• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KELUHAN FISIK KARYAWAN DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DENGAN METODE LEITMERK MAL METHODE (LMM)

N/A
N/A
Fida Septia

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KELUHAN FISIK KARYAWAN DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DENGAN METODE LEITMERK MAL METHODE (LMM)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

JOURNAL INDUSTRIAL ENGINEERING AND MANAGEMENT P.ISSN : 2723-0341

(JUST-ME) E.ISSN : 2745-7303

VOL. 04, No. 01 Juni - 2023

Copyright (c) Journal Industrial Engineering & Management (JUST-ME)

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. DOI: https://doi.org/10.47398/justme.v4i01.37

1

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KELUHAN FISIK KARYAWAN DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DENGAN METODE LEITMERK MAL METHODE (LMM)

Ahmad Hanafie

1

, Hakim

2

, Miftah Farid

3

123 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Islam Makassar Jl. Perintis Kemerdekaan km.9 No. 29 Makassar, Indonesia 90245

Email: [email protected]

ABSTRAK

Dalam bekerja karyawan depot air minum isi ulang memindahkan galon menggunakan tenaga seorang diri tanpa alat bantu, pekerjaan ini di sebut dengan istilah Manual Material Handling (MMH). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap risiko penyebab keluhan fisik pada karyawan depot air yang bekerja secara Manual Handling Menggunan Leitmerk Mal Methode dan Mengukur pengaruh dari masing-masing faktor risiko penyebab keluhan fisik pekerja. Jenis peneltian ini bersifat deskriptif dengan desain penelitian cross sectional. Metode analisis yang digunakan adalah Analisis univariat yang dilakukan pada variabel waktu kerja, beban kerja sikap tubuh dan kondisi pada saat bekerja.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pengolahan data Lietmerk Mal Methode didapatkan kesimpulan bahwasanya faktor yang paling berpengaruh terhadap keluhan fisik pada karyawan depot air minum isi ulang adalah waktu kerja dan di dapatkan masing-masing faktor resiko penyebab keluhan fisik pekerja yaitu Faktor waktu kerja dengan rating skor tertinggi 8 dimana perlu di lakukan pengurangan jam kerja yang berpengaruh terhadap keluhan, faktor beban kerja di dapat skor rating tertinggi 2 dimana pekerja mengangkat beban yang tidak sesuia dengan batas angkat mengangkat secara terus menerus yang bisa menyebabkan keluhan fisik . Faktor sikap tubuh di dapatkan skor tertinggi 4 dimana pekerja mengangkat beban dengan kondisi membungkuk yang menyebabkan sakit pada pinggang dan faktor kondisi lingkungan didapatkan skor tertinggi 2 dimana pekerja bekerja dengan kondisi lingkungan yang tidak ergonomi.

Kata Kunci : Keluhan Fisik, Karywan Depot Air, Leitmerk Mal Methode

ABSTRACT

When working at a refill drinking water depot, employees move gallons using their power without tools, this work is referred to as Manual Material Handling (MMH). The purpose of this study was to determine the factors that influence the risk of causing physical complaints to water depot employees who work manually handling using the Leitmerk Mal Methode and to measure the effect of each risk factor causing workers' physical complaints. This type of research is descriptive with a cross-sectional research design. The analytical method used is a univariate analysis which is carried out on the variables of working time, workload, posture, and conditions at work. The results showed that based on the Lietmerk Mal Methode data processing, it was concluded that the most influential factor for physical complaints at refill drinking water depot employees was working time, and each risk factor that caused workers' physical complaints was obtained, namely working time factor with the highest score rating 8 where it is necessary to reduce working hours which affects complaints, the workload factor gets the highest rating score of 2 where workers lift loads that are not by the lifting limit continuously which can cause physical complaints. The attitude factor gets the highest score of 4 where the worker lifts weights with a bent condition which causes pain in the waist and the environmental condition factor gets the highest score of 2 where the worker works in non-ergonomic environmental conditions.

Keywords: Physical Complaints, Water Depot Employees, Leitmerk Mal Method

(2)

JOURNAL INDUSTRIAL ENGINEERING AND MANAGEMENT P.ISSN : 2723-0341

(JUST-ME) E.ISSN : 2745-7303

VOL. 04, No. 01 Juni - 2023

Pendahuluan

Penyakit akibat kerja meupakan salah satu persoalan pada kesehatan kerja. Setiap penyakit ditimbulkan akibat pekerjaannya dan/atau lingkungan kerja disebut penyakit akibat kerja (Perpres no. 7 thn 2019).

