• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALASAN BERBELANJA ON-LINE (Studi Kasus

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "ALASAN BERBELANJA ON-LINE (Studi Kasus"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ALASAN BERBELANJA ON-LINE

(Studi Kasus: Mahasiswa/i STKIP PGRI Sumatera Barat)

ARTIKEL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)

WIZIA VELLANY UTARI NPM: 12070226

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STKIP PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2016

(2)
(3)

The Reasons Of Shopping On-line (Study Case of Students STKIP PGRI West Sumatera).

Sociology Education Of Studied Program STKIP PGRI Padang West Sumatera, 2016.

Oleh :

Wizia Vellany Utari1, Nilda Elfemi2, Ariesta3

*The Sosiology Education Student of STKIP PGRI West Sumatera.

** The Sosiology Staff of Sosiology education of STKIP PGRI West Sumatera.

ABSTRACT

This research was background by glow shopping on-line that doing of students STKIP PGRI West Sumatera, based on from phenomena was occured students who make purchases on- line, but the purchase is not based on essential needs, students that do transaction on on-line, but the transaction was not based on important needed because the students do not think about cost go off for shopping more give priority to can be have new commo dity just than to baying other needed as a student its cause monthly fee that must be used for cost of boarding house, cost of eating and necessities of collage has been used by the students to coverit like: to borrow friend money, eating didn’t ordered and delay to fee boarding house. The students should be get self control to inflict which one, important need as a students and which one just buying on basic wish only. There is formulation in this research is why the students of STKIP PGRI West Sumatera interested to shopping on-line. the purpose of this research is to describe the reason of studens STKIP PGRI West Sumatera interested to shopping on-line.

Eventhough this research to explain problem that used the theory of phenomenology by Alfred Shcutz. This research used qualitative approach and type descriptive. Technique of election informant did used snowball sampling with total of informant aroud 27 people. Method of collecting the data in this research used observation non participant, interview in depth, and document of study. An analysis data in this research used interactive model creat by Miles and Huberman.

Based on the results of research can concluded that students interested to shopping on- line because of a). Because Motive like: 1). Influence of friend (Peer Group), 2). Influence of promotion at Social Media, 3). Follow of Trand, b) In Order Motive like: 1). Get to fill the wish, 2). The commodity of sale interest, 3). Lower price, 4). Efficient time, 5). The commodity can credit.

Keyword : Students, Shopping On-line

1Mahasiswa Program StudiPendidikanSosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

2Pembimbing I, StafPengajar Program PendidikanSosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

3Pembimbing II, StafPengajar Program PendidikanSosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

(4)

ABSTRAK

WIZIA VELLANY UTARI (12070226), Alasan Berbelanja On-line (Studi Kasus Mahasiswa/i STKIP PGRI Sumatera Barat). Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat, Padang 2016.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh maraknya berbelanja on-line yang dilakukan oleh mahasiswa/i STKIP PGRI Sumatera Barat, dilihat dari fenomena yang terjadi ada mahasiswa/i yang melakukan pembelian secara on-line tetapi pembelian bukan berdasarkan atas kebutuhan penting karena mahasiswa/i tidak memikirkan berapa biaya yang dikeluarkan untuk berbelanja yang lebih mengutamakan agar dapat memiliki barang-barang tersebut dibandingkan untuk membeli kebutuhan lainnya sebagai seorang mahasiswa/i akibatnya uang belanja bulanan yang mestinya digunakan untuk biaya sewa rumah, biaya makan dan biaya keperluan kuliah yang telah terpakai mahasiswa/i mensiasatinya dengan cara seperti: meminjam uang teman, makan tidak teratur dan menunda pembayaran uang sewa rumah. Seharusnya mahasiswa/i bisa mengontrol diri untuk membedakan mana kebutuhan yang penting sebagai seorang mahasiswa/i dan mana yang hanya membeli atas dasar keinginan semata. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah mengapa mahasiswa/i STKIP PGRI Sumatera Barat tertarik berbelanja on-line. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan alasan mahasiswa/i STKIP PGRI Sumatera Barat tertarik berbelanja on-line.

