Kepedulian Siswa SMA Negeri 1 Sutera Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekolah Di Kenagarian Surantih Kecamatan
Sutera Kabupaten Pesisir Selatan
Dari:
Yolla Hilmania*Yeni Erita**Rika Despica*
*Mahasiswa pendidikan geografi STKIP PGRI Sumatera Sumatera Barat
**Dosen departemen geografi STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) bagaimana peran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolahnya agar selalu terlihat bersih. (2) bagaimana motivasi siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah. (3) bagaimana kondisi lingkungan sosial dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang berusaha untuk menggambarkan tentang suatu keadaan apa adanya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA N 1 Sutera yang berjumlah 544 orang. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik proporsional random sampling. Jadi sampel penelitian berjumlah 87 orang. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Sedangkan untuk analisis data digunakan teknik persentase.
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa: (1) peran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolahnya agar selalu terlihat bersih siswa tidak mempunyai peran dalam menjaga lingkungan sekolahnya yang membiarkan sampah bertebaran, tidak pernah melaksanakan piket kelas, tidak melaksanakan aturan yang ditetapkan disekolah dan membiarkan sampah begitu saja. (2) motivasi siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah kurangnya kesadaran dari siswa untuk menciptakan lingkungan sekolah yang bersih yaitu masih banyak membuang sampah sembarangan dan tidak menciptakan udara bersih. (3) kondisi lingkungan sosial dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar termasuk pada masalah kurangya partisifasi dari masyarakat untuk menjaga lingkungannya sehinggga menyebabkan merasa tidak nyaman dan tidak beta tinggal kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk bersama-sama membersihkan lingkungan sosialnya dan kuranganya sarana dan prasarana dilingkungan sekolah kurang memadai.
Kata Kunci : Kepedulian Siswa, lingkungan
Concern Students of SMA Negeri 1 Silk In Maintaining Health School Environment In Subdistrict Surantih Kenagarian
Silk South Coastal District
By:
Yolla Hilmania*Yeni Erita** Rika Despica*
* Students of geography education STKIP PGRI Sumatra West Sumatra
** Lecturer department of geography STKIP PGRI West Sumatra
ABSTRACT
This study aimed to describe: (1) how the student's role in maintaining the cleanliness of the school environment in order to always look clean. (2) how the student's motivation to maintain a healthy school environment. (3) how the social environment in keeping the environment clean.
This research is a descriptive study that sought to describe a situation for what it is. The population in this study was a high school student Silk N 1 totaling 544 people. The sample in this study using proportional random sampling technique. So the study sample totaled 87 people.
The instrument used in this study was a questionnaire. As for the use of data analysis techniques percentage.
The results of this study revealed that: (1) the role of students in the school in order to keep the environment clean is always seen students do not have a role in maintaining a school environment that allow garbage strewn, never carry picket class, do not implement the rules set school and let the garbage away . (2) the student's motivation to maintain a healthy school environment a lack of awareness of the students to create a school environment that is clean is still a lot of littering and creating clean air. (3) the social environment in maintaining the cleanliness of the environment, including on the issue of the lack of partisifasi of the community to maintain the environment so as to feel uncomfortable and causes beta does not stay a lack of awareness of the community to work together to clean up their social environment and the lack of facilities and infrastructure within the schools is not sufficient .
Keywords: Student Concern, environmental
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, karena itu tidak terlepas dari banyak masalah yang dihadapi, salah satunya adalah masalah lingkungan. Masalah lingkungan cenderung meningkat apabila tidak ada peran serta kepedulian masyarakat terhadap lingkungan yang memandang lingkungan sebagai tempat kelangsungan hidup.Masalah lingkungan merupakan suatu hal yang perlu dibicarakan
sehingga perlu sekali mendapatkan perhatian yang siswa sebagai lebih, khususnya dari siswa sebagai insan penerus yang diharapkan dapat mengatasi segala permasalahan yang berhubungan dengan lingkungan. Sehubungan inilah peranan siswa dan keikutsertaannya dalam permasalahan lingkungan perlu dibina dan dikembangkan sebab siswa mempunyai peran yang sangat penting sekali dalam menciptakan lingkungan yang sehat (Windi 2006:1).
