• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis DFD Level 0 Penjualan PT. Telkom Indonesia

N/A
N/A
Fitria Nur Aeni

Academic year: 2025

Membagikan "Analisis DFD Level 0 Penjualan PT. Telkom Indonesia"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Anallisa DFD Level 0 Penjualan PT. Telkom Indonesia

DFD level 0 penjualan PT Telkom Indonesia menggambarkan gambaran umum dari proses penjualan produk dan layanan Telkom, yaitu:

1. Proses Pemesanan. Proses ini dimulai dengan pelanggan menanyakan produk atau layanan yang diinginkan. Pelanggan kemudian menjelaskan kebutuhannya kepada proses pemesanan. Proses pemesanan kemudian membuat pesanan dan mengirimkannya ke gudang.

2. Proses Pemeriksaan. Proses pemeriksaan di gudang memeriksa apakah barang yang dipesan tersedia. Jika tersedia, proses pemeriksaan mengirimkan laporan status barang ke proses pemesanan.

3. Proses Cek Kredit. Jika pelanggan mengajukan kredit, proses cek kredit di bagian keuangan akan memeriksa kelayakan kredit pelanggan. Jika kredit pelanggan disetujui, proses cek kredit mengirimkan persetujuan kredit ke proses pemesanan.

4. Proses Kirim Barang. Proses kirim barang di gudang mencetak dokumen pengiriman dan mengirimkan barang ke pelanggan.

5. Proses Tagih. Proses tagih di bagian akuntansi akan menagih pelanggan sesuai dengan tagihan yang telah dibuat oleh proses kirim barang.

DFD penjualan level 0 PT Telkom Indonesia memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

1. DFD tersebut menggambarkan gambaran umum dari siklus penjualan PT Telkom Indonesia. DFD tersebut dapat memberikan gambaran yang jelas tentang siklus penjualan PT Telkom Indonesia, mulai dari proses permintaan penjualan hingga proses pengakuan pendapatan.

2. DFD tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan sistem pada siklus penjualan PT Telkom Indonesia. Berdasarkan DFD tersebut, dapat diidentifikasi beberapa kebutuhan sistem pada siklus penjualan PT Telkom Indonesia, seperti kebutuhan untuk mengotomatisasi proses permintaan pembelian, peninjauan permintaan pembelian, pembuatan surat pesanan, penerimaan barang atau jasa, dan pengakuan pendapatan.

DFD penjualan level 0 PT Telkom Indonesia memiliki beberapa kekurangan, yaitu:

(2)

1. DFD tersebut tidak menggambarkan rincian dari setiap proses. DFD tersebut hanya menggambarkan gambaran umum dari setiap proses. Untuk mengetahui rincian dari setiap proses, diperlukan DFD level yang lebih rendah.

2. DFD tersebut tidak menggambarkan hubungan antar proses. DFD tersebut hanya menggambarkan setiap proses secara independen. Untuk mengetahui hubungan antar proses, diperlukan DFD yang lebih kompleks, seperti DFD konektor atau DFD sekuensial.

Berdasarkan DFD tersebut, dapat diidentifikasi beberapa hal yang dapat diperbaiki untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas siklus penjualan PT Telkom Indonesia.

Berikut adalah beberapa rekomendasi untuk perbaikan proses penjualan PT Telkom Indonesia:

1. Proses pemesanan dapat diintegrasikan dengan sistem CRM (Customer Relationship Management) untuk memudahkan proses identifikasi kebutuhan pelanggan, seperti profil pelanggan, histori pembelian, dan kebutuhan pelanggan. Informasi ini dapat digunakan oleh proses pemesanan untuk memberikan rekomendasi produk atau layanan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

2. Proses pemeriksaan dapat diintegrasikan dengan sistem ERP (Enterprise Resource Planning) untuk memudahkan proses pengecekan stok barang, seperti lokasi barang, jumlah barang, dan tanggal kadaluwarsa. Informasi ini dapat digunakan oleh proses pemeriksaan untuk memastikan bahwa barang yang dipesan tersedia.

3. Proses cek kredit dapat dilakukan secara otomatis dengan menggunakan sistem informasi kredit. Sistem informasi kredit dapat digunakan untuk memeriksa kelayakan kredit pelanggan secara otomatis. Proses cek kredit hanya perlu menyetujui atau menolak kredit pelanggan berdasarkan hasil pemeriksaan dari sistem informasi kredit.

4. Proses kirim barang dapat diintegrasikan dengan sistem tracking untuk memudahkan pelacakan barang, menyimpan informasi tentang lokasi barang, tanggal pengiriman, dan tanggal kedatangan barang. Informasi ini dapat digunakan oleh pelanggan untuk melacak barang yang telah mereka pesan.

5. Proses tagih dapat dilakukan secara otomatis dengan menggunakan sistem informasi penagihan. Proses tagih hanya perlu memeriksa kesesuaian tagihan dengan pesanan pelanggan.

(3)

Analisis DFD Level 1 Penjualan PT Telkom Indonesia

DFD level 1 penjualan PT Telkom Indonesia menggambarkan rincian dari proses-proses utama yang ada pada DFD level 0. DFD ini menunjukkan bahwa proses-proses utama tersebut terdiri dari beberapa proses pendukung, yaitu:

1. Proses Permintaan Penjualan, trerdiri dai 2 proses pendukung, yaitu:

 Proses Pengumpulan Data

 Proses Verifikasi Data

2. Proses Peninjauan Permintaan Penjualan, terdiri dari 2 proses pendukung, yaitu:

 Proses Pemeriksaan Data

 Proses Persetujuan

3. Proses Pembuatan Surat Pesanan, terdiri dari 2 proses pendukung, yaitu:

 Proses Pengumpulan Data

 Proses Pembuatan Surat Pesanan

4. Proses Pengiriman Barang atau Jasa, terdiri dari 2 proses pendukung, yaitu:

 Proses Pengemasan

 Proses Pengiriman

5. Proses Penerimaan Barang atau Jasa, terdiri dari 2 proses pendukung, yaitu:

 Proses Pemeriksaan Barang atau Jasa

 Proses Penerimaan

6. Proses Pengakuan Pendapatan, terdiri dari 2 proses pendukung, yaitu:

 Proses Perhitungan Pendapatan

 Proses Pencatatan Pendapatan

Berdasarkan DFD penjualan level 1 PT Telkom Indonesia, dapat diidentifikasi beberapa kebutuhan sistem yang diperlukan untuk mendukung siklus penjualan, yaitu:

1. Sistem informasi penjualan. Sistem informasi penjualan diperlukan untuk mengelola proses penjualan barang atau jasa, mulai dari permintaan penjualan, pembuatan surat pesanan, pengiriman barang atau jasa, penerimaan barang atau jasa, hingga pengakuan pendapatan. Sistem informasi penjualan harus dapat melakukan proses- proses berikut:

 Pengumpulan data

 Verifikasi data

(4)

 Pembuatan surat pesanan

 Pengiriman barang atau jasa

 Penerimaan barang atau jasa

 Pengakuan pendapatan

2. Sistem informasi akuntansi. Sistem informasi akuntansi diperlukan untuk mengelola proses akuntansi, termasuk proses pengakuan pendapatan. Sistem informasi akuntansi harus dapat melakukan proses-proses berikut:

 Pemeriksaan data

 Persetujuan

 Perhitungan pendapatan

 Pencatatan pendapatan

DFD penjualan level 1 PT Telkom Indonesia memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

1. Menyajikan gambaran umum dari siklus penjualan. DFD penjualan level 1 PT Telkom Indonesia menyajikan gambaran umum dari siklus penjualan, mulai dari permintaan penjualan hingga pengakuan pendapatan. Hal ini memudahkan dalam memahami alur siklus penjualan secara keseluruhan.