Untuk menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini menggunakan teori Fenomenologi oleh Alfred Shcutz. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif tipe deskriptif. Teknik pemilihan informan dilakukan dengan cara snowball sampling dengan jumlah informan sebanyak 27 orang. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi non partisipan,wawancara mendalam dan studi dokumen. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan model interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa alasan mahasiswa/i tertarik berbelanja on-line dikarenakan a). Because motive yaitu: 1). Pengaruh Teman Sebaya (Peer Group), 2). Pengaruh Promosi Di Sosial Media, 3). Mengikuti Trand, b) In Order Motive yaitu:

1) Dapat Memenuhi Keinginan, 2). Barang yang Dijual Menarik, 3). Harga Murah, 4). Efesien Waktu, 5). Barang Dapat Dikreditkan.

Kata kunci : Mahasiswa/i, Berbelanja On-line

PENDAHULUAN

Setiap kehidupan masyarakat manusia senantiasa mengalami suatu perubahan. Perubahan-perubahan pada kehidupan manusia tersebut merupakan fenomena sosial yang wajar, oleh karena itu setiap manusia mempunyai kepentingan yang tak terbatas. Perubahan-perubahan akan nampak setelah tatanan sosial dan kehidupan masyarakat yang lama dapat dibandingkan dengan tatanan dan kehidupan masyarakat yang baru. Perubahan-perubahan tersebut terjadi karena anggota masyarakat pada waktu tertentu merasa tidak puas lagi terhadap keadaan kehidupannya yang lama (Abdulsyani, 2012: 162).

Perubahan paling besar yang terjadi saat ini adalah perubahan dibidang teknologi, berbagai macam produk teknologi

telah terlahir dan mewarnai kehidupan manusia khususnya teknologi komunikasi seperti handphone dan internet. Teknologi pada akhirnya akan diposisikan sebagai

“Tuhan” bagi manusia modern, manusia menjadi hamba bagi teknologi. Manusia menjadi sangat ketergantungan pada teknologi, dengan menguasai teknologi seolah-olah manusia telah mampu menguasai dunia (Martono, 2011:280).

Teknologi juga dapat diartikan sebagai sarana manusia untuk menyediakan kebutuhan. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) adalah suatu ilmu yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan manusia (Lamatenggo, 2011:10). Kebutuhan manusia yang dapat terpenuhi dari perkembangan teknologi tersebut adalah tersedianya tempat

(5)

yang cepat, mudah dan praktis bagi masyarakat dalam belanja produk atau barang.

Belanja adalah bagaimana manusia dan aktor serta kebutuhan yang dimilikinya dapat berhubungan dengan sesuatu yang dapat memuaskan dirinya (Damsar, 2013:

113). Pemuasan kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dengan membeli suatu produk.

Namun manusia membeli suatu produk ternyata tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan, banyak dari mereka yang mencari produk yang bukan merupakan kebutuhan penting dalam hidupnya dengan kata lain mereka membeli produk hanya sekedar untuk memenuhi keiinginannya saja (Morissan, 2010: 88). Pemenuhan keiinginan tersebut salah satunya dilakukan dengan membeli produk secara on-line melalui teknologi internet.

Revolusi teknologi telah menghasilkan teknologi informatika massal dan murah yang mampu menembus batas ruang dan waktu, yaitu internet. Internet telah menciptakan dunia tanpa batas karena apa yang terjadi disuatu sisi dunia, seketika itu juga orang disisi lain dunia tahu apa yang boleh dan dapat diketahui. Seseorang dapat “mengunjungi” pasar dimana saja dibelahan dunia tanpa harus secara fisik hadir disana (Damsar, 2005: 165). Internet telah menciptakan dunia berlanja baru yang dilakukan secara on-line melalui situs web jual beli on-line, yang disebut berbelanja on- line.

Beberapa tahun belakang berbelanja on-line semakin diminati masyarakat. Berbelanja on-line mulai dikenal di Indonesia pada tahun 2006 dengan munculnya toko on-line dan pada tahun 2008 jumlah toko on-line di Indonesia meningkat puluhan hingga ratusan persen. Perkembangan berbelanja on-line kini semakin ramai dengan berbagai jenis produk mulai dari makanan, keperluan rumah tangga, gadget sampai fashion. Saat ini diperkirakan toko on-line telah bejumlah ratusan. Berbelanja on-line kini menjadi fenomena teknologi terbaru yang sedang menjadi trand di masyarakat. Trand berbelanja on-line memang tengah naik daun, terlebih lagi kepraktisan yang diberikan sangat memanjakan para penggila belanja. Kita tidak perlu repot lagi mengeluarkan biaya banyak, cukup duduk manis dan barang yang diinginkan langsung

diantar(https://www.google.co.id/url.Sejarah -jual-beli-on-line-di-dunia).