Keberrsihan adalah keadaan atau kondisi lingkungan dan sarana yang menampilkan kebersihan, kerapian dan
sehat di semua tempat yang menjadi kegiatan manusia. Kebersihan adalah bebas dari kotoran termasuk diantaranya debu, sampah bau kebersihan adalah salah satu benda dari keadaan yang baik.
Manusia perlu menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sehat, tidak bau, tidak menyebarkan kotoran atau kiriman penyakit bagi diri sendiri maupun orang lain. Raharjo dan Jaswita (2006).
Dalam lingkungan sekolah seringkali sebuah sekolah mengalami permasalahan tentang kebersihan. Hal ini disebabkan oleh para siswa yang tidak membuang sampah pada tempatnya. Oleh karena itu banyak sampah yang berserakkan dan sampah tersebut menjadi ancaman bahaya demam berdarah. Pemerintahan telah melakukan berbagai bentuk program- program. Namun pada kenyataannya masih banyak hambatan-hambatan yang ditemui dilapangan, hal ini ditandai oleh kurangnya pengetahuan dan sikap siswa terhadap lingkungan sekitarnya, namun pada hakekatnya kebersihan dalam amengatasi bentuk permasalahan diatas tidak terlepas dari dukungan masyarakat sekitarnya, pemerintah maupun siswa.
Tetapi diwujudkan oleh semua kalangan, kenyataannya masih banyak diantaranya yang kurang peduli dalam masalah lingkungan ini.
Untuk mempertinggi kesadaran lingkungan suatu sistem pendidikan lingkungan harus dimantapkan agar dapat menjangkau penduduk yang besar jumlahnya, baik pendidikan formal maupun pendidikan informal diperlukan untuk menjamin keikutsertaan khalayak ramai, dan tanpa usaha ini hal yang berkenaan dengan lingkungan tidak mungkin dapat berhasil. Diduga sebagian besar siswa masih banyak yang merusak seperti mengotori lingkungan sekolah dengan membuang sampah sembarangan dan tidak memelihara dan menjaga
kebersihan lingkungan sekolahnya. Ini dapat dilihat dari kondisi lingkungan sekolah yang ada di SMA Negeri 1 Sutera, sesuai dengan hasil observasi di lapangan dan data yang peneliti dapat di Sekolah SMA Negeri 1 Sutera, dikategorikan bahwa kondisi lingkungan sekolah yang K3 (Kebersihan, Keindahan, dan ketertiban) sangat kurang sekali.
Dalam rangka penanggulangan masalah kebersihan lingkungan sekolah, pihak sekolah telah malakukan berbagai usaha yang mendorong tercapainya kondisi lingkungan sekolah yang bersih dan sehat seperti mengadakan perlombaan dibidang kebersihan, keindahan dan ketertiban (K3) lingkungan sekolah. Usaha ini merupakan bagian integral dari usaha pihak sekolah dalam memelihara dan meningkatkan kualitas yang ada disekitar lingkungan sekolah. Usaha ini tidak akan berhasil apabila tidak ada dukungan dari masyarakat terutama siswa itu tidak aktif dalam usaha penanggulangan permasalahan lingkungan.
Sampel dalam penelitian ini di tentukan secara Purposive Sampling atau penunjukkan, karena siswa kelas X adalah siswa ajaran baru dan peneliti belum tahu dengan bagaimana kelas X tersebut apakah siswa tersebut peduli terhadap kebersihan lingkungan sekolahnya dan sebaliknya apakah siswa tersebut tidak peduli terhadap kebersihan lingkungan sekolahnya, maka sampelnya hanya siswa kelas XI dan XII di SMA Negeri 1 Sutera dan penentuan sampel ini diambil dengan menggunakan teknik Proporsional random sampling yaitu penarikan sampel ini dilakukan dengan menentukan kelas yang akan menjadi sampel dengan langkah-langkah sebagai berikut: (Yusuf, 2005:186)
1. Memberikan kode setiap kelas 2. Mengundi secara acak
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Yusuf (2005:186) sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut.