2. Menunjukkan proses-proses utama dan pendukung dalam siklus penjualan. DFD penjualan level 1 PT Telkom Indonesia menunjukkan proses-proses utama dan pendukung dalam siklus penjualan. Hal ini memudahkan dalam memahami alur siklus penjualan secara detail.

3. Menunjukkan aliran data dalam setiap proses. DFD penjualan level 1 PT Telkom Indonesia menunjukkan aliran data dalam setiap proses. Hal ini memudahkan dalam memahami data apa saja yang mengalir dalam setiap proses.

4. Menunjukkan hubungan antar proses. DFD penjualan level 1 PT Telkom Indonesia menunjukkan hubungan antar proses. Hal ini memudahkan dalam memahami keterkaitan antar proses.

DFD penjualan level 1 PT Telkom Indonesia memiliki beberapa kekurangan, yaitu:

1. Tidak menunjukkan sumber dan tujuan data. DFD penjualan level 1 PT Telkom Indonesia tidak menunjukkan sumber dan tujuan data. Hal ini menyebabkan tidak dapat diketahui dari mana data berasal dan ke mana data akan mengalir.

(5)

2. Tidak menunjukkan proses validasi dan otentikasi. DFD penjualan level 1 PT Telkom Indonesia tidak menunjukkan proses validasi dan otentikasi. Hal ini menyebabkan tidak dapat diketahui apakah data yang mengalir dalam sistem telah valid dan sah.

3. Tidak menunjukkan proses pengamanan data. DFD penjualan level 1 PT Telkom Indonesia tidak menunjukkan proses pengamanan data. Hal ini menyebabkan tidak dapat diketahui bagaimana data dilindungi dari akses yang tidak sah.

Berdasarkan kelebihan dan kekurangan DFD penjualan level 1 PT Telkom Indonesia, dapat direkomendasikan beberapa hal untuk meningkatkan kualitas DFD tersebut, yaitu:

1. Menambahkan sumber dan tujuan data dengan menggunakan simbol sumber dan tujuan data (source dan destination). Hal ini akan memudahkan dalam memahami dari mana data berasal dan ke mana data akan mengalir.

2. Menambahkan proses validasi dan otentikasi dengan menggunakan simbol proses (process). Hal ini akan memudahkan dalam memahami apakah data yang mengalir dalam sistem telah valid dan sah.

3. Menambahkan proses pengamanan data dengan menggunakan simbol proses (process). Hal ini akan memudahkan dalam memahami bagaimana data dilindungi dari akses yang tidak sah.

Selain itu, DFD penjualan level 1 PT Telkom Indonesia dapat dikembangkan lebih lanjut dengan menambahkan beberapa proses atau aliran data yang diperlukan, seperti:

1. Proses penjadwalan pengiriman barang atau jasa 2. Proses pencatatan piutang

3. Proses pengumpulan piutang 4. Proses penagihan piutang 5. Proses pelunasan piutang

Penambahan proses atau aliran data tersebut akan membuat DFD penjualan level 1 PT Telkom Indonesia lebih lengkap dan informatif.

(6)

Analisis DFD Level 2 Penjualan PT Telkom Indonesia

DFD level 2 penjualan PT Telkom Indonesia menggambarkan rincian dari proses-proses pendukung yang ada pada DFD level 1. DFD ini menunjukkan bahwa proses-proses pendukung tersebut terdiri dari beberapa proses lebih rinci, yaitu:

1. Proses Pengumpulan Data, terdiri dari beberapa proses lebih rinci, yaitu:

 Proses Pengumpulan Data Barang atau Jasa

 Proses Pengumpulan Data Pelanggan

 Proses Pengumpulan Data Pembayaran

2. Proses Verifikasi Data, terdiri dari beberapa proses lebih rinci, yaitu:

 Proses Validasi Data Barang atau Jasa

 Proses Validasi Data Pelanggan

 Proses Validasi Data Pembayaran

3. Proses Pemeriksaan Data, terdiri dari beberapa proses lebih rinci, yaitu:

 Proses Pemeriksaan Kelengkapan Data

 Proses Pemeriksaan Kebenaran Data

 Proses Pemeriksaan Kesesuaian Data

4. Proses Persetujuan, terdiri dari beberapa proses lebih rinci, yaitu:

 Proses Persetujuan oleh Sales

 Proses Persetujuan oleh Manajer Penjualan

 Proses Pengumpulan Data

5. Proses pengumpulan data, terdiri dari beberapa proses lebih rinci, yaitu:

 Proses Pengumpulan Data Barang atau Jasa

 Proses Pengumpulan Data Pelanggan

 Proses Pembuatan Surat Pesanan

6. Proses pembuatan surat pesanan, terdiri dari beberapa proses lebih rinci, yaitu:

 Proses Pemrosesan Data

 Proses Pencetakan Surat Pesanan

 Proses Pengemasan

7. Proses kemasan, terdiri dari beberapa proses lebih rinci, yaitu:

 Proses Pengecekan Barang atau Jasa

 Proses Pengemasan Barang atau Jasa

8. Proses Pengiriman, terdiri dari beberapa proses lebih rinci, yaitu:

(7)

 Proses Pembukuan Penerimaan Barang atau Jasa

 Proses Pengiriman Barang atau Jasa

9. Proses Pemeriksaan Barang atau Jasa, terdiri dari beberapa proses lebih rinci, yaitu:

 Proses Pemeriksaan Kelengkapan Barang atau Jasa

 Proses Pemeriksaan Kebenaran Barang atau Jasa

10. Proses Penerimaan, terdiri dari beberapa proses lebih rinci, yaitu:

 Proses Pembukuan Penerimaan Barang atau Jasa

 Proses Penerimaan Barang atau Jasa

11. Proses Perhitungan Pendapatan, terdiri dari beberapa proses lebih rinci, yaitu:

 Proses Penghitungan Harga Jual

 Proses Penghitungan Potongan Harga

 Proses Penghitungan Pajak

12. Proses Pencatatan Pendapatan, terdiri dari beberapa proses lebih rinci, yaitu:

 Proses Pembukuan Pendapatan

Berdasarkan DFD penjualan level 2 PT Telkom Indonesia, dapat diidentifikasi beberapa kebutuhan sistem yang diperlukan untuk mendukung siklus penjualan, yaitu:

1. Sistem informasi penjualan. Sistem informasi penjualan diperlukan untuk mengelola proses penjualan barang atau jasa, mulai dari pengumpulan data hingga pengakuan pendapatan. Sistem informasi penjualan harus dapat melakukan proses-proses berikut:

 Pengumpulan data penjualan

 Pemeriksaan data penjualan

 Pembuatan surat pesanan

 Pengiriman barang atau jasa

 Penerimaan barang atau jasa

 Pengakuan pendapatan

2. Sistem informasi akuntansi. Sistem informasi akuntansi diperlukan untuk mengelola proses akuntansi, termasuk proses pengakuan pendapatan. Sistem informasi akuntansi harus dapat melakukan proses-proses berikut:

 Pencatatan pendapatan

 Penyusunan laporan keuangan

DFD penjualan level 2 PT Telkom Indonesia memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

(8)

1. Menyajikan rincian dari setiap proses utama. DFD penjualan level 2 PT Telkom Indonesia menyajikan rincian dari setiap proses utama yang ada pada DFD level 0. Hal ini memudahkan dalam memahami alur dan rincian dari setiap proses utama.

