• Tidak ada hasil yang ditemukan

abstract - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "abstract - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

2Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat doankk.putri@gmail.com

ABSTRACT

This research is motivated by the observations that researchers found in the field of some elderly people who experience things that disturb his thoughts and feelings in the social environment The purpose of this study describes: 1) social behavior profile of elderly seen from perception, 2) social behavior profile of elderly seen from attribution, 3) social behavior profile of elderly seen from self as social object.This research is a quantitative descriptive research with population is elderly in Kenagarian Koto Anau Lembang Jaya Subdistrict Solok Regency which amounts to 78 people, for sampling technique used total sampling that is sampling as a whole or all member of population used as sample. The results of this study reveal the general social behavior profile of elderly in Kenagarian Koto Anau Lembang Jaya District Solok Regency, is in the Medium category. Based on the findings of this study researchers suggest to parents who will face the elderly to increase knowledge of science about the elderly and know the social behavior of the elderly.

Keywords: Social Behavior, Elderly

PENDAHULUAN

Manusia dalam hidupnya mengalami perkembangan dalam serangkaian periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lansia.Semua individu mengikuti pola perkembangan dengan pasti.Setiap masa yang dilalui merupakan tahap- tahap yang saling berkaitan dan tidak dapat diulang kembali. Hal-hal yang terjadi di masa awal perkembangan

individu akan memberikan pengaruh terhadap tahap-tahap selanjutnya.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (Marliani, 2015:242) menyatakan

“Menggolongkan lansia menjadi empat, yaitu usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun, lansia (Elderly) 60- 74 tahun, lansia tua (Old) 75-90 tahun, lansia sangat tua (very old) di atas 90 tahun.” Penggolongan lansia menurut

(2)

Depkes (Marliani, 2015:242), menjadi tidak kelompok yaitu “Kelompok lansia dini (55-64 tahun) merupakan kelompok yang baru memasuki lansia, kelompok lansia (65 tahun ke atas), kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun.”

Marliani, (2015:239) menyatakan “Lansia adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang, masa ini dimulai dari umur 60 tahun sampai meninggal, ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun”.

Prayitno, (2006 :72) membenarkan “Tingkah laku lansia juga dipengaruhi oleh harapan mereka tentang kehidupan sosial, ekonomi, dan fisik pada masa tua”. Lansia juga mengharapkan pada anak-anak dan generasi muda menghormatinya, jika harapan ini tidak sesuai dengan kenyataan akan timbul sikap sosial yang negatif pada lansia itu sendiri, oleh karena itu mereka dapat menimbulkan sikap sosial yang negatif pula, demikian juga dalam bidang ekonomi dan kesehatan fisiknya, jika tidak seperti yang di

harapkan dapat menimbulkan tingkah laku sosial yang negatif terhadap orang lain.

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 4 Januari 2016 di Kenagarian Koto Anau Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok dimana peneliti melihat adanya lansia yang memiliki keterbatasan psikologis dengan orang lain, adanya lansia yang kurang empati terhadap orang lain, adanya lansia yang tidak bertanggung jawab terhadap dirinya dan orang lain, adanya lansia yang masih melakukan pertahanan diri dalam menghadapi kecemasaan dalam kehidupannya, adanya lansia yang belum bisa menyesuaikan diri terhadap kehidupanya sendiri, adanya lansia yang selalu menutut orang lain untuk memuaskan keinginan sendiri.

Setelah peneliti melakukan observasi peneliti juga melakukan wawancara pada tanggal 6 Januari 2016 di Kenagarian Koto Anau Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok, terhadap 2 orang yang dekat dengan lansia, yaitu anak kandung dari lansia, serta adik kandung dari lansia tersebut. Hasil dari ke-2

(3)

wawancara tersebut adalah lansia memiliki kesehatan yang tidak baik sehingga selalu menjauhi diri dari lingkungan sekitarnya, pikiran dan tindakan lansia terhadap anaknya dan cucunya sering tidak sesuai dengan keinginannya sehingga membuat perasaanya selalu iri dan cemburu terhadap anaknya, maka membuat lansia selalu menyendiri dari lingkungan sekitar.

