• Tidak ada hasil yang ditemukan

abstract - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "abstract - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KNOWLEDGE LEVEL OF GEOGRAPHY EDUCATION STUDENTS STKIP PGRI SUMBAR ABOUT GLOBAL WARMING

By :

M. Jamil Pemizadri1 Widya Prari Keslan 2 Rika Despica 3

1.Geography education student of STKIP PGRI Sumatera Barat.

2,3 Lecturer at geography education department of STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This study aimed to obtain information about the level knowledge of geography education students STKIP PGRI Sumbar seen from (1) Knowledge (Know) (2) Understanding (3) Applications (4) Analysis (5) Synthesis and (6) Evaluation. This type of research is quantitative descriptive.

Population in this research is Geography Education students STKIP PGRI West Sumatra force in 2012 with the number 210. The sampling technique of random sampling. Samples numbered 140 people. The technique of collecting data using questionnaires and data analysis techniques are percentages. These results indicate that (1) A description of knowledge Geography education students STKIP PGRI Sumbar about global warming in the category know (C1) are in either category. (2) A description of understanding Geography education students STKIP PGRI Sumbar about global warming in the category of understanding (C2) are in either category. (3) Applications Geography education students STKIP PGRI Sumbar about global warming in the category of application (C3) are in either category (4) Analysis of Geography education student STKIP PGRI Sumbar about global warming in the category of application (C4) are in either category, (5) Synthesis of Geography education students STKIP PGRI Sumbar about global warming in the synthesis category (C5) are in either category. (6) evaluation of Geography education students STKIP PGRI Sumbar about global warming in the category of evaluation (C6) are in good enough category. And the level of knowledge Geography education student in general STKIP PGRI West Sumatra about global warming are in the good category.

Key Words: Knowledge, student, global warming,

1

(3)

PENDAHULUAN

Atmosfer merupakan selimut tebal yang terdiri atas gas yang meliputi seluruh bumi.

Atmosfer ini penting untuk melindungi bumi dari panas dan dingin yang berlebihan. Apabila tidak ada atmosfer maka suhu akan melebihi 93ᵒ C pada siang hari dan kurang dari -184ᵒ C pada malam hari. Atmosfer dibagi dalam lapisan troposfer, stratosfer, dan ionosfer. Troposfer merupakan lapisan terendah dari atmosfer dengan ketinggian ± 16 km dari khatulistiwa dan 8 km kutub. Sifat khas lapisan ini yaitu terjadinya penurunan temperature dengan adanya kenaikan tempat. Stratosfer merupakan lapisan atmosfer kedua yang memiliki ketinggian 50 km yang berada di atas permukaan bumi. Lapisan ini mengandung konsentrasi ozon yang cukup tinggi. Ionosfer merupakan lapisan diluar stratosfer. Pada lapisan ini terjadi proses ionisasi yang menyebabkan adanya konsentrasi yang tinggi pada electron bebas. Ion-ion ini dapat memancarkan gelombang elektromaknetik matahari ke bumi. (Kartasapoetra, 2006).

Perubahan iklim bukanlah hal yang baru.

Iklim global selalu berubah-rubah jutaan tahun yang lalu. Sebagian wilayah dunia yang kini lebih hangat, dahulunya merupakan wilayah yang tertutupi es, suhu rata-rata telah naik turun secara musiman, sebagai akibat fluktuasi radiasi matahari misalnya, atau akibat letusan gunung berapi secara berkala, juga diakibatkan oleh berbagai aktivitas manusia. Kemajuan pesat pembangunan ekonomi kita memberikan dampak serius terhadap iklim di dunia, antara lain lewat pembakaran secara besar-besaran batu bara dan minyak bumi, serta pembabatan hutan.

Kerusakan terutama terjadi melalui produksi gas rumah kaca. Gas-gas itu memungkinkan sinar matahari menembus atmosfer bumi, tetapi gas- gas ini mencegah pemantulan kembali sebagian udara ke ruang angkasa. Akibatnya terjadi peningkatan suhu di bumi yang disebut pemanasan global (Yuniarti, 2009).

