• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN METODE HIRARC, JSA DAN SWIFT DI PERUSAHAAN KERUPUK UD. XYZ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN METODE HIRARC, JSA DAN SWIFT DI PERUSAHAAN KERUPUK UD. XYZ"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Gabriella Amanta Chrisya:Analisis Kesehatan Dan Keselamatan…

75

ANALISIS KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN METODE HIRARC,

JSA DAN SWIFT DI PERUSAHAAN KERUPUK UD.XYZ

OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY ANALYSIS WITH HIRARC, JSA AND SWIFT METHODS IN CRUCKER COMPANY UD.XYZ

Gabriella Amanta Chrisya, Glisina Dwinoor Rembulan

Teknik Industri, Universitas Bunda Mulia, Jl. Lodan Raya No. 2 Ancol, Jakarta Utara Email: gabriellachrisya178@gmail.com, rembulanglisina@gmail.com*

Received:

07 Apr 2023

Accepted:

29 Mei 2023

Published:

01 Juni 2023

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja untuk para pekerja, sehingga adanya jaminan keselamatan yang diberikan perusahaan kepada setiap pekerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah HIRARC (hazard identification risk assessment and risk control), Metode JSA (Structured What If Technique) dan Metode SWIFT (Structured What If Technique). Hasil penelitian menunjukan bahwa pada metode HIRARC terdapat 5 dari 8 pekerjaan yang memiliki risk level high, untuk metode JSA terdapat 3 risk level high dan metode SWIFT yang memiliki 3 prioritas utama. Berdasarkan hasil penelitian, metode JSA merupakan metode yang terbaik diantara metode HIRARC dan SWIFT, dikarenakan adanya penilaian potensi pekerjaan untuk mengetahui tingkat risiko pada setiap pekerjaan dan menjabarkan tahap-tahap pengerjaan secara bertahap sehingga dapat mengetahui setiap pengendalian risiko untuk mengurangi tingkat bahaya dari para pekerja.

Kata Kunci: HIRARC (hazard identification risk assessment and risk control), JSA (Structured What If Technique), SWIFT (Structured What If Technique)

Abstract

This research aims to improve occupational health and safety for workers, so that there is a safety guarantee provided by the company to every worker. The method used in this study is HIRARC (hazard identification risk assessment and risk control), JSA (Structured What If Technique) method and SWIFT (Structured What If Technique) method. The results showed that in the HIRARC method there were 5 out of 8 jobs that had a high level of risk, for the JSA method there were 3 high level risks and the SWIFT method which had 3 main priorities. Based on the results of the study, the JSA method is the best method between HIRARC and SWIFT methods, due to an assessment of job potential to determine the level of risk in each job and to describe the stages of work in stages so as to know each risk control to reduce the level of danger from workers.

Keywords: HIRARC (hazard identification risk assessment and risk control), JSA (Structured What If Technique), SWIFT (Structured What If Technique)

How to cite: Chrisya, G, A., & Rembulan, G, D. (2023). Analisis Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Dengan Metode Hirarc, Jsa dan Swift Di Perusahaan Kerupuk UD.XYZ . Journal of Industrial Engineering and Operation Management (JIEOM), 6(1), 75-85.

DOI: http://dx.doi.org/10.31602/jieom.v6i1.10749

(2)

Gabriella Amanta Chrisya:Analisis Kesehatan Dan Keselamatan…

76

PENDAHULUAN

Berdasarkan data dari International Labour Organization (ILO) tahun 2017, setiap 15 detik terdapat 153 pekerja yang mengalami kecelakaan kerja. Setiap hari terdapat 6.300 orang meninggal karena penyakit dan kecelakaan akibat kerja dalam kurung waktu satu tahun terjadi lebih dari 2,3 juta kematian dan penyakit dan kecelakaan akibat kerja (Safety and Health at Work: A Vision for Sustainable Prevention, n.d.). Tercatat pada bulan Januari 2020, berdasarkan data yang telah dikumpulkan Jaminan Hari Tua di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, salah satu hal yang membuat para pekerja meninggal dunia dikarenakan penyakit yang disebabkan oleh kecelakaan kerja, meninggal akibat kecelakaan kerja total hasil yang di kumpulkan sebanyak 203 kasus dengan total Rp 4,09 miliar. Pada bulan Februari 2020 kasus yang terjadi naik 403 kasus dengan total Rp 7,61 miliar, dan pada bulan Maret 2020 naik kembali menjadi 603 kasus dengan total Rp 105,64 miliar.