Berdasarkan paparan di atas tentang realita yang terjadi pada lansia peneliti tertarik untuk melihat dan meneliti lebih lanjut tentang “Profil tingkah laku sosial lansia di Kenagarian Koto Anau Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok”.

Adapun Identifikasi Masalah 1. Sebagian lansia yang memiliki

keterbatasan hubungan kontak psikologis dengan orang lain.

2. Sebagian lansia yang kurang empati terhadap orang lain.

3. Sebagian lansia yang tidak bertanggung jawab terhadap dirinya dan orang lain.

4. Sebagian lansia yang masih melakukan pertahanan diri dalam menghadapi kecemasan dalam kehidupannya.

5. Sebagian lansia belum bisa menyesuaian diri terhadap kehidupan sendiri.

6. Sebagian lansia yang selalu menutut orang lain untuk memuaskan keinginannya sendiri.

7. Sebagian lansia yang memiliki kesehatan yang tidak baik sehingga selalu menjauhi diri dari lingkungan sekitarnya.

8. Sebagian pikiran dan tindakan lansia terhadap anak dan cucunya tidak sesuai dengan keinginanya sehingga membuat perasaan selalu iri dan cemburu terhadap anaknya.

9. Sebagian lansia yang suka menyendiri dari lingkungan sekitarnya.

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan profil :

1. Tingkah laku sosial lansia dilihat dari Persepsi.

2. Tingkah laku sosial lansia dilihat dari Atribusi.

3. Tingkah laku sosial lansia dilihat dari diri sebagai objek sosial.

Masa lanjut usia sering dipadang sebagai masa penarikan diri dari pekerjaan dan hubungan dengan lingkungan sosial. Rogers (Lesmana,

(4)

2008:90) mengatakan :Manusia lanjut usia memang mengalami perubahan, tetapi seorang di dalam usia berapun–apakah ia berusia 35 atau 40 atau 60 atau 80 ia tetap seorang individu yang unik dalam banyak hal, di dalam dirinya tetap ada, the same person inside seeking to grow,understand,and cope with life tasks.

Lansia merupakan masa paling akhir dari siklus kehidupan manusia, dalam masa ini akan terjadi proses penuaan yang merupakan suatu proses yang dinamis sebagai akibat dari perubahan-perubahan sel, fisiologis, dan psikologis. Pada masa ini manusia berpotensi mempunyai masalah-masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa.

Menurut Hurlock (1953:380)

“Lansia adalah periode penutupan dalam rentang hidup seseorang, yaitu periode dimana seorang telah

“beranjak jauh” dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu penuh dengan manfaat”.

Menurut Prayitno (2006: 69) Ada beberapa pengertian tentang lansia diantaranya sebagai berikut.

a. Secara kronologis, usia lanjut dinyatakan sebagai orang yang telah berumur 60 atau 65 tahun ke atas. Dasar menentukan umur ini sebagai masa tua adalah alasan ekonomi, seperti : mereka sudah pensiun, pajak penghasilan yang sudah ditiadakan dan telah merupakan persetujuan yang memasyrakatkan di negara ini.

b. Diartikan sebagai perubahan fisik yang menonjol seperti perubahan postur tubuh, gaya berjalan, roman muka, warna rambut, suara, kekenyalan kulit, kemampuan pendengaran dan penglihatan.

c. Diartikan sebagai perubahan tingkah laku, yaitu orang yang sudah tua, menjadi pelupa, reaksi terhadap rangsangan yang makin lamban, perubahan pola tidur, gerakan motorik yang lamban dan sebagiannya. Sering dipercaya (streotipe) bahwa orang yang sudah tua itu suka memusuhi generasi

muda, konservatif

(mempertahankan cara-cara lama dan tidak ingin pembaruan) dan menjengkelkan.

