• Tidak ada hasil yang ditemukan

partisipasi masyarakat dalam menanggulangi abrasi di

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "partisipasi masyarakat dalam menanggulangi abrasi di"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENANGGULANGI ABRASI DI PANTAI JATI DESA TUA PEJAT KECAMATAN SIPORA UTARA

KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI JURNAL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan S1 (Strata Satu)

RUSLINA NIM: 09030152

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Helfia Edial, MT Elvi Zuriyani, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2017

(2)

Partisipasi Masyarakat Dalam Menanggulangi Abrasi di Pantai Jati Desa Tua Pejat Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai

Oleh :

*ruslina, Drs. Helfia Edial** Elvi Zuriyani**

*Mahasiswa Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

**Dosen Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data, mengolah, menganalisis, membahas dan mengetahui tentang Partisipasi Masyarakat dalam Menanggulangi Abrasi Di Pantai Jati Desa Tuapejat Kecamatan Sipota Utara Kebupaten Kepulauan Mentawai yang meliputi : 1) partisipasi dalam bentuk tenaga, 2) partisipasi dalam bentuk pikiran, 3) partisipasi dalam bentuk pengawasan.Penelitian ini tergolong pada penelitian deskripti. Populasi penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang di Desa Tua Pejat Kecamatan Sipora Utara sampel responden dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik proporsional rondam sampling, sampel berjumlah 54 orang. Hasil penelitian ditemukan bahwa : (1) Partisipasi masyarakat dalam bentuk tenaga untuk menanggulangi abrasi di Pantai Jati Desa Tua Pejat cukup baik dengan tingkat pencapaian jawaban responden adalah 72,43%.

(2) Partisipasi masyarakat dalam bentuk pikiran dalam menanggulangi abrasi di Pantai Jati Desa Tua Pejat cukup baik dengan tingkat pencapaian jawaban responden adalah 60,25%. (3) Partisipasi masyarakat dalam menanggulangi abrasi di Pantai Jati Desa Tua Peja cukup baik dengan tingkat pencapaian jawaban responden adalah 73,41%.

Kata Kunci : Tenaga, Pikiran,Pengawasan

(3)

Community Partcipation In Tackling Erosion In Coastal Districts Teak Tua Pejat Village North District Sipora

By :

Ruslina*, Drs. Helfia Edial**Elvi Zuriyani**

*Geografhy Education Student Of STKIP PGRI Sumatera Barat

**Lecturer Geography Departement Of STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

The research aims to aqure, process, analyze, discuss and leam about community Participation in Tackling Erosion On The Beach Teak Village Tua Pejat Districts Sipora Northem District Mentawai Islands Include : 1) Participation in the form of personnel, 2) Participation in the form of thoughts, 3) Participation in the form of supervision. The study classified in descriptive studies. The studyPopulation Was The Whole Community In The Village Tua Pejat Sipora Northem Districts. Responden sample in the study was done by using a proportional rondam sampling, a sample of around 54 people. The research found : (1) Participation of the community in in the form of energy to combat erosion in coastal districts Sipora Tua Pejat Village North District Sipora Mentawai island quite well with the achievement level of respondentswas 72,43%. (2) Participation of the community in the form of mind in on the beach Tua Pejat village North County Districts Sipora Mentawai islands quite well with the achievement level of respondent was 60,26%, (3) Community participation in the tackling erosion in coastal districts Tua Pejat Village Teak Sipora Mentawai islands north district quite well with the achievement level of respondents was 73,41%.

Key words : Energy, thoughts, supervision

(4)

PENDAHULUAN

Wilayah pantai merupakan bagian dari permukaan bumi yang selalau mengalami perubahan sebagai akibat adanya proses geomorfologi seperti tenaga yang berasal dari luar bumi (tenaga eksogen) maupun tenaga yang berasal dari dalam bumi (tenaga endogen ).