Kurangnya penyediaan dan penerapan K3 di lingkungan kerja oleh perusahaan mengakibatkannya kasus kecelakaan yang terjadi. Oleh karena itu setiap karyawan berhak diberikan jaminan kesehatan dan keselamatan kerja dari perusahaan yang layak dan akibat kecelakaan yang terjadi saat melakukan aktivitas kerja. Karena itu penerapan keselamatan dan kesehatan kerja penting untuk keselamatan karyawan dan mengurangi kerugian yang terjadi pada perusahaan bila terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan. Selain penerapan dan penyediaan perlengkapan keselamatan kerja. Perusahaan juga harus melakukan pelatihan K3 seperti mampu mengidentifikasi hal-hal yang dapat mengancam keselamatan di sekitar lingkungan kerja dan dapat memberikan fasilitas dan panduan untuk penggunaan peralatan pelindungan diri yang wajib dipakai saat berada di lingkungan kerja.

UD.XYZ adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan yaitu menjual berbagai rasa dan bentuk kerupuk yang berdiri dari tahun 1980 kemudian berkembang menjadi perusahaan besar dan mulai membuka perusahaan baru pada tahun 2017.

Perusahaan ini memproduksi kerupuk rasa bawang dan kerupuk rasa terasi, serta seiringnya waktu mulai menambahkan produk kerupuk rasa udang yang langsung diterima oleh pasar.

Selama mengumpulkan data di UD.XYZ pada bagian produksi pekerja banyak menggunakan mesin seperti mesin pemotong kerupuk udang, oven masak, oven pengering dan mesin untuk menjalankan mesin oven yang menggunakan bahan dasar kayu. Mesin – mesin dan lingkungan para pekerja saat beraktivitas di UD.XYZ dapat membahayakan pekerja dikarenakan kurangnya penerapan K3 disekitar lingkungan kerja dan tidak adanya penggunaan perlengkapan kerja yang dapat melindungi pekerja dari kecelakaan yang terjadi.

Tabel 1. Kecelakaan Akibat Kerja Januari 2018 – Januari 2021

No. Jenis Kecelakaan Kerja

Jumlah Kecelakaan Kerja Per Tahun

2018 2019 2020 2021 1 Tangan mengalami luka bakar, akibat tepapar api saat

memasukan kayu bakaran 4 3 4 2

2 Jari terpotong akibat mesin pemotong 1 0 0 0

3 Tangan terjepit gilingan buburan 3 1 1 0

(3)

Gabriella Amanta Chrisya:Analisis Kesehatan Dan Keselamatan…

77

4 Tangan terkena oven/steam panas saat kontak langsung saat

memasukan dan mengeluarkan barang mentah 9 8 9 5

5 Tangan terluka akibat terkena staples yang terbuka saat

mengangkat barang 9 10 12 7

6 Tertimpa saat berusaha menurunkan barang di gudang 4 5 6 3 7 Terkena siraman air panas saat mencampurkan adonan 3 1 1 0 8 Pada saat memasukan kayu bakar ke oven, asap

menyebabkan gangguan pernafasan 2 2 4 2

Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa seberapa banyaknya kecelakaan yang terjadi setiap tahunnya, oleh karena itu peneliti ingin perusahaan lebih memperhatikan K3 di lingkungan kerja dan perlengkapan kerja yang baik.

Dalam penelitian ini akan menggunakan tiga metode untuk menyelesaikan masalah tersebut, yaitu Metode HIRARC, JSA dan SWIFT. Metode HIRARC merupakan proses pendeskripsian yang mungkin terjadi akibat bahaya yang meliputi severity, frekuensi, sehingga adanya pencegahan bila terjadinya kecelakaan. Metode JSA adalah cara untuk mengidentifikasi suatu bahaya yang ada di sekitar lingkungan kerja selain itu untuk dapat mencegah dan mengendalikan terjadinya kecelakaan akibar kerja. Sedangkan metode SWIFT ini digunakan untuk mengidentifikasi bahaya dengan mengantisipasi apa saja yang dapat membahayakan pekerja. Metode ini bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi atau dialami, serta ruang lingkup analisisnya metode SWIFT juga luas, sehingga hasil dari metode ini dapat lebih efektif dan efisien.

METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan yaitu:

1. Identifikasi Masalah

Mengidentifikasi masalah ditemukan di lingkungan kerja yaitu alat pelindung diri yang sangat minim, semua pekerja menggunakan perlengkapan apa adanya yang dibawa dari rumah dan kurangnya fasilitas perlindungan diri dari perusahaan.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang di dapatkan dari penelitian ini dan akan dijawab di penelitian yang sedang diteliti ini.

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai agar terlaksana dan manfaat dari penelitian ini untuk kepentingan bersama.

4. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencari data untuk mencapai tujuan penelitian. Penelitian dengan menggunakan data skunder dan primer. Data primer adalah data yang didapatkan dengan melakukan wawancara secara langsung dengan narasumber seperti kepala gudang dan karyawan lantai produksi. Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan mendapatkan data dari perusahaan dengan melihat secara langsung berada di perusahaan tersebut.

5. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan agar data-data yang telah dikumpulkan dapat diolah dengan menggunakan metode-metode yang telah digunakan untuk mengetahui lebih lanjut apakah ada masalah pada penelitian ini, agar dapat dilanjutkannya penanganan lebih lanjut.

(4)

Gabriella Amanta Chrisya:Analisis Kesehatan Dan Keselamatan…

78

6. Pengendalian Risiko

Setelah melakukan penilaian risiko kita dapat melakukan pengendalian risiko dengan melihat potensi bahaya yang mungkin terjadi, mengidentifikasi bahaya yang ada di lingkungan kerja dapat dikembangkan dengan melakukan pendekatan untuk pengurangan potensi bahaya

7. Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control (HIRARC)

HIRARC merupakan poses pendeskripsian yang mungkin terjadi akibat bahaya yang meliputi severity, frekuensi, sehingga adanya pencegahan bila terjadinya kecelakaan.

Identifikasi bahaya dibagi menjadi 3 cara untuk mengidentifikasi bahaya (hazard identification) yaitu, penilaian risiko (risk assessment) dan pengendalian risiko (risk control).

8. Job Safety Analysis (JSA)

JSA adalah cara untuk mengidentifikasi suatu bahaya yang ada di sekitar lingkungan kerja selain itu untuk dapat mencegah dan mengendalikan terjadinya kecelakaan akibat kerja. Mengidentifikasi pekerjaan atau aktifitas yang dilakukan secara spesifik dan beberapa bagian, lalu mengidentifikasi kemungkinan kecelakaan kerja yang terjadi selama bekerja. Melakukan penilaian, setelah melakukan identifikasi kecelakaan kerja hal yang dilakukan yaitu mengevaluasi level untuk mengetahui risiko kecelakaan kerja.

Mengcontrol setiap risiko dengan cara mengukur dengan efisien untuk meminimalkan kecelakaan kerja.

9. Structured What If Technique (SWIFT)

Metode SWIFT adalah metode untuk mengidentifikasi bahaya dengan mengantisipasi apa saja yang dapat membahayakan pekerja. Metode ini bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi atau dialami, serta ruang lingkup analisisnya metode SWIFT juga luas, sehingga hasil dari metode ini dapat lebih efektif dan efisien.

10. Melakukan Analisis dan Pembahasan

Kesimpulan dan saran merupakan data yang telah diolah dan dipaparkan pada bagian hasil dan pembahasan.

11. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan dan saran merupakan data yang telah diolah dan dipaparkan pada bagian hasil dan pembahasan. Merupakan jawaban dari rumusan masalah yang ditanyakan, saran merupakan masukan yang diberikan kepada peneliti untuk perusahaan dan penelitian selanjutnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control (HIRARC)

Di bawah ini merupakan Tabel identifikasi bahaya (hazard identification), penilaian risiko (risk assessment) dan pengendalian risiko (risk control). Hasil tabel penilaian risiko yang didapatkan dari hasil perhitungan severity dan probability/likelihood of hazard, setelah mengetahui tingkat risiko setiap pekerjaan maka dilakukannya pengendalian risiko pada setiap pekerjaan.

Tabel 2. Proses Pengerjaan Identifikasi Bahaya dan Risiko UD.XYZ

No. Tahap Proses Pengerjaan Identifikasi Bahaya Risiko

1 Aktifitas membakar kayu kering untuk bahan bakar oven

Api yang besar dan banyak asap dari tempat

pembakaran

Tangan mengalami luka bakar, akibat tepapar api saat memasukan kayu bakaran

(5)

Gabriella Amanta Chrisya:Analisis Kesehatan Dan Keselamatan…

79

2 Aktifitas memotong kerupuk iris

besar Mesin pemotong kerupuk

memotong dengan cepat Jari terpotong akibat mesin pemotong

3 Melakukan penggilingan bahan

baku Mesin yang terus bergerak

saat menampurkan adonan Tangan terjepit gilingan buburan

4 Memasukan dan mengeluarkan

kerupuk yang ada di oven Uap oven yang panas

Tangan terkena oven/steam panas saat kontak langsung saat memasukan dan mengeluarkan barang mentah

5 Aktifitas mengangkut sak

kerupuk ke truk Staples yang terbuka saat mengangkat barang

Tangan terluka akibat terkena staples yang terbuka saat mengangkat barang 6 Melakukan pengambilan barang

di gudang kerupuk

Barang terjatuh saat ingin mengambil barang di gudang

Tertimpa saat berusaha menurunkan barang di gudang 7 Menampurkan adonan

menggunakan tangan Menggunakan air panas

untuk menampurkan bahan Terkena siraman air panas saat mencampurkan adonan 8 Aktifitas membakar kayu kering

untuk bahan bakar oven

Banyak asap yang dikeluarkan dari tempat pembakaran

Pada saat memasukan kayu bakar ke oven, asap menyebabkan gangguan pernafasan

Sumber (Peneliti, 2022)