Sampel ditentukan berdasarkan pertimbangan masalah penelitian, instrumen yang digunakan dalam penelitian di samping itu mempertimbangkan kemampuan, dana dan waktu yang dimiliki oleh peneliti serta keefektifan pengambilan sampel. Sampel yang dipilih haruslah representatif atau mewakili keseluruhan kerakteristik dari suatu populasi.
Arikunto(2006:134)menjelaskan bahwa jika subjek sampelnya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Berdasarkan pendapat ini, maka peneliti menetapkan sampelnya kelas XI dan XII, karena kelas tersebut ada dua belas kelas.Maka peneliti hanya mengambil Kelas XI dan XII karena Kelas X adalah siswa masuk ajaran baru peneliti belum tahu bagaimana siswa tersebut, untuk itu penelitian menggunakan teknik random sampling.
Teknik pengumpulan data adalah melalui angket instrumen penelitian, alat pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya yang diberikan kepada siswa yang menjadi sampel atau penelitian. Wawancara dilakukan pada
beberapa sampel yang dipilih sebagai responden, untuk menjelaskan jawaban siswa pada waktu menjawab pertanyaan.
Dengan demikian dapat diperolah informasi yang lebih mendalam tentang pengetahuan siswa terhadap kebersihan lingkungan sekolah SMA Negeri1 Sutera
di Kenagarian Surantih Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan
Sumber data pada penelitian ini diperoleh melalui data primer adalah siswa (responden), sedangkan data sekunder diperoleh dari Kantor Tata Usaha SMA Negeri 1 Sutera.
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari subjek penelitian. Sedangkan data sekunder adalah data yang diambil dari tata usaha.
Letak Luas Dan Batasan
Berdasarkan pengamatan di Kecamatan Sutera yang terletak pada 100º37’30”-100º52’30” Bujur Timur dan 1º37’30’’- 1º22’30’’ Lintang Selatan, dengan luas daerah tercatat 445,65 Km2 atau 7,75%. Dari luas Kabupaten Pesisir Selatan. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Batang Kapas, Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Lengayang, Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Solok dan Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia.
a. Sebelah Utara Berbatasan dengan Kecamatan Batang Kapas
b. Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kecamatan Lengayang
c. Sebelah timur Berbatasan dengan Kabupaten Solok
d. Sebelah Barat Berbatasan dengan Samudera Indonesia
Kecamatan Sutera terbagi atas 3 kenagarian yaitu kenagarian Surantih, kenagarian Taratak, kenagarian Amping Parak dari ke 3 nagari tersebut maka di singkat menjadi Sutera yang di ambil sebagai nama kecamatannya.
METODOLOGI
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah diterapkan maka, jenis penelitian ini adalah deskriptif
yaitu penelitian yang menggambarkan peristiwa atau kejadian pada masa sekarang. Menurut Yusuf (2005:83) mengemukakan bahwa penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat- sifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail.
Dari pendapat di atas dapat dismpulkan bahwa penelitian deskriptif itu bukan hanya terbatas mengumpulkan data asaja, tetapi dapat melihat, meninjau dan menggambarkan objek yang diteliti sebagaimana adanya dan menarik kesimpulan setelah melakukan anilisis
terhadap data yang telah
ditetapkan.Dengan demikaian penelitian ini akan mendeskripsikan Kepedulian Siswa SMA Negeri I Sutera Dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekolah di Kenagarian Surantih Kecamatan Sutera Kabuapaten Pesisir Selatan.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisa data, maka perlu dilakukan pembahasan tentang kepedulian siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah di SMA Negeri 1 Sutera, Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan sebagai berikut :
Pertama ; Berdasarkan data yang diperoleh dari 87 responden tentang peran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah, menjaga kebersihan lingkungan sekolah di SMA Negeri 1 Sutera diperoleh data sebagai berikut : 17 responden membuang sampah pada tempatnya, 15 responden membuang sampah sembarangan, 13 responden 42 responden menyimpan sampah dileci meja.