2. Menunjukkan aliran data dalam setiap proses. DFD penjualan level 2 PT Telkom Indonesia menunjukkan aliran data dalam setiap proses. Hal ini memudahkan dalam memahami data apa saja yang mengalir dalam setiap proses.

3. Menunjukkan hubungan antar proses. DFD penjualan level 2 PT Telkom Indonesia menunjukkan hubungan antar proses. Hal ini memudahkan dalam memahami keterkaitan antar proses.

DFD penjualan level 2 PT Telkom Indonesia memiliki beberapa kekurangan, yaitu:

1. Tidak menunjukkan data yang disimpan. DFD penjualan level 2 PT Telkom Indonesia tidak menunjukkan data yang disimpan dalam sistem. Hal ini menyebabkan tidak dapat diketahui data apa saja yang disimpan dalam sistem.

2. Tidak menunjukkan pengendalian internal. DFD penjualan level 2 PT Telkom Indonesia tidak menunjukkan pengendalian internal yang diterapkan dalam sistem. Hal ini menyebabkan tidak dapat diketahui pengendalian internal apa saja yang diterapkan dalam sistem

Berdasarkan kelebihan dan kekurangan DFD penjualan level 2 PT Telkom Indonesia, dapat direkomendasikan beberapa hal untuk meningkatkan kualitas DFD tersebut, yaitu:

1. Menambahkan data yang disimpan. Data yang disimpan dalam sistem dapat ditambahkan dengan menggunakan simbol data store (data store). Hal ini akan memudahkan dalam memahami data apa saja yang disimpan dalam sistem.

2. Menambahkan pengendalian internal. Pengendalian internal yang diterapkan dalam sistem dapat ditambahkan dengan menggunakan simbol pengendalian (control). Hal ini akan memudahkan dalam memahami pengendalian internal apa saja yang diterapkan dalam sistem.

Selain rekomendasi-rekomendasi tersebut, berikut ini adalah beberapa rekomendasi tambahan yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses penjualan PT Telkom Indonesia:

(9)

1. Implementasi sistem informasi terintegrasi. Implementasi sistem informasi terintegrasi dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses penjualan secara keseluruhan.

Sistem informasi terintegrasi dapat menghubungkan berbagai sistem informasi yang terlibat dalam proses penjualan, sehingga dapat mengurangi duplikasi data dan proses.

2. Peningkatan kualitas layanan pelanggan. Peningkatan kualitas layanan pelanggan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan mendorong pelanggan untuk melakukan pembelian berulang. Peningkatan kualitas layanan pelanggan dapat dilakukan dengan cara memberikan informasi yang jelas dan akurat kepada pelanggan, serta memberikan solusi yang cepat dan tepat atas keluhan pelanggan.

3. Peningkatan promosi dan pemasaran. Peningkatan promosi dan pemasaran dapat meningkatkan kesadaran pelanggan terhadap produk dan layanan Telkom. Peningkatan promosi dan pemasaran dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan berbagai media promosi

(10)

Analisis DFD Level 0 Pembelian PT Telkom Indonesia

DFD level 0 pembelian PT Telkom Indonesia menggambarkan gambaran umum dari proses pembelian barang dan jasa Telkom, yaitu:

1. Proses Permintaan Pembelian. Proses ini dimulai dengan karyawan mengajukan permintaan pembelian barang atau jasa. Permintaan pembelian tersebut kemudian ditinjau oleh bagian pengadaan.

2. Proses Peninjauan Permintaan Pembelian. Proses ini dimulai dengan bagian pengadaan meninjau permintaan pembelian yang telah diajukan oleh karyawan. Bagian pengadaan akan memeriksa kelengkapan dan kelayakan permintaan pembelian.

3. Proses Pembuatan Surat Pesanan. Proses ini dimulai dengan bagian pengadaan membuat surat pesanan kepada pemasok yang berisi informasi tentang barang atau jasa yang akan dibeli, serta jumlah dan harga barang atau jasa tersebut.

4. Proses Pengiriman Barang atau Jasa. Proses ini dimulai dengan pemasok mengirimkan barang atau jasa kepada Telkom.

5. Proses Penerimaan Barang atau Jasa. Proses ini dimulai dengan bagian penerimaan memeriksa barang atau jasa yang telah dikirim oleh pemasok. Bagian penerimaan akan memeriksa kesesuaian barang atau jasa dengan surat pesanan.

Berdasarkan DFD pembelian level 0 PT Telkom Indonesia, dapat diidentifikasi beberapa kebutuhan sistem yang diperlukan untuk mendukung siklus pembelian, yaitu:

1. Sistem informasi pembelian. Sistem informasi pembelian diperlukan untuk mengelola proses pembelian barang atau jasa, mulai dari permintaan pembelian hingga penerimaan barang atau jasa. Sistem informasi pembelian harus dapat melakukan proses-proses berikut:

 Pengumpulan data pembelian

 Pemeriksaan data pembelian

 Pembuatan surat pesanan

 Pengiriman barang atau jasa

 Penerimaan barang atau jasa

2. Sistem informasi akuntansi. Sistem informasi akuntansi diperlukan untuk mengelola proses akuntansi, termasuk proses pengakuan pendapatan. Sistem informasi akuntansi harus dapat melakukan proses-proses berikut:

(11)

 Pencatatan pendapatan

 Penyusunan laporan keuangan

DFD pembelian level 0 PT Telkom Indonesia memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

1. DFD pembelian level 0 PT Telkom Indonesia menyajikan gambaran umum dari siklus pembelian, mulai dari permintaan pembelian hingga penerimaan barang atau jasa. Hal ini memudahkan dalam memahami alur siklus pembelian secara keseluruhan.

2. DFD pembelian level 0 PT Telkom Indonesia menunjukkan proses-proses utama dalam siklus pembelian, yaitu permintaan pembelian, verifikasi pembelian, pembuatan pesanan pembelian, penerimaan barang atau jasa, dan pembayaran barang atau jasa. Hal ini memudahkan dalam memahami alur siklus pembelian secara detail.

3. DFD pembelian level 0 PT Telkom Indonesia menunjukkan sistem informasi dan proses eksternal yang terlibat dalam siklus pembelian. Hal ini memudahkan dalam memahami sistem pendukung dan lingkungan siklus pembelian.

DFD pembelian level 0 PT Telkom Indonesia memiliki beberapa kekurangan, yaitu:

1. Tidak menunjukkan rincian dari setiap proses utama. DFD pembelian level 0 PT Telkom Indonesia hanya menunjukkan proses-proses utama dalam siklus pembelian secara umum. Hal ini menyebabkan tidak dapat diketahui rincian dari setiap proses utama.

2. Tidak menunjukkan aliran data dalam setiap proses. DFD pembelian level 0 PT Telkom Indonesia tidak menunjukkan aliran data dalam setiap proses. Hal ini menyebabkan tidak dapat diketahui data apa saja yang mengalir dalam setiap proses.

3. Tidak menunjukkan hubungan antar proses. DFD pembelian level 0 PT Telkom Indonesia tidak menunjukkan hubungan antar proses. Hal ini menyebabkan tidak dapat diketahui keterkaitan antar proses.