Pemanasan Global diartikan sebagai peningkatan suhu rata-rata bumi, yang disebabkan oleh beberapa hal antara lain kegiatan manusia (Antropogenik) sehingga menghasilkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK), seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), nitrogen oksida (N2O), cloro floro carbon (CFC) dan uap air (H2O). Penelitian yang telah dilakukan para ahli selama beberapa dekade terakhir ini menunjukkan bahwa ternyata makin panasnya planet bumi terkait langsung dengan gas-gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas manusia (Agus R, 2008:04).

Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) membentuk sebuah kelompok peneliti yang disebut dengan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) yang dikhususkan untuk mengawasi sebab dan dampak yang dihasilkan oleh Pemanasan Global. Setiap beberapa tahun sekali, ribuan ahli dan peneliti- peneliti terbaik dunia yang tergabung dalam IPCC mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan penemuan-penemuan terbaru yang berhubungan dengan Pemanasan Global, dan membuat kesimpulan dari laporan dan penemuan-penemuan baru yang berhasil dikumpulkan, kemudian membuat persetujuan untuk solusi dari masalah tersebut demi tercapainya kontribusi bersama dalam upaya mitigasi.

Dalam laporanya yang dikeluarkan tahun 2001, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPPC) menyimpulkan bahwa temperature udara global telah meningkat 0,6ᵒ C (1ᵒ F) sejak tahun 1861, pemanasan tersebut terutama disebabkan oleh aktifitas manusia yang menambah gas-gas rumah kaca ke atmosfer. IPPC memprediksi peningkatan temperature rata-rata global akan meningkat 1,1ᵒC hingga 6,4ᵒC (2-11,5ᵒ F) antara tahun 1990 dan 2100 (Al-adnani,2008) . Hal ini tentunya menjadi tanggung jawab kita bersama, termasuk indonesia.

Seperti yang diketahui, bahwa indonesia merupakan paru-paru dunia. Hal ini di karenakan indonesia memiliki alam yang masih terjaga dengan baik. Salah satunya adalah hutan hujan tropis yang memiliki peranan penting bagi dunia. Salah satu manfaatnya adalah membantu menstabilkan iklim dunia. Yang mampu menyerap gas-gas rumah kaca yang

terperangkap di atmosfer.

http://green.kompasiana.com/penghijauan/2014/

06/09/paru-paru-dunia-adalah-indonesia- 664816.html diakses pada januari 2015

Negara-negara di dunia bahkan ikut serta dalam menjaga kelestarian alam indonesia salah satunya dengan berpartisipasi meberikan dana guna kelestarian alam di indonesia. Namun, pada saat sekarang, alam indonesia sudah mulai mengalami banyak kerusan yang di sebabkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab guna kepentingan pribadi. Seperti pembalakan liar (illlegal loging) dan pembakaran hutan untuk membuka lahan pertanian. Belum lagi pemanfaatan bahan bakar fosil dalam kehidupan manusia. Akibatnya ekosistem alam menjadi rusak yang berdampak pada bencana alam seperti tanah longsor, erosi, banjir, kekeringan, abrasi pantai, naiknya permukaan air laut, perubahan pola distribusi hujan, naiknya suhu

(4)

udara dan lain sebagainya. Dan yang paling mengkhawatirkan, ini adalah efek dan ciri dari pemanasan global.

