Judul Skripsi : Analisis Pola Materi Bilangan Terhadap Kemampuan Menyelesaikan Masalah Matematika Menurut Gaya Belajar Siswa VIII. kelas MTs Negeri 4 Enrekang. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Materi Jumlah sampel sesuai gaya belajar siswa kelas VIII MTs Negeri 4 Enrekang. Kemampuan pemecahan masalah siswa VIII. nilai yang masih kurang sebaiknya ditinjau lebih lanjut berdasarkan gaya belajar siswa.
Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Materi Pola Bilangan Dilihat dari Gaya Belajar Siswa Kelas VIII MTs Negeri 4 Enrekang.”.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ollerton berpendapat, seperti dikutip Ellison, bahwa keterampilan pemecahan masalah merupakan aspek penting dalam pembelajaran mandiri dan bantuan dalam meninggalkan pendidikan sekolah. Pemecahan masalah merupakan suatu kegiatan mencari solusi terhadap permasalahan matematika yang dihadapi dengan menggunakan seluruh pengetahuan matematika yang ada. Menurut Polya, tahapan penyelesaian masalah matematika meliputi: (1) memahami masalah, (2) membuat rencana penyelesaian, (3) melaksanakan rencana, dan (4) melihat ke belakang.
Menurut Aljaberi, memahami proses penyelesaian masalah individu adalah salah satu aspek yang paling penting dalam menyelesaikan masalah.
Rumusan Masalah
Berdasarkan pernyataan di atas, keterampilan pemecahan masalah yang masih kurang perlu dikaji lebih lanjut untuk mengetahui seperti apa keterampilan pemecahan masalah pada setiap siswa dengan gaya belajar yang berbeda-beda. Berbicara dari Gaya Belajar Siswa Kelas VIII MTs Negeri 4 Enrekang.” Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kajian mendalam terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa dan gaya belajar siswa.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
- Manfaat Teoritis
- Manfaat Praktis
Fokus Penelitian
Inventarisasi gaya belajar yaitu gaya belajar menurut Kolb yang terdiri atas gaya belajar konvergen, divergen, akomodatif, dan asimilatif. Sedangkan tahap pemecahan masalah yang digunakan adalah tahap pemecahan masalah Polya yang meliputi: (1) memahami masalah; (2) membuat rencana; (3) melaksanakan rencana tersebut; dan (4) melihat ke belakang.
Penegasan Istilah
- Analisis
- Kemampuan Pemecahan Masalah
- Pemecahan Masalah Matematika
- Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
- Gaya Belajar
Gaya belajar adalah cara seseorang mengumpulkan dan menguasai informasi baru dan sulit selama proses belajar. Gaya belajar konvergen menunjukkan bahwa orang relatif tidak berperasaan, lebih suka menghadapi benda dibandingkan orang, gaya belajar divergen menunjukkan bahwa orang tertarik pada orang dan cenderung imajinatif dan emosional, gaya belajar asimilator adalah suatu teori menjadi logis dan tepatnya, dalam situasi di mana teori atau rencana tidak sesuai dengan kenyataan, gaya belajar Accommodator menunjukkan bahwa orang sangat bergantung pada orang lain untuk mendapatkan informasi.
Landasan Teori 1. Analisis
- Gaya Belajar Siswa
- Hubungan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Dengan Gaya Belajar
Menurut Felder seperti dikutip Sengul, dkk. gaya belajar kecenderungan siswa untuk mengumpulkan dan. Model gaya belajar ini dikembangkan oleh Kolb dengan gaya belajar siswa berdasarkan 4 (empat) tahapan siklus/dimensi. Menurut Nasution yang dikutip Sundayana R (2016), gaya belajar adalah cara yang konsisten yang digunakan siswa untuk menangkap rangsangan atau informasi, cara mengingat, berpikir dan memecahkan masalah matematika.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kemampuan pemecahan masalah matematis dengan gaya belajar.
Penelitian yang Relevan
Selain itu dapat disimpulkan bahwa mahasiswa dari jurusan yang sama mempunyai gaya belajar dominan yang sama. Peker, Murat (2009) dengan penelitian berjudul “Kecemasan Guru Prajabatan Mengajar Tentang Matematika dan Gaya Belajarnya”. Gaya belajar calon guru baik di tingkat dasar maupun menengah mencakup semua jenis gaya belajar.
Perbedaannya dengan penelitian sebelumnya adalah peneliti ingin menganalisis kemampuan pemecahan masalah siswa kelompok VIII dengan gaya belajar siswa.