Tabel 3. Penilaian Potensi Bahaya di UD.XYZ

Sumber: (Peneliti, 2022)

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat hasil dari penilaian risiko bahwa terdapat 5 kecelakaan kerja yang memiliki risk level high yaitu kecelakaan yang mengakibatkan tangan mengalami luka bakar, akibat tepapar api saat memasukan kayu bakar, tangan mengenai oven/steam panas saat kontak langsung saat memasukan dan mengeluarkan barang mentah, tangan terluka akibat terkena staples yang terbuka saat mengangkat barang, tertimpa saat berusaha menurunkan barang di gudang dan pada saat memasukan kayu bakar ke oven, asap menyebabkan gangguan pernafasan. Berdasarkan hasil penilaian potensi bahaya, dapat dilihat bahwa risiko kecelakaan kerja yang memiliki risk level high telah banyak melukai para pekerja sehingga setiap tahunnya memiliki data kecelakaan yang tinggi atau sering terjadi di lingkungan kerja. Pekerjaan yang memiliki risiko yang tinggi memerlukan adanya penanganan lebih lanjut dari perusahaan sehingga dapat mengurangi risiko kecelakaan di tempat kerja. Selain terdapat risk level high ada juga pekerjaan yang terdapat 3 kecelakaan kerja yang memiliki risk level high yaitu jari terpotong akibat mesin pemotong, tangan terjepit gilingan buburan dan terkena siraman air panas saat mencampurkan adonan. Kecelakaan kerja yang memiliki tingkat risiko medium berarti terdapat kecelakaan kerja tetapi tidak sering terjadi seperti pada tingkat risiko yang tinggi,

No Jenis Kecelakaan Kerja Jumlah Kecelakaan Kerja

Per Tahun P S Skor Risk

Level 2018 2019 2020 2021

1

Tangan mengalami luka bakar, akibat terkena papar api saat memasukan kayu

bakaran 4 3 4 2 3 4 12 High

2 Jari Terpotong akibat Mesin Pemotong 1 0 0 0 1 4 4 Medium 3 Tangan terjepit gilingan buburan 3 1 1 0 2 2 4 Medium 4 Tangan terkena oven/steam panas saat

kontak langsung saat memasukan dan

mengeluarkan barang mentah 9 8 9 5 4 3 12 High

5 Tangan terluka akibat terkena staples

yang terbuka saat mengangkat barang 9 10 12 7 5 2 10 High 6 Tertimpa saat berusaha menurunkan

barang di gudang 4 5 6 3 3 3 9 High

7 Terkena siraman air panas saat

mencampurkan adonan 3 1 1 0 2 2 4 Medium

8 Pada saat memasukan kayu bakar ke oven, asap menyebabkan gangguan pernafasan

2 2 4 2 2 4 8 High

(6)

Gabriella Amanta Chrisya:Analisis Kesehatan Dan Keselamatan…

80

biarpun tidak memiliki risiko yang tinggi tetapi perlunya penanganan lebih lanjut agar dapat teratasi sehingga tidak terjadi kembali (Jacob et al., 2015).

Tabel 4. Pengendalian Risiko UD.XYZ

No Proses Identifikasi

Bahaya Risiko Pengendalian Risiko

1 Membakar kayu kering untuk bahan bakar oven

Api yang besar dan banyak asap dari tempat pembakaran

Tangan Mengalami Luka Bakar, akibat tepapar api saat memasukan kayu bakaran

Menggunakan alat pelindung diri berupa sarung tangan dari kulit dan pelindung badan berbahan kulit

2 Memotong kerupuk iris besar

Mesin pemotong kerupuk

memotong dengan cepat

Jari Terpotong akibat Mesin Pemotong

Memasang display K3 bahaya terpotong/terjepit dan menggunakan alat pelindung diri berupa sarung tangan neoprene

3 Melakukan penggilingan bahan baku

Mesin yang terus bergerak saat menampurkan adonan

Tangan terjepit gilingan buburan

Memasang display K3 bahaya terjepit dan menggunakan alat pelindung diri berupa sarung tangan neoprene

4

Memasukan dan mengeluarkan kerupuk yang ada di oven

Uap oven yang panas

Tangan terkena oven/steam panas saat kontak langsung saat memasukan dan mengeluarkan barang mentah

Menggunakan alat pelindung diri berupa sarung tangan kulit, pelindung badan berbahan kulit dan memasang display K3 oven panas atau uap panas

5 Mengangkut sak kerupuk ke truk

Staples yang terbuka saat mengangkat barang

Tangan terluka akibat terkena staples yang terbuka saat mengangkat barang

Menggunakan alat pelindung diri berupa sarung tangan kain yang dilapisi.