Kondisi inilah yang terjadi pada mahasiswa/i STKIP PGRI Sumatera Barat.

Mahasiswa/i melakukan aktivitas menggunakan internet tidak hanya untuk mencari tugas kuliah tetapi juga dalam aktivitas berbelanja yaitu berbelanja secara on-line. Berbelanja on-line saat ini sedang menjadi trand dikalangan mahisiswa/i.

Barang-barang yang mereka pergunakan dalam sehari-hari juga dibeli secara on-line seperti baju, jilbab, tas, kosmetik, sepatu, dan lain sebagainya. Berbagai trand busana dapat terlihat dengan mudah melalui berbelanja on-line dengan kemudahan tersebut mahasiswa/i tidak perlu bersusah payah untuk berkeliling dari satu toko ke toko yang lain untuk membeli berbagai keperluan mereka, hanya duduk santai mengutak-atik handpone atau komputer mereka dapat melakukan pembelian.

Akan tetapi kebanyakan dari mahasiswa/i berbelanja on-line tampaknya hanya sekedar untuk mengikuti trand merasa minder takut dikatakan ketinggalan zaman dan mode bila tidak membeli, bahkan mereka rela mengeluarkan banyak uang untuk membeli barang-barang yang dibeli secara on-line yang belum tentu mereka butuhkan. Seharusnya mahasiswa/i bisa mengontrol diri untuk membedakan mana kebutuhan yang penting sebagai seorang mahasiswa/i dan mana yang hanya membeli atas dasar keinginan semata

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

Pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan yang bermaksud untuk memahami tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. Data yang diperoleh dalam berbentuk kata-kata. Penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat diciptakan dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan menggunakan cara kuantitatif, penelitian kualitatif dapat digunakan untuk meneliti kehidupan masyararakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, gerakan sosial (Moleong, 2010: 6).

Tipe penelitian yang dilakukan adalah deskriptif yaitu tipe penelitian yang

(6)

memadu penelitian untuk mengeksplorasi atau memotret situasi sosial yang diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam (Sugiyono, 2011: 289). Alasan memilih tipe penelitian deskriptif dianggap mampu menggembangkan atau menjelaskan Alasan Berbelanja On-line (Studi Kasus:

Mahasiswa/i STKIP PGRI Sumatera Barat).

Pemilihan informan penelitian dilakukan dengan teknik snowball sampling yaitu metode penentuan sampel atau informan, yang dimulai dengan penetapan informan kunci, kemudian baru ditentukan informan tambahan yang mula-mula jumlahnya kecil kemudian membesar ibarat bola salju yang menggelinding lama-lama menjadi besar. Informan-informan penelitian diperoleh di lapangan berdasarkan informasi yang diperoleh dari para informan, bukan berdasarkan kreteria yang diterapkan oleh peneliti. Para informan diperoleh ketika berada di lapangan tanpa kreteria identitas informan yang jelas yang telah ditetapkan sebelum turun ke lapangan (Idrus, 2011: 97).

Alasan memilih teknik snowball sampling dalam penelitian ini karena menentukan informan yang berbelanja on- line tidak bisa hanya diamati saja karena tidak memiliki kreteria, jadi dalam menentukan informan melakukan teknik snowball sampling untuk mendapat informan yang berbelanja on-line hal yang dilakukan pertama kali yaitu dengan menyebarkan angket, setelah angket diberikan kepada mahasiswa/i dan meminta mereka untuk mengisi angket tersebut sesuai dengan pertanyaan yang telah diberikan, dari angket tersebutlah maka mendapat informan yang berbelanja on-line, selain itu informan yang didapat juga melalui menentukan informan kunci terlebih dahulu kemudian melakukan wawancara kepada informan kunci dari situ maka akan dapat mengetahui informan selanjutnya yang makin lama makin banyak akan didapat.