Menurut Prayitno, (2006:71) dalam menghadapi lansia, orang-

(5)

orang tua atau siapa saja, hendaknya memiliki pandangan positif dan benar tentang lansia, agar tidak menimbulkan kecemasan atau tingkah laku pesimis yang tidak beralasan, karena :

a. lansia dialami oleh semua makhluk ciptaan Tuhan termasuk manusia masa tua bukan dialami oleh sekelompok orang, suku atau bangsa tetentu saja.

b. Sewaktu menghadapi lansia tingkah laku orang bermacam- macam, karena lansia mempunyai kepribadian yang unik.

c. Orang yang sudah lansia dapat berubah. Memang banyak orang yang mempercayai streotipe yang menyatakan bahwa lansia tidak dapat berubah, kenyataannya, mereka perlu dan mampu menyesuaikan diri dengan keadaanya yang tidak bekerja lagi, mengatur hidup dengan cara baru, dan pindah ke rumah anak atau ke tempat panti jompo.

d. Lansia ingin selalu mengarahkan diri mereka sendiri, bukan tergantung kepada orang lain.

Mereka tetap ingin mempuyai sumber keuangan sendiri dan

membelanjakannya untuk kebutuhan sendiri.

e. Lansia merupakan orang yang sangat berguna bagi kita, jika kita menilai mereka secara positif.

Keterbatasan fisik orang yang sudah tua, bukan berarti menyebabkan mereka tidak berguna, karena mereka memiliki pengalaman yang sangat banyak dalam berbagai kehidupan.

Menurut Marliani (2015:244)

’’Proses penuaan adalah normal, berlangsung secara terus menerus secara alamiah. Dimulai sejak manusia lahir bahkan sebelumnya dan umumnya dialami seluruh makhluk hidup. Menua merupakan proses penurunan fungsi struktural tubuh yang diikuti penurunan daya tahan tubuh’’. Setiap orang akan mengalami masa tua akan tetapi penuaan pada tiap seseorang berbeda-beda tergantung pada

berbagai faktor yang

mempengaruhinya.

Ahmadi (2009:31) mengemukakan “Secara biologis tingkah laku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan yang dapat diamati

(6)

secara langsung maupun tidak langsung”.

King (2010 :189) mengemukakan bahwa kita tidak hanya berperilaku dengan cara sosial yang mempengaruhi orang-orang disekitar kita, dua bentuk perilaku yang telah menarik para psikolog mewakili kegiatan sosial manusia yang ekstrem yang mempengaruhi individu dalam bertingkah laku sosial seperti : Altruisme, agresi.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 30 Maret sampai dengan 15 April 2017.

Adapun tempat atau lokasi untuk melaksanakan penelitian adalah Kenagarian Koto Anau Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok. Adapun alasan peneliti melakukan penelitian di tempat ini karena fenomena awal penelitian peneliti temukan di Kenagarian Koto Anau Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok.

Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif.

Menurut Yusuf (2005:83)

“Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta- fakta dan sifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan fenomena seacara detail.”

Menurut Darmawan

(2013:37) “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan sampel dalam setiap stratum sebanding dengan jumlah unsur populasi dalam stratum tersebut.” Kemudian menurut Arikunto (2010:90) mengemukakan

“Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian.

Menurut Yusuf (2005:180)

“Populasi adalah salah satu hal yang esensial dan perlu mendapat perhatian dengan seksama apabila peneliti ingin menyimpulkan suatu hasil yang dapat dipercaya dan tepat

(7)

guna untuk daerah (area) atau objek penelitiannya’’.

Tabel 1. Populasi Penelitian

sumber Data: Kantor Wali Nagari Koto Anau Kecamatan Lembang Jaya

MenurutSugiyono (2013:116)

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh popolasi.” Yusuf (2005:186) menyatakan “Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut.”

