1
TUGAS MAKALAH
Oleh : Rifki Muchni
2320922028
Dosen :
Yosritzal, S.T.,M.T.,Ph.D
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG 2023
ii
ii DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... ii
BAB I PENDAHULUAN ... 3
A. Latar Belakang ... 3
B. Tujuan Makalah... 3
C. Rumusan Makalah ... 3
BAB II PEMBAHASAN ... 5
A. Kegagalan dalam Failure of foresight ... 5
B. Kegagalan dalam Kelompok rentan yang tidak terlayani dalam risiko ... 5
C. Kurangnya Komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi ... 6
D. Kegagalan Sains, teknologi, dan implementasi... 6
E. Kegagalan dalam Mitigasi, adaptasi, dan pembelajaran ... 6
BAB III PENUTUP ... 7
A. Kesimpulan ... 7
3 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Maka dari itu harus mengidentifikasi tindakan- tindakan yang dapat kita ambil untuk mengurangi kemungkinan dan tingkat keparahan berbagai bahaya dan ancaman.
Disetiap negara memiliki pengetahuan dan teknologi yang berbeda dalam melakukan tindakan terhadap mitigasi bencana. Salah satu yang perlu diperhatikan dalam mitigasi bencana adalah masalah transportasi. Tanpa sistem transportasi yang efektif, kita tidak memiliki respons dan pemulihan. Tetapi transportasi juga membantu menyebarkan beberapa penyakit.
Selain ancaman dari bencana alam, ada bahaya lain yang perlu diperhatikan yaitu perencanaan yang buruk, dan pengendalian serta pengembangan yang buruk. Jadi tidak hanya fokus terhadap bencana alam yang terjadi, juga perlu memperhatikan mitigasi yang dilakukan terhadap bencana alam, sehingga dapat mengurangi dampak dari bencana tersebut.
B. Tujuan Makalah
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk lebih memahami aktor-faktor yang kerap menjadi akar kegagalan dalamperencanaan respons terhadap bencana.
Kompleksitas situasi, perbedaan dalam pendekatan manajemen krisis, dan kurangnya pandangan kedepan menjadi pemicu utama yang sering menghambat kesuksesan dalam merespons bencana.
C. Rumusan Makalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah yaitu :
1. Bagaimana Kegagalan dalam Failure of foresight ?
4 2. Bagaimana kegagalan dalam Kelompok rentan yang tidak terlayani dalam risiko
?
3. Bagaimana Kurangnya Komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi ? 4. Bagaimana kegagalan Sains, teknologi, dan implementasi ?
5. Bagaimana kegagalan dalam Mitigasi, adaptasi, dan pembelajaran ?
5 BAB II PEMBAHASAN
A. Kegagalan dalam Failure of foresight
Pandangan kedepan atau masa depan sangatlah penting dalam meminimalisir terjadinya kegagalan dalam menangani situasi darurat seperti bencana alam.
Pandangan kedepan yang terintegritas dengan respon terhadap krisis menjadi landasan penting dalam mempersiapkan langkah-langkah preventif yang lebih baik.
Memasukkan dimensi proaktif dalam perencanaan adalah kunci untuk menghindari kejadian yang bisa dicegah di masa mendatang. Hal ini memungkinkan pengembangan langkah-langkah preventif yang lebih efektif dan memadai, yang pada gilirannya dapat membantu mengurangi dampak buruk dari ancaman dan bencana yang mungkin terjadi.
B. Kegagalan dalam Kelompok rentan yang tidak terlayani dalam risiko Langkah-langkah preventif dan intervensi yang terfokus pada kebutuhan khusus kelompok rentan adalah investasi penting dalam membangun ketahanan masyarakat secara keseluruhan. Hal ini mencakup rencana evakuasi yang disesuaikan, aksesibilitas terhadap layanan kesehatan dan keamanan, serta pendekatan yang sensitif terhadap kebutuhan mereka selama periode krisis.
Memastikan mereka mendapatkan perlindungan optimal adalah tidak hanya tugas moral, tetapi juga esensi dari keberhasilan respons terhadap krisis.
Pengurangan risiko terhadap kelompok rentan harus melibatkan kelompok itu sendiri karena melalui partisipasi mereka kebutuhan dan arah kebijakan pengurangan risiko bencana dapat dirumuskan dengan lebih tepat dan sesuai dengan kebutuhannya.
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 menyebutkan bahwa salah satu penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat adalah perlindungan terhadap kelompok rentan. Kelompok rentan bencana menurut Undang-undang ini adalah bayi, balita, dan anak-anak, ibu yang sedang mengandung atau menyusui, penyandang cacat dan orang lanjut usia.
6 C. Kurangnya Komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi
Komunikasi pada dasarnya adalah alat manajemen yang melayani berbagai fungsi dan tujuan. Dalam situasi genting, informasi yang akurat dan tepat dapat mempengaruhi tindakan yang akan diambil pada saat terjadinya bencana. Oleh karena itu manajemen informasi merupakan salah satu hal yang utama dalam merespon krisis dengan tepat. Koordinasi yang baik dalam melibatkan stake holder pada saat terjadi bencana juga merupakan peran penting dari informasi yang akurat.
Mengelola arus informasi dengan efisien dan menyediakan akses ke informasi yang relevan bagi semua pihak terlibat adalah esensial dalam memfasilitasi respons yang cepat dan tepat.
D. Kegagalan Sains, teknologi, dan implementasi
Salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana kita menciptakan teknologi baru. Bagaimana kita mengambil hal-hal yang kita miliki berhasil di laboratorium, yang berhasil dalam uji coba, dan mengaplikasikannya. Jadi implementasi adalah hal utama, terutama dengan teknologi baru.
Dalam situasi krisis peran teknologi juga sangat berpengaruh, namun juga membawa tantangan tersendiri karena membutuhkan pemahaman yang mendalam dan keterbatasannya pada saat situasi krisis. strategi yang bijaksana adalah mengintegrasikan teknologi dengan cara yang cerdas dan responsif, memanfaatkan keunggulan tanpa mengabaikan kerentanan yang mungkin timbul dalam situasi krisis. Dengan demikian, teknologi dapat menjadi alat yang sangat efektif dalam respons terhadap bencana
E. Kegagalan dalam Mitigasi, adaptasi, dan pembelajaran
Keberhasilan dalam menghadapi bencana tidak hanya bergantung pada pengetahuan yang dimiliki saat ini, tetapi juga pada kemampuan untuk terus belajar, beradaptasi, dan memperbaharui teknologi. Dengan meningkatkan pengetahuan, sistem dapat terus berkembang dan memperbarui rencana responsnya, sehingga menjadi lebih baik dalam menghadapi berbagai bencana yang mungkin terjadi.
7 BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Pandangan ke depan sangatlah penting dalam kesiap siagaan terhadap bencana alam. Implementasi teknologi harus didasarkan pada pemahaman yang mendalam akan konsekuensinya, sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal dalam situasi krisis. Selain itu, Koordinasi yang baik dalam melibatkan stake holder pada saat terjadi bencana juga merupakan peran penting dalam menghadapi situasi genting saat terjadi bencana. Oleh karena itu manajemen informasi merupakan salah satu hal yang utama dalam merespon keadaan krisis dengan tepat.