Analisis data dilakukan dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini mengambil lokasi di kampus STKIP PGRI Sumatera Barat. Alasan mengambil lokasi penelitian di kampus STKIP PGRI Sumatera Barat karena maraknya mahasiswa/i melakukan pembelian secara on-line,dengan melihat fenomena berbelanja on-line yang terjadi di kampus STKIP PGRI

Sumatera Barat mahasiswa/i nya berbelanja secara on-line mulai dari Bp 2011-2015 serta berbelanja on-line ini suda dijadikan alternatif tempat berbelanja bagi mahasiswa/i. Mahasiswa/i tidak memikirkan berapa biaya yang dikeluarkan untuk berbelanja yang lebih mengutamakan membeli barang-barang on-line dibandingkan untuk membeli kebutuhan lainnya sebagai seorang mahasiswa/i.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Informan

Mahasiswa/i STKIP PGRI Sumatera Barat yang berbelanja on-line berasal dari jurusan yang berbeda-beda yaitu: Sosiologi, Bahasa Inggris, Ekonomi, BK, Bahasa Indonesia, Matematika, Sejarah, Informatika, dan Biologi mulai dari BP 2011-2015. Awal mahasiswa/i mengenal berbelanja on-line adalah dari tawaran teman dan sekedar coba-coba hingga berbelanja on-line pun berlanjut sampai saat ini.

Dilihat dari uang bulanan, masing- masing mahasiswa/i memiliki uang bulanan yaitu mulai dari Rp. 700.000-1.500.000 yang dipergunakan untuk kebutuhan seperti uang makan, biaya sewa rumah, uang keperluan kuliah dan belanja lainnya, salah satu alasan mahasiswa/i berbelanja on-line dikarenakan uang belanja setiap bulan yang diberikan oleh orang tua tidak mencukupi untuk memenuhi biaya hidup mereka selama sebulan, biaya hidup tersebut diantaranya yaitu: biaya makan rata-rata mahasiswa/i menggeluarkan uang untuk biaya makan mulai dari Rp. 400.000-800.000 setiap bulan, biaya sewa rumah jika rumah kos biaya yang dikeluarkan setiap bulannya mulai dari Rp. 250.000-300.000 namun ada juga yang mengontrak rumah dengan pembayaran Rp.2.000.000-3.000.000 pertahun, biaya untuk keperluan kuliah mulai dari membeli buku, print dan foto copy tugas mulai dari Rp. 50.000-100.000 setiap bulan dan biaya untuk berbelanja on- line mulai dari Rp. 100.000-500.000.

Bagi mahasiswa/i yang uang belanjanya Rp. 1.000.000 ke atas hal ini akan terasa biasa saja namun bagaimana pada mahasiswa/i yang uang belanjanya di bawah Rp. 1.000.000 tentu ini merupakan hal yang sulit bagi mereka ketika kebutuhan

(7)

makan, sewa rumah, dan keperluan kuliah yang harus mereka kelola dengan uang yang pas-pasan ditambah bila keinginan mereka muncul untuk berbelanja on-line.

Mahasiswa/i mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk berbelanja on-line selama satu bulan yaitu Rp. 100.000- 250.000 bahkan bisa mencapai Rp. 500.000 setiap bulan hanya untuk berbelanja on-line.

Namun berbelanja on-line terkadang juga dilakukan selama 2 atau 3 bulan sekali tergantung barang yang minat dibeli. Hal ini tentu akan sangat sulit bila uang belanja bulanan mereka yang pas-pasan harus dibagi-bagai dengan pengeluaran yang tidak hanya untuk berbelanja on-line saja namun dari biaya sewa rumah, biaya makan, biaya keperluan kuliah, dan biaya untuk belanja lainnya. Dari itu mahasiswa/i berusaha mensiasati agar tetap bisa berbelanja menskipun kebutuhan yang lain masih menunggu yaitu dengan cara meminjam uang teman, makan tidak teratur dan menunda pembayaran uang sewa rumah.

B. Alasan Mahasiswa/i Berbelanja On- line

1. Because Motive

Because Motive adalah motif yang timbul akibat pengalaman masa lalu individu. Dalam hal ini pengalaman masa lalu dijadikan oleh individu sebagai sesuatu yang mendorong individu untuk bertindak.