Dalam upaya mitigasi dampak bencana pemanasan global ini, diperlukan sosialisasi guna menambah pengetahuan masyarakat tentang apa yang dimaksut dengan pemanasan global, penyebab, dampak dan apa upaya yang dapat dilakukan agar masalah ini dapat di atasi sedini mungkin demi tercapainya kontribusi bersama. Sudah banyak program pemerintah yang meberitakan masalah pemanasan global ini baik melalui media cetak, televise dan lain sebagainya. Salah satunya adalah program mari selamatkan bumi dengan gerakan hemat energi dan mari menanam pohon. Atau yang lebih dikenal dengan one man one tree.(http://aimabdhakim.blogdetik.com) diakses pada desember 2014

Namun. Pada kenyataannya. Masih banyak masyarakat yang belum memahami apa yang dimaksud dengan pemanasan global, penyebab, akibat dan cara penanggulangannya. Bahkan dikalangan mahasiswa sekalipun. Tentunya hal ini sangat disayangkan. Sebagai generasi penerus diharapkan masalah ini dapat terselesaikan di masa mendatang. Mengingat resiko yang ditimbulkan membahayakan kehidupan.

Berdasarkan hasil observasi, Kesalahan pemahaman ini juga penulis temui di kalangan mahasiswa program studi pendidikan geografi STKIP PGRI SUMBAR sewaktu bergaul.

Mahasiwa mengetahui fenomena alam yang sedang terjadi saat ini yaitumengenai pemananasan global.

Namun,setelah peneliti cermati mahasiswa hanya sekedar mengetahui apa yang dimaksud dengan pemanasan global. Tanpa memahaminnya.Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

Asumsi penulis ini didasarkan pada penjelasan mahasiswa tentang efek rumah kaca (green house effect). Banyak mahasiswa yang menyebutkan penyebab utama pemanasan global adalah efek rumah kaca yang diartikan sebagai akibat dari rumah yang menggunakan pintu dan jendela-jendela yang terbuat dari kaca. Padahal efek rumah kaca hanya sebuah istilah yang diambil dari cara bertani petani di daerah iklim sedang yang menanam sayur-mayur dan biji- bijian didalam rumah kaca.

Mengingat mahasiswa program studi pendidikan geografi adalah orang yang ahli di bidang geografi (ilmu bumi) serta cikal bakal calon tenaga pendidik. Mahasiswa diharapkan

mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi yaitu dalam hal pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi yang baik sesuai dengan bidangnya. Maka, mahasiswa merupakan insane-insane calaon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi (yang makin menyatu dengan masyarakat), di didik dan diharapkan mampu menjadi calon intelektual.

Tujuan penelitian adalah: 1) Pengetahuan (Tahu), 2) Pemahaman, 3) Aplikasi, 4) Analisis, 5) Sintesis dan 6) Evaluasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI SUMBAR Tentang Pemanasan Global.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI SUMBAR Tentang Pemanasan Global angkatan 2012 yang berjumlah 210 orang. Sampel penelitian diambil dengan cara random sampling menggunakan rumus n sehingga didapatkan sampel sebanyak 140 orang.

Teknik analisa data menggunakan teknik persentase dengan rumus

Untuk menafsirkan data penelitian, digunakan kriteria atau kategori hasil penelitian, menurut Arikunto (2006:224) sebagai berikut:

1. 81%-100% : Sangat Baik 2. 61%-80% : Baik 3. 41% - 60% : Cukup Baik 4. 21%-40% : KurangBaik 5. 0% - 20% : SangatKurangBaik HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pertama, gambaran mengenai pengetahuan mahasiswa program studi pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumbar tentang pemanasan global pada kategori tahu (C1) berada pada kategori baik dengan persentase 41.43% dan frekuensi 58 responden dari 140 responden.

Pertanyaan ini berjumlah 9 pertanyaan.

Masing-masing item pertanyaan berisi tentang pengertian pemanasan global dan penyebabnya.

Kategori baik ini diperoleh karena soal ini bersifat hafalan saja.

Hal ini sesuai dengan Notoatmodjo (2007), Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajarisebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkatan ini adalahmengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

(5)

Kedua, gambaran mengenai pemahaman mahasiswa program studi pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumbar tentang pemanasan global pada kategori memahami (C2) berada pada kategori baik dengan persentase 57.86% dan frekuensi 81 responden dari 140 responden.

Pertanyaan ini berjumlah 6 pertanyaan.