Sedangkan menurut Arikunto (2010:174) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Selain itu Riduwan (2010:85) menjelaskan “Skala inerval adalah skala yang menunjukan jarak antara satu data dengan yang lain dan

mempunyai bobot yang sama.”

Sejalan dengan hal di atas menurut Bungin (2005:131) “Data interval adalah data yang punya ruas atau interval, atau jarak yang berdekatan dan sama.” Yang menjadi sampel penelitian ini, yaitu Lansia Kenagarian Koto Anau Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok.

Riduwan (2010:71) menyatakan “Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan di samping itu, responden mengetahui informasi tertentu yang diminta.”

Tabel 2. Alternatif Jawaban

No Altenatif Jawaban

Nilai Skala + -

1 Ya 1 0

2 Tidak 0 1

Adapun langkah-langkah penyusunan angket tersebut adalah sebagai berikut.

N O

Nagari Koto Anau Kecama tan

Lemban g Jaya

Batas Usia 60 Tahun Ke atas

JENIS KELA MIN L K

PR

1. Jorong Balai tinggi

27 Orang

1 0

17

2. Jorong Timbulu n

28 Orang

1 6

12

3. Jorong Pasa

23 Orang

1 0

13

Jumlah 78

orang 3 6

42

(8)

a. Peneliti membaca berbagai sumber untuk menguatkan kajian teori sehingga memudahkan peneliti dalam mengembangkan instrumen penelitian.

b. Penyusunan kisi-kisi angket, terlebih dahulu ditetapkan variabel, kemudian menjadi sub variabel.

Setelah itu menjadi beberapa indikator,

c. Untuk menguji validitas alat pengumpulan data atau instrumen, maka dilakukan judge oleh 3 orang dosen Prodi BK STKIP PGRI Padang.

d. Selanjutnya dilakukan uji coba angket kepada 25 orang responden di luar dari sampel penelitian untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen.

e. Uji validitas instrumen dapat dilakukan untuk melihat apakah instrumen mampu mengukur variabel kepribadian lansia yang dilihat dari tingkah laku sosial.

Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan peneliti terhadap 25 respoden di luar sampel peneliti yang terdiri dari 71 item pertanyaan, yang diberikan kepada lansia ada beberapa item yang drop

sebanyak 19 item pertanyaan.dan valid sebanyak 52 item pertanyaan.

Maka 52 item pertanyaan akan dilakukan peneliti untuk penelitian kepada 78 respoden yang terdiri dari sampel peneliti. Dalam pengujian validitas ini, peneliti menggunakan rumus Pearson Product Moment yaitu:

    

N.

XN.2

 

XYX2

 

N.X

Y2Y

 

Y2

hitungr

Keterangan:

Σ𝑥 = Jumlah skor masing-masing item

Σy = Jumlah skor seluruh item (item)

Σxy = Jumlah skor antara x dan y N = Banyak subjek

x2 = Kuadrat dijumlahkan skor tiap item

y2 = Kuadrat dari skor total kuadrat

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis data hasil penelitian ditujukan untuk melihat Tingkah Laku Sosial Lansiadi Kenagarian Koto Anau Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok dengan masing-masing sub variabel, yaitu: 1) profil tingkah laku sosial lansia

(9)

dilihat dari persepsi. 2) profil tingkah laku sosial lansia dilihat dari atribusi.

3) profiltingkah laku sosial lansia dilihat dari diri sebagai objek sosial.Berdasarkan data yang sudah dikumpulkan yang berhubungan dengan tingkah laku sosial lansia dialami lansia dalam menghadapi masa tua Dikenagarian Koto Anau Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok.

1. Profil Tingkah laku Sosial Lansia Dilihat dari Persepsi Di Kenagarian Koto Anau Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok.

Berdasarkan data yang dikumpukan mengenai profil tingkah laku sosial lansia dilihat dari Persepsi Di Kenagarian Koto Anau Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok dapat diketahui bahwa tergolong ke dalam kategori sedang.