Maksud dari because motive merupakan motif sebab yang mendasari suatu tindakan dari individu, motif inilah yang menjadi bahan pertimbangan dari individu, dimana individu itu akhirnya mengalami suatu perubahan dalam prilaku sosial (Craib, 1994:

133).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, adapun alasan mahasiswa/i berbelanja on-line berdasarkan because motive atau pengalaman masa lalu adalah 1). Pengaruh Teman Sebaya (Peer Group), 2). Pengaruh Promosi Di Sosial Media, 3). Mengikuti Trand. Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut ini:

a. Pengaruh Teman Sebaya ( Peer Group) Ketertarikan mahasiswa/i pada berbelanja on-line mulai timbul saat

lingkungan sosial mencoba memperkenalkan pada dirinya. Awalnya mereka masih ragu dan kurang berminat berbelanja melalui on- line karena meragukan kualitas barang yang belum jelas dan adanya ketakutan akan tertipu. Ajakan dan tawaran dari temanpun tidak dapat mereka tolak, merasa segan karena terus diajak dan ditawarkan sehingga mau tidak mau mereka mencoba memesan dari salah satu barang yang dijual, saat berbelanja on-line telah mereka coba dan telah dianggap sebagai suatu yang layak, maka saat itulah berbelanja on-line ini berlanjut sebagaimana telah dijadikan sebagai pilihan dalam berbelanja dan kini berbelanja melalui on-line sudah dijadikan alternatif tempat berbelanja bagi mereka.

Terkait dengan teori Fenomenologi oleh Alfred Schutz salah satu yang mempengaruhi tindakan manusia yakni because motive yaitu pengaruh teman sebaya (peer group), awalnya mereka masih ragu berbelanja on-line karena meragukan kualitas barang yang belum jelas tetapi ajakan dan tawaran dari teman-teman tidak dapat mereka tolak, karena merasa segan dan gengsi dari sanalah akhirnya yang mendorong mereka tertarik mencoba berbelanja on-line.

b. Pengaruh Promosi Di Sosial Media Promosi penjualan merupakan unsur kunci dalam menarik konsumen dengan promosi menyebabkan orang yang sebelumnya tidak tertarik untuk membeli suatu produk akan menjadi tertarik dan mencoba produk sehingga mereka melakukan pembelian. Promosi di sosial media yang menarik akan terus diingat oleh mahasiswa/i dan menciptakan tindakan lebih lanjut yaitu pembelian. Promosi penjualan dapat menciptakan dorongan yang lebih kepada pembeli agar membeli produk yang ditawarkan seperti melakukan promosi pada barang-barang tertentu yang dijual lebih murah dibandingkan harga normal.

Terkait dengan teori Fenomenologi oleh Alfred Schutz because motive yaitu pengaruh promosi di sosial media adalah mahasiswa/i tertarik berbelanja on-line karena adanya promosi yang dilakukan penjual yang menarik minat mahasiwa/i untuk membeli yang sebelumnnya pembelian tidak direncanakan namun

(8)

melihat promosi yang menarik pembelian pun tidak dapat dihindari yang akhirnya mendorong mahasiswa/i untuk membeli.

c. Mengikuti Trand

Fenomena berbelanja on-line sudah menjadi trand dikalangan mahsiswa/i, dari topik perbincangan hangat dibicarakan mengenai barang-barang on-line yang mereka beli dan pakai mulai dari baju, tas, sepatu, acsessoris, jam, dan lainnya. Pilihan berbelanja on-line ini pun tidak luput dikarenakan barang-barang yang dijual selalau mengikuti trand, sehingga mahasiswa/i tidak ketinggalan mode fashion yang sedang berkembang.

Trand berbelanja on-line ini tidak hanya sekedar membeli untuk keperluan pribadi seperti: baju, tas, acsessories, sepatu dll, namun diikuti oleh sebagian mahasiswa/i yang memcoba peluang usaha dari berbelanja on-line.

Terkait dengan teori Fenomenologi oleh Alfred Schutz because motive yaitu mengikuti tarnd, mahasiswa/i yang meniru trand fashion melalui berbelanja on-line merupakan tindakan manusia yang sudah dimaknai melalui fenomena yang dilihatnya kemudian mahasiswa/i tersebut merasakan bahwa apa yang dilihatnya sesuai dengan apa yang ingin dilakukannnya dan sesuai dengan apa yang berkembang pesat dilingkungannya serta apa yang menjadi pusat perhatian orang banyak.