Berdasarkan kelebihan dan kekurangan DFD pembelian level 0 PT Telkom Indonesia, dapat direkomendasikan beberapa hal untuk meningkatkan kualitas DFD tersebut, yaitu:

1. Menambahkan rincian dari setiap proses utama. Rincian dari setiap proses utama dapat ditambahkan dengan menggunakan DFD level 1 atau DFD level 2. Hal ini akan memudahkan dalam memahami alur dan rincian dari setiap proses utama.

(12)

2. Menambahkan aliran data dalam setiap proses. Aliran data dalam setiap proses dapat ditambahkan dengan menggunakan simbol aliran data (data flow). Hal ini akan memudahkan dalam memahami data apa saja yang mengalir dalam setiap proses.

3. Menambahkan hubungan antar proses. Hubungan antar proses dapat ditambahkan dengan menggunakan simbol hubungan (relationship). Hal ini akan memudahkan dalam memahami keterkaitan antar proses.

Berdasarkan DFD pembelian level 0 PT Telkom Indonesia, ada beberapa analisis perbaikan tambahan yang dapat diidentifikasi untuk meningkatkan keamanan dan keandalan siklus pembelian PT Telkom Indonesia, yaitu:

1. Proses permintaan pembelian harus menggunakan mekanisme otentikasi dan otorisasi untuk memastikan bahwa hanya pengguna yang berwenang yang dapat mengajukan permintaan pembelian. Mekanisme otentikasi dan otorisasi dapat berupa penggunaan username dan password, atau penggunaan biometrik, seperti sidik jari atau wajah.

2. Proses verifikasi pembelian harus menggunakan mekanisme validasi untuk memastikan bahwa permintaan pembelian yang diajukan valid. Mekanisme validasi dapat berupa pemeriksaan data secara manual, atau menggunakan sistem informasi audit.

3. Proses pembuatan pesanan pembelian harus menggunakan mekanisme pengendalian untuk memastikan bahwa pesanan pembelian yang dibuat akurat dan lengkap.

Mekanisme pengendalian dapat berupa pemeriksaan data secara manual, atau menggunakan sistem informasi pengadaan.

4. Proses penerimaan barang atau jasa harus menggunakan mekanisme pengendalian untuk memastikan bahwa barang atau jasa yang diterima sesuai dengan pesanan pembelian. Mekanisme pengendalian dapat berupa pemeriksaan data secara manual, atau menggunakan sistem informasi akuntansi.

5. Proses pembayaran barang atau jasa harus menggunakan mekanisme pengendalian untuk memastikan bahwa pembayaran barang atau jasa dilakukan secara tepat waktu dan akurat. Mekanisme pengendalian dapat berupa pemeriksaan data secara manual, atau menggunakan sistem informasi akuntansi.

(13)

Analisis DFD Level 1 Pembelian PT Telkom Indonesia

DFD level 1 pembelian PT Telkom Indonesia menggambarkan rincian dari proses- proses utama yang ada pada DFD level 0. DFD ini menunjukkan bahwa proses-proses utama tersebut terdiri dari beberapa proses pendukung, yaitu:

1. Proses Pengumpulan Data, terdiri dari 2 proses pendukung, yaitu:

 Proses Pengumpulan Data Barang atau Jasa

 Proses Pengumpulan Data Pemasok

2. Proses Verifikasi Data, terdiri dari 2 proses pendukung, yaitu:

 Proses Validasi Data Barang atau Jasa

 Proses Validasi Data Pemasok

3. Proses Pembuatan Surat Pesanan, terdiri dari 2 proses pendukung, yaitu:

 Proses Pengumpulan Data

 Proses Pembuatan Surat Pesanan

4. Proses Pengiriman Barang atau Jasa, terdiri dari 2 proses pendukung, yaitu:

 Proses Pengemasan

 Proses Pengiriman

5. Proses Penerimaan Barang atau Jasa, terdiri dari 2 proses pendukung, yaitu:

 Proses Pemeriksaan Barang atau Jasa

 Proses Penerimaan

6. Proses Pengakuan Pendapatan, terdiri dari 2 proses pendukung, yaitu:

 Proses Perhitungan Pendapatan

 Proses Pencatatan Pendapatan

DFD level 1 pembelian PT Telkom Indonesia menggambarkan rincian dari proses pembelian barang dan jasa Telkom, yaitu:

1. Proses Permintaan Pembelian. Proses ini dimulai dengan karyawan mengajukan permintaan pembelian barang atau jasa.

2. Proses Peninjauan Permintaan Pembelian. Proses ini dimulai dengan bagian pengadaan meninjau permintaan pembelian yang telah diajukan oleh karyawan.

3. Proses Pembuatan Surat Pesanan. Proses ini dimulai dengan bagian pengadaan membuat surat pesanan kepada pemasok yang berisi informasi tentang barang atau jasa yang akan dibeli, serta jumlah dan harga barang atau jasa tersebut.

(14)

4. Proses Pengiriman Barang atau Jasa. Proses ini dimulai dengan pemasok mengirimkan barang atau jasa kepada Telkom.

5. Proses Penerimaan Barang atau Jasa. Proses ini dimulai dengan bagian penerimaan memeriksa barang atau jasa yang telah dikirim oleh pemasok. Bagian penerimaan akan memeriksa kesesuaian barang atau jasa dengan surat pesanan.

Berdasarkan DFD tersebut, dapat diidentifikasi beberapa hal yang dapat diperbaiki untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pembelian PT Telkom Indonesia, yaitu:

1. Proses permintaan pembelian dapat diintegrasikan dengan sistem informasi akuntansi untuk memudahkan proses pencatatan permintaan pembelian. Sistem informasi akuntansi dapat menyimpan informasi tentang permintaan pembelian, seperti tanggal permintaan, nomor permintaan, dan jumlah barang atau jasa yang diminta.

2. Proses peninjauan permintaan pembelian dapat dilakukan secara otomatis dengan menggunakan sistem informasi pembelian. Sistem informasi pembelian dapat digunakan untuk memeriksa kelengkapan dan kelayakan permintaan pembelian secara otomatis berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

3. Proses pembuatan surat pesanan dapat diintegrasikan dengan sistem informasi pemasok untuk memudahkan proses pengiriman surat pesanan kepada pemasok.

Sistem informasi pemasok dapat menyimpan informasi tentang pemasok, seperti alamat pemasok, nomor telepon pemasok, dan informasi kontak pemasok lainnya.

4. Proses penerimaan barang atau jasa dapat dilakukan secara otomatis dengan menggunakan sistem informasi penerimaan. Sistem informasi penerimaan dapat digunakan untuk memeriksa kesesuaian barang atau jasa dengan surat pesanan secara otomatis berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

(15)

Analisis DFD Level 2 Pembelian PT Telkom Indonesia

DFD level 2 pembelian PT Telkom Indonesia menggambarkan rincian dari proses pembuatan surat pesanan dalam proses pembelian, yaitu:

1. Proses Pengumpulan Data. Proses ini dimulai dengan bagian pengadaan mengumpulkan data yang diperlukan untuk pembuatan surat pesanan, seperti informasi tentang barang atau jasa yang akan dibeli, jumlah dan harga barang atau jasa tersebut, serta informasi tentang pemasok.

2. Proses Pembuatan Surat Pesanan. Proses ini dimulai dengan bagian pengadaan membuat surat pesanan berdasarkan data yang telah dikumpulkan. Surat pesanan tersebut berisi informasi tentang barang atau jasa yang akan dibeli, jumlah dan harga barang atau jasa tersebut, serta informasi tentang pemasok.

