• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis kesantunan berbahasa indonesia dalam tuturan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "analisis kesantunan berbahasa indonesia dalam tuturan"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

Masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana penggunaan prinsip kesantunan dalam interaksi siswa dan jenis tindak tutur yang terdapat dalam interaksi siswa kelas XI SMK Negeri Tapango. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan prinsip kesantunan dan jenis tindak tutur yang terdapat dalam interaksi siswa kelas XI SMK Negeri Tapango. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan topik tuturan interaksi verbal siswa kelas XI SMK Negeri Tapango Kab.

Sedangkan maksim yang paling sedikit digunakan dalam pernyataan siswa SMK Tapango adalah maksim kesopanan. Jenis tindak tutur yang ditemukan meliputi: 7 ujaran; .. pernyataan perlokusi 21 pernyataan; ilokusi sebanyak 7 ujaran. Jenis tindak tutur yang paling banyak ditemukan dalam tuturan siswa kelas XI SMK Negeri Tapango adalah tindak tutur perlokusioner, yang digunakan untuk mengajak pendengar melakukan sesuatu yang diinginkan penutur.

Kajian sopan santun bahasa Indonesia dalam tuturan siswa kelas XI SMK Negeri Tapango Kabupaten Polewali Mandar)” dapat diselesaikan. 1 Hal 1 inilah yang menarik minat 1 penulis 1 untuk melakukan 1 penelitian 1 dengan 1 judul 1 “Analisis Kesantunan Bahasa Indonesia Siswa Kelas XI SMK Negeri Tapango”.

Penelitian1 yang1 Relevan1

Perbedaan 1 dengan 1 penelitian 1 bahwa 1 akan 1 melakukan 1 adalah (111) Subjek penelitian adalah 1 peristiwa wacana 1 siswa 1 SMK 1 Negeri 1 Tapango, 1 sedangkan dalam 1 penelitian 1 dilakukan 1 pada 1 Eksperimen 1 set 1 Hidayanti 1 1 peristiwa wacana dalam iklan 1 radio 1 Purbalingga 1, (121) Materi 1 dari penelitian 1 ini adalah. Pragmatik1 adalah cabang1 linguistik yang mempelajari struktur luar1 bahasa, terutama bagaimana unit bahasa digunakan dalam komunikasi. Pragmatik adalah ilmu yang mempelajari makna kata, sedangkan semantik adalah makna kalimat.

1Tujuan utama1 pragmatik1 adalah1 untuk menjawab1 semua1 pertanyaan yang berkaitan dengan interpretasi tuturan yang tidak dapat dijawab1 hanya dengan mempelajari makna1 kalimat1,1segala sesuatu yang tersirat dalam sebuah tuturan1 tidak dapat1 dijelaskan secara semantis, tetapi berhasil dinyatakan secara pragmatis. Ada tiga jenis tindak tutur 1, 1 yaitu: 1 (1) 1 tindak tutur merugikan 1 adalah 1 tindak tutur berupa 1 kata, kalimat, 1 kalimat 1 sesuai dengan 1 makna 1 mengandung 1 dalam 1 kata, kalimat, pengertian 1 dan 1, (2) 1 tindak tutur pelanggaran 1 merupakan tindak 1 perbuatan. 1 sesuatu 1 dengan 1 tujuan dan 1 fungsi tertentu 1, 1 (3) 1 1 tindak tutur terarah sebagai tindakan untuk meningkatkan pengaruh pada 1 mitra tutur 1.

Fungsi 1 direktif 1 dimaksudkan untuk menghasilkan 1 1 efek 1 yang berbeda 1 ke 1 tindakan 1 lawan bicara 1 atau 1 tindakan 1 pembicara 1 dilakukan oleh 1 pembicara 1 dengan 1 artinya 1 lawan bicara 1 melakukan 1 tindakan 1 yang disebutkan dalam 1 pidato. 1 Tindak tutur 1 dapat didefinisikan sebagai unit terkecil 1 dari aktivitas tutur 1 yang dapat dikatakan memiliki 1 fungsi.