Mahasiswa/i berbelanja on-line karena mengikuti trand agar mereka tidak dikatakan ketinggalan zaman khususnya dalam berpenampilan. Untuk itu mereka membeli secara on-line karena barang- barang yang dijual selalu mengikuti trand.

Sebelum berbelanja on-line mereka tidak mengenal fashion yang lagi trand dimasyarakat namun setelah berbelanja on- line mereka bisa langsung mengetahui trand fashion yang berkembang dan banyak diminati oleh orang banyak.

2. In Order Motive

In Order Motive (motif tujuan), adalah motif yang timbul karena melihat adanya nilai-nilai tertentu terhadap tindakan seseorang untuk jangkauan masa depan atau masa yang akan datang, dimana aktor

berkeinginan untuk mencapainya melalui beberapa tindakan seseorang pada masa kini dan masa yang akan datang.

Berdasarkan hasil penelitian ini yang dilakukan adapun alasan mahasiswa/i berbelanja on-line berdasarkan in order motive adalah 1). Dapat Memenuhi Keinginan, 2). Barang Yang Dijual Menarik, 3). Harga Murah, 4). Efesien Waktu dan 5). Barang Dapat Dikreditkan. Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut ini:

a. Dapat Memenuhi Keinginan

Dapat memuaskan keinginan adalah hal yang sangat menyenangkan dan dapat memberikan kepuasan tersendiri dan ketika sudah masuk pada suatu perasaan kepuasan maka sudah menjadi barang tentu segala sesuatu akan dilakukan untuk memenuhi keinginan tersebut. Pada sebagaian besar pasar off-line hanya memiliki produk yang terbatas sedangkan toko on-line memungkinkan untuk menemukan banyak produk yang tidak bisa ditemukan di toko atau pasar off-line untuk itu jalan yang praktis dapat ditempuh adalah memanfaatkan berbelanja on-line.

Barang yang dicari susah ditemukan di pasar off-line serta barang yang dijual belum tentu ada dijual di toko atau pasar, lewat berbelanja on-line dapat menjawab keinginan akan hobinya mahasiswa/i. Selain itu barang yang dijual tergolong tidak pasaran atau tidak banyak orang yang memiliki sehingga memiliki kebanggaan tersendiri bagi mahasiswa/i untuk memilikinya.

Terkait dengan teori Fenomenologi oleh Alfred Schutz yang kedua in order motive, yaitu dapat memenuhi keinginan.

Alasan mahasiswa/i berbelanja on-line karena dapat memenuhi keinginan ini maksudnya adalah barang-barang yang dijual secara on-line lengkap jadi mahasiswa/i dapat mencari dan membeli barang-barang yang diinginkannya serta barang-barang yang langka susah untuk didapat jika berbelanja off-line bisa ditemukan jika berbelanja on-line. Untuk itu mereka tidak perlu bersusah payah mencari- cari dengan berbelanja secara off-line.

(9)

b. Barang Yang Dijual Menarik

Penjualan lewat on-line memang menampilakan gambar semenarik mungkin ini dilakukan demi menarik minat konsumennya, dari warna, mode, ukuran hingga harga semua ditampilkan agar memberikan kenyamanan dan kepuasan bagai konsumen. Pilihan barang yang menarik juga merupakan alasan mahasiswa/i berbelanja on-line, yang membuat mereka merasa terpuaskan akan pilihan-pilihan yang tersedia. Pada umumnya berbelanja on-line yang paling disukai mahasiswa/i adalah lewat Instagram karena dapat lebih banyak menampilkan gambar dan mereka bebas memilih yang akan dibeli.

Terkait dengan teori Fenomenologi oleh Alfred Schutz in order motive selanjutnya yaitu barang yang dijual secara on-line lebih manarik. Artinya barang yang dijual beragam apa saja ada mulai dari baju, celana, jilbab, accessoris, sepatu, tas dll.

Ketersediaan barang yang lengkap dari mode, ukuran dan warna menjadi pilihan mahasiswa/i untuk berbelanja baik sekarang maupun masa yang akan datang mengingat selain ketersediaan barang lengkap, pilihan yang beragam dan kepraktisannya. Tinggal pilih apa yang dinginkan tidak butuh waktu lama barang tersebutpun langsung bisa didapatkan.

c. Harga Murah

Harga yang lebih murah bila berbelanja on-line dibandingkan bila berbelanja secara langsung atau off-line seperti di toko, mall dan pusat perbelajan lainnya itu dikarena jika di toko penjual harus memasukkan biaya operasional sewa toko pada barang mereka dan gaji pegawai toko maka tidak heran bila barang yang dijual lebih mahal sedangkan untuk biaya operasional di toko on-line hanya gadget dan internet yang tentunya lebih murah.