Masing-masing item pertanyaan berisi tentang pemahaman dampak teknologi terhadap pemanasan global. Kategori baik ini diperoleh karena mahasiswa mampu memahami tentang dampak teknologi terhadap pemanasan global dan menginter-prestasikannya. Ini terbukti banyak mahasiswa dapat menjawab item soal dengan benar.

Hal ini sesuai dengan notoatmodjo (2007), Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

Ketiga, aplikasi mahasiswa program studi pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumbar tentang pemanasan global pada kategori aplikasi (C3) berada pada kategori baik dengan persentase 60.00% dan frekuensi 84 responden dari 140 responden.

Dengan kategori baik ini, berarti mahasiswa telah mampu menerapkan ilmu dalam kehidupan sehari-hari maupun lingkungannya.

Yang ditunjukan dengan tata cara bersikap yang baik dan dapat menjawab item pertanyaan dengan benar.

Hal ini sesuai dengan notoatmodjo (2007), Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

Keempat,analisis mahasiswa program studi pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumbar tentang pemanasan global pada kategori aplikasi (C4) berada pada kategori baik dengan persentase 52.86% dan frekuensi 74 responden dari 140 responden.

Kategori baik ini diperoleh karena mahasiswa mampu menjawab item soal dengan benar dan mampu menganalisa maksud item pertanyaan dengan detail. Ini telah menunjukan penguasaan materi yang baik.

Hal ini sesuai dengan Notoatmodjo (2007), Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam strukturorganisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kelima, sintesis mahasiswa program studi pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumbar tentang pemanasan global pada kategori sintesis (C5) berada pada kategori baik dengan

persentase 47.14% dan frekuensi 66 responden dari 140 responden.

Hal ini sesuai dengan Notoatmodjo (2007),

Sintesis menunjuk kepada

suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Keenam, evaluasi mahasiswa program studi pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumbar tentang pemanasan global pada kategori evaluasi (C6) berada pada kategori cukup baik dengan presentase 40.00 % dan frekuensi 56 responden dari 140 responden.

Kategori cukup baik ini diperoleh karena mahasiswa belum mampu melakukan penilaian terhadap maksud soal dengan baik

Hal ini sesuai dengan notoatmodjo (2007), Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasiatau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Dengan demikian,tingkat pengetahuan mahasiswa program studi pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumbar secara umum tentang pemanasan global berada pada kategori baik dengan frekuensi 115 responden dengan persentase 82,14%.

Dari hasil gambaran umum diatas, hal ini sesuaidenganpendapat para ahli. Pengetahuan adalah kemampuan seseorang untuk mengungkapkan kembali apa yang diketahuinya dalam bentuk bukti jawaban baik lisan atau tulisan, bukti atau tulisan tersebut merupakan suatu reaksi dari suatu stimulasi yang berupa pertanyaan baik lisan atau tulisan (Notoatmodjo, 2003).

Hasil dari kategori baik ini juga tidak terlepas dari pengaruh jurusan mahasiswa pendidikan geografi. Yaitu bagian dari ilmu bumi dan lingkungan.

Menurut Suhardi (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang salah satunya adalah pendidikan. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka makin mudah orang tersebut menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang didapatnya.

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Gambaran mengenai pengetahuan mahasiswa program studi pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumbar tentang pemanasan global pada kategori tahu (C1) berada pada kategori baik dengan persentase 41.43%.

2. Gambaran mengenai pemahaman mahasiswa program studi pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumbar tentang pemanasan global

(6)

pada kategori memahami (C2) berada pada kategori baik.

3. Aplikasi mahasiswa program studi pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumbar tentang pemanasan global pada kategori aplikasi (C3) berada pada kategori baik dengan persentase 60.00%.

4. Analisis mahasiswa program studi pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumbar tentang pemanasan global pada kategori aplikasi (C4) berada pada kategori baik dengan persentase 52.86%.

5. Sintesis mahasiswa program studi pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumbar tentang pemanasan global pada kategori sintesis (C5) berada pada kategori baik dengan persentase 47.14%.