Konsep1 implikasi 1memberikan 1penjelasan eksplisit 1atau implisit1 tentang1 bagaimana1 apa1 1yang dinyatakan mungkin

Konsep1 implikasi 1dapat menjelaskan 1berbagai 1faktor 1atau gejala1 yang1 tampak/tidak menyenangkan

Teori relevansi1 yang dikemukakan 1 oleh Sperber 1 dan Wilson 1 merupakan kritik 1 terhadap empat maksim 1 yang terkandung dalam prinsip 1 kerja sama1 Grice1. Menurut mereka1, kematian terpenting1 dalam1 teori Grice1 adalah kematian terkait,1 dan percakapan1 dapat berlanjut bahkan setelah kematian ini. 1Dalam pendekatan teoretis1 untuk mencocokkan 1komunikasi, 1semua kerangka1 dari maksim 1Grice 1 diganti seluruhnya dengan 1prinsip korespondensi.

1 Menurut 1Sperber 1 dan 1Wilson, prinsip 1 ini mencapai penyederhanaan11 yang diperlukan dari kerangka 1Grice, meskipun1 pada saat yang sama prinsip ini tidak kehilangan kekuatan penjelasnya. Louise1 Cumings1 (Wilson1 and1 Sperber all1 of Grice1's maxims1 dapat diganti dengan single-relevant principle1 yang menyatakan1 bahwa seorang pembicara mencoba untuk menjadi serelevan mungkin dalam situasi sebanyak yang dijelaskan secara akurat dapat mengatasi sejumlah besar data yang terkandung dalam maksim-maksim tersebut. dirancang untuk menggambarkan Komunikasi diatur oleh prinsip relevansi, 1dan implikasi dari 1a pernyataan 1dalam 1komunikasi 1adalah proposisi1 yang1 memberikan implikasi 1kontekstual 1kepada.

1Dalam proses 1 komunikasi suara 1 antara pendengar 1 dan pendengar 1 tidak selalu harus 1 konsisten 1 dan 1 jelas dengan 1 konteks terjadinya. Ada tiga karakteristik prinsip relevansi Sperber dan Wilson yang digunakan untuk menjelaskan berbagai jenis fenomena komunikasi (Louise Cummings Pertama, prinsip relevansi pertama yang luar biasa dari Sperber dan Wilson adalah penerapannya tidak hanya pada 1.

Pertama1 luar biasa pertama dari 1prinsip 1relevansi 1Sperber dan1 Wilson1 adalah1 penerapannya tidak1 hanya1 pada1

Kesantunan terutama dimaksudkan untuk mengurangi konsekuensi yang tidak menyenangkan bagi lawan bicara atau untuk mencoba menghindari konflik antara pembicara dan lawan bicara dalam komunikasi. Tidak ada1 jaminan1 bahwa seseorang1 dengan kedudukan sosial yang tinggi1 dapat berbicara dengan sopan1, 1karena sopan santun1 keterampilan1 ditentukan1 oleh budaya1, bukan posisi dan pangkat1 (1Chaer. Ketika kita berbicara, kita harus memperhatikan waktu, keadaan, jenis bahasa apa digunakan1, cara menyela1, jenis suara1 yang kita gunakan1, 1isyarat 1agar lawan bicara 1tidak tersinggung, 1dan kapan1 dimulai1 dan1 diakhiri1.

Dengan kata lain, menurut pepatah ini, seseorang yang dianggap santun dengan berbicara satu kata selalu berusaha menyukai orang lain. 1 Maksim 1 ini mensyaratkan 1 ungkapan untuk setiap 1 partisipan untuk memaksimalkan 1 rasa hormat1 untuk orang lain1, atau dengan kata lain1, meminimalkan penghinaan terhadap 1 orang lain 1 dan memaksimalkan 1 pujian1 dari 1 orang lain. 1Jika orang lain dalam kesulitan, ia harus dibantu, dan jika orang lain berhasil, ia harus dipuji.

1 Dari 1 enam 1 bidang studi 1 pragmatik 1 di atas, 1 peneliti 1 1 fokus pada 1 dua 1 bidang 1 yaitu 1 tindakan 1 ucapan 1 dan 1 prinsip kesantunan 1 dikemukakan 1 oleh 1 Leech 1 (1993). 1 Sedangkan 1 prinsip kesantunan 1 lanjutan 1 dengan 1 Lintah 1 terdapat 1 enam 1 yaitu 1 maksim 1 kebijaksanaan, 1 maksim 1 penerimaan, 1 maksim 1 penghargaan, 1 maksim 1 kesopanan, 1 maksim 1 persetujuan, 1 dan 1 maksim .