Harga yang murah menjadi alasan mahasiswa/i untuk berbelanja on-line, mahasiswa/i yang uang belanjanya tidak berlebih tetap bisa membeli dan bergaya dengan membeli barang-barang on-line karena bisa disesuaikan dengan keuangan masing-masing mahasiswa/i meskipun pada tanggal tua mereka masih tetap bisa berbelanja sesuai keinginan.

Maka terkait dengan teori Fenomenologi oleh Schutz in order motive alasan mahasiswa/i berbelanja yaitu harga murah. Bila berbelanja on-line harga yang dijual lebih murah jadi mahasiswa/i dapat menghemat uang belanja dan bisa membeli keperluannya yang lain.

d. Efesien Waktu

Mahasiswa/i yang disibukkan dengan aktivitas kuliah maupun aktivitas lainnya menyebabkan mereka tidak memiliki waktu banyak untuk pergi ke toko mencari barang yang dibutuhkan, dengan adanya berbelanja on-line yang dapat memberikan efesien waktu yaitu, tempat dan waktu tidak lagi menjadi penghalang bagi mahasiswa/i untuk berbelanja tanpa harus repot-repot pergi mencari ke toko, pasar atau pusat perbelanjaan lainnya dimana dan kapanpun bisa melakukan aktivitas berbelanja yang menghemat waktu dan tenaga lebih banyak, proses pembelian pun dapat dengan mudah dilakukan tinggal buka website, pilih barang, klik dan transfer uang selanjutnya barang akan dikirim ke rumah. Sehingga berbelanja on-line ini menjadi pilihan sebagai alternatif tempat berbelanja bagi mahasiswa/i.

Selanjutnya terkait dengan teori Fenomenologi Alfred Schutz in order motive yaitu efesien waktu, alasan mahasiswa/i berbelanja on-line karena efesien waktu adalah tempat dan waktu tidak lagi menjadi penghalang bagi mahasiswa/i untuk berbelanja, tanpa harus repot-repot pergi mencari ke toko, pasar atau pusat perbelanjaan lainnya. Dimana dan kapanpun bisa berbelanja yang menghemat waktu dan tenaga lebih banyak.

e. Barang Dapat Dikreditkan

Barang dapat dikreditkan tentu ini sangat membantu bagi mahasiswa/i untuk berbelanja, berbeda bila membeli secara off- line harus membayar secara chas yang terkadang mahasiswa/i tidak memiliki uang ketika mereka ingin membeli. Barang bisa kredit ini tentu juga merupakan strategi penjualan untuk memikat konsumennya.

Sebagian besar mahasiswa/i sangat tertarik akan hal itu apalagi uang belanja yang pas- pasan tetapi mereka tetap ingin membeli yang membuat mereka akan langsung

(10)

membeli dan tidak menyia-nyiakan tawaran tersebut.

Awal mahasiswa/i mengetahui bahwa berbelanja on-line dapat dikreditkan adalah dari temannya yang telah lebih dulu membeli pada OLSop kenalan temannya, dari kenalan terebut mereka mencoba untuk membeli karena tertarik pembelian secara kredit.

Barang dapat dikreditkan dikarenakan adanya kepercayaan yang dibangun antara penjual dan konsumenya.

Terkait dengan kajian Sosiologi Ekonomi kepercayaan adalah seperangkat harapan yang dimiliki bersama oleh semua yang berada dalam pertukaran. Menurut Lawang (2015:138) menyatakan kepercayaan adalah hubungan antara dua belah pihak atau lebih yang mengandung harapan menguntungkan salah satu pihak atau lebih dari pihak melalui interaksi atau tindakan sosial.

Sama halnya dalam permasalahn ini barang dapat dikreditkan karena adanya terbangun kepercayaan antara penjual OLSop dengan mahasiswa/i, kepercayaan yang diberikan disebabkan mereka sudah saling mengenal yang merupakan temannya sendiri atau kenalan dari temannya.

