Latar belakang penelitian ini adalah MI Ma’arif Giriloyo I Imogiri Bantul dalam upaya menanamkan pendidikan karakter pada siswa lebih mengintegrasikannya dalam proses pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pembelajaran membatik di kelas V MI Ma'arif Giriloyo I Imogiri Bantul dan mengetahui karakter yang dikembangkan dengan pembelajaran membatik di kelas V MI Ma'arif Giriloyo I Imogiri Bantul. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, jenis penelitian lapangan yang berlatar belakang di MI Ma'arif Giriloyo I Imogiri Bantul.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran membatik yang dilaksanakan pada semester II adalah praktek membatik yang diawali dengan menggambar pola pada kain mori, membatik dengan teknik tempel, proses pewarnaan kain, dan terakhir pencampuran. kain yang diwarnai. . Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik, bimbingan dan rahmat sehingga skripsi yang berjudul “Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Membatik di Kelas V MI Ma’arif Giriloyo I Imogiri Bantul”, dapat diselesaikan oleh penulis. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah meletakkan dasar-dasar peradaban sebagai landasan penyelenggaraan pembangunan kehidupan semesta.
Si., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Pendidikan Guru UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta beserta jajarannya yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Si., selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi PGMI Fakultas Tarbiyah dan Pendidikan Guru UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah banyak memberikan masukan dan nasehat. Segenap dosen dan pegawai Fakultas Tarbiyah dan Keguruan atas pendidikan, perhatian, pelayanan serta sikap baik dan ramah yang telah diberikan.
Siswa kelas V MI Ma'arif Giriloyo I atas kesediaannya sebagai responden dalam pengumpulan data untuk penelitian ini serta bapak. dan Ny. Guru MI Ma'arif Giriloyo I atas bantuan yang diberikan.
Latar Belakang Masalah
Seperti halnya mata pelajaran muatan lokal yang dipilih sekolah berdasarkan kebutuhannya, banyak pendidikan karakter yang dapat dilakukan. Selain itu, pembelajaran muatan lokal diadakan untuk mengenalkan siswa pada pemahaman dan pewarisan nilai-nilai khas daerah. Penerapan muatan lokal tidak hanya dimaksudkan untuk menjaga keberlanjutan, namun juga untuk melaksanakan upaya renovasi atau modernisasi.
Selain itu, penerapan muatan lokal juga bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia di daerah agar dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan daerah, sehingga hal tersebut tidak terjadi. Orientasi utama kurikulum muatan lokal bagi siswa tingkat sekolah dasar hingga menengah adalah menekankan pentingnya pengajaran siswa berdasarkan nilai-nilai budayanya, agar di kemudian hari mereka tidak tercabut dari akar budayanya. Untuk itu batik telah dimasukkan dalam muatan lokal di beberapa sekolah di Bantul sesuai dengan kebijakan Bupati Bantul sendiri.
Pada kurikulum 2013 batik dimasukkan dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Kerajinan, karena muatan lokal pada kurikulum 2013 dimasukkan dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Kerajinan. Pendidikan kelas terintegrasi pada semua mata pelajaran di MI Ma'arif Giriloyo I Imogiri Bantul.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk menyelidiki bagaimana pembelajaran membatik dilakukan di kelas V MI Ma'arif Giriloyo I Imogiri Bantul dan karakter yang dikembangkan dalam pembelajaran membatik.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Proses pembelajaran membatik di MI Ma’arif Giriloyo I bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan membatik dan meningkatkan apresiasi siswa terhadap batik sehingga dapat terwujud kecintaan terhadap budaya/tanah air sendiri dan juga sebagai sarana menumbuhkan jiwa kewirausahaan bagi masyarakat. siswa. Pembelajaran membatik mempunyai alokasi waktu selama 2 jam setiap minggunya, yang dilaksanakan setiap hari Rabu setelah istirahat pertama yaitu pada jam WIB. Pada semester kedua materi yang disampaikan dalam pembelajaran membatik adalah praktek membatik yang dimulai dengan menggambar pola pada kain mori, membatik dengan teknik lilin, proses pewarnaan pada kain batik, dan terakhir menata kain batik untuk menghilangkan lilin yang menempel pada kain. , jadi metode yang digunakan dalam Pembelajaran adalah metode ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan penugasan.
Nilai-nilai pendidikan karakter yang penulis temukan selama mengajar membatik di kelas V MI Ma'arif Giriloyo I meliputi nilai-nilai keagamaan, toleransi, disiplin, kerja keras, kreativitas, kemandirian, rasa ingin tahu, cinta tanah air, peduli lingkungan dan tanggung jawab. .
Saran-saran
Kata Penutup
Menumbuhkan karakter siswa dengan pembelajaran pendidikan agama Islam di SDIT Ibnu Mas'ud Wates Kulon Progo. Nilai-Nilai Karate Dalam Kegiatan Tadarus Al-Qur'an Dan Sholat Berjamaah Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Darul Huda Ngaglik Sleman Yogyakarta.
Pedoman Dokumentasi
Pedoman Observasi
Penulis mengamati dan mendokumentasikan letak geografis dan kondisi madrasah, profil madrasah, memahami visi, misi dan tujuan MI Ma'arif Giriloyo I, sejarah berdirinya MI Ma'arif Giriloyo I madrasah sarana dan prasarana serta mencari informasi dari data yang berkaitan dengan penelitian penulis. Pertanyaan yang penulis ajukan adalah pertanyaan yang berkaitan dengan pembelajaran membatik dan pengajaran karakter di MI Ma'arif Giriloyo I khususnya dalam pembelajaran membatik. Dari hasil wawancara yang dilakukan terungkap bahwa ada pendidikan karakter yang dapat dicapai dengan pembelajaran membatik karena pendidikan karakter di MI Ma’arif Giriloyo I lebih terintegrasi dalam proses pembelajaran.
Pendidikan karakter di MI Ma'arif Giriloyo I lebih terintegrasi pada proses pembelajaran, artinya setiap mata pelajaran yang memungkinkan penanaman pendidikan karakter harus dilaksanakan. Sejak saat itu, kelas membatik terus diajarkan di MI Ma'arif Giriloyo I karena banyak faktor yang mendukung berkembangnya kelas membatik di MI Ma'arif Giriloyo I lebih lanjut, seperti lingkungan yang menjadi pusat kerajinan batik. Guru yang mengajar mata pelajaran membatik juga berasal dari guru tetap di MI Ma'arif Giriloyo I sendiri, karena sebagian besar guru yang mengajar di MI Ma'arif Giriloyo I berasal dari daerah Giriloyo Imogiri yang merupakan sentra industri kerajinan batik.
Sementara itu, pada tahun ini MI Ma'arif Giriloyo I Imogiri Bantul juga mengirimkan salah satu siswanya Zuni Ratnayanti untuk mengikuti lomba membatik dan berhasil meraih juara 1 tingkat kabupaten. Pembelajaran membatik berkembang dengan baik di MI Ma'arif Giriloyo I karena Giriloyo merupakan sentra industri kerajinan batik. Banyaknya dukungan dari lingkungan sekitar terhadap perkembangan pendidikan membatik di MI Ma’arif Giriloyo.
Pertanyaan yang penulis ajukan merupakan pertanyaan yang berkaitan dengan pengajaran membatik dan pendidikan karakter di MI Ma'arif Giriloyo I khususnya dalam pengajaran membatik. Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis terlihat bahwa pembelajaran membatik telah resmi diselenggarakan di MI Ma’arif Giriloyo I sejak tahun 2010 dan termasuk dalam muatan lokal wajib sekolah di Kabupaten Bantul. Tujuan awal diadakannya pendidikan membatik di MI Ma'arif Giriloyo I adalah untuk menumbuhkan jiwa wirausaha para siswa karena sudah berkembang industri batik rumahan di daerah Imogiri sendiri.
Menurut saya tujuan pendidikan membatik bagi siswa di MI Ma'arif Giriloyo I adalah untuk menumbuhkan jiwa wirausaha dan juga sebagai sarana pengembangan karakter pada siswa. Informan disini adalah siswa kelas V MI Ma'arif Giriloyo I dan guru mata pelajaran membatik kelas V MI Ma'arif Giriloyo. Penulis melakukan wawancara kepada salah satu siswa kelas V MI Ma'arif Giriloyo I yang bernama Herlina Febriyanti.
Pertanyaan yang penulis ajukan berkaitan dengan pembelajaran membatik dan pendidikan karakter dalam pembelajaran membatik. Muslih berasal dari daerah yang berbeda dengan teman-temannya, rumahnya cukup jauh dari sekolah, sehingga ia baru memahami batik dan mengetahuinya sejak ia bersekolah di MI Ma'arif Giriloyo I. Dengan adanya pelajaran membatik di MI Ma'arif Giriloyo I, Muslih bisa mengenal motifnya, motif batiknya bermacam-macam seperti Kawung, Sido Mukti, Sekar Jagad, Parang Rusak, Grompol, Truntum, dll. di Indonesia.
Penulis meneliti proses pembelajaran membatik di kelas V MI Ma'arif Giriloyo I Imogiri Bantul untuk kedua kalinya.