3. Proses Verifikasi Surat Pesanan. Proses ini dimulai dengan bagian pengadaan memverifikasi surat pesanan yang telah dibuat. Verifikasi surat pesanan dilakukan untuk memastikan bahwa surat pesanan tersebut valid dan sesuai dengan kebijakan perusahaan.

DFD pembelian level 2 PT Telkom Indonesia memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

1. Menyajikan rincian dari setiap proses pendukung. DFD pembelian level 2 PT Telkom Indonesia menyajikan rincian dari setiap proses pendukung yang ada pada DFD level 1.

Hal ini memudahkan dalam memahami alur dan rincian dari setiap proses pendukung.

2. Menunjukkan aliran data dalam setiap proses. DFD pembelian level 2 PT Telkom Indonesia menunjukkan aliran data dalam setiap proses. Hal ini memudahkan dalam memahami data apa saja yang mengalir dalam setiap proses.

3. Menunjukkan hubungan antar proses. DFD pembelian level 2 PT Telkom Indonesia menunjukkan hubungan antar proses. Hal ini memudahkan dalam memahami keterkaitan antar proses.

DFD pembelian level 2 PT Telkom Indonesia memiliki beberapa kekurangan, yaitu:

1. Tidak menunjukkan data yang disimpan. DFD pembelian level 2 PT Telkom Indonesia tidak menunjukkan data yang disimpan dalam sistem. Hal ini menyebabkan tidak dapat diketahui data apa saja yang disimpan dalam sistem.

(16)

2. Tidak menunjukkan pengendalian internal. DFD pembelian level 2 PT Telkom Indonesia tidak menunjukkan pengendalian internal yang diterapkan dalam sistem. Hal ini menyebabkan tidak dapat diketahui pengendalian internal apa saja yang diterapkan dalam sistem.

Berdasarkan kelebihan dan kekurangan DFD pembelian level 2 PT Telkom Indonesia, dapat direkomendasikan beberapa hal untuk meningkatkan kualitas DFD tersebut, yaitu:

1. Data yang disimpan dalam sistem dapat ditambahkan dengan menggunakan simbol data store (data store). Hal ini akan memudahkan dalam memahami data apa saja yang disimpan dalam sistem.

2. Pengendalian internal yang diterapkan dalam sistem dapat ditambahkan dengan menggunakan simbol pengendalian (control). Hal ini akan memudahkan dalam memahami pengendalian internal apa saja yang diterapkan dalam sistem.

Berdasarkan analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa proses pembuatan surat pesanan PT Telkom Indonesia masih dapat ditingkatkan efisiensi dan efektivitasnya.

Rekomendasi-rekomendasi yang telah disebutkan dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pembuatan surat pesanan PT Telkom Indonesia.

(17)

Analisis DFD Level 0 Penggajian PT Telkom Indonesia

DFD level 0 penggajian PT Telkom Indonesia menggambarkan gambaran umum dari proses penggajian karyawan Telkom, yaitu:

1. Proses Pencatatan Data Karyawan. Proses ini dimulai dengan karyawan mengisi formulir data karyawan. Formulir tersebut kemudian dikumpulkan oleh bagian personalia.

Bagian personalia akan memasukkan data karyawan ke dalam sistem informasi penggajian.

2. Proses Perhitungan Gaji. Proses ini dimulai dengan sistem informasi penggajian membaca data karyawan dari database. Sistem informasi penggajian kemudian akan menghitung gaji karyawan berdasarkan data karyawan tersebut.

3. Proses Pembuatan Laporan Gaji. Proses ini dimulai dengan sistem informasi penggajian membuat laporan gaji karyawan. Laporan gaji tersebut kemudian dikirimkan kepada karyawan dan bagian keuangan.

Berdasarkan DFD tersebut, dapat diidentifikasi beberapa hal yang dapat diperbaiki untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses penggajian PT Telkom Indonesia, yaitu:

1. Proses pencatatan data karyawan dapat diintegrasikan dengan sistem informasi HR (Human Resources) untuk memudahkan proses pengumpulan data karyawan. Sistem informasi HR dapat menyimpan informasi tentang karyawan, seperti profil karyawan, histori pendidikan, dan histori pekerjaan. Informasi ini dapat digunakan oleh proses pencatatan data karyawan untuk mengisi formulir data karyawan secara otomatis.

2. Proses perhitungan gaji dapat dilakukan secara otomatis dengan menggunakan sistem informasi penggajian. Sistem informasi penggajian dapat digunakan untuk menghitung gaji karyawan secara otomatis berdasarkan data karyawan yang telah dikumpulkan.

3. Proses pembuatan laporan gaji dapat diintegrasikan dengan sistem informasi akuntansi untuk memudahkan proses pengiriman laporan gaji. Sistem informasi akuntansi dapat digunakan untuk mengirimkan laporan gaji kepada karyawan dan bagian keuangan secara otomatis.

DFD penggajian level 0 PT Telkom Indonesia memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

(18)

1. Menyajikan gambaran umum dari siklus penggajian, mulai dari permintaan pengadaan hingga pembayaran gaji. Hal ini memudahkan dalam memahami alur siklus penggajian secara keseluruhan.

2. Menunjukkan proses-proses utama dalam siklus penggajian, yaitu permintaan pengadaan, verifikasi data, pembuatan surat pesanan, pengiriman barang atau jasa, penerimaan barang atau jasa, dan pembayaran gaji. Hal ini memudahkan dalam memahami alur siklus penggajian secara detail.

3. Menunjukkan sistem informasi dan proses eksternal yang terlibat untuk memudahkan dalam memahami sistem pendukung dan lingkungan siklus penggajian.

DFD penggajian level 0 PT Telkom Indonesia memiliki beberapa kekurangan, yaitu:

1. Tidak menunjukkan rincian dari setiap proses utama. DFD penggajian level 0 PT Telkom Indonesia hanya menunjukkan proses-proses utama dalam siklus penggajian secara umum. Hal ini menyebabkan tidak dapat diketahui rincian dari setiap proses utama.

2. Tidak menunjukkan aliran data dalam setiap proses. DFD penggajian level 0 PT Telkom Indonesia tidak menunjukkan aliran data dalam setiap proses. Hal ini menyebabkan tidak dapat diketahui data apa saja yang mengalir dalam setiap proses.

3. Tidak menunjukkan hubungan antar proses. DFD penggajian level 0 PT Telkom Indonesia tidak menunjukkan hubungan antar proses. Hal ini menyebabkan tidak dapat diketahui keterkaitan antar proses.

Berdasarkan DFD level 0 pengadaan PT Telkom Indonesia, ada analisis perbaikan tambahan yang dapat diidentifikasi untuk meningkatkan keamanan dan keandalan siklus pengadaan PT Telkom Indonesia, yaitu:

1. Proses permintaan pengadaan harus menggunakan mekanisme otentikasi dan otorisasi untuk memastikan bahwa hanya pengguna yang berwenang yang dapat mengajukan permintaan pengadaan. Mekanisme otentikasi dan otorisasi dapat berupa penggunaan username dan password, atau penggunaan biometrik, seperti sidik jari atau wajah.

2. Proses verifikasi data harus menggunakan mekanisme validasi untuk memastikan bahwa permintaan pengadaan yang diajukan valid. Mekanisme validasi dapat berupa pemeriksaan

(19)

Analisis DFD Level 1 Penggajian PT Telkom Indonesia

DFD level 1 penggajian PT Telkom Indonesia menggambarkan gambaran umum dari proses penggajian karyawan Telkom, yaitu:

1. Proses Pencatatan Data Karyawan. Proses ini dimulai dengan karyawan mengisi formulir data karyawan. Formulir tersebut kemudian dikumpulkan oleh bagian personalia.