Tenaga geomorfologi yang di maksud yaitu semua proses yang alami yang mampu mengikis yang menyangkut material permukaan bumi seperti gletser, marin, tanah, arus tsunami abrasi, dan angin. Prosesw alamiah ini berlangsung sanagat lambat tanpa disadari oleh manusia sehingga hasil atau akibatnya baru terlihat bertahun-tahun lamanya. (Ramani, 2002)

Perubahan lingkungan secara alamiah di wilayah pesisir pantai umumnya dapat disebabkan oleh bencana alam seperti adanya tsunami, banjir, gelombang ataupun kekeringan, sedangkan perubahan lingkungan buatan sebagian akibat dari berbagai perilaku manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, yang terkadang memanfaatkan sumberdaya secara berlebihan.Pada akhirnya dapat mengakibatkan ketidakseimbangan antara

ketersediaan sumberdaya dan

kebutuhannya.Untuk keperluan tersebut, maka pengaturan lahan di daerah pantai selayaknya sesuai antara kemampuan lahan dengan peruntukannya. Hal ini dapat diujudkan dalam rencana tata ruang kawasan yang disepakati bersama antar instansi terkait (Soeradji, 1993).

Permasalahan yang sering muncul di daerah pesisir adalah terjadinya abrasi pantai yang diakibatkan oleh aktivitas gelombang.

Abrasi atau pengikisan pada pantai antara lain disebabkan karena berkurangnya atau hilangnya struktur penahan gelombang alami, seperti bukit pasir (sand dunes), terumbu karang dan vegetasi pantai. Gelombang laut yang memiliki energi besar, yang seharusnya pecah atau direfleksikan kembali ke laut oleh penahan gelombang alami, menggempur bibir pantai, lalu membawa material pantai ke laut lepas. Akibatnya adalah garis pantai dari tahun ke tahun akan berkurang dan pada akhirnya akan mengancam prasarana di pesisir. Sebagai contoh adalah abrasi yang terjadi di daerah pesisir pantai Padang dan Mentawai, dimana sebagian pantainya mengalami abrasi.

Apabila abrasi seperti ini tidak ditangani secara efektif, kedepan akan merusak prasarana yang ada seperti jalan dan pemukiman yang dapat membahyakan masyarakat di sepanjang pantai.

Abrasi pantai adalah kerusakan garis pantai akibat dari terlepasnya material pantai, seperti pasir atau lempung yang terus menerus di hantam oleh gelombang laut atau dikarenakan

oleh terjadinya perubahan keseimbangan angkutan sedimen di perairan pantai ( Tuah, 2003). Arus dan gelombang yang cukup kuat, serta rusaknya ekosistem terumbu karang di sepanjang perairan pantai menyebabkan abrasi yang terjadi kini semakin mengkhawatirkan, hal ini diperparah lagi oleh rusaknya pelindung pantai alami dan buatan yang akan berdampak buruk terhadap kawasan pemukiman di sepanjang pantai.

Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Barat yang dikelilingi oleh pantai dan kehidupan sebagianbesar masyarakatnya di pantai. Angin laut yang berhembus dari Samudera Hindia kadang-kadang tidak diduga kedatangannya. Hal ini berdampak buruk terhadapkehidupan masyarakat di sepanjang pantai, baik itu bagi bermata pencaharia sebagai nelayan maupun yang bukan nelayan. Basar tingkat abrasi pantai jati di Desa Tua Pejat di Kecamatan Sipora Utara di pengaruhi oleh beberapa dan letaknya pada ketingian kurang dari 400 mdpl ( diatas permukaan laut ). Selain itu juga dipengaruhi oleh kencangnya angin Barat yang selalu menghantam pantai yang ada di Tua Pejat. Secara ekonomis menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi penduduk terutama bagi penduduk yang bergantungan pada hasil nelayan.

Salah satu pantai yang mengalami abrasi di Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah pantai Jati yang terletak di Dusun Kampung Jati Desa Tua Pejat Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai.Kawasan pantai Jati merupakan salah satu pusat aktivitas di Desa Tua Pejat Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai, karena pamukimannya terletak dekat dengan pantai. Permasalahan yang berkaitan dengan pantai Jati adalah mundurnya garis pantai yang terus menerus akibat erosi gelombang dan arus laut, rata-rata laju erosi 2,2 m pertahun (Dinas PSPA, 2001).

Besarnya tingkat abrasi di Pantai dipengaruhi oleh beberapa sebab, di antaranya letak Kecamatan Sipora Utara pada ketinggian 2 meter di atas permukaan laut, adanya angin barat yang selalu menghantam pantai Jati, aktivitas masyarakat yang berkaitan dengan pantai yaitu mengambil pasir dan karang untuk dijadikan bahan bangunan seperti rumah dan gedung perkantoran. Hal ini jelas berbahaya bagi keberadaan pantai.Dinas Kelauatan Kabupaten Kepulauan Mentawai bersama sejumlah intanasi terkait melarang warga terutama yang bermukiman di sekitar pantai Jati

(5)

pantai (http://www.antar Sumbar.com).