Dalam bekerja masih banyak aktivitas manual yang di lakukan oleh pekerja dimana pengerjaannya sebagian atau seluruhnya menggunakan kekuatan badan sebagai tumpuan, termasuk didalamnya kegiatan angkat- mengangkat, membawa, menarik, memindahkan sesuatu yang menggunakan tenaga seorang diri tanpa alat bantu pekerjaan demikian dikenal dengan istilah Manual Material Handling (MMH) (Pramesti,2010)

Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan, punggung, dan sebagainya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera. Lebih dari seperempat total kecelakaan kerja terjadi berkaitan dengan pekerjaan manual handling (Tarwaka, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Departemen Kesehatan RI tahun 2006 terhadap pekerja industri kawasan Pulo Gadung Jakarta yaitu sebanyak 502 pekerja atau 52,8%

mengalami keluhan nyeri pada bagian tubuh seperti : kaki (22,7%), pinggang (17,1%), dan bahu (9,5%).

Depot air minum adalah salah satu industri kecil yang masih banyak meggunakan pekerjaan secara manual . Dari hasil wawancara secara langsung oleh beberapa Pemilik Depot di Makassar yang tergabung dalam komunitas Depot Air Makassar ada sebagian karyawan pengantar air minum isi ulang kerap mengeluhkan sakit pada fisik saat tengah bekerja.

Karyawan depot air minum isi ulang bekerja tanpa menggunakan alat bantu atau dengan isitilah Manul Handling dan posisi berkeja yang di lakukan oleh pekerja juga banyak yang tidak ergonomis. Faktor faktor risiko dalam pekerjaan manual handling dapat diklasifikasikan menjadi faktor risiko yang terkait dengan karakteristik pekerjaan (task

characteristic), karakteristik objek (material/object characteristic), lingkungan kerja (workplace characteristic) dan faktor individual (Djira, 2012).

Penelitian ini dilakukan terhadap Karyawan depot air minum isi yang tegabung dalam komunitas Depot Air Makassar sebanyak 8 Depot . Keluhan dari beberapa Karyawan Depot galon adalah merasakan sakit di beberapa bagian tubuh terutama pada punggung dimana petugas harus mengangkat galon yang memiliki berat mencapai 19 kg dengan cara mengangkat tanpa menggunakan alat bantu. Penerapan ergonomi merupakan suatu keharusan di setiap tempat kerja sehingga rasa tidak nyaman maupun keluhan pekerja dapat diminimalisir (Tarwaka., 2010).

Berdasarkan Uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Faktor Risiko Penyebab Keluhan Fisik Karyawan Depot air minum isi ulang yg bekerja secara Manual Handling.

Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain penelitian cross sectional

untuk mengetahui faktor risiko penyebab keluhan fisik dari aktivitas manual handling pada karyawan depot air minuum isi ulang 2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di beberapa Depot Air minum isi ulang di Makassar yang tergabung di komunitas Depot Air Makassar.

Penelitian dilakukan mulai dari bulan Juni 2022 sampai dengan bulan Agustus 2022.

3. Variabel Penelitian

a.

Variabel Independen

Variabel Independen merupakan variabel bebas. Pada penelitian yang O = T x ( M + P + W ) ………..…..(1)

2

(3)

JOURNAL INDUSTRIAL ENGINEERING AND MANAGEMENT P.ISSN : 2723-0341

(JUST-ME) E.ISSN : 2745-7303

VOL. 04, No. 01 Juni - 2023 akan dinilai oleh penulis dengan cara

mengamati pekerja melalui:

1) Indikator Waktu (Time Indicator-T) 2) Indikator Massa/Beban (Mass

Indikator- M)

3) Indikator Sikap Tubuh (Body Posture Indicator-P)

4) Indikator Kondisi Kerja (Working Condition Indicator-W)

b.

Variabel dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keluhan fisik.

4. Metode Analisis Data

Analisis univariat dilakukan pada variable waktu kerja, beban kerja, sikap tubuh dan kondisi pada saat bekerja.

Data dari hasil pengamatan dianalisis secara univariat yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan tentang karakteristik setiap variabel penelitian dan menggunakan “Metode Indikator Kunci – LMM (Lietmerk Mal Methode)” untuk mengetahui risiko aktivitas manual handling dengan menggunakan rumus penilaian sebagai berikut:

Keterangan : O : Skor Akhir T : Time (waktu)

M : Mass (massa atau beban kerja) P : Body Posture – P (sikap tubuh) W : Working Condition-W (kondisi kerja)

Selanjutnya, data yang telah dianalisis akan diinterpretasikan lalu disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.