6 Mengambil stock krupuk di gudang

Barang terjatuh saat ingin

mengambil barang di gudang

Tertimpa saat berusaha menurunkan barang di gudang

Menggunakan electric stacker dan helmet kelas B

7

Menampurkan adonan menggunakan tangan

Menggunakan air panas untuk menampurkan bahan

Terkena siraman air panas saat mencampurkan adonan

Menggunakan alat pelindung diri berupa sarung tangan kulit dan menggunakan alat untuk membantu mengadon selain menggunakan tangan

8 Membakar kayu kering untuk bahan bakar oven

Banyak asap yang dikeluarkan dari tempat

pembakaran

Pada saat memasukan kayu bakar ke oven, asap menyebabkan gangguan

pernafasan

Menggunakan alat pelindung diri berupa perlindungan pernafasan respirator

Sumber: (Peneliti, 2022)

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa setiap risiko yang ada pada proses pengerjaan di pabrik memiliki pengendalian risiko. Untuk proses nomor 1 perusahaan harus menyediakan sarung tangan dari kulit yang dapat melindungi dari percikan panas, kayu dan permukaan kasar. Proses nomor 2 memerlukan sarung tangan neoprene yang memiliki kekuatan anti potong, nomor 3 sarung tangan dari kulit yang dapat melindungi dari forging, kayu dan permukaan kasar. Nomor 4 diperlukannya sarung tangan dari kulit yang dapat melindungi dari panas dan pelindung badan yang berbahan kulit sehingga terhindar dari panas dan api. Nomor 5 disediakan sarung tangan kain yang dilapisi yang bisa digunakan untuk berbagai macam aktivitas, selain itu perusahaan harus menyediakan sarung tangan ini kepada semua buruh angkut agar keamanan tetap terjaga. Nomor ke 6 yaitu diperlukannya helmet kelas B yang memberikan keamanan dari benturan dan bahaya

(7)

Gabriella Amanta Chrisya:Analisis Kesehatan Dan Keselamatan…

81

benda jatuh. Nomor 7 dengan menggunakan sarung tangan kulit yang dapat melindungi tangan dari air panas saat mengadon. Pekerjaan yang terakhir yaitu dengan menyediakan perlindungan pernafasan respirator yang melindungi pekerja dari asap yang membahayakan pernafasan pekerja. Dengan adanya pengendalian risiko yang sesuai dengan kebutuhan pada setiap proses pengerjaan dapat mengantisipasi terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan (Jacob et al., 2015).

Job Safety Analysis (JSA)

JSA memiliki tugas untuk menjabarkan secara rinci tahapan-tahapan pengerjaan, bahaya yang mungkin saja terjadi, serta risiko dan bagaimana cara pengendalian bahaya tersebut. Berikut merupakan tabel JSA pada tahap-tahap pengerjaan (Ababil & Ramadhan, 2018).

Tabel 5. JSA Pekerjaan Dengan Risiko Tinggi Di UD.XYZ

No. Pekerjaan Tahap Pengerjaan Bahaya Potensi

Risiko Pengendalian Risiko

1

Pegaturan Tingkat Suhu Oven Kerupuk

Persiapan mengambil bahan baku oven yaitu kayu kering

Tertimpa kayu akibat crane

kurang memadahi Kaki terluka

Menggunakan SOP cara mengangkat material yang baik dan benar serta menggunakan safety shoes

Memasukan kayu kering sebagai bahan bakar ke oven

Tangan terluka karena serpihan kayu, akibat tidak menggunakan sarung tangan saat mengangkat kayu

Tangan bengkak atau infeksi

Menggunakan APD yaitu sarung tangan dari kulit

Menyalakan api menggunakan minyak tanah

Api yang terlalu besar dapat mengakibatkan luka bakar pada tangan atau bagian tubuh lainnya

Luka bakar akibat sambaran api

Menggunakan sarung tangan kulit, welding shields dan pelindung badan berbahan kulit Memasukan kayu

tambahan untuk mengatur suhu sesuai dengan ketentuan perusahaan

Api dapat mengakibatkan luka bakar pada tangan karena tidak

menggunakan sarung tangan

Luka bakar akibat api

Menggunakan APD yaitu sarung tangan kulit

2 Pengovenan Kerupuk

Mengambil kerupuk yang sudah matang di oven

Rak kerupuk yang masih panas

Kulit melepuh atau terkena luka bakar

Menggunakan APD yaitu seperti

menggunakan sarung tangan kulit dan memasang display K3 oven dan uap panas

Mengambil rak yang berisi adonan kerupuk yang masih mentah untuk dimasuk kan ke dalam oven