Dari penjabaran tersebut maka perlu partisipasi masyarakat untuk mencegah abrasi pantai yang lebih parah.Partisipasi tersebut khususnya bagi masyarakat yang bermukim di daerah pesisir yang berhubungan langsung dengan kawasan pantai.Dikarenakan abrasi pantai sebagian besar diakibatkan oleh aktivitas masyarakat pesisir.Selain itu, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai juga mempunyai program-program untuk mengatasi fenomena abrasi pantai tersebut.Tentunya dalam pelaksanaannya dibutuhkan peran serta dari masyarakat untuk mensukseskan program tersebut.

Dalam penanggulangan abrasi di pantai jati ini kita harus mengetahui dan memperhatikan penanganan bencana abrasi. Masyarakat pesisir dituntut ikut berpartisipasi dalam menanggulangi abrasi di pantai jati, seperti halnya tenaga, pikiran, dan pengawasan.

METODOLOGI PENELITIAN

Sesuai dengan pembatasan dan perumusan masalah maka jenis penelitian ini tergolong pada penelitian deskriptif. Arikunto (2006:291) bahwa penelitian deskriptif bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai suatu gejala yang ada, yaitu keadaan menurut apa adanya pada saat peneitian dilakukan. Menurut Iskandar (2009) penelitian deskriptif adalah penelitian yang memberikan uraian mengenai fenomena atau gejala sosial yang diteliti.Berdasarkan pengertian di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk melihat, menyingkap, menggambarkan dan mendiskripsikan partisipasi masyarakat dalam menanggulangi abrasi pantai Jati Desa Tua Pejat Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Penelitian ini dilakukan di pantai jati kecamatan sipora uatara. Adapun yang menjadi alasan peneliti memiliki lokasi ini karena penduduk yang bertempat tinggaldi sekitar pantang lebih tahu dengan keadaan pantai tersebut

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian baik yang terdiri benda nyata, peristiwa atau gejala yang merupakan sember data yang memiliki karakter yang sama. Populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga disekitar pantai Jati Desa TuaPejat yang berjumlah 54 KK (sember kantor Desa dalam angka 201).

Menurut Arikunto (2006:131) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Untuk menetapkan anggota sampel penelitian berpedoman kepada Arikunto (2006:134) yang menyatakan bahwa apabila subyeknya kurang

semuanya menjadi penelitian populasi, tetapi jika jumlah subyeknya besar maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%.Karena populasi dalam penelitian ini hanya berjumlah 54 kepala keluarga sehingga penulis mengambil sampel dengan cara total sampling dengan jumlah responden sebanyak 54 kepala keluarga.

Tekenik pengumpulan data yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara penyebaran angket, observasi, dan dokomentasi, Angket dalam penelitian ini di susun dengan menggunakan angket tertutup dan pilihan a,b,c,d.

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis secara deskriptif dengan persentase sebagai berikut

p = x 100%

Keterangan : P : persentase F : frekuensi

N : jumlah responden

100% : angka ketepatan untuk persentase(Arikunto, 2010)

Kriteria jawaban responden menurut Suharsimi Arikunto (dalam Sastro Pardianto, 2007:39) sebagai berikut :

76%-100% = Baik 56%-75% = Cukup Baik 40%-55% = Kurang Baik

<dari 40% = Sangat Kurang Baik HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertama, Partisipasi Mayrakat dalam bentuk Tenaga dengan menanggulangi Abrasi Di pantai Jati Desa Tua Pejat Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mantawai termasuk kriteria cukup baik dengan pesentase 72,43%. Hal ini dapat di lihat dari kesukaan masyarakat dalam melakukan gotong royong 79,01% (baik), memberikan bantuan berupa benda atau material 59,72% (cukup baik), contoh masyarakat bersedia diminta sumbangan 77,31% (baik), tanggung jawab masyarakat memelihara pantai 86,11% (baik). Diadakan musyawarah 63,89% (cukup), dan masyarakat ikut serta dalam menanggulangi abrasi di Pantai 68,52% (cukup bai)