Bagian personalia akan memasukkan data karyawan ke dalam sistem informasi penggajian.

2. Proses Perhitungan Gaji. Proses ini dimulai dengan sistem informasi penggajian membaca data karyawan dari database. Sistem informasi penggajian kemudian akan menghitung gaji karyawan berdasarkan data karyawan tersebut.

3. Proses Pembuatan Laporan Gaji. Proses ini dimulai dengan sistem informasi penggajian membuat laporan gaji karyawan. Laporan gaji tersebut kemudian dikirimkan kepada karyawan dan bagian keuangan.

Berdasarkan DFD penggajian level 1 PT Telkom Indonesia, dapat diidentifikasi beberapa kebutuhan sistem yang diperlukan untuk mendukung siklus penggajian, yaitu:

1. Sistem informasi penggajian. Sistem informasi penggajian diperlukan untuk mengelola proses penggajian karyawan, mulai dari perhitungan gaji hingga pembayaran gaji.

Sistem informasi penggajian harus dapat melakukan proses-proses berikut:

 Pengumpulan data karyawan

 Perhitungan gaji

 Pembuatan slip gaji

 Pembayaran gaji

2. Sistem informasi akuntansi. Sistem informasi akuntansi diperlukan untuk mengelola proses akuntansi, termasuk proses pencatatan gaji. Sistem informasi akuntansi harus dapat melakukan proses-proses berikut:

 Pencatatan gaji

 Penyusunan laporan keuangan

DFD penggajian level 1 PT Telkom Indonesia memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

1. Menyajikan rincian dari setiap proses utama untuk memudahkan dalam memahami alur dan rincian dari setiap proses utama.

(20)

2. Menunjukkan aliran data dalam setiap proses untuk memudahkan dalam memahami data apa saja yang mengalir dalam setiap proses.

3. Menunjukkan hubungan antar proses untuk memudahkan dalam memahami keterkaitan antar proses.

DFD penggajian level 1 PT Telkom Indonesia memiliki beberapa kekurangan, yaitu:

1. Tidak menunjukkan data yang disimpan. DFD penggajian level 1 PT Telkom Indonesia tidak menunjukkan data yang disimpan dalam sistem. Hal ini menyebabkan tidak dapat diketahui data apa saja yang disimpan dalam sistem.

2. Tidak menunjukkan pengendalian internal. DFD penggajian level 1 PT Telkom Indonesia tidak menunjukkan pengendalian internal yang diterapkan dalam sistem. Hal ini menyebabkan tidak dapat diketahui pengendalian internal apa saja yang diterapkan dalam sistem.

Berdasarkan kelebihan dan kekurangan DFD penggajian level 1 PT Telkom Indonesia, dapat direkomendasikan beberapa hal untuk meningkatkan kualitas DFD tersebut, yaitu:

1. Menambahkan data yang disimpan dengan menggunakan simbol data store (data store).

Hal ini akan memudahkan dalam memahami data apa saja yang disimpan dalam sistem.

2. Menambahkan pengendalian internal dengan menggunakan simbol pengendalian (control). Hal ini akan memudahkan dalam memahami pengendalian internal apa saja yang diterapkan dalam sistem.

(21)

Analisis DFD Level 2 Penggajian PT Telkom Indonesia

DFD level 2 penggajian PT Telkom Indonesia menggambarkan rincian dari proses penggajian karyawan Telkom, yaitu:

1. Proses Pencatatan Data Karyawan. Proses ini dimulai dengan karyawan mengisi formulir data karyawan. Formulir tersebut kemudian dikumpulkan oleh bagian personalia.

Bagian personalia akan memasukkan data karyawan ke dalam sistem informasi penggajian.

2. Proses Pemeriksaan Data Karyawan. Proses ini dimulai dengan sistem informasi penggajian memeriksa data karyawan yang telah dimasukkan oleh bagian personalia.

Sistem informasi penggajian akan memeriksa kelengkapan dan keakuratan data karyawan.

3. Proses Perhitungan Gaji. Proses ini dimulai dengan sistem informasi penggajian membaca data karyawan dari database. Sistem informasi penggajian kemudian akan menghitung gaji karyawan berdasarkan data karyawan tersebut.

4. Proses Pembuatan Laporan Gaji. Proses ini dimulai dengan sistem informasi penggajian membuat laporan gaji karyawan. Laporan gaji tersebut kemudian dikirimkan kepada karyawan dan bagian keuangan.

5. Proses Pengiriman Laporan Gaji. Proses ini dimulai dengan sistem informasi penggajian mengirimkan laporan gaji kepada karyawan dan bagian keuangan

Berdasarkan DFD penggajian level 2 PT Telkom Indonesia, dapat diidentifikasi beberapa kebutuhan sistem yang diperlukan untuk mendukung siklus penggajian, yaitu:

1. Sistem informasi penggajian. Sistem informasi penggajian diperlukan untuk mengelola proses penggajian karyawan, mulai dari pengumpulan data karyawan hingga pembayaran gaji. Sistem informasi penggajian harus dapat melakukan proses-proses berikut:

 Pengumpulan data karyawan

 Perhitungan gaji

 Pembuatan slip gaji

 Pembayaran gaji

(22)

2. Sistem informasi akuntansi. Sistem informasi akuntansi diperlukan untuk mengelola proses akuntansi, termasuk proses pencatatan gaji. Sistem informasi akuntansi harus dapat melakukan proses-proses berikut:

 Pencatatan gaji

 Penyusunan laporan keuangan

DFD penggajian level 2 PT Telkom Indonesia memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

1. DFD penggajian level 2 PT Telkom Indonesia menyajikan rincian dari setiap proses pendukung yang ada pada DFD level 1. Hal ini memudahkan dalam memahami alur dan rincian dari setiap proses pendukung.

2. DFD penggajian level 2 PT Telkom Indonesia menunjukkan aliran data dalam setiap proses. Hal ini memudahkan dalam memahami data apa saja yang mengalir dalam setiap proses.

3. DFD penggajian level 2 PT Telkom Indonesia menunjukkan hubungan antar proses. Hal ini memudahkan dalam memahami keterkaitan antar proses.

DFD penggajian level 2 PT Telkom Indonesia memiliki beberapa kekurangan, yaitu:

1. Tidak menunjukkan data yang disimpan. DFD penggajian level 2 PT Telkom Indonesia tidak menunjukkan data yang disimpan dalam sistem. Hal ini menyebabkan tidak dapat diketahui data apa saja yang disimpan dalam sistem.

2. Tidak menunjukkan pengendalian internal. DFD penggajian level 2 PT Telkom Indonesia tidak menunjukkan pengendalian internal yang diterapkan dalam sistem. Hal ini menyebabkan tidak dapat diketahui pengendalian internal apa saja yang diterapkan dalam sistem.

Berdasarkan kelebihan dan kekurangan DFD penggajian level 2 PT Telkom Indonesia, dapat direkomendasikan beberapa hal untuk meningkatkan kualitas DFD tersebut, yaitu:

1. Menambahkan data yang disimpan dengan menggunakan simbol data store (data store).

Hal ini akan memudahkan dalam memahami data apa saja yang disimpan dalam sistem.

2. Menambahkan pengendalian internal dengan menggunakan simbol pengendalian (control). Hal ini akan memudahkan dalam memahami pengendalian internal apa saja yang diterapkan dalam sistem.