Pada kenyataan masih banyaknya siswa yang tidak tahu dalam
menjaga kebersihan lingkungan sekolahnya, yaitu masih banyaknya siswa yang membuang sampah sembarangan, bahhkan menyimpan sampah dilaci meja, padahal tempat sampah sudah disediakan disudut-sudut ruangan kelas tapi tidak dipergunakan dengan baik, masalah itu disebabkan karena kurangnya kesadaran dari diri siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolahnya, dan tidak mau mematuhi aturan yang telah disepakati oleh pihak sekolah, sehingga sering terlihat sampah berserakan diluar maupun didalam kelas siswa.
Menurut Bakar (2007:26) sampah (Waste) diartikan sebagai zat-zat atau bendaa-benda yang sudah tidak terpakai lagi berupa buangan yang berasal dari rumah maupun pabrik sebagai sisa proses industri. Secara umum jenis sampah terbagi 2 yaitu : sampah organik (sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering). Sampah basah yang merupakan sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur, dan sebagainya. Sampah sejenis ini dapat terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami, sedangkan sampah kering seperti kertas, plastic, kaleng dan sebagainya dan sampah tidak dapat terdegrasi secara alami.
Kedua ; Berdasarkan data yang diperoleh dari 87 responden tentang motivasi siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah di peroleh data sebagai berikut : 17 responden mengadakan piket setiap paginya, 20 responden mengadakan piket satu kali dalam seminggu, 20 responden tidak mengadakan piket kelas, 30 responden tidak pernah melaksanakan piket kelas, banyaknya siswa yang tidak melaksana piket kelas, karena siswa banyak datang terlambat kesekolah dan pulang sekolahpun terlalu cepat sehingga
banyaknya siswa yang mengabaikan jadwal piket, yaitu terjadinya tidak pern melaksanakan piket kelas.
Pada kenyataan masalah motivasi siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah yaitu sangat kurang sekali karena kuranya keasadaran dan kepedulian dari siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah, masih banyak siswa yang tidak mau menjaga kebersihan lingkungan sekolahnya karena masih banyak siswa yang tidak melaksanakan aturan yang telah ditetapkan disekolah, seperti tidak maunya melaksanakan piket kelas, hal itu disebabkan kurangnya motivasi dari siswa dalam melestarikan lingkungan sekolahnya.
Pada umumnya sebagian besar sampah kota adalah bahan organik yang biogradable (60-75%) yang berasal dari dapur dan halaman rumah. Sampah ini berasal dari tanaman atau bahan makanan, maupun hewan, bahan-bahan sisa ini akan sempat busuk, dan menimbulkan bau yang menyengat (Bakar : 41).
Ketiga ; Berdasarkan data yang diperoleh dari 87 responden tentang kondisi lingkungan sosial dimana disini merangkup tentang kebersihan lingkungan sekolah di peroleh data sebagai berikut : 75 responden nyaman, 8 responden merasa gelisa, 3 responden merasa tidak betah berada dilingkungan sekolah, 1 responden yang menjawab merasa tidak senang.
Pada kenyataan masalah kondisi lingkungan sekolah, dengan kondisi lingkungan yang bersih tentu akan membuat warga yang ada disekitar sana pasti akan merah senang dan bergairah berada dilingkungan tersebut, dan sebaliknya dengan lingkungan yang kotor pasti akan membuat warga yang ada disekitar situ pasti tidak akan merasa
nyaman dan beta berada berlama-lama dilingkungan tersebut.