Lokusi1 - Ilokusi1

Fungsi11

  • Penggunaan1 Prinsip1 Kesantunan1 Berbahasa1 Indonesia1 Siswa1 Kelas1 XI1 SMK1 Negeri1 Tapango11 1
  • Jenis2 tindak tutur2 interaksi2 siswa kelas XI SMK Negeri Tapango flk

Penggunaan maksim kasih sayang terlihat dari pernyataan Mustika “Bagaimana hubunganmu dengan pacarmu, ner, apakah kamu masih bertengkar? Penerapan maksim kesopanan ditunjukkan oleh tuturan Fajriani “Tapi saya tidak tahu benar atau tidak (tapi saya tidak tahu benar atau tidak). Penggunaan maksim kedermawanan terlihat pada pernyataan Fajriani “Kerja dulu, saya bantu selesaikan, (Kerja dulu saja, nanti saya bantu selesaikan)”.

Penggunaan maksim penghargaan ditunjukkan dengan ungkapan Rizal “Tenang, mokokorrekt ji, (Tenang, ini benar)”. Penggunaan maksim mufakat ditandai dengan tuturan ifra “Po even di’, haide mi pale, (Ya, ya, ayolah)”. Penggunaan maksim kedermawanan ditunjukkan oleh Fajrian yang mengatakan “Come here, sit near me, (Duduk saja di sini dekat saya)”.

Penggunaan maksim kedermawanan ditunjukkan dengan tuturan Fajrian “Here you see mine, (This is all you see is mine)”. Penggunaan maksim simpati ditunjukkan dengan tuturan Win “Tidak apa-apa kalau memang begitu, (Tidak apa-apa kalau hanya begitu)”. Penggunaan maksim kedermawanan ditunjukkan dengan tuturan Wahhabi “Tidak punya segalanya, bayar dua puluh, (Tidak usah bayar semuanya, bayar dua puluh saja)”.

Penggunaan maksim kerendahan hati ditunjukkan oleh Dimas yang mengatakan “Low ji partner, nenety three ji, (teman rendah, hanya sembilan puluh tiga)”. Penggunaan maksim kedermawanan ditunjukkan dengan tuturan Fajrian “Ini Mustika, apakah kamu mau meminjam catatan saya kemarin? (Ini Mustika, kemarin kamu mau meminjam catatan saya tidak?)”. Penggunaan maksim kearifan ditunjukkan dengan kalimat Fajrian “bawa Mi Ani jalan kaki, sayang sekali pulangnya (bawa saja Ani, alangkah jeleknya kamu jalan kalau pulang)”.

Penggunaan maksim kebijaksanaan terlihat pada tuturan Nov “Bisakah kamu mengambil jeruk Addi? (Bolehkah aku memintamu untuk mengambil jeruk Addi?)”. Penggunaan maksim penghargaan ditunjukkan dengan ungkapan Mustika “Iye Miss, I love you, (Yes, Miss, I love you)”. Penggunaan maksim moderasi ditunjukkan oleh tuturan Fajrian “Tapi saya tidak tahu itu benar atau tidak (Tapi saya tidak tahu.

Penggunaan maksim musyawarah ditunjukkan dengan pernyataan Ifra “Ayo mi, aku juga lapar (Ya, ayolah, aku juga lapar)”. Penggunaan maksim musyawarah dicirikan oleh pernyataan Al Gazali “Iyo goda i to be cheap, (Ya, goda to be cheap)”. Penggunaan maksim konsensus ditunjukkan dengan pernyataan Rizal “Itu orangnya, (Itu orangnya)”.

Penggunaan maksim kesetujuan terlihat pada ucapan Ifra “Kasina sini aku ajari kamu, (maaf aku ngajarin kamu disini)”.

Referensi

Dokumen terkait

Keputusan tata usaha negara menurut UU PTUN merupakan suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara yang berisi tindakan hukum