(23)

Berdasarkan DFD penggajian level 2 PT Telkom Indonesia, ada analisis perbaikan tambahan yang dapat diidentifikasi untuk meningkatkan keamanan dan keandalan siklus penggajian PT Telkom Indonesia, yaitu:

1. Proses pengumpulan data karyawan harus menggunakan mekanisme otentikasi dan otorisasi untuk memastikan bahwa hanya pengguna yang berwenang yang dapat mengakses data karyawan. Mekanisme otentikasi dan otorisasi dapat berupa penggunaan username dan password, atau penggunaan biometrik, seperti sidik jari atau wajah.

2. Proses perhitungan gaji harus menggunakan mekanisme validasi untuk memastikan bahwa perhitungan gaji yang dilakukan akurat. Mekanisme validasi dapat berupa pemeriksaan data secara manual, atau menggunakan sistem informasi audit.

3. Proses pembuatan slip gaji harus menggunakan mekanisme pengendalian untuk memastikan bahwa slip gaji yang dibuat akurat dan lengkap. Mekanisme pengendalian dapat berupa pemeriksaan data secara manual, atau menggunakan sistem informasi penggajian.

4. Proses pembayaran gaji harus menggunakan mekanisme pengendalian untuk memastikan bahwa gaji karyawan dibayarkan secara tepat waktu dan akurat.

Mekanisme pengendalian dapat berupa pemeriksaan data secara manual, atau menggunakan sistem informasi penggajian.

(24)

Analisis DFD Level 0 Siklus Keuangan PT Telkom Indonesia

DFD level 0 Siklus Keuangan PT Telkom Indonesia menggambarkan gambaran umum dari proses-proses yang terlibat dalam siklus keuangan, yaitu:

1. Proses Pencatatan Transaksi. Proses ini dimulai dengan karyawan mencatat transaksi keuangan, seperti transaksi pembelian, penjualan, dan pembayaran.

2. Proses Pengikhtisaran Transaksi. Proses ini dimulai dengan sistem informasi akuntansi mengikhtisarkan transaksi keuangan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, seperti klasifikasi akun, periode waktu, atau unit organisasi.

3. Proses Pelaporan Keuangan. Proses ini dimulai dengan sistem informasi akuntansi membuat laporan keuangan, seperti laporan laba rugi, laporan posisi keuangan, dan laporan arus kas.

4. Proses Audit Keuangan. Proses ini dimulai dengan auditor independen memeriksa laporan keuangan untuk memastikan bahwa laporan keuangan tersebut akurat dan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.

5. Proses Pengambilan Keputusan. Proses ini dimulai dengan manajer menggunakan laporan keuangan untuk mengambil keputusan bisnis, seperti keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan keputusan operasi.

Berdasarkan DFD tersebut, dapat diidentifikasi beberapa hal yang dapat diperbaiki untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas siklus keuangan PT Telkom Indonesia, yaitu:

1. Proses pencatatan transaksi dapat dilakukan secara otomatis dengan menggunakan sistem informasi akuntansi. Sistem informasi akuntansi dapat mencatat transaksi keuangan secara otomatis berdasarkan data yang telah dikumpulkan.

2. Proses pengikhtisaran transaksi dapat dilakukan secara otomatis dengan menggunakan sistem informasi akuntansi. Sistem informasi akuntansi dapat mengikhtisarkan transaksi keuangan secara otomatis berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

3. Proses pelaporan keuangan dapat dilakukan secara otomatis dengan menggunakan sistem informasi akuntansi. Sistem informasi akuntansi dapat membuat laporan keuangan secara otomatis berdasarkan data yang telah dikumpulkan.

4. Proses audit keuangan dapat dilakukan secara otomatis dengan menggunakan sistem informasi audit. Sistem informasi audit dapat memeriksa laporan keuangan secara otomatis berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

(25)

Berdasarkan DFD tersebut, ada analisis perbaikan tambahan yang dapat diidentifikasi untuk meningkatkan keamanan dan keandalan siklus keuangan PT Telkom Indonesia, yaitu:

1. Proses pencatatan transaksi harus menggunakan mekanisme otentikasi dan otorisasi untuk memastikan bahwa hanya pengguna yang berwenang yang dapat mengakses data. Mekanisme otentikasi dan otorisasi dapat berupa penggunaan username dan password, atau penggunaan biometrik, seperti sidik jari atau wajah.

2. Proses pengikhtisaran transaksi harus menggunakan mekanisme validasi untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan akurat dan lengkap. Mekanisme validasi dapat berupa pemeriksaan data secara manual, atau menggunakan sistem informasi audit.

3. Proses pelaporan keuangan harus menggunakan mekanisme dokumentasi yang memadai untuk memastikan bahwa laporan keuangan yang dibuat akurat dan lengkap.

Mekanisme dokumentasi dapat berupa penyimpanan laporan keuangan dalam bentuk hardcopy dan softcopy.

Berdasarkan analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa siklus keuangan PT Telkom Indonesia masih dapat ditingkatkan efisiensi dan efektivitasnya. Rekomendasi-rekomendasi yang telah disebutkan dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas siklus keuangan PT Telkom Indonesia.

Penjelasan tambahan

Pada DFD level 0, terdapat beberapa proses yang masih bersifat umum. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih detail, dapat dibuat DFD level 1 untuk masing-masing proses tersebut. Misalnya, untuk proses pencatatan transaksi, dapat dibuat DFD level 1 untuk proses pencatatan transaksi pembelian, proses pencatatan transaksi penjualan, dan proses pencatatan transaksi pembayaran.

(26)

Analisis DFD Level 1 Siklus Keuangan PT Telkom Indonesia

DFD level 1 siklus keuangan PT Telkom Indonesia menggambarkan rincian proses utama dalam siklus keuangan perusahaan. DFD ini menunjukkan bahwa proses-proses tersebut dapat dibagi menjadi, yaitu:

1. Proses pencatatan pendapatan dan biaya. Proses ini terdiri dari 2 proses utama, yaitu:

 Proses Pencatatan Pendapatan

 Proses Pencatatan Biaya**

2. Proses pengakuan pendapatan dan biaya. Proses ini terdiri dari 2 proses utama, yaitu:

 Proses Pengakuan Pendapatan

 Proses Pengakuan Biaya**

3. Proses penyusunan laporan keuangan. Proses ini terdiri dari 1 proses utama, yaitu:

 Proses Penyusunan Laporan Keuangan

4. Proses Pencatatan Pendapatan dan Biaya. Proses pencatatan pendapatan dan biaya dimulai dengan karyawan mencatat data pendapatan dan biaya perusahaan. Data tersebut kemudian disimpan dalam sistem informasi akuntansi.

5. Proses Pengakuan Pendapatan dan Biaya. Proses pengakuan pendapatan dan biaya dilakukan oleh akuntan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

6. Proses Penyusunan Laporan Keuangan. Proses penyusunan laporan keuangan dilakukan oleh akuntan berdasarkan data pendapatan dan biaya yang telah diakui.

Berdasarkan analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa DFD level 1 siklus keuangan PT Telkom Indonesia telah menggambarkan proses-proses yang terjadi dalam siklus keuangan perusahaan tersebut dengan cukup jelas. Namun, masih ada beberapa hal yang dapat diperbaiki untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas siklus keuangan PT Telkom Indonesia, yaitu:

1. Proses pencatatan pendapatan dan biaya dapat dilakukan secara otomatis dengan menggunakan sistem informasi akuntansi. Sistem informasi akuntansi dapat mencatat pendapatan dan biaya secara otomatis berdasarkan data yang telah dikumpulkan.

