• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KARAKTERISTIK ASPAL BETON ( AC-WC ) MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH DENGAN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS KARAKTERISTIK ASPAL BETON ( AC-WC ) MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH DENGAN "

Copied!
144
0
0

Teks penuh

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik campuran beton aspal dan bahan tambahan (Anti Stripping Agent) dengan variasi temperatur pencampuran, sebagai parameter atau indikator ketahanan campuran terhadap benturan air dan Tinggi Rata-rata Lalu Lintas Harian (LHR). Untuk campuran Beton Aspal AC-WC dalam upaya meningkatkan kualitas perkerasan jalan raya dan menguji kinerja Anti Shrink Agent pada Beton Aspal AC-WC dan sebelum penggunaan Anti Shrink Agent. Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan variasi temperatur campuran 120°C, 150°C dan 170°C yang diperoleh dengan penambahan anti stripping agent.

Perubahan yang nampak mendasar pada spesifikasi Asphalt Concrete Asphalt Mix Planning (AC-WC) 2010 adalah pada batasan kadar teragregasi, dimana spesifikasi ini memberikan 2 (dua) batasan kadar teragregasi, yaitu batas kadar kasar dan batas kadar halus. Perubahan lain yang terlihat adalah pada spesifikasi 2010 terdapat persyaratan untuk menyetujui penggunaan anti stripping agent, hal ini akan mempengaruhi sifat campuran aspal beton untuk base course (AC-WC). Aspal Beton Campuran Aspal (Laston) merupakan bagian dari perkerasan lentur yang terletak pada lapisan paling atas.

Pada penelitian ini, penulis memilih Anti Stripping Agent sebagai bahan tambahan pada Asphalt Concrete Mixture (AC-WC) dan dapat menghasilkan solusi bahan alternatif yang memenuhi spesifikasi pekerjaan jalan yang murah dan mudah didapat. Maka dari itu penulis mengangkat judul “Analisis Karakteristik Asphalt Concrete (AC-WC) Menggunakan Admixtures Dengan Variasi Temperatur Campuran” sebagai judul Tugas Akhir ini.

Rumusan Masalah

Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat dalam memberikan gambaran kepada para pembuat jalan dan semua pihak terkait tentang penggunaan jenis anti stripping agent yang lebih baik.

Batasan Masalah

Laboratorium yang digunakan adalah Laboratorium Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Sulawesi Selatan, Jalan Batara Bira Km.

Sistematis Penulisan

Bab ini berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan penelitian, rumusan masalah dan sistematika penulisan skripsi ini.

TINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN DAN SARAN

Jalan dan Pekerasan 1. Jalan

  • Perkerasan Jalan
  • Bahan Pengikat (Aspal)
    • Sumber Aspal
    • Jenis – Jenis Aspal

Jalan raya adalah jalan tanah di atas permukaan bumi yang dibuat oleh manusia dengan bentuk, ukuran dan jenis konstruksinya sehingga dapat digunakan untuk menyalurkan lalu lintas orang, hewan, dan kendaraan yang membawa barang dari satu tempat ke tempat lain dengan mudah dan cepat. Untuk perencanaan jalan yang baik, bentuk geometrik harus ditentukan sedemikian rupa sehingga jalan yang bersangkutan dapat memberikan pelayanan lalu lintas yang optimal sesuai dengan fungsinya, karena tujuan akhir dari perencanaan geometrik adalah untuk menghasilkan infrastruktur yang aman, pelayanan arus lalu lintas yang efisien dan memaksimalkan rasio tingkat penggunaan. biaya disediakan juga. Perkerasan adalah lapisan permukaan jalan yang terdiri dari campuran agregat yang dapat berupa batu pecah, batu kali dan berfungsi untuk menahan beban kendaraan yang bergerak melalui jalan tersebut.

Laston (Asphalt Concrete Coating), merupakan aspal beton gradasi menerus yang biasa digunakan untuk jalan dengan beban lalu lintas yang berat. Laston sebagai lapisan pondasi yang dikenal dengan AC-Base (Asphalt Concrete-Base) Tebal nominal minimum AC-BC adalah 6 cm. Latasir (Lapisan Aspal Tipis Pasir), adalah aspal beton untuk jalan dengan lalu lintas ringan, terutama bila agregat kasar tidak tersedia atau sulit diperoleh.