Jenis penelitian
Tempat Penelitian
Subjek penelitian dan Sumber Data
Dalam penelitian ini pertimbangan mengambil mata kuliah/siswa didasarkan pada hasil pengamatan peneliti terhadap gaya belajar siswa selama mengikuti perkuliahan, dan atas saran dari guru yang suportif. Pada akhirnya, setiap siswa diklasifikasikan menurut jenis gaya belajar tertentu. Dipilih satu mata pelajaran yang mempunyai ciri mudah menyampaikan gagasan dengan jelas dan mempunyai jawaban tes tertulis yang unik. Setelah gaya belajar masing-masing siswa diperiksa kembali dan ternyata belum ditemukan siswa yang mengisi jenis gaya belajar tertentu, maka pengecekan tidak dilakukan lagi.
Jika proses ini dilakukan dan diperoleh fakta bahwa ada tipe-tipe gaya belajar siswa yang tidak diisi mata pelajaran, maka dapat disimpulkan bahwa tipe-tipe gaya belajar tersebut tidak ada, disertai dengan penjelasan hasil pembelajarannya. gaya belajar yang ada. bertemu.
Instrumen Penelitian
Apabila ingin masing-masing gaya belajar terisi maka penelitian perlu dilakukan pada kelas lain, sehingga melebihi waktu penelitian yang telah ditetapkan dan tidak menutup kemungkinan terdapat ketidakakuratan data. Panduan wawancara berisi referensi pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada siswa untuk mengkonfirmasi hasil tes lisan tertulis siswa. Pertanyaan yang diajukan kepada setiap siswa akan berbeda satu sama lain berdasarkan jawaban masing-masing siswa.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal pola bilangan, mengacu pada indikator kemampuan pemecahan masalah matematis. Metode pengujian yang akan digunakan berupa soal-soal yang memuat indikator proses pemecahan masalah dalam kaitannya dengan gaya belajar siswa. Hasil respon siswa akan dianalisis untuk mengetahui kemampuan siswa dalam setiap langkah pemecahan masalah sehubungan dengan gaya belajar siswa.
Wawancara dilakukan untuk memperoleh data langsung mengenai pemecahan masalah ditinjau dari gaya belajar siswa.
Teknik Analisis Data
Jika hasil skor AC dikurangi skor CE bernilai positif dan skor AE dikurangi skor RO bernilai negatif, maka gaya belajar yang sesuai adalah gaya belajar Diverger. Jika hasil skor AC dikurangi skor CE negatif dan skor AE dikurangi skor RO negatif, maka gaya belajar yang sesuai adalah gaya belajar Assimilator. Hal ini akan digunakan untuk membantu menggambarkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada setiap jenis gaya belajar.
Data yang diperoleh nantinya akan disajikan dalam bentuk deskriptif, yang berisi uraian pemecahan masalah kaitannya dengan gaya belajar siswa.
Rencana Pengujian Keabsahan Data
Demikian hasil analisis wawancara terhadap siswa kelas VIII. kelas di MTs Negeri 4 Enrekang digunakan sebagai triangulasi hasil analisis tes dan digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan masing-masing jenis gaya belajar. Selain itu, validasi tes kemampuan pemecahan masalah matematis dilakukan untuk melihat apakah validator dapat menggunakannya untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa. Dalam penelitian ini kami merinci tingkat kemampuan pemecahan masalah pada gaya belajar setiap siswa.
Dalam penelitian kualitatif, melihat kenyataan berkaitan langsung dengan konteks dan waktu, sehingga kecil kemungkinannya untuk mereplikasi hasil penelitian.
Prosedur Penelitian
HASIL PENELITIAN
- Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Tipe Gaya Belajar Converger (CV1)
- Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Tipe Gaya Belajar Accommodator (AC3)
- Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Tipe Gaya Belajar Assimilator (AS4)
Berdasarkan hasil wawancara dengan mahasiswa mata kuliah konvergen diatas terlihat bahwa CV1 mampu melaksanakan rencana penyelesaian masalah 1. Berdasarkan analisis hasil mahasiswa diatas CV1 mampu memahami masalah dengan mengidentifikasi yang diketahui dan. Berdasarkan hasil wawancara terhadap mahasiswa mata kuliah konvergen di atas terlihat bahwa CV1 mampu melaksanakan rencana pemecahan masalah 2.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap siswa mata pelajaran akomodator di atas terlihat bahwa AC3 mampu melaksanakan rencana pemecahan masalah 1. Berdasarkan hasil wawancara siswa subjek asimilator di atas terlihat bahwa AS4 mampu melaksanakan rencana pemecahan masalah 1. Berdasarkan analisis hasil siswa di atas, AS4 mampu memahami permasalahan dengan menentukan apa yang diketahui dan
Berdasarkan hasil wawancara terhadap mahasiswa mata kuliah asimilasi diatas terlihat bahwa AS4 mampu melaksanakan rencana pemecahan masalah 2.