Sehingga penjual OLSop mau memberikan kredit pada barang daganggannya. Tetapi hal tersebut juga ada ketentuan persyaratan yang diberikan yaitu memberikan DP terlebih dahulu sebelum barang dikirim dan sisa pembayaran pada waktu selanjutnya dalam jangka waktu yang telah ditentukan oleh penjual. Terbangunnya kepercayaan antara penjul OLSop dan mahasiswa/i juga akan memberikan keuntungan berupa bagi mahasiswa/i dapat membeli barang yang diinginkan meskipun sedang tidak memiliki uang dan bagi penjul OLSop barang daganggannya akan cepat laku.

Terkait dengan teori Fenomenologi oleh Alfred Schutz in order motive alasan mahasiswa/i berbelanja on-line yang terakhir yaitu barang dapat dikreditkan, ketika mahasiswa/i tidak memiliki uang yang cukup namun tetap ingin membeli, mereka bisa membeli dengan sistem kredit tanpa harus menggeluarkan uang banyak sekaligus mereka tetap bisa membeli barang yang diinginkan.

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

Awal mahasiswa/i mengenal berbelanja on-line adalah dari tawaran teman dan sekedar coba-coba hingga berbelanja on-line pun berlanjut sampai saat ini.

Mahasiswa/i tidak memikirkan berapa biaya yang dikeluarkan untuk berbelanja yang lebih mengutamakan membeli barang- barang on-line dibandingkan untuk membeli kebutuhan lainnya sebagai seorang mahasiswa/i. Akibatnya uang belanja bulanan yang mestinya digunakan untuk biaya sewa rumah, biaya makan dan biaya keperluan kuliah yang telah terpakai mahasiswa/i mensiasatinya dengan cara seperti: meminjam uang teman, makan tidak teratur dan menunda pembayaran uang sewa rumah. Serta mahasiswa/i mempunyai alasan berbelanja secara on-line berkaitan dengan 1). Because Of Motive, 2). In Order Motive.

1. Because Of Motive, yang berarti motif yang tumbuh melalui pengalaman masa lalu individu sebagai anggota masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan adapun motif mahasiswa/i berbelanja secara on-line berdasarkan Because Motive yaitu, 1). Pengaruh Teman Sebaya (Peer Group),2).Pengaruh PromosiDiSosial Media, 3). Mengikuti Trand.

2. In Order Motive, yang berarti motif yang tumbuh dan dimbul karena melihat adanya nilai-nilai terhadap tindakan sekarang untuk jangkauan masa depan seperti, 1). Dapat Memenuhi Keinginan, 2). Barang Yang Dijual Menarik, 3). Harga Murah, 4). Efesien Waktu, 5) Barang Dapat Dikreditkan.

SARAN

Berdasaran hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi mahasiswa/i terutama yang berbelanja on-line agar menelaah dampak positif dan negatif dari berbelanja on-line agar tidak membelanjakan uang pada hal-hal

(11)

yang kurang bermanfaat dan hanya untuk keinginan sesaat.

2. Bagi orang tua agar mengingatkan anak mereka agar mengendalikan diri dan lebih selektif dalam membeli suatu barang, sehingga terbentuk pola hidup hemat dan tidak cepat terpengaruh promosi pada berbelanja on-line maupun terpengaruh oleh teman-temannya.

DAFTAR PUSTAKA Buku

Abdulsyani. 2012. Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Craib, Ian. 1994. Teori-teori Sosiologi Modren. Dari Parson Sampai Hubermas. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Damsar. 2013. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group

______. 2005. Sosiologi Pasar.

Laboratorium Sosiologi Fisip Unand.

Idrus. 2011. Metode Penelitian Pendidikan.

Bandung: Pustaka Setia.

Lamatenggo, Nina. 2011. Teknologi Komunikasi Dan Informasi Belajar. Jakarta: PT Bumi Aksara

Martono, Nanang. 2011.

SosiologiPerubahanSosial.

Jakarta: Raja WaliPersada.

Moleong, Lexy J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Morissan. 2010. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta:

Prenada Media Group.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D.

Bandung: Alpabeta.

Internet

https://www.google.co.id/url.Sejarah-jual- beli-on-line-di-dunia (diakses tanggal 25 April 2016).

(12)
(13)

Referensi

Dokumen terkait