Hasil dan Pembahasan A. Nordic Body Map (NBM)

Berdasarkan identifikasi terhadap posisi tubuh saat melakukan pekerjaan maka dilakukan analisis keluhan kerja dengan menggunakan NBM. NBM diberikan kepada Karyawan Depot Air minum isi ulang. NBM membagi keluhan rasa sakit pada 20 bagian tubuh manusia menjadi 4 skala, dan Pekerja diminta untuk mengisi kuesioner NBM.

Setelah dilakukan pengumpulan data berupa kuisioner dengan 20 sampel pengantar air, berikut hasil dari pengumpulan data yang telah dilakukan:

Table 1 Data Total Kuisioner Nordic Body Map

No Lokasi Keluhan Rekap

Skor

1 Leher 51

2 Bahu Kiri 54

3 Bahu Kanan 72

4 Lengan Atas Kiri 54

5 Lengan Atas Kanan 67

6 Lengan bawah kiri 43

7 Lengan bawah kanan 69 8 Pergelangan tangan kiri 52 9 Pergelangan tangan kanan 51

10 Tangan kiri 43

11 Tangan kanan 61

12 Punggung 60

13 Pinggang 75

14 Pantat 57

15 Paha kiri 42

16 Paha kanan 39

17 Betis kiri 33

18 Betis kanan 55

19 Telapak kaki kiri 28

20 Telapak kaki kanan 36 (Sumber : Pengumpulan data)

Data yang telah di dapatkan dari table diatas maka di olah kembali untuk di tampilkan dalam bentuk presentase seperti table berikut:

3

(4)

JOURNAL INDUSTRIAL ENGINEERING AND MANAGEMENT P.ISSN : 2723-0341

(JUST-ME) E.ISSN : 2745-7303

VOL. 04, No. 01 Juni - 2023 Table 2 Data Pengelompokan NBM

Berdasarkan skala likert Presentase

No Lokasi Keluhan

Presentase Kuisioner NBM Pada Pengantar Air TS

(%) AS (%) S

(%) SS

(%) Rata- Rata 1 Leher 7.8 23.5 29.4 39.2 2.55 2 Bahu Kiri 5.6 18.5 38.9 37 2.7 3 Bahu Kanan 0 8.3 8.3 83.3 3.6 4 Lengan Atas Kiri 3.7 29.6 22.2 44.4 2.7 5 Lengan Atas Kanan 0 8.9 31.3 59.7 3.35 6 Lengan bawah kiri 23.3 9.3 20.9 46.5 2.15 7 Lengan bawah

kanan 0 5.8 30.4 63.8 3.45 8 Pergelangan

tangan kiri 9.6 15.4 28.8 46.2 2.6 9 Pergelangan

tangan kanan 9.8 15.7 35.3 39.2 2.55 10 Tangan kiri 18.6 18.6 34.9 27.9 2.15 11 Tangan kanan 0 6.6 73.8 19.7 3.05

12 Punggung 0 10 70 20 3

13 Pinggang 0 2.7 12 85.3 3.75 14 Pantat 3.5 14 47.4 35.1 2.85 15 Paha kiri 19 19 42.9 19 2.1 16 Paha kanan 12.8 61.5 15.4 1.25 1.95 17 Betis kiri 30.3 42.4 27.3 0 1.65

18 Betis kanan 1.8 18.8 65.5 14.5 2.75 19 Telapak kaki kiri 50 28.6 21.4 0 1.4 20 Telapak kaki kanan 25 33.3 41.7 0 1.8

(Sumber : Pengolahan data)

Tabel di atas menunjukkan persentase keluhan rasa ketidak nyamanan atau rasa sakit yang dialami oleh pekerja . Data yang telah terkumpul tersebut merupakan data yang diperoleh dan telah diisi oleh para responden dan menunjukkan hasil skor pada kategori Tidak Sakit persentase terbesar dengan nilai 50 % pada bagian Telapak kaki, Skor pada kategori agak sakit terbesar dengan nilai 61,5% pada bagian paha kanan, skor pada kategori Sakit terbesar dengan nilai 73,8% pada bagian tangan kanan, skor pada kategori Sangat Sakit terbesar dengan nilai 85,3% pada bagian pinggang dan bahu kanan dengan nilai 83,3%.

B. Leitmerk Mal Methode

Tabel dibawah ini menyajikan tingkat risiko dari hasil penilaian pekerjaan manual handling di tempat kerja.

