank akan membukukan bunga dua kali yaitu saat jatuh tempo bunga dan saat penarikan bunga. Hal ini sampai dengan jatuh tempo deposito. Oleh karena itu penarikan deposito diasumsikan terjadi tanggal 5 juga. Pada kasus ini bank juga harus membukukan dua kali yaitu saat jatuh tempo dan saat deposito ditarik.

Bagaimana kalau bunga dan deposito pada saat jatuh tempo ditarik tepat pada tanggal jatuh tempo? Bila ini yang terjadi maka bank hanya membukukan sekali, yaitu:

Keterangan Tgl Rekening Debet Kredit

Penarikan 31 Dr. Deposito Berjangka 50.000.000

Bunga dan

Deposito

Agsts Dr. Biaya Bunga 750.000

2008 Cr. Kas 50.637.500

Cr. Hutang PPh 112.500

(13)

13 2.1.4 Perpanjang Deposito Berjangka

a. Perpanjang Otomatis (Automatic Rollover).

Perpanjangan ini dilakukan karena permintaan deposan yang sudah dibuat atau diperjanjikan pada saat pembukaan deposito. Dengan demikian bank tidak perlu menghubungi deposan atau sebaliknya deposan tidak perlu lagi menghubungi bank untuk memperpanjang deposito.

b. Perpanjang Biasa

Perpanjangan ini terjadi bila ada kesepakatan antara bank dengan deposan di kemudian hari saat jatuh tempo. Perpanjangan ini bisa inisiatif deposan atau inisiatif bank (home service) untuk nasabah deposan.

Kedua cara perpanjangan tersebut tidak berbeda pencatatannya. Bank akan mendebet rekening deposito lama dan mengkredit rekening deposito baru. Nomor rekening deposito dan bilyet deposito tetap sama (menggunakan yang lama). Kecuali suku bunga deposito berubah ketika terjadi perpanjangan deposito.

Contoh: Kalau deposito atas nama Reni diperpanjang saat jatuh tempo (31-8-2008). Maka bank akan mencatat:

Dr. Deposito Berjangka (lama) Rp50.000.000

Cr. Deposito Berjangka (baru) Rp50.000.000 2.1.5 Penarikan Deposito Berjangka Sebelum Jatuh Tempo

Umumnya deposito ditarik setelah jatuh tempo. Namun dalam praktik perbankan, deposan bisa saja menarik deposito yang masih outstanding. Penarikan deposito sebelum jatuh tempo dapat mengganggu likuiditas bank, sebab idealnya bank akan menyiapkan dana untuk membayarkan sesuai dengan jadwal pembayaran. Oleh karena itu bank umum (konvensional) mengenakan penalty tertentu terhadap deposan bila penarikan dilakukan sebelum jatuh tempo. Kebijakan mengenai Penalty setiap bank berbeda-beda. Namun secara umum adalah:

a. Penalty dihitung sekian persen tertentu dari bunga sebelum pajak.

b. Penalty dihitung sekian persen tertentu dari bunga setelah pajak.

c. Penalty dihitung sekian persen tertentu dari nominal deposito.

Contoh: Intan memiliki deposito berjangka di Bank BCA nominal Rp 10.000.000, jangka waktu 6 bulan, suku bunga 18% pa. Deposito yang dibuka tanggap 31 Mei 2008, kemudian ditarik kembali oleh Intan pada tanggal 30 Juni 2008. Perhitungan dan pencatatan jurnalnya bila:

(14)

14

a. Penalty dihitung 20% dari bunga sebelum pajak (pajak 15%) 1. Cara menghitung bunga deposito:

Rp10.000.000 x 18% x (1/12)

=Rp150.000 2. Pajak bunga:

15% x Rp150.000

=Rp 22.500

3. Bunga setelah pajak Rp150.000 – Rp22.500

=Rp127.500 4. Penalty

20% x Rp150.000

=30.000

5. Bunga deposito yang dibayar bank Rp127.500 – Rp30.000

= 97.500 Maka jurnalnya adalah:

Dr. Deposito Berjangka Rp10.000.000

Dr. Biaya Bunga Rp 150.000

Cr. Pendapatan Lain-lainnya Rp 30.000

Cr. Hutang PPh Rp 22.500

Cr. Kas Rp10.097.500

b. Penalty dihitung 20% dari bunga setelah pajak (pajak 15%) 1. Bunga Deposito

Rp10.000.000 x 18% x (1/12)

= Rp150.000 2. Pajak Bunga

15% x Rp150.000

= Rp22.500

3. Bunga Setelah Pajak Rp150.000 – Rp22.500

= Rp 127.500 4. Penalty

(15)