Terpapar asap

panas Kulit melepuh

Menggunakan APD yaitu sarung tangan kulit dan memasang display K3 uap panas Mengambil rak

kerupuk yang sudah matang ke oven pengeringan

Rak kerupuk yang masih panas

Kulit melepuh atau terkena luka bakar

Menggunakan APD yaitu sarung tangan kulit dan memasang display K3 uap panas 3 Mengambil

Produk untuk Truk muat

Mengambil stock

krupuk di gudang Barang terjatuh saat ingin

Tangan terkilir, patah dan luka pada

Menggunakan electric stacker dan helmet kelas B

(8)

Gabriella Amanta Chrisya:Analisis Kesehatan Dan Keselamatan…

82

mengambil barang

di gudang kepala pegawai Menangkat produk

ke dalam truk muat

Staples yang terbuka saat mengangkut barang

Tangan bengkak dan infeksi

Menggunakan APD yaitu sarung tangan yang dilapisi

Sumber: (Peneliti, 2022)

Berdasarkan Tabel 5 merupakan pekerjaan yang memiliki risk level high dapat dilihat bahwa setiap tahap memiliki bahaya, potensi risiko dan pengendalian risiko yang berbeda yang dapat membahayakan pekerja, sehingga diperlukannya pengendalian risiko pada setiap tahap. Pengendalian risiko pada setiap tahap berbeda diantaranya perlu menggunakan sarung tangan kain yang dilapisi agar bisa digunakan untuk berbagai macam aktivitas, pelindung kaki agar terlindungi dari benturan maupun benda berat, sarung tangan dari kulit yang dapat melindungi dari percikan panas, kayu dan permukaan kasar.

Menggunakan welding shields untuk melindungi wajah dari percikan api dan pelindung badan berbahan kulit agar terlindungi dari suhu panas atau api. Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa kurangnya APD (Alat Pelindung Diri) yang diberikan maupun disediakan kepada para pekerja oleh karena itu setiap pekerjaan di UD.XYZ diperlukan keamanan lebih yaitu menyediakan APD sehingga dapat memberikan keamanan dan terhindar dari risiko yang telah diperkirakan seperti pada tabel bahaya dan potensi risiko, diperlukannya penanganan lebih lanjut dari perusahaan agar dapat dipastikan setiap karyawan menggunakan APD yang sesuai (Jacob et al., 2015).

Structured What If Technique (SWIFT)

Di bawah ini merupakan table penilaian risiko yang dilakukan dengan menghitung nilai RRN (Risk Rating Number), penilaian tingkat risiko metode SWIFT dengan memperhatikan keparahan (severity) dan frekuensi (frequency).

Tabel 6. Identifikasi Bahaya “What If” pada UD.XYZ

No What if Answer Safeguard

1

Bagaimana jika tempat pembakaran mengeluarkan api yang besar dan asap yang terlalu banyak

menyebabkan gangguan pernafasan?

Pekerja akan mengalami luka bakar apabila api mengenai bagian tubuh dari pekerja serta mengalami gangguan pernafasan akibat asap yang berlebih dan tidak adanya penggunakaan masker

Menggunakan alat pelindung diri berupa sarung tangan dari kulit, pelindung badan berbahan kulit dan perlindungan pernafasan respirator

2

Bagaimana jika mesin pemotong kerupuk mengalami gangguan dan mengakibatkan proses pemotongan di luar kendali?

Menyebabkan pekerja mengalami luka dan dapat mengakibatkan tangan terputus akibat mesin

Memasang display K3 bahaya terpotong/terjepit dan

menggunakan alat pelindung diri berupa sarung tangan neoprene 3 Bagaimana jika saat mesin gilingan

beroperasi tangan pekerja terjepit?

Menyebabkan tangan terkilir dan patah

Memasang display K3 bahaya terpotong/terjepit dan

menggunakan alat pelindung diri berupa sarung tangan neoprene

4 Bagaimana jika uap panas dari oven

mengenai bagian tubuh dari pekerja? Menyebabkan tangan melepuh atau mengalami luka bakar ringan

Menggunakan alat pelindung diri berupa sarung tangan kulit, pelindung badan berbahan kulit dan memasang display K3 oven panas atau uap panas

5

Bagaimana jika saat memindahkan karung kerupuk terdapat staples yang terbuka sehingga dapat melukai para pekerja?

Menyebabkan tangan bengkak dan infeksi

Menggunakan alat pelindung diri berupa sarung tangan kain yang dilapisi.

6

Bagaimana jika saat mengambil stok kerupuk di gudang pekerja terluka akibat pack kerupuk yang terjatuh menimpa pekerja?