Lapisan perata adalah beton aspal yang digunakan sebagai lapisan perata dan membentuk penampang pada permukaan jalan lama. Semua jenis campuran beton aspal dapat digunakan, namun untuk membedakannya dengan campuran untuk permukaan jalan baru ditambahkan huruf L (Perataan) pada setiap jenis campuran beton aspal.

Gambar 2.1. Komponen Perkerasan Lentur  2.  Konstruksi Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)
Gambar 2.1. Komponen Perkerasan Lentur 2. Konstruksi Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)

Aspal Alamiah

Aspal Batuan

Aspal Buatan

  • Spesifikasi Aspal
  • Agregat
    • Agregat kasar
    • Anti Stripping Agent ( DERBO 101 )
    • Bahan Pengisi ( Filler )
  • Campuran Aspal Panas (Hotmix)
    • Beton Aspal
    • Campuran AC-WC (Asphalt Concrete – Wearing Course)
    • Kadar Aspal Rencana
    • Metode Marshall
  • Bagan Alir Penelitian
  • Lokasi Pengambilan Material dan Lokasi Penelitian 1 Lokasi Pengambilan Material
    • Waktu Pelaksanaan
  • Kebutuhan Bahan dan Alat .1 Kebutuhan Bahan
    • Metode Pengambilan Sampel
    • Metode Pengambilan Data
    • Metode Pelaksanaan Penelitian
  • Metode Pemeriksaan Karakteristik Material
    • Pemeriksaan Gradasi Agregat Kasar dan Agregat Halus
    • Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar
    • Pemeriksaan Keausan Agregat dengan Mesin LosAngeles
    • Pemeriksaan Bahan Pengikat (Aspal) 1. Pemeriksaan berat jenis aspal
  • Metode Rancangan Campuran AC-WC .1 Penentuan Proporsi Agregat
    • Perkiraan Kadar Aspal
  • Pembuatan Benda Uji Untuk Penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO) Sebelum membuat benda uji, terlebih dahulu disiapkan agregat dan
  • Pembuatan Benda Uji Dengan Kadar Aspal Optimum (KAO)
  • Pengujian Perendaman Marshall
  • Uji Karakteristik AC-WC
  • Analisis Karakteristik Campuran Padat

C = berat sampel kering permukaan jenuh air (gr) 3.5.3 Penyelidikan berat jenis dan penyerapan agregat halus.

Tabel 2.1 Ketentuan untuk aspal Penetrasi 60-70
Tabel 2.1 Ketentuan untuk aspal Penetrasi 60-70

1 BAB IV

  • Penyajian Data
    • Hasil Pemeriksaan Karakteristik Agregat
    • Hasil Pengujian Berat Jenis Agregat Kasar (Batu Pecah 1-2, 0,5-1 dan Abu Batu)
    • Pengujian Keausan Agregat dengan Mesin Los Angeles Metode Pengujian : SNI 2417-2008
    • Hasil Pemeriksaan Karakteristik Aspal Minyak
  • Pembuatan Benda Uji untuk Penentuan Kadar Aspal Optimum 1. Perkiraan Kadar Aspal Optimum Rencana (Pb)
    • Penentuan Berat Agregat dan Aspal dalam Campuran
    • Perhitungan Berat Jenis dan Penyerapan Campuran Berdasarkan hasil pemeriksaan berat jenis dan penyerapan
    • Data Uji Marshall untuk Penentuan Kadar Aspal Optimum Untuk mendapatkan kadar aspal optimum (KAO) dilakukan

Pengujian agregat dilakukan untuk mengetahui sifat fisik atau karakteristik agregat kasar dan agregat halus, yang dapat dilihat pada Tabel 4.4, dimana agregat yang digunakan memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam spesifikasi. Hasil pengujian berat jenis batu pecah agregat kasar (batu kapur dan agregat halus (abu batu). Dari hasil pengujian sifat fisik atau karakteristik agregat kasar dan agregat halus yang digunakan dalam campuran seperti terlihat pada tabel 4.4.