15 20% x Rp127.500

= Rp25.500

5. Bunga Deposito yang Dibayar Rp127.500 – Rp25.500

= Rp102.000 Maka jurnalnya adalah:

Dr. Deposito Berjangka Rp10.000.000

Dr. Biaya Bunga Rp 150.000

Cr. Pendapatan Lain-lainnya Rp 25.500

Cr. Hutang PPh Rp 22.500

Cr. Kas Rp10.102.000

c. Penalty dihitung 1% dari nominal time deposit:

1. Deposit Interest:

Rp10.000.000 x 18% x (1/12)

=Rp150.000 2. Pajak Bunga

15% x Rp150.000

=Rp22.500

3. Bunga Setelah Pajak Rp150.000 – Rp22.500

=Rp127.500 4. Penalty

1% x Rp10.000.000

=Rp100.000

5. Bunga Deposito yang Harus Dibayar Rp127.500 – Rp100.000

=27.500

2.1.6 Perpindahan Deposito Berjangka Antar Kantor Cabang

Deposito yang telah dibuka di cabang bank tertentu dapat dipindahkan ke cabang bank yang sama di kota lain. Perpindahan ini atas dasar permintaan deposan misalnya, karena pindah domisili. Perpindahan deposito berjangka antarkantor cabang menimbulkan hubungan rekening antarkantor. Di samping itu harus ada alokasi beban

(16)

16

bunga yang sudah berjalan. Alokasi beban bunga dapat diperhitungkan secara prorata berdasarkan lamanya pengendapan deposito di suatu cabang.

Contoh: Deposito berjangka waktu 6 bulan, nominal Rp10.000.000, telah dibuka di Bank BCA cabang Jakarta pada tanggal 31 Mei 2008 dengan suku bunga 18% pa. Pada tanggal 5 Juni 2008 deposito tersebut dipindahkan ke Bank BCA cabang Bali.

Ketentuan alokasi beban bunga perpindahan deposito di Bank BCA adalah:

Lama Pengendapan Deposito Alokasi Beban Bunga di Cabang

1 sampai dengan 7 hari 25%

8 sampai dengan 15 hari 50%

16 sampai dengan 21 hari 75%

22 sampai dengan akhir bulan 100%

Bagaimana alokasi beban bunga dan pencatatan pada jurnal perpindahan deposito?

Kalau kita perhatikan hari bunga, tanggal pembukaan (31 Mei 2008) sampai tanggal perpindahan (5 Juni 2008) atau selama 5 hari masih berada antara 1 sampai dengan 7 hari, sehingga menjadi beban Bank BCA cabang Jakarta sebesar 25% dari bunga per bulan.

Sedangkan untuk Bank BCA cabang Bali akan menanggung bunga Juni 2008 sebesar 75%

dari total bunga Juni 2008. Untuk bulan selanjutnya di Cabang Solo adalah 100%.

Sedangkan perhitungan alokasi beban bunga adalah:

a. Bank BCA cabang Jakarta 1. Bunga

Rp10.000.000 x 18% x (1/12) x 25%

= Rp37.500 2. Pajak

15% x Rp37.500

= Rp5.625

3. Bunga Setelah Pajak pada Bulan Juni Rp37.500 – Rp5.625

= Rp31.875

Maka jurnalnya adalah:

31/5 Dr. Kas Rp10.000.000

Cr. Deposito Berjangka Rp10.000.000

5/6 Dr. Deposito Berjangka Rp10.000.000

Dr. Biaya Bunga Rp 37.500

(17)

17

Cr. Hutang PPh Rp 5.625

Cr. RAK. Cabang Bali Rp10.031.875

b. Bank BCA cabang Bali 1. Bunga

Rp10.000.000 x 18% x (1/12) x 75%

= Rp112.500 2. Pajak

15% x Rp112.500

= Rp16.875

3. Bunga Setelah Pajak pada Bulan Juni Rp112.500 – Rp16.875

= Rp95.625

Maka jurnalnya adalah

5/6 Dr. RAK. Cab Jakarta Rp10.031.875

Cr. Deposito Berjangka Rp10.000.000 Cr. Bunga DB yang Harus Dibayar Rp31.875

30/6 Dr. Biaya Bunga Rp112.500

Dr. Bunga DB yang harus Dibayar Rp 31.875

Cr. Hutang PPh Rp 16.875

Cr. Kas Rp127.500

2.2 Sertifikat Deposito

Sertifikat deposito pada prinsipnya sama dengan deposito berjangka yaitu simpanan dana pihak ketiga/masyarakat dan terikat oleh jangka waktu (fixed time).