2. Proses pengakuan pendapatan dan biaya dapat dilakukan secara otomatis dengan menggunakan sistem informasi akuntansi. Sistem informasi akuntansi dapat mengakui pendapatan dan biaya secara otomatis berdasarkan data yang telah dikumpulkan.

(27)

3. Proses penyusunan laporan keuangan dapat dilakukan secara otomatis dengan menggunakan sistem informasi akuntansi. Sistem informasi akuntansi dapat menyusun laporan keuangan secara otomatis berdasarkan data yang telah dikumpulkan.

Berdasarkan DFD level 1 tersebut, ada analisis perbaikan tambahan yang dapat diidentifikasi untuk meningkatkan keamanan dan keandalan siklus keuangan PT Telkom Indonesia, yaitu:

1. Proses pencatatan pendapatan dan biaya harus menggunakan mekanisme otentikasi dan otorisasi untuk memastikan bahwa hanya pengguna yang berwenang yang dapat mengakses data. Mekanisme otentikasi dan otorisasi dapat berupa penggunaan username dan password, atau penggunaan biometrik, seperti sidik jari atau wajah.

2. Proses pengakuan pendapatan dan biaya harus menggunakan mekanisme validasi untuk memastikan bahwa pendapatan dan biaya yang diakui valid. Mekanisme validasi dapat berupa pemeriksaan data secara manual, atau menggunakan sistem informasi audit.

3. Proses penyusunan laporan keuangan harus menggunakan mekanisme dokumentasi yang memadai untuk memastikan bahwa laporan keuangan yang disusun akurat dan lengkap. Mekanisme dokumentasi dapat berupa penyimpanan laporan keuangan dalam bentuk hardcopy dan softcopy.

Berdasarkan analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa siklus keuangan PT Telkom Indonesia masih dapat ditingkatkan efisiensi dan efektivitasnya. Rekomendasi-rekomendasi yang telah disebutkan dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas siklus keuangan PT Telkom Indonesia.

(28)

Analisis DFD Siklus Keuangan Level 2 PT Telkom Indonesia

DFD siklus keuangan level 2 PT Telkom Indonesia menggambarkan rincian dari proses- proses pendukung yang ada pada DFD level 1. DFD ini menunjukkan bahwa proses-proses pendukung tersebut terdiri dari beberapa proses yang lebih detail, yaitu:

1. Proses Pencatatan Transaksi Keuangan. Proses ini terdiri dari 2 proses, yaitu:

 Proses Pencatatan Penerimaan Kas

 Proses Pencatatan Pengeluaran Kas

2. Proses Penyusunan Laporan Keuangan. Proses ini terdiri dari 2 proses, yaitu:

 Proses Penyusunan Neraca

 Proses Penyusunan Laporan Laba Rugi

Berdasarkan DFD tersebut, dapat diidentifikasi beberapa hal sebagai berikut:

 Proses-proses pendukung pada DFD level 1 telah diuraikan menjadi beberapa proses yang lebih detail untuk lebih memahami proses-proses tersebut.

 Proses-proses tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan fungsinya, seperti proses pencatatan dan proses pelaporan.

DFD siklus keuangan level 2 PT Telkom Indonesia memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

1. Menyajikan rincian dari setiap proses pendukung untuk memudahkan dalam memahami alur dan rincian dari setiap proses pendukung.

2. Menunjukkan aliran data dalam setiap proses untuk memudahkan dalam memahami data apa saja yang mengalir dalam setiap proses.

3. Menunjukkan hubungan antar proses untuk memudahkan dalam memahami keterkaitan antar proses.

DFD siklus keuangan level 2 PT Telkom Indonesia memiliki beberapa kekurangan, yaitu:

1. Tidak menunjukkan data yang disimpan. DFD siklus keuangan level 2 PT Telkom Indonesia tidak menunjukkan data yang disimpan dalam sistem. Hal ini menyebabkan tidak dapat diketahui data apa saja yang disimpan dalam sistem.

2. Tidak menunjukkan pengendalian internal. DFD siklus keuangan level 2 PT Telkom Indonesia tidak menunjukkan pengendalian internal yang diterapkan dalam sistem. Hal

(29)

ini menyebabkan tidak dapat diketahui pengendalian internal apa saja yang diterapkan dalam sistem.

Berdasarkan kelebihan dan kekurangan DFD siklus keuangan level 2 PT Telkom Indonesia, dapat direkomendasikan beberapa hal untuk meningkatkan kualitas DFD tersebut, yaitu:

1. Menambahkan data yang disimpan dengan menggunakan simbol data store (data store).

Hal ini akan memudahkan dalam memahami data apa saja yang disimpan dalam sistem.

2. Menambahkan pengendalian internal dengan menggunakan simbol pengendalian (control). Hal ini akan memudahkan dalam memahami pengendalian internal apa saja yang diterapkan dalam sistem.

Berdasarkan DFD siklus keuangan level 2 PT Telkom Indonesia, ada analisis perbaikan tamb ahan yang dapat diidentifikasi untuk meningkatkan keamanan dan keandalan siklus keuangan PT Telkom Indonesia, yaitu:

1. Proses pencatatan transaksi keuangan harus menggunakan mekanisme otentikasi dan otorisasi untuk memastikan bahwa hanya pengguna yang berwenang yang dapat mengakses data transaksi keuangan Mekanisme otentikasi dan otorisasi dapat berupa penggunaan username dan password, atau penggunaan biometrik, seperti sidik jari atau wajah.

2. Proses penyusunan laporan keuangan harus menggunakan mekanisme pengendalian untuk memastikan bahwa laporan keuangan yang disusun akurat dan lengkap.

Mekanisme pengendalian dapat berupa pemeriksaan data secara manual, atau menggunakan sistem informasi audit.

Referensi

Dokumen terkait

Telkom Kandatel Solo mengelola tenaga penjualan produk Speedy dengan proses sebagai berikut: perekrutan, pelatihan, penempatan dan peralatan, motivasi, pengawasan dan

1. Switch Cisco C3350 yang berada di jaringan PT Telkom Sindanglaya terhubung dengan jaringan di PT Telkom Cianjur dan jaringan PT Telkom Bandung. Switch

PENGARUH PERSONAL SELLING TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN LAYANAN @WIFI.ID PT TELKOM INDONESIA (Survey Pada Pengguna @wifi.id pada Taman Pasupati di Kota

DFD Level 1 Proses 5 Penyewaan Lapangan Futsal menggambarkan akses sistem yang dilakukan oleh user yang di gunakan untuk memesan sebuah produk pada DFD Level 1 Proses 5

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Ha: terdapat hubungan yang signifikan stres kerja dengan kepuasan kerja bagian sales di PT Telkom Indonesia

Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002, skor yang diperoleh PT Telkom Indonesia Tbk selama lima tahun terakhir untuk indikator collection

Manfaat SAP pada PT Telkom Indonesia Tbk yaitu membantu respon terhadap perubahan pasar yang cepat dengan data yang akurat, segala sistem SOP dari PT Telkom Indonesia Tbk dapat diatasi

Gambar 2 DFD Level 0 Sistem Usulan DFD Level 1 Proses 1 Gambar 3 di bawah ini menggambarkan bahwa setiap user yaitu admin dan pelamar harus melakukan login terlebih dahulu untuk masuk