Menyebabkan tangan terkilir, patah

dan luka pada kepala pegawai Menggunakan electric stacker dan helmet kelas B

7 Bagaimana jika saat mengaduk

adonan kerupuk pekerja mengalami Menyebabkan tangan mengalami luka

bakar ringan Menggunakan alat pelindung diri berupa sarung tangan kulit dan

(9)

Gabriella Amanta Chrisya:Analisis Kesehatan Dan Keselamatan…

83

luka bakar akibat air panas yang dicampurkan?

menggunakan alat untuk membantu mengadon selain menggunakan tangan

Sumber: (Peneliti, 2022)

Tabel 6 merupakan worksheet what if dari proses pekerjaan di UD.XYZ, dengan memperanyakan “what if” dari setiap proses pekerjaan dengan begitu peneliti mengetahui risiko yang mungkin terjadi saat melakukan pekerjaan dari jawaban pertanyaan what if, setelah mengetahui bahaya apa saja dari jawaban pertanyaan tersebut peneliti dapat memberikan solusi berupa safeguard yang sesuai dengan risiko masig-masing pekerjaan.

Salah satu dari pertanyaan yaitu bagaimana jika tempat pembakaran mengeluarkan api yang besar dan asap yang terlalu banyak menyebabkan gangguan pernafasan risikonya yaitu pekerja akan mengalami luka bakar apabila api mengenai bagian tubuh dari pekerja serta mengalami gangguan pernafasan akibat asap yang berlebih dan tidak adanya penggunakaan masker untuk mencegah kecelakaan kerja tersebut dengan menggunakan alat pelindung diri berupa sarung tangan dari kulit, pelindung badan berbahan kulit dan perlindungan pernafasan respirator.

Tabel 7. Penilaian RRN di UD.XYZ

No Hazard Keparahan (S) Frekuensi (F)

RRN Prioritas Kategori Nilai Kategori Nilai

1 Tangan mengalami luka bakar, akibat terkena papar api saat memasukan kayu bakaran

II 3 B 4 12 Prioritas

Utama 2 Jari terpotong akibat mesin

pemotong I 4 C 3 12 Prioritas

Utama 3 Tangan terjepit gilingan

buburan III 2 D 2 4 Prioritas

Rendah 4

Tangan mengenai oven/steam panas ketika kontak langsung saat memasukan dan

mengeluarkan barang mentah

II 3 C 3 9 Prioritas

Menengah

5

Tangan terluka akibat staples yang terbuka saat mengangkat

barang III 2 D 2 4 Prioritas

Rendah 6 Tertimpa stok kerupuk saat

berusaha menurunkan barang

di gudang II 3 C 3 9 Prioritas

Menengah 7 Tangan terluka saat panas saat

mencampurkan adonan III 2 D 2 4 Prioritas

Rendah 8

Pada saat memasukan kayu bakar ke oven, asap menyebabkan gangguan pernafasan

I 4 C 3 12 Prioritas

Utama

Sumber: (Peneliti, 2022)

Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa analisa perhitungan tingkat risiko hasil pengolahan data pada perhitungan RRN (Risk Rating Number), yaitu hazard nomor 1 dengan nilai keparahan 3 dan nilai frekuensi 4 menghasilkan nilai RRN 12 yang dikategorikan dalam tingkat prioritas utama, hazard nomor 4 dan 6 memiliki nilai keparahan 3 dan 3 nilai frekuensi sehingga menghasilkan nilai RRN 9 yang dikategorikan dalam tingkat prioritas menengah, hazard nomor 3,5,7 memiliki nilai keparahan 2 dan nilai frekuensi 2 sehingga menghasilkan nilai RRN 4 yang dikategorikan dalam tingkat prioritas rendah. Dari hasil nilai keparahan dan frekuensi kita dapat mengetahui tingkat prioritas setiap pekerjaan untuk menegah terjadinya kecelakaan di tempat kerja (Report, 2001). Hasil analisis tingkat risiko prioritas utama dapat dilihat pada Tabel 8, berikut ini:

(10)

Gabriella Amanta Chrisya:Analisis Kesehatan Dan Keselamatan…

84

Tabel 8. Safeguard prioritas utama di UD.XYZ

No Hazard Prioritas Safeguard

1 Tangan mengalami luka bakar, akibat terkena papar api saat memasukan kayu bakaran

Prioritas Utama

Menggunakan alat pelindung diri berupa sarung tangan dari kulit dan pelindung badan berbahan kulit 2 Jari terpotong akibat mesin pemotong Prioritas

Utama

Memasang display K3 bahaya terpotong/terjepit dan menggunakan alat pelindung diri berupa sarung tangan neoprene