6. Evaluasi mahasiswa program studi pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumbar tentang pemanasan globalpada kategori evaluasi (C6) berada pada kategori cukup baik dengan presentase 40.00 %.

7. Dengan demikian, tingkat pengetahuan mahasiswa program studi pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumbar secara umum tentang pemanasan global berada pada kategori baik denganpersentase 82,14%.

Sedangkan saran yang dapat penulis kemukakan :

1. Mahasiswa prodi pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumbaragar dapat meningkatkan dan menggali lebih lanjut tentang pengetahuannya sehubungan dengan pemanasan global agar tingkat pengetahuan mahasiswa lebih dapat di tingkatkan lagi.

2. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengkaji lebih mendalam tentang tingkat pengetahuan tentang pemanasan global dan hal lain yang mungkin berhubungan dengan penyebab dan yang mempengaruhi tingkat pengetahuan terseebut.

DAFTAR PUSTAKA

Al-adnani Abu Fatiah. 2008. Global Warming Sebuah Isyarat Dekatnya Akhir Zaman Dan Kehancuran Dunia. Surakarta:

Granada Mediatama.

AgusR.DanRudiS.2008. Global Warming Mengancam Keselamatan Planet Bumi.

Jakarta: CV. Hidup Lebih Mulia.

Arikunto Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian:

Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta.

Alikodra, Hadidkk. 2008. Global Warming.

Bandung: Nuansa.

Budianto,AI.2001. Pengaruh Perubahan Iklim Global Terhadap Negara Kepulauan Indonesia, dalam Rajagukguk, E dan Ridwan K, Jakarta.

Bayong, Tjasyono HK. 1987. Iklim dan Lingkungan. Bandung: PT. Cendekia Jaya Utama.

Firor, John. 1995. Perubahan Atmosfer: Sebuah Tantangan Global Terjemahan Yuliani Lipoto. Bandung: Rosda Jaya Putra.

Hikmawan. 2012. Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Terhadap Isi Pesan Iklan DNPI “Lakukan Sekarang” Di Televisi.Skripsi.

http://green.kompasiana.com/penghijauan/2014/

06/09/paru-paru-dunia-adalah-indonesia- 664816.html diakses pada Januari 2015.

http://astriani.wordpers.com/2009/01/22/definisi -penanasan-global diakses pada Januari 2015.

http:/wheellybuzzierz79.multiply.com/journal/it em/4/DefinisiPemanasan_Global. Di akses pada januari 2015

J. Supranto. 2003. Statistik Teori dan Aplikasi, Edisi Lima. Jakarta: Erlangga.

Kartasapoetra, A.G. 2006. Klimatologi:

Pengaruh Iklim terhadap Tanah dan Tanaman. Jakarta: BumiAksara.

Lakitan, B. 2002. Dasar-Dasar Klimatologi, Cetakan Ke-2. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

---_. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

--- .2007.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

(7)

Ratri, Setya K. 2012. Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Iklan Layanan

Masyarakat ”E-KTP” di

TELEVISI.Skripsi. Surabaya: UPN Veteran Jawa Timur.

Susandi, A. 2009.Iklim Telah Berubah. Kompas Cetak: Selasa 17 Februari, 2009.Jakarta.

Suwono.2011. Definisi Mahasiswa.

Availableonlineathttp://definisipengertian.

com/2011/pengertian-mahasiswa/ (diakses tanggal 12Januari 2015).

Wisnuaryawardhana. 2010. Dampak Pemanasan Global. Yogyakarta: Andi.

Yuniarti,T.2009. Ensiklopedia Tananman Obat Tradisional. Cetakan Kedua.Yogyakarta:

MedPress.

Referensi

Dokumen terkait

KESIMPULAN DAN SARAN Kemampuan membaca pemahaman dengan metode cooperative integrated reading and composition CIRC dalam menemukan ide pokok siswa kelas VII SMPN 4 Tarusan Kabupaten