Nilai tersebut memenuhi syarat berat jenis minimal 2,5 untuk uji serap air untuk agregat kasar (1-2) sebesar 1,360%, agregat kasar (0,5-1) sebesar 1,597% dan agregat halus (abu batu) sebesar 2,194% dapat memenuhi syarat spesifikasi agregat maksimum 3. Kepadatan yang kecil akan mempunyai volume yang besar, sehingga dengan berat yang sama akan membutuhkan aspal yang banyak. Kekerasan agregat kasar yang diperoleh dengan uji abrasi diukur dengan mesin Abrasi Los Angeles, lihat Tabel 4.6.

Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa agregat kasar ini memiliki keausan yang cukup kuat sehingga tidak mudah pecah pada saat pemadatan maupun akibat pengaruh beban lalu lintas. Untuk mengetahui sifat-sifat aspal yang digunakan dalam campuran aspal dilakukan pengujian fisik terhadap kondisi asli dan kondisi setelah kehilangan berat akibat pemanasan. Hasil pengujian ditunjukkan pada tabel 4.7. yang menunjukkan bahwa aspal yang digunakan dalam penelitian memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan.

Hasil pengujian sifat fisik aspal minyak penetrasi 60/70 No. Sumber : Hasil Pengujian dan Spesifikasi Bina Marga Tahun 2018 Selanjutnya, berat aspal dan berat total pada masing-masing kadar aspal dapat dilihat sebagai berikut. Perhitungan berat jenis dan daya serap campuran Berdasarkan hasil pemeriksaan berat jenis dan daya serap Berdasarkan hasil pemeriksaan berat jenis dan daya serap agregat serta berat jenis aspal diperoleh data sebagai berikut.

Data uji Marshall untuk menentukan kadar aspal optimum Untuk mendapatkan kadar aspal optimum (KOA) dilakukan Untuk mendapatkan kadar aspal optimum (KAK) suatu campuran diuji dengan metode Marshall yang kemudian dilakukan uji imersi Marshall atau IKS ( Residuals indeks kekuatan). Pencampuran agregat dan aspal dilakukan pada temperatur sesuai hasil viskositas aspal yang digunakan pada penelitian ini, pencampuran dilakukan pada temperatur 140°C. Dari hasil pemadatan agregat dan aspal akan diperoleh briket Marshall yang akan digunakan untuk mencari berbagai parameter diantaranya kepadatan, volume rongga dalam campuran (VIM), volume rongga dalam mineral agregat (VMA), dan rongga terisi aspal (VFB), stabilitas, lelehan (aliran) Marshall Quotient (MQ) hasil uji Marshall.

Tabel 4.2. Hasil Pemeriksaan Analisa Saringan Agregat Kasar  Ukuran  Butiran 0,5 – 1 cm (SNI ASTM C 136 : 2012)
Tabel 4.2. Hasil Pemeriksaan Analisa Saringan Agregat Kasar Ukuran Butiran 0,5 – 1 cm (SNI ASTM C 136 : 2012)

13 Tabel 4.22. Hasil pengujian Marshall

  • Anti Stripping Agent
  • Karakteristik Volumetrik Campuran
  • Pengujian Karakteristik Semen Portland Pengganti Filler
  • Pembuatan Benda Uji
  • Pembuatan Benda Uji Menggunakan Bahan Tambahan dengan Variasi Prosentasi 0%, 3% dan 5% dari Berat Aspal dan Variasi
  • Jawab Tujuan
  • Saran

Untuk campuran Pelapis Aspal Beton, Kadar Aspal Minyak Optimum (KAO) ditentukan dengan memvariasikan kadar minyak aspal dari 5% - 7% dengan laju kenaikan 0,5%. Anti stripping agent adalah bahan aditif yang dapat mengubah sifat aspal dan agregat, meningkatkan daya lekat dan daya lekat serta mengurangi pengaruh negatif air dan kelembaban untuk menghasilkan permukaan dengan daya lekat yang tinggi. Campuran yang menggunakan persentase penambahan anti stripping agent yang berbeda akan memberikan nilai yang berbeda dalam perencanaan campuran.