Dalam pengelolaan tempat pembuangan kotoran manusia/wc yang baik peralatan dan perlengkapan wc (sabun, tempat penampungan air, kertas tisu dan air bersih) tertutup dan terlindung dengan baik (membuant lubang ventilasi yang memadai tetapi sulit untuk ditutup orang dari luar), Benda di lokasi atau tempat yang baik (terletak pada tempat yang tidak akan menimbulkan bau tidak sedap dan tempatnya tidak mudah menjadi sarng kuman penyakit yang merugikan kesehatan manusia (Notoatdjo : 2003).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan :
1. Peran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah di SMA Negeri 1 Sutera yaitu sangat kurang sekali karena masih banyak siswa membiarkan sampah bertebaran, tidak melaksanakan piket kelas, dan tidak melaksanakan aturan yang ditetapkan disekolah dan membiarkan sampah begitu saja. Untuk itu masih perlu peranan yang lebih dari pihak sekolah, orang tua siswa dan masyarakat dalam membantu siswa sehingga menjadi lebih baik lagi dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolahnya.
2. Motivasi siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah, kurangnya motivasi siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolahnya sangat kurang sekali karena masih banyak siswa membuang sampah sembarangan dan kurangnya kesadaran siswa dalam menciptakan udara yang bersih dan suasana lingkungan sekolah yang sehat dan indah. Sehingga perlu peranan yang lebih dari pihak sekolah, orang tua dan masyarakat untuk membantu
memberikan motivasi terhadap siswa sehingga menjadi lebih baik lagi.
3. Kondisi lingkungan sosial yang terjadi dilingkungan sekolah SMA Negeri 1 Sutera yaitu kurangnya kepedulian siswan dalam membersihkan lingkungan sekolahnya sehingga lingkungan sekolah tersebut tidak bersih dan merasa tidak nyaman dan tidak beta berda tinggal disekitar sekolah itu. Karena sarana dan prasana dilingkungan sekolah kurang memadai.
Sehingga perlu peranan yang lsekolah, orang tua, masyarakat untuk membantu siswa sehingga menjadi lebih baik lagi.
SARAN
1. Diharapkan kepada siswa beserta guru dan pihak sekolah SMA Negeri 1 Sutera orang tua dan masyarakat untuk lebih berperan aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolahnya agar kebersihan lingkungan sekolahnya terlihat dengan bersih dengan cara tidak membuang sampah sembarangan, banyaknya siswa.
2. Diharapkan kepada sisiwa agar mempunyai motivasi dalam dirinya untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolahnya.karena tanpa adanya motivasi dan kurangnya kesadaran dalam diri, itu akan membuat kurangnya suasana atau kenyaman yang ada dilingkungan sekolah tersebut karena masih banyak sampah yang bertebaran
3. Diharapkan kepada warga, pihak sekolah, orang tua berserta siswa untuk peduli dan saling bekerja sama dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Andresta, Novi. 2008. Hubungan remaja Terhadap Kebersihan Lingkungan di Kanagarian Amping Parak Kecamatan Sutera,Kabupaten Pesisir Selatan Universitas Negeri Padang.
Hurlock. 2004. Psikolog remaja. PT Bumi Aksara.
Herman, Dedi. 2010. Geografi Lingkungan : Perubahan Lingkungan Global, UNP Press.
Mujiono, dan Dimyati. 1999. Belajar dan pembelajaran. PT Rineka Cipta.
Jakarta (Anggota IKAPI).
Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. PT Rineka Cipta Rumini, Sri dan Sundari Siti. 2004.
Perkembangan Anak Remaja. PT Rineka Cipta
Prayetno, Elida. 2011. Psikologi Remaja Perkembangan Remaja. Angkasa Raya, Padang Anggota IKAPI.
Windi. 2006. Partisifasi siswa dalam menjaga kebersihan Lingkungan Sekolah di SMP 2 Amping Parak Kenagarian Surantih Kecamatan Sutera Kabupupaten Pesisir Selatan. Universitas Negeri Padang.
Yusuf Muri A. 2005. Menentukan Sumber data. Nia Afrita Sekolah tinggi keguruan dan ilmu pendidikan STKIP PGRI Sumatera barat.