4

(5)

JOURNAL INDUSTRIAL ENGINEERING AND MANAGEMENT P.ISSN : 2723-0341

(JUST-ME) E.ISSN : 2745-7303

VOL. 04, No. 01 Juni - 2023

Tabel 3 Penilaian risiko berkaitan dengan beban kerja

Setelah dilakukan observasi dengan 20

sampel pengantar air , berikut hasil dari pengumpulan data yang telah dilakukan:

Final Skor

(0) Penjelasan Beban

Kerja;Frekuensi dan efek Tingkat

Risiko Saran Preventif

< 10 • Situasi beban kerja rendah, pembebanan fisik jarang muncul

1 • Tidak di perlukan perbaikan

10 -< 25

• Situasi beban kerja meningkat, pembebana fisik kemungkinan terjadi untuk pekerja tertentu (Pekerja berumur <21 th dan > 40 th; tidak di berikan training pada pekerjaan baru;perkerja baru sembuh dari sakit,dll)

2

• Belum di perlukan adanya perbaikan. Bagi pekerja tertentu tersebut,di perlukan adanya

pengaturan kembali tempat kerja ,misalnya dengan sarana yang dapat di stel,dll.

25 -< 50

• Situasi beban kerja meningkat tinggi.

Pembebanan fisik berlebih mungkin di alami oleh pekerja normal.

3

• Di perlukan adanya perbaikan yang

menyebabkan stres fisik bagi individu pekerja dengan menanyakan kepada mereka tentang beban kerja dan

kemungkinan terjadinya cedera atau sakit.

• Identifikasi atau klarifikasi beban kerja pada kondisi pekerjaan dan

mengimplementasikan suatu perubahan yang mungkin di lakukan.

>50

• Situasi beban kerja tinggi.Pembebanan fisik

berlebih sering terjadi. 4

• Harus di lakukan perubahan dan perbaikan segera, melalui perbaikan secara teknik maupun

organisasional untuk mengurangi resiko.

5

(6)

JOURNAL INDUSTRIAL ENGINEERING AND MANAGEMENT P.ISSN : 2723-0341

(JUST-ME) E.ISSN : 2745-7303

VOL. 04, No. 01 Juni - 2023

Tabel 4. Data hasil observasi pada Karyawan Depot air gallon

(Sumber : Pengolahan data)

1. Rating Indikator Waktu (Time Indicator- T) Pengukuran Indikator Waktu dalam penelitian ini menggunakan Stop Watch untuk mengukur jumlah waktu aktifitas pekerja dalam mengangkat yang terdiri atas 6 Kategori skor yaitu :

a. Skor 1 (total waktu selama satu hari kerja < 300 detik)

b. Skor 2 (total waktu selama satu hari kerja 300 - < 1000 detik)

c. Skor 4 (total waktu selama satu hari kerja 1000 - < 4000 detik)

d. Skor 6 (total waktu selama satu hari kerja 4000 - < 8000 detik)

e. Skor 8 (total waktu selama satu hari kerja 8000 - < 16000 detik)

f. Skor 10 (total waktu selama satu hari kerja > 16000 detik)

Berikut Data Hasil Penilaian pada waktu pada pengantar air :

Table 5 Hasil Penilaian Waktu NO Depot Umur (Th) Tingkat

Pendidikan Masa Kerja

Manual Handling Leitmark Mal Methode

Skor

Akhir Risiko Skor

Waktu Skor Beban

Skor Postur

Kerja

Skor Kondisi Lingkungan

1 A 21 SMP 6 Bulan 4 2 3 1 24 2

2 17 SMP 7 Bulan 4 2 3 1 24 2

3 B 25 SMA 1 Tahun 2 2 3 1 12 2

4 27 TS 2 Tahun 2 2 3 1 12 2

5

C

18 SMP 1 Tahun 4 2 3 1 24 2

6 21 SMP 9 Bulan 4 2 3 1 24 2

7 35 SD 3 Tahun 4 2 3 1 24 2

8

D

21 SMP 8 Bulan 4 2 3 1 24 2

9 40 SD 2 Tahun 4 2 3 1 24 2

10 30 SD 1 Tahun 4 2 3 1 24 2

11

E

33 SMA 5 Bulan 6 2 3 2 42 3

12 25 SMP 9 Bulan 6 2 3 2 42 3

13 27 SMP 1 Tahun 6 2 3 2 42 3

14

F

35 SD 2 Tahun 6 2 3 0 30 3

15 37 TS 2 Tahun 6 2 3 0 30 3

16 24 SMP 7 Bulan 6 2 3 0 30 3

17 G 25 TS 9 Bulan 8 2 4 1 56 4

18 30 SD 1 Tahun 8 2 4 1 56 4

19 H 24 SD 1 Tahun 6 2 4 1 42 3

20 30 TS 3 Tahun 6 2 4 1 42 3

6

(7)