Hal ini sesuai pendapat Mardikanto (2001) pelaksanaan kegiatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan,sering diartikan sebagai partisipasi masyarakat banyak untuk secara suka rela menyumbangkan tenaganyadi dalam kegiatan pembangunan. Dilain pihak, lapisan yang ada di atas (yang umumnya terdiri atas orang kaya) yang lebih banyak memperolahmaaf dari hasil pembangunan., tidak dituntut sumbangan harus diartika sebagai

(6)

pemerataan sumbangan masyarakat dalam bentuk tenaga kerja, uang tunai,atau beragam untuk bentuk korbanan lainya yang sepadan dengan manfaat yang akan diterima oleh wargayang bersangkutan.

Kedua, Hasil Analisis Dari Data Menunjukkan Bahwa Partisipasi Masyarakat Dalam Menanggulangi Abrasi di Pantai Jati Desa Tua Pejat Kecamatan Sipora Utara termasuk kriteria cukup baik dengan persentase 60,25%. Hal ini dapat dilihat dari berupa ide masyarakat 73,15% (cukup baik), dari segi penilaian masyarakat 57,72% (cukup baik), menurut masyarakat apakah ada peraturan pemerintah 57,41% (cukup baik), penilaian masyarakat tentang kebijakan pemerintah 63,89% (cukup baik), larangan bagi masyarakat terhadap penambangan pasir 51,85% (kurang baik), dan mengenai penanggulangan abrasi pantai 60,19 (cukup baik).

Thoha (2007) mengatakan bahwa dasar pokok yang amat penting atas partisipasi seseorang dalam kehidupan berkelompok adalah kesempatannya untuk berinteraksi dengan pihak lain. Bila seseorang jarang melihat atau berbicara dengan pihak lain, akan sulit dapat tertarik. Oleh karena itu, partisipasi seseorang dalam berorganisasi atau berkelompok, ditentukan oleh adanya daya tarik.Daya tarik ini ditimbulkan oleh adanya interaksi antara sesama organisasi.Kesempatan berinteraksi ini secara langsung mempunyai pengaruh terhadap daya tarik dan pembentukan kelompok.Di samping itu juga, partisipasi itu didasarkan atas teori kedekatan. Menurut teori ini, seseorang tersebut dapat berhubungan dengan orang lain karena adanya kedekatan ruang dan daerahnya (spatial and geographical proximity).

Partisipasi dapat berupa partisipasi mental dan emosi dari seseorang di dalam kelompok yang mendorong mereka untuk menyokong kepada pencapaian tujuan pada tujuan kelompok tersebut dan ikut bertanggungjawab terhadap kelompoknya.Partisipasi juga merupakan penyertaan pikiran dan emosi dari pekerja- pekerja ke dalam siatuasi kelompok yang bersangkutan dan ikut bertanggungjawab atas kelompok itu Dwiningrum (2011:50).

Ketiga,hasil dari analisis data menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam menanggulangi abrasi Di Pantai Jati Desa Tuapejat Kecamatan Sipora Utara termasuk kriteria cukup baik dengan persentase 73,61%.

Hal ini dapat dilihat dari kepedulian masyarakat dalam pengawasan pantai 65,28% (cukup baik), tanggapan masyarakat terhap masyarakat tidak perperan aktif dalam pengawasan pantai 56,02%

(cukup baik), seberapa jauh pengetahuan

masyarakat tentang abrasi 75,00% (cukup baik), waktu masyarakat melakukan pengawasan 79,63% (baik), pentingnyabagi masyarakat menjaga lingkungan pantai 81,48% (baik), dan adanya persetujuan masyarakat terhadap tindakan tegas dalam pengawasan pantai 84,26% (baik)

Partisipasi masyarakat menekankan pada partisipasi langsung warga dalam pengambilan keputusan pada lembaga dan proses kepemerintahan. Gaventa dan Valdemara (dalam Dwiningrum, 2011:54) menegaskan bahwa parisipasi masyarakat telah mengalihkan konsep partisipasi menuju suatu kepedulian denga berbagai bentuk keikutsertaa warga dalam pembuatan kebijaksanaan dan pengambilan keputusan di berbagai gelanggang kunci yang mempengaruhi kehidupan warga masyarakat. Pengembangan konsep dan asumsi dasar untuk meluangkan gagasan dan praktek tentang partisipasi masyarakat meliputi:

1. Partisipasi merupakan hak politik yang melekat pada warga sebagaimana hak politik lainnya.

2. Partisipasi langsung dalam pengambilan keputusan mengenai kebijakan publik di lembaga-lembaga formal dapat untuk menutupi kegagalan demokrasi perwakilan

3. Partisipasi masyarakat secara langsung dalam pengambilan keputusan publik dapat mendorong partisipasi lebih bermakna

4. Partisipasi dilakukan secara sistematik, bukan hal yang insidental

5. Berkaitan dengan diterimanya desentrasilasi sebagai instrumen yang mendorong tata pemerintahan

6. Partisipasi masyarakat dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap penyelenggaraan dan lembaga pemerintahan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang Partisipasi Masyarakat Dalam Menanggulangi Abrasi di Pantai Jati Desa Tua Pejat Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Partisipasi masyarakat menanggulangi abrasi di pantai dalam bentuk tenaga di Desa Tua Pejat Kecamatan Sipora Utara termasuk kriteria cukup baik dengan tingkat pecapaian jawaban responden 72,43% artinya paertisipasi masyarakat dalam bentuk tenaga dilihat dari kerja sama, memberikan sumbangan atau

(7)

2. Partisipasi masyarakat menanggulangi abrasi dalam bentuk pikran di Desa Tua Pejat Kecamatan Sipora Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai termasuk kriteria cukup baik dengantingkat pencapaian jawaban responden adalah 60,25% artinya dalam bentuk partisipasi masyarakat dalam bentuk pikiran masyarakat dilihat dari ide masyarakat, serta penilaian tenteng penanggulangan cukup baik.

3. Partisipasi masyarakat menanggulangi abrasi dalam bentuk pengawasa di Desa Tua Pejat Kecamatan Sipora Utara termasuk cukup baik dengan tingkat pencapaian jawaban responden adalah 73,61% artinya dalam pengawasan pantai dilihat dari kepedulian masyarakat, serta berperan aktif dalam pengawasan cukup baik.

Sedangkan saran yang dapat penulis kemukakan :

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di simpulkan diatas maka saran-saran yang dapat diberikan yaitu :

1. Bagi masyarakat di Dusun Jati yang bemukiman di dekat pantai untuk lebih memperhatikan kondisi pantai, karena pantai tersebut merupakan sumber bagi masyarakat sekitar Dusun Jati. Untuk itu masyarakat di himbau utuk memperhatikan lagi kawasan pantai yang ada disekitar kita.

2. Bagi pemerinah setempat memberikan masukan tentang pentingnya kawsan pantai dan terutama menjaga pantai itu sendiri.

3. Dapat menjadi acuan dan tolak ukur pemerintah dan instansi terkait untik mengetahui keadaan pantai dimana masyarakat sebagian tidak memperhatikan keadaan pantai, perintah harus memberikan aturan-aturan yang tegas.

4. Sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ari Kunto,Suharsimi.(2006).Metode Penelitian.

Yogyakarta: Bima Aksara.

Alfian Alfonsus, (2011), Tingkat Abrasi Sikabaluan Kecamatan Siberut Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Skripsi. Pendidikan Geografi. STKIP PGRI.

Wilayah Sumber Daya Air Direktorat Bima Teknik. 2003.Draf Pedoman Umum Pengamanan Kerusakan Pantai.

Jurnal Pengelolaan Sumber Daya Air.Vol,2003

Sudjana, Nana. (2006). Penelitian Dan Nilai Pendidikan. Bandung. Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono.2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta.

Thoha, Mifta. 2007. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar Dan Aplikasi. Jakarta:

Raja Grapindo.

Triatmodjo, Bambang. 1999. Teknik Pantai.

Jakarta : Pt Gramedia.

Referensi

Dokumen terkait

MARHATA-HATA: SASTRA LISAN PADA TRADISI MULAK ARI DI NAGARI RABI JONGGOR KECAMATAN GUNUNG TULEH KABUPATEN PASAMAN BARAT PROVINSI SUMATERA BARAT Oleh: , , 1 Mahasiswa STKIP

0% - 20% : SangatKurangBaik HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pertama, gambaran mengenai pengetahuan mahasiswa program studi pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumbar tentang pemanasan