Pandangan ketika Bertemu dengan Orang Lain

Dapat disimpulkan tentang profil tingkah laku sosial lansia Dikenagarian Koto Anau Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok berada pada kategori sedang sebanyak 65,38%.

Hal ini terjadi karena lansia selalu mengkaitkan masa lalunya dengan kehidupanya sekarang yang selalu memikirkan tentang sesuatu yang belum terjadi di lingkungannya sosial.

King(2010:230)

mengemukakan ‘’Bentuk-bentuk tingkah laku juga termasuk dalam kognisi sosial dimana dijelaskan cara orang-orang berpikir mengenai dunia sosial seperti persepsi bagaimana pandangan ketika bertemu, dan atribusi memahami prilaku orang lain, dan diri sebagai objek salah satunya harga diri’’.

2. Profil Tingkah Laku Sosial Lansia dilihat dari Atribusi di Kenagarian Koto Anau Kecamatan Lemmbang Jaya Kabupaten Solok

Berdasarkan data yang

dikumpulkan mengenai

profilTingkah laku sosial lansia dilihat dari atribusi di Kenagarian Koto Anau Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok dapat diketahui bahwa tergolong ke dalam kategori sedang.

(10)

Memahami Perilaku Orang Lain

Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui profilTingkah laku sosial lansia dilihat dari Atribusi di Kenagarian Koto Anau Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok dari 78 orang lansia yang tergolong kategori sedang 65,38%,

3. Profil Tingkah Laku Sosial Lansia dilihat dari Diri Sebagai Objek Sosialdi Kenagarian Koto Anau Kecamatan Lemmbang Jaya Kabupaten Solok

Berdasarkan data yang

dikumpulkan mengenai

profilTingkah laku sosial lansia dilihatdari Diri sebagai Objek Sosial di Kenagarian Koto Anau Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok dapat diketahui bahwa tergolong ke dalam kategori Sedang.

Harga diri

Dapat disimpulkan bahwa profiltingkah laku sosial lansia dilihat dari diri sebagai objek sosial di Kenagarian Koto Anau Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok dapat diketahui tergolong ke dalam kategori Sedang 55,13%.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan mengenai Profil kepribadian lansia dilihat dari tingkah laku sosial di kenagarian Koto Anau Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok.Temuan peneliti ini dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Profil tingkah laku sosial lansiadilihat dari persepsi di Kenagarian Koto Anau Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok berada pada kategori sedang.

2. Profil tingkah laku sosial lansiadilihat dari atribusi di Kenagarian Koto Anau Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok berada pada kategori sedang.

3. Profil tingkah laku sosial lansiadilihat dari diri sebagai objek sosial di Kenagarian Koto Anau Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok berada pada kategori cukup tinggi.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2009. Psikologi sosial.

Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010.

Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Darmawan,Deni. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif.

Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Hurlock, Elizabeth B. 1953. Psikogi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.

Hurlock. 1990. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.

King A, Laura. 2010. Psikologi Umum. Jakarta: Selemba Humanika.

Lesmana, Jeanette Murad. 2008.

Dasar-Dasar Konseling.

Jakarta : Ui-Press.

Marliani, Rosleny. 2015. Psikologi Perkembangan. Bandung : Pustaka Setia.

Prayitno, Elida. 2006. Psikologi Orang Dewasa. Padang : Angkasa Raya.

Prayitno,2008. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling.

Jakarta : Rineka Cipta.

Prayitno. 2012. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling. Padang: FIPUNP.

Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitan untuk Guru- Karyawan dan Penelitian Pemula. Bandung: Alfabeta.

Yusuf, A. Muri. 2005. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil data yang telah peneliti lakukan dapat simpulkan bahwa persepsi peserta didik tentang pengembangan karir oleh guru BK pada kelas XII SMKN 7 Padang dalam hal orentasi dan