JOURNAL INDUSTRIAL ENGINEERING AND MANAGEMENT P.ISSN : 2723-0341

(JUST-ME) E.ISSN : 2745-7303

VOL. 04, No. 01 Juni - 2023 Mengankat atau operasi pemindahan

(Detik)

Skor Waktu Jumlah (orang) (%)

1 1 0 0

2 2 2 10

3 4 8 40

4 6 8 40

5 8 2 10

6 10 0 0

Jumlah 20 100

(Sumber : Pengumpulan data)

Dari tabel di atas tampak bahwa pekerja yang memiliki Skor waktu 2 sebanyak 2 pekerja (10%), yang memiliki skor waktu tertinggi adalah 4 dan 6 sebanyak 8 pekerja (40%.) dan yang memiliki skor waktu 8 sebanyak 2 Pekerja (10%).

2. Rating Indikator Massa/Beban (Mass Indikator- M)

Rating Indikatir Massa/Beban adalah pengukuran berat objek atau galon yang di angkat oleh pekerja dalam penelitian ini terdiri atas 4 Kategori skor yaitu :

a. Skor 1 (Beban kerja untuk Laki-laki <

10 Kg)

b. Skor 2 (Beban kerja untuk Laki-laki 10 -

< 20 Kg)

c. Skor 4 (Beban kerja untuk Laki-laki 20 -

< 30 Kg)

d. Skor 7 (Beban kerja untuk Laki-laki 30 -

< 40 Kg)

Berikut data Hasil Penilaian pada Massa/Beban Pekerja :

Table 6 Hasil Penilaian Massa/ beban Terhadap Beban efektif

No Beban Kerja

(kg) Jumlah

(orang) %

1 1 0 0

2 2 20 100

3 4 0 0

4 7 0 0

Jumlah 20 100

(Sumber : Pengumpulan data)

Dari tabel di atas tampak bahwa pekerja yang memiliki Skor beban kerja tertinggi terletak pada Skor 2 semua pekerja (100%) mengankat dengan beban 10-<20 kg.

3. Rating Indikator Sikap Tubuh (Body Posture Indicator-P)

Rating Indikator Sikap Tubuh adaah Penilaian sikap tubuh pekerja dalam aktifitas mengangkat beban, dalam penelitian ini terdiri atas 4 Kategori penilaian skor yaitu :

a. Skor 1 (tubuh dibagian atas tidak memutar dan beban ada dekat pada badan).

b. Skor 2 (sedikit mengalami pembungkukan kedepan ataupun sedikit memutar badan, dan beban ada dekat pada badan ataupun diatas ketinggian bahu),

c. Skor 3 (mengalami pembungkuan hingga kebawah ataupun mengalami pembungkukan kedepan cukup jauh, dan sedikit membungkuk ke depan dengan memutar badan secara simultan, serta beban ada jauh pada badan maupun di atas bahu), dan d. Skor 4 (membungkuk jauh kedepan

dengan memutar badan dengan cara simultan, beban ada jauh di badan, serta stabilitas tubuh ada batasannya apabila berdiri, jongkok dan berlutut).

Berikut data Hasil Penilaian pada Sikap tubuh Pekerja:

7

(8)

JOURNAL INDUSTRIAL ENGINEERING AND MANAGEMENT P.ISSN : 2723-0341

(JUST-ME) E.ISSN : 2745-7303

VOL. 04, No. 01 Juni - 2023 Table 7 Hasil Penilaian sikap tubuh dan

posisi beban

Skor Postur Tubuh Jumlah (Orang) (%) 1

0 0

2

0 0

3

16 80

4

Jumlah 4

20

20

100 (Sumber : Pengumpulan data)

Pada Tabel di atas menunjukkan 16 orang (80%) pekerja Membungkuk sampai bawah atau membungkuk kedepan cukup jauh, Sedikit membungkuk kedepan dengan

memutirkan badan secara simultan dan Beban berada jauh dari badan atau di atas bahu. 4 orang (20%) pekerja Membungkuk jauh kedepan dengan memutirkan badan secara simultan, Stabilitas tubuh terbatas,pada saat berdiri, Stabilitas tubuh terbatas,pada saat berdiri dan Jongkok dan berlutut.