Nilai hubungan antara stabilitas anti-scaling agent dan perubahan temperatur campuran pada kadar aspal yang diperiksa ditunjukkan pada Gambar 4.14. Dapat dilihat dari Gambar 4.14 bahwa stabilitas campuran setelah penambahan anti-scaling agent memiliki stabilitas yang lebih besar terhadap kadar aspal rendah dibandingkan dengan campuran yang ditambahkan dengan proporsi 0%, 3% dan 5%. . Dengan meningkatnya suhu campuran, stabilitas campuran tanpa anti-scale akan lebih kecil dari stabilitas campuran yang ditambahkan.

Hal ini dikarenakan anti stripping agent didalamnya tidak ditambahkan, sehingga campuran yang mengandung anti stripping akan memiliki densitas yang tinggi ketika variasi temperatur campuran ditambahkan. Jadi semakin tinggi kadar anti stripping agent yang ditambahkan ke dalam kandungan aspal dengan variasi temperatur campuran, maka akan semakin rendah pula tingkat stripping pada permukaan aspal. Berdasarkan hasil pengujian Marshall diketahui kadar aspal (KAO) optimum diperoleh pada variasi campuran AC-WC 0%, 3% dan 5%.

Pembuatan contoh uji berupa briket dilakukan dalam beberapa tahap, tahap pertama adalah penentuan kadar aspal (KAO) optimum, yang setelah dilakukan pengujian ditetapkan KAO 6% yang memenuhi persyaratan sebagai standar pengujian. . Fabrikasi sampel menggunakan bahan tambah (Anti Stripping) dilakukan dengan menentukan kadar aspal optimal (KAO) yang setelah dilakukan pengujian ditentukan KAO 6% yang memenuhi persyaratan sebagai standar uji kemudian digabungkan dengan bahan tambah (Anti Stripping Agent) . komposisi campuran campuran menggunakan temperatur 120°C, 150°C dan 170°C dengan komposisi anti stripping agent sebesar 0%, 3% dan 5% dari nilai stabilitas aspal.

Sifat campuran beton aspal ditingkatkan dengan penambahan bahan anti kerak (aditif) Pengaruh penggunaan bahan anti kerak yang bersifat adiktif terhadap tingkat keawetan campuran beton aspal (AC-WC) yang dibuat pada penelitian ini adalah awalnya 98,50%, kemudian meningkat menjadi 99,63%, artinya terjadi kenaikan kg kg) dan kg) setelah menggunakan anti stripping agent. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti diharapkan dapat menganalisis perbandingan persentase penggunaan anti stripping agent dengan jenis dan merk yang berbeda, sehingga dapat digunakan sebagai bahan perbandingan campuran mana yang lebih tahan lama dan cocok untuk jalan dengan lalu lintas sedang. . Penggunaan bahan dari sumber quarry yang berbeda dapat dipertimbangkan dalam penelitian selanjutnya, karena tidak mustahil untuk menggunakan bahan dari sumber yang berbeda ditambah penggunaan bahan anti pengupasan dari jenis yang sama.

Gambar 4.6. Grafik Berat Isi, VIM,VMA,VFB,Stabiltas,Flow,MQ dan KA
Gambar 4.6. Grafik Berat Isi, VIM,VMA,VFB,Stabiltas,Flow,MQ dan KA

Metode Pengujian Aspal dengan Alat Marshall

Metode Pengujian Kadar Aspal

Gambar

Gambar 2.1. Komponen Perkerasan Lentur  2.  Konstruksi Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)
Gambar 2.2. Komponen Perkerasan Kaku  3. Konstruksi Perkerasan Komposit (Composite Pavement)
Gambar 2.1 Proses Pemisahan Aspal
Tabel 2.1 Ketentuan untuk aspal Penetrasi 60-70
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian ditimbang dalam air untuk mendapatkan berat benda uji dalam air, lalu benda uji diangkat dan dilap kemudian ditimbang lagi untuk mendapatkan berat benda uji