3 Pada saat memasukan kayu bakar ke oven,

asap menyebabkan gangguan pernafasan Prioritas Utama

Menggunakan alat pelindung diri berupa perlindungan pernafasan respirator dan welding shields

Sumber: (Peneliti, 2022)

Berdasarkan hasil dari Tabel 8 merupakan Safeguard prioritas utama dari hasil penilaian RRN. Dari hasil penilaian RRN dapat mengetahui pekerjaan yang memiliki tingkat risiko yang tinggi seperti hazard 1 terjadi kecelakaan beberapa kali sampai membutuhkan perawatan medis hazard oleh karena itu perusahaan harus menyediakan alat pelindung diri (APD) berupa sarung tangan dari kulit dan pelindung badan berbahan kulit yang dapat melindungi dari suhu panas dan api. Hazard ke 2 kecelakaan yang pernah terjadi sehingga mengalami luka berat atau cacat permanen, oleh karena itu perusahaan wajib menyediakan alat pelindung diri (APD) berupa sarung tangan neoprene yang memiliki kekuatan anti potong. Hazard ke 3 kecelakaan yang terjadi beberapa kali sehingga sehingga pekerja memerlukan perawatan medis secara berkala, agar dapat menghindari kecelakaan tersebut perusahaan diharuskan menyediakan alat pelindung diri (APD) berupa perlindungan pernafasan respirator dan welding shields yang melindungi pekerja dari asap yang membahayakan pernafasan pekerja (Report, 2001).

KESIMPULAN

Hasil identifikasi risiko keselamatan kerja yang ada pada produksi kerupuk di UD.XYZ menggunakan metode HIRARC, teridentifikasi memiliki tingkat risiko tinggi yang dapat membahayakan pekerja yaitu: tangan mengalami luka bakar, akibat terpapar api saat memasukan kayu bakaran, tangan terkena oven/steam panas saat kontak langsung saat memasukan dan mengeluarkan barang mentah, tangan terluka akibat terkena staples yang terbuka saat mengangkat barang, tertimpa saat berusaha menurunkan barang di gudang dan pada saat memasukan kayu bakar ke oven, asap menyebabkan gangguan pernafasan.

Hasil identifikasi risiko keselamatan kerja yang ada pada produksi kerupuk di UD.XYZ menggunakan metode JSA, teridentifikasi memiliki tingkat risiko tinggi yang dapat membahayakan pekerja yaitu: pengaturan tingkat suhu oven kerupuk. Bahaya yang dapat terjadi yaitu saat api yang besar dapat melukai pekerja dan banyak asap dari tempat pembakaran. Proses pekerjaan saat memasukan dan mengeluarkan kerupuk yang ada di oven, bahaya terdapat saat asap oven yang panas yang dapat mengenai para pekerja. Proses pengerjaan mengangkut sak kerupuk ke truk memiliki bahaya yang dapat membahayakan pekerja yaitu staples yang terbuka saat mengangkut barang. Proses pekerjaan yang memiliki risiko tinggi lainnya adalah saat melakukan pengambilan barang di gudang kerupuk barang bisa terjatuh dan melukai para pekerja.

Hasil identifikasi risiko keselamatan kerja yang ada pada produksi kerupuk di UD.XYZ menggunakan metode SWIFT, berdasarkan penilaian RRN, didapati tingkat prioritas utama pada proses pengerjaan di UD.XYZ diantaranya adalah: jari terpotong

(11)

Gabriella Amanta Chrisya:Analisis Kesehatan Dan Keselamatan…

85

akibat mesin pemotong, tangan mengalami luka bakar akibat tepapar api saat memasukan kayu bakaran dan pada saat memasukan kayu bakar ke oven, asap menyebabkan gangguan pernafasan.

Berdasarkan hasil penelitian, menggunakan metode HIRARC terdapat 5 dari 8 pekerjaan yang memiliki risk level high, untuk metode JSA terdapat 3 risk level high dan metode SWIFT yang memiliki 3 prioritas utama dari pekerjaan. metode JSA merupakan metode yang terbaik dari metode HIRARC dan SWIFT, dikarenakan adanya penilian potensi setiap pekerjaan untuk mengetahui tingkat risiko setiap pekerjaan dan menjabarkan setiap tahap-tahap pekerjaan yang memiliki risk level high, dengan begitu setiap tahap mendapatkan pengendalian risiko untuk mengurangi tingkat bahaya pada para pekerja.

REFERENSI

Ababil, Z., & Ramadhan, C. (2018). ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( STUDI PADA PT . MMI PERUSAHAAN PRODUSEN FURNITURE ). 2662, 137–142.

Arimbi, H. B., Puspasari, M. A., & Syaifullah, D. H. (2019). Hazard identification, risk assessment and risk control in a woodworking company. IOP Conference Series:

Materials Science and Engineering, 505(1), 