4. Rating Indikator Kondisi Kerja (Working Condition Indicator-W)

Rating Indikator Kondis kerja adalah penilaian kondisi lingkungan produksi di area depot ,dalam penelitian ini terdiri atas 4 Kategori penilaian Skor yaitu :

a. Skor 0 (keadaan ergonomi yang sangat baik misalnya adanya ruang yang cukup agar dapat bekerja, tidak adanya benda atau material yang mengalami penghalang proses kerja, pencahayaannya yang baik, dan sebagainya),

b. Skor 1 (ruang agar dapat bergerak dalam tempat kerja terbatas, situasi ergonomi kurang baik, gangguan pada stabilitas tubuh sebab keadaan lantai yang tidak rata dan sebagainya), c. Skor 2 (terbatasnya ruang agar dapat

kerja dalam stasiun kerja maupun titik pusat gravitasi beban yang tidak stabil ketika pemindahan beban atau material, dan sebagainya).

Berikut data Hasil Penilaian pada Kondisi Kerja Pekerja :

Table 8 Hasil Penilaian Kondisi Kerja ll Skor Kondisi

Kerja Jumlah

(orang) %

1 0 2 10

2 1 15 75

3 2 3 15

Jumlah 20 100

(Sumber : Pengumpulan data)

Pada Tabel di atas menunjukkan 2 orang (10%) dalam kondisi ergonomic baik, seperti;

tersedia cukup ruang untuk bekerja; tidak ada benda/ material yang menghalangi proses kerja, pencahayaan bagus; kondisi lantai bagus dengan skor 0 pada kondisi kerja .15 orang (75%) dalam kondisi terbatasnya ruang untuk

8

(9)

JOURNAL INDUSTRIAL ENGINEERING AND MANAGEMENT P.ISSN : 2723-0341

(JUST-ME) E.ISSN : 2745-7303

VOL. 04, No. 01 Juni - 2023 bergerak pada stasiun kerja; kondisi ergonomi

yang kurang bagus (seperti; tinggi landasan kerja yang terlalu rendah atau area kerja <1,5 m2 ); stabilitas tubuh terganggu karena keadaan lantai yang tidak rata dengan skor 1 pada kondisi kerja dan 3 orang (15%) dalam kondisi Ruang untuk kerja sangat terbatas pada stasiun kerja dan atau pusat gravitas beban tidak stabil selama pemindahan beban/objek skor 2 pada kondisi kerja.

C. ANALISIS PENGARUH PADA MASING- MASING FAKTOR

1. Analisis Risiko Pekerja Tentang Waktu Kerja

Waktu adalah total waktu pekerja mengangkat air galon selama satu hari kerja dimana rata-rata kecepatan berjalan yakni empat kilometer per jam atau satu meter per detik. Perolehan data menunjukan terdapat risiko antar waktu dengan keluhan sakit . Hal ini disebabkan pekerja rata-rata melakukan kegiatan mengankat galon rata- rata 11-12 jam selama satu hari dengan waktu mengangkat secara manual berdasarkan hasil observasi yang dilakukan berkisar mulai dari 300 detik sampai dengan 16000 detik. Karyawan Depot galon sangat memperhatikan pelayanan kepada konsumen dimana apabila konsumen melakukan pemesanan galon pekerja tetap melayani konsumen sehingga hal ini pula yang menyebabkan berkurangnya waktu istirahat

Istirahat setengah jam sesudah bekerja hingga 4 jam kerja yang dijalankan dengan cara terus menerus teramat berarti dan penting bagi diri seorang. Waktu kerja yang lebih pada 8 jam sehari mungkin pekerja terjadi keluhan sebab durasi kerja seseorang yang baik ialah tidak lebih dari delapan jam seharinya (Jalajuwita and Paskarini 2015).

Menurut Suma’mur makin panjang waktu kerjanya yang di habiskan sehingga makin besar juga kemungkinan ada perihal yang tidak di inginkan (Suma’mur 2013).

2. Analisis Risiko Pekerja Tentang Beban Kerja

Beban Kerja adalah Jumlah Berat beban yang di angkat oleh pekerja dimana rata-rata pekerja mengangkat galon dengan beban 19

kg. Perolehan data menunjukan terdapat hubungan antar Beban Kerja dengan keluhan fisik dalam mengangkat air galon .Perolehan data menunjukan 20 responden (100%) mengangkat dengan beban yang sama dengan beban 19-20kg secara manual tanpa alat bantu.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan mengenai beban kerja pekerja beresiko mengalami keluhan fisik karena mengankat secara terus menerus melebihi beban kerja dalam bekerja .Menurut peraturan mentri tenaga kerja dan Transmigrasi No : 01/MEN/1978 Batasa angkat dalam kegiatan terus menerus sebesar 15 – 18 kg dalam satu kali pengangkatan.

Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan, punggung, dan sebagainya.

Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera. Lebih dari seperempat total kecelakaan kerja terjadi berkaitan dengan pekerjaan manual handling (Tarwaka, 2010).

3. Analisis Risiko Pekerja Tentang Sikap Tubuh

Sikap tubuh adalah posisi tubuh karyawan depot galon saat melakukan kegiatan mengangkat galon. Perolehan data menunjukan terdapat interaksi antar sikap tubuh pada keluhan fisik dalam pekerja. Hal ini disebabkan pekerja melakukan kegiatan mengangkat galon dengan sikap tubuh yang tidak alamiah yakni membungkuk.

Berdasarkan hasil penilaian sikap tubuh yang dilakukan pada pekerja didapatkan rata-rata responden mengangkat galon dengan posisi tubuh sedikit membungkuk yang mengakibatkan terjadinya keluhan pada bagian pinggang .Sesuai dengan pengukuran yang kami lakukan menggunakan Kuesioner Nordic Body Map bahwa sekitar (80%

Responden) mengalami keluhan sakit pada bagian pinggang dan punggung .

Sikap kerja merupakan salah satu diantara penyebab adanya keluhan fisik.

Sikap kerja yang tidaklah alamiah pada saat bekerja bisa dikarenakan terjadinya gangguan yang meliputi nyeri, kelelahan, serta kecelakaan. Sikap kerja baik duduk

9

(10)

JOURNAL INDUSTRIAL ENGINEERING AND MANAGEMENT P.ISSN : 2723-0341

(JUST-ME) E.ISSN : 2745-7303

VOL. 04, No. 01 Juni - 2023 ataupun berdiri didalam waktu yang

panjangpun bisa mengakibatkan permasalahan kesehatan baik jangka pendek ataupun jangka panjang. Sikap kerja yang tidaklah alamiah dapat mengakibatkan bagian tubuh mengalami pergerakan menjauhi tubuh seperti punggung yang terlalu membungkuk di mana makin jauh posisi tubuh pada titik pusat gravitasi tubuh sehingga makin besar pula risiko terjadi keluhan (Permatasari and Widajati 2018)

Penelitian di Amerika pada tahun 2004 menyatakan bahwa ada sekitar 60% pekerja manual handling menderita nyeri dan cedera pada daerah punggung, dan hal itu disebabkan karena aktivitas manual handling saat bekerja seperti mengangkat, menarik serta memegang alat

4. Analisis Risiko Pekerja Tentang Kondisi Kerja

Kondisi kerja adalah kondisi maupun keadaan lingkungan kerja Depot air minum isi ulang yang dominan selama periode kerja secara keseluruhan. perolehan data menunjukan adanya hubungan antar kondisi kerja dengan keluhan fisik pekerja. Hal ini disebabkan kondisi kerja dari Karyawan depot rata-rata berada pada keadaan ergonomi yang tidak baik seperti kurangnya ruang yang cukup dalam menjalankan pekerjaannya, stabilitas tubuh terganggu karna keadaan lantai yang licin dan tidak rata dan sebagainya sesuai dengan data yang di dapatkan bahwa 15 (75,%) pekerja berada pada keadaan ergonomi yang tidak baik.

Berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan, ruang kerja atau depot yang tidak terpisah dengan rumah pemilik depot umumnya memiliki ruang kerja yang tidak cukup, galon tidak tersimpan dengan baik dan menghalangi proses kerja, pencahayaan ruangan kurang bagus dan lantai tempat kerja yang tidak rata . Sebaliknya depot yang terpisah dengan rumah pemilik depot umumnya memiliki ruang kerja yang cukup, galon tersimpan dengan baik dan tidak menghalangi proses kerja. Selain itu pencahayaan ruang kerja bagus dan lantai tempat kerja yang rata..

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Djamaludin et al (2019) pada

perawat menunjukan terdapat hubungan lingkungan kerja bersama keluhan sebab lingkungan kerja yang kurang baik seperti alat-alat, desain atau tataletak, pencahayaan tidaklah terjadi perubahan dari awal perawat bekerja sampai saat ini serta rumah sakit dekat pada jalan raya (Djamaludin et al 2019)

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Rijanto (2011) ergonomi mendesain sistem dimana tempat kerja dari metode kerja, alat-alat, mesin-mesin, serta lingkungan kerja disesuaikan pada keterbatasan fisik serta sifat-sifat pekerja.

Makin sama ergonomi, maka makin tinggipun tingkatan keamanan serta efisiensi kerja (Rijanto 2011). Menurut Suma’mur (2013), prinsip utamanya ergonomi ialah penyerasian antara pekerjaan dengan pekerja. Ergonomi menyediakkan model tempat kerja, peralatan, ataupun perlengkapan yang nyaman serta efisien yang kemudian disesuaikan dengan keinginan pekerja, hingga akhirnya akan terbentuk lingkungan kerja yang sehat sebab desain yang efektif dapat mengendalikan maupun menghilangkan potensi bahaya.

Cara kerja juga diatur dengan sedemikan rupa yang bertujuan agar ketegangan otot tidak terjadi, kelelahan yang berlebih hingga menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan (Suma’mur 2013). Menurut hasil penelitian Ahmad Hanafie dkk (2021) menyatakan bahwa lingkungan kerja/Kondisi kerja mempunyai pengaruh terhadap produktivitas pekerja. (Ahmad Hanafie et al., 2021)

Kesimpulan

1. Berdasarkan pengolahan data Lietmerk MalMethode didapatkan kesimpulan bahwasanya faktor yang paling berpengaruh terhadap risiko keluhan fisik pada Karyawan Depot air isi ulang adalah Waktu Kerja.

2. Berdasarkan penelitian dari masing-masing faktor resiko penyebab keluhan fisik pekerja yaitu Faktor waktu kerja dengan rating skor tertinggi 8 dimana perlu di lakukan pengurangan jam kerja yang berpengaruh terhadap keluhan ,faktor Beban kerja di dapat skor rating tertinggi 2 dimana pekerja mengankat beban yang tidak sesuia dengan

10

(11)

JOURNAL INDUSTRIAL ENGINEERING AND MANAGEMENT P.ISSN : 2723-0341

(JUST-ME) E.ISSN : 2745-7303

VOL. 04, No. 01 Juni - 2023 batas angkat mengankat secara terus

menerus yang bisa menyebabkan keluhan fisik .faktor sikap tubuh di dapatkan skor tertinggi 4 diamana pekerja mengakat beban dengan kodisi membungkuk yang menyebabkan sakit pada pinggang dan faktor kondisi lingkungan di dapatkan skor tertinggi 2 dimana pekerja bekerja dengan kondis lingkungan yang tidak ergonomi . Daftar Pustaka

Djira C. Petronela. 2012. Analisis Tingkat Risiko Pekerjaan Manual Material Handling (MMH) pada Pekerja Meubel Kayu di Kelurahan Oesapa Kecamatan Lima Kota Kupang.

Fakultas Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja. Universitas Nusa Cendana

Hanafie Ahmad, Hakim dan Dea Hariadi .(2021: Pengaruh Kompensasi, dan Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pekerja Pasca Panen Padi di Kab. Sidrap. Jurnal Iltek. Vol. 02 No. 2

Jalajuwita RN and Paskarini I (2015) Hubungan Posisi Kerja dengan keluhan Muskuloskeletal pada Unit Pengelasan PT.X Bekasi. The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health 4(No. 1): 33–

42.http://dx.doi.org/10.20473/ijosh .v4i1.2015. 33-42

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No : 01/MEN/1978 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pengangkutan dan Penebangan Kayu.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 tentang Penyakit akibat kerja.

Permatasari FL and Widajati N (2018) Hubungan Sikap Kerja terhadap Keluhan Musculoskeletal pada Pekerja Home Industry di Surabaya.

The Indonesian Journal of

Occupational Safety and Health 7(No. 2): 230–239.

http://dx.doi.org/10.20473/ijosh.v7 i2.2018. 230-239

Rijanto B (2011) Pedoman Pencegahan Kecelakaan Kerja di Industri. Jakarta:

Mitra Wacana Media

Suma’mur (2013) Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja (HIPERKES).

Jakarta: CV. Sagung Seto

Tarwaka, Solichul H.B, Lilik S. 2004.

Ergonomi untuk Keselamatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta:

Universitas Brawijaya Press.

11

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan menunjukkan hasil bahwa pelatihan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan Perusahaan Daerah Air Minum

Tabel menunjukkan nilai R sebesar 0,705, berarti hubungan secara bersama- sama antara variabel dependen dan variabel independen cukup kuat dengan nilai R 2 (koefisien

Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap cemaran air minum isi ulang oleh Escherichia coli di Kota Denpasar tahun