PEMBAHASAN
- Kemampuan Pemecahan Masalah Untuk Tipe Converger
- Kemampuan Pemecahan Masalah Untuk Tipe Diverger
- Kemampuan Pemecahan Masalah Untuk Tipe Accommodator
- Kemampuan Pemecahan Masalah Untuk Tipe Assimilator
Richmond & Cummings (2005) menyatakan bahwa pembelajar konvergen belajar melalui konseptualisasi abstrak dan eksperimen aktif. Dengan belajar melalui tahap konseptualisasi abstrak, peserta didik konvergen dapat fokus pada logika, ide, dan konsep dari suatu permasalahan yang diberikan. Dengan belajar melalui tahap konseptualisasi abstrak, pembelajar tipe konvergen akan menggunakan perencanaan yang sistematis (Richmond & Cummings, 2005).
Pada penelitian ini siswa dengan gaya belajar konvergen (CV1) membuat rencana penyelesaian dengan cara menyederhanakan masalah, melakukan eksperimen dan simulasi, mencari sub tujuan (hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menyelesaikan masalah) dan memilah informasi. Dengan pembelajaran melalui tahap konseptualisasi abstrak, siswa tipe konvergen dapat menggunakan simbol-simbol abstrak (Ramadan, dkk., 2011). Dalam kasus tertentu siswa tipe konvergen tidak dapat mengeksekusi strategi pada saat proses dan perhitungan.
Pada penelitian ini siswa dengan tipe divergen (DV2) mampu melaksanakan rencana dengan menerjemahkan masalah ke dalam kalimat matematika dan menerapkan strategi pada saat proses dan perhitungan. Dalam hal tertentu, siswa merupakan tipe divergen yang belum mampu melakukan strategi pada saat proses dan perhitungan. Pada penelitian ini siswa dengan tipe gaya belajar akomodatif mampu melaksanakan rencana dengan menafsirkan permasalahan dalam bentuk matematika dan menerapkan strategi pada saat perhitungan.
Dalam kasus tertentu, siswa akomodatif tidak mampu melakukan strategi pada saat proses dan perhitungan. Pembelajaran melalui tahap konseptualisasi abstrak memungkinkan siswa konvergen fokus pada logika, ide, dan konsep.
Kesimpulan
Siswa akomodatif mampu melakukan tahap revisi dengan mempertimbangkan logika penyelesaian yang diperoleh, bertanya pada diri sendiri apakah soal sudah terjawab, meninjau kembali perhitungan yang telah dilakukan, membaca ulang soal, dan menggunakan alternatif penyelesaian lainnya. . Pembelajar asimilasi dapat melakukan tahap revisi dengan mempertimbangkan bahwa solusi yang diperoleh logis, bertanya pada diri sendiri apakah soal sudah terjawab, membaca ulang soal dan menggunakan alternatif solusi lain.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut sebagai upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan masalah matematika. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menganalisis kemampuan pemecahan masalah siswa berdasarkan gaya belajar siswa menggunakan masalah matematika dengan melibatkan seluruh indikator tahapan kemampuan pemecahan masalah matematika menurut Polya. Belajar Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk meningkatkan kemampuan representasi dan pemecahan masalah matematis siswa SMA.
Analisis kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VII-A SMP Negeri 1 Kepahiang Pada bangun datar ditinjau dari teori Van Hielle. Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Penggunaan Model Problem Based Learning dan Discovery Learning di Kelas VIII SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan. Hubungan Gaya Belajar, Kemandirian Belajar dan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP Mata Pelajaran Matematika.
Analisis Gaya Belajar Siswa Dalam Kaitannya Dengan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Himpunan Siswa Kelas VII SMP Negeri Karang Jaya Kecamatan Namlea Kabupaten Buru. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas X Pada Discovery Learning Berdasarkan Gaya Belajar Siswa.” Unnes Journal of Mathematics Education (UJME). 11 Ketika saya belajar matematika, saya suka menganalisis suatu hal dan membaginya menjadi beberapa bagian.
Tujuan Wawancara
Jenis Wawancara
Pelaksanaan
Tes pertama
S : Dengan memasukkan nilai yang diketahui ke dalam rumus yaitu nilai a, b dan n P : Rumus mana yang anda gunakan. S : Tidak, karena saya yakin perhitungannya benar. P : Menurut anda, ada cara lain untuk menjawab pertanyaan tersebut.