Perbedaannya adalah sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk (pembawa), sedangkan deposito berjangka diterbitkan atas tunjuk (nama). Sebagai deposito yang diterbitkan atas pembawa berarti siapa saja boleh menarik sertifikat deposito selama bisa menunjukkan sertifikat deposito tersebut kepada bank penerbit. Di samping itu sertifikat deposito dapat diperdagangkan oleh masyarakat setelah mendapat ijin dari Bank Indonesia. Perbedaan yang lain dengan deposito berjangka adalah bahwa bunga sertifikat deposito diperhitungkan dan dibayarkan di muka. Dengan demikian deposan untuk sertifikat deposito pada saat membuka deposito tersebut hanya membayar sebesar nilai tunai sertifikat deposito ditambah sejumlah pajak bunga yang diperhitungkan di

(18)

18

muka. Walaupun demikian pencatatan sertifikat deposito tetap sebesar nilai nominalnya.

Nilai tunai sertifikat deposito ditentukan dengan rumus:

P x 30 Nilai Tunai Sertifikat Deposito =

360 + (i x t) Keterangan:

P=Nilai Nominal Sertifikat Deposito

i = Tingkat Suku bunga Sertifikat Deposito t = Jangka waktu (dalam hari).

Contoh: Tanggal 1 Mei 2008 Diana membeli sertifikat Deposito seri A sebanyak 10 lembar @ Rp 10.000.000 secara tunai pada Bank BCA . Jangka waktu 3 bulan dengan suku bunga 20% pa. Pajak bunga 15%. Perhitungan sebagai berikut:

a. Nominal Sertifikat Deposito a. =Rp100.000.000 b. Nilai Tunai

a. = (100.000.000 x 360) / (360+ (0,20 x 90)) b. = Rp95.238.095

c. Bunga dibayar dimuka (diskonto) a. Rp100.000.000 – Rp95.238.095 b. =Rp4.761.905

d. Pajak bunga

a. 15% x Rp4.761.905 b. =Rp714.286

e. Bunga bersih yang dibayar oleh bank a. = Rp4.761.905 - Rp714.286 b. =Rp4.047.619

Maka jurnalnya adalah:

Keterangan Tgl Rekening Debet Kredit

Penerbitan 1/5/08 Dr. Kas 95.238.095

(19)

19

Sertifikat Depo Dr. Biaya Bunga Dibayar Dimuka 4.761.905

Cr. Hutang PPh 714.286

Cr. Sertifikat Deposito 100.000.000

Amortisasi 1/6/08 Dr. Biaya Bunga 1.587.302

Bunga Cr.Biaya bunga dibayar dimuka 1.587.302

Amortisasi 1/7/08 Dr. Biaya Bunga 1.587.302

Bunga Cr.Biaya Bunga Dibayar Dimuka 1.587.302

Amortisasi Bunga

1/8/08 Dr. Biaya Bunga 1.587.302

Dan Penarikan Dr. Sertifikat Deposito 100.000.000

Sertifikat Depo Cr. Biaya Bunga Dibayar Dimuka 1.587.302

Cr. Kas/Giro-Diana 100.000.000

(20)

20

DAFTAR PUSTAKA

Taswan. 2008. Akuntansi Perbankan: Transaksi dalam Valuta Rupiah. Edisi ke-3. Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

ANALISIS PENGARUH GIRO WADIAH, DEPOSITO MUDARABAH DAN TABUNGAN MUDARABAH TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH DI INDONESIA

Oleh karena itu, bank umum (konvensional) mengenakan penalty tertentu terhadap deposan bila penarikan dilakukan sebelum jatuh tempo.. Penalty deposito dicatat

Diisi dengan nilai yang merupakan jumlah seluruh giro yang sudah diterima untuk pelunasan piutang yang akan jatuh tempo setelah esok hari maupun yang akan jatuh tempo

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: Apakah ada pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito

Pada pokok pembelajaran keempat mahasiswa dapat memahami produk simpanan giro wadiah valas, dapat melakukan pencatatan akuntansi giro wadiah valas berdasarkan

Apabila deposito berjangka tersebut dicairkan sebelum jatuh tempo maka nasabah.. atau deposan akan dikenakan biaya atau

Dalam hal pencairan deposito ada ketentuan bahwa deposito yang belum jatuh tempo tidak dapat dicairkan, akan tetapi ada faktor tertentu yang dapat memungkinkan bank dapat

Pada penelitian mengenai pengaruh tabungan, deposito dan giro terhadap laba melalui penyaluran kredit memilki hasil penelitian yang sama dengan penelitian dari Luh Puspawati tentang