• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Butir - Spada UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Analisis Butir - Spada UNS"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Butir

(2)

Tingkat Kesukaran Butir Soal

 Tingkat kesukaran butir soal adalah proporsi banyaknya peserta yang menjawab benar butir soal tersebut terhadap seluruh peserta tes

Rentang:

NB

P 

0 . 1 P

0 .

0  

(3)

 Sebuah butir mempunyai tingkat kesukaran baik, dalam arti dapat memberikan distribusi yang menyebar, jika tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah

 Tidak ada uji signifikansi untuk tingkat kesulitan

(4)

Contoh Mencari P

• Butir 1: P = 1.0

• Butir 2: P = 0.0

• Butir 3: P = 0.5

• Butir 4: P = 0.5

• Butir 5: P = 0.5

• Butir 6: P = 0.625

N B

P 

(5)

 Suatu butir soal mempunyai daya pembeda baik jika kelompok siswa pandai menjawab benar butir soal lebih banyak daripada kelompok siswa tidak pandai

 Daya beda suatu butir soal dapat dipakai untuk membedakan siswa yang pandai dan tidak pandai

 Sebagai tolok ukur pandai atau tidak pandai adalah skor total dari sekumpulan butir yang dianalisis

Daya Beda Butir Soal

(6)

 Rentangan daya beda adalah -1.0

≤ D ≤ 1.0

 Butir soal mempunyai daya pembeda baik jika D ≥ 0.30.

 Ada beberapa cara untuk mengukur daya pembeda

(7)

Daya Beda Butir Soal

Cara

Pertama:

Cara Kedua:

Cara Ketiga:

dengan NBbb NBaa

D

px 1px Y

1 Y pbis Y

r

D

 

 

2 n

Y n

Y2

Y





 

 

(8)

Cara keempat: dengan korelasi biserial (biserial correlation)

fp(xz)

Y 1 Y bis Y

r D

2 z2

2 1 e )

z (

f

(9)

Cara kedua dan ketiga disebut korelasi

biserial titik (point biserial correlation). Rumus ketiga adalah turunan dari rumus kedua.

Pada ITEMAN, untuk mencari daya beda, digunakan korelasi biserial titik dan korelasi biserial

CATATAN

(10)

Contoh Mencari Daya Beda dengan Rumus Pertama

 Butir 1: D = 0.0

 Butir 2: D = 0.0

 Butir 3: D = 1.0

 Butir 4: D = -1.0

 Butir 5: D = 0.5

 Butir 6: D = 0.75

 Butir 7: D = 0.0

Dalam hal ini: Aa, Bb, Cc, dan Dd merupakan kelompok atas dan Ee, Ff, Gg, dan Hh merupakan kelompok bawah

NBbb NBaa

D  

(11)

Contoh Mencari Daya Beda dengan

Rumus Kedua untuk Butir Ketiga

(12)

Contoh Mencari Daya Beda dengan Rumus Ketiga untuk Butir Ketiga

715798375 10055 11798625 0.903

D .. .. ..

(13)

Contoh Mencari Daya Beda dengan Rumus Keempat untuk Butir Ketiga

px = 0.5; z = 0; f(z) = 0.3989

 1.13

D 71.5798.375 0.39890.5

fp(xz)

Y 1 Y bis Y

r D

(14)

Berfungsinya Kunci

 Kunci soal yang baik memiliki 2 ciri:

a. Dipilih oleh 25% - 75% peserta

b. Pemilih kelompok atas > kelompok bawah

(15)

 Jika dipilih oleh 2% / 5% peserta

 kelompok atas < kelompok bawah

Berfungsinya pengecoh butir soal

(16)

No Kelompok Pemilih

Pilihan Jawaban

A B C D E

Omit

1. Atas

Bawah

10 5

5 12

25*

) 20

7 10

2 3

1 0

2. Atas

Bawah

5 9

7 3

8 10

18*

) 20

12 8

0 0

Cek efektifitas kunci dan pengecoh

(17)

Berfungsinya pengecoh butir soal

 Ada yang mengatakan bahwa pada suatu butir soal, pengecoh harus dipilih secara merata oleh peserta tes

 Indeks Pengecoh (IP) dapat juga dirumuskan sebagai berikut:

dengan:

P = banyaknya peserta tes yang memilih pengecoh tertentu N = banyaknya seluruh peserta tes

B = banyaknya peserta tes yang menjawab benar butir soal yang bersangkutan

n = banyaknya alternatif jawaban

%

) 100

1 /(

)

( x

IP  NBP n

(18)

 Ukuran konsistensi internal suatu butir angket adalah korelasi rXY antara skor butir angket

dengan skor total

 Pada umumnya, suatu butir angket disebut

mempunyai konsistensi internal yang baik jika rXY

≥ 0.30

 Pada tes, konsistensi internal suatu butir soal berfungsi sebagai daya pembeda

Konsistensi Internal Butir Angket

(19)

Contoh Mencari Konsistensi Internal Butir 1

Ini berarti, butir 1 dapat dipakai

(20)

Contoh Mencari Konsistensi Internal Butir 2

Ini berarti, butir 2 tidak dapat dipakai

Referensi

Dokumen terkait

Aspek yang perlu diperhatikan dalam analisis butir soal secara klasik adalah setiap butir soal ditelaah dari segi: tingkat kesukaran butir, daya pembeda butir, dan penyebaran

Daya Beda Butir Soal (D): indeks yang menunjukkan tingkat kemampuan butir soal membedakan kelompok yang berprestasi tinggi (kelompok atas) dari kelompok yang berprestasi

Selain taraf kesukaran dan indeks daya pembeda butir soal, dalam teori respon butir terdapat model yang dapat menggambarkan hubungan antara peluang testee menjawab butir dengan

Differential item functioning atau keberbedaan fungsi butir adalah probabilitas menjawab benar butir soal dari dua kelompok yang ber- beda tetapi mempunyai kemampuan sama,

§ Untuk segera dapat mengetahui masalah yang terkandung dalam butir soal, seperti: kemenduaan butir soal, kesalahan meletakkan kunci jawaban, soal yang terlalu sukar dan terlalu

Indeks daya beda dapat dihitung dengan rumus: Dimana : D : Indeks daya beda butir soal : Proporsi kelompok atas yang menjawab benar : Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar

Distribusi Penyebaran Soal Berdasarkan Empat Aspek Kualitas Butir Soal Validitas, Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda, Efektivitas Pengecoh Analisis butir soal dengan cara keseluruhan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari instrumen tes matematika yang dilihat dari validitas butir soal, tingkat kesulitan butir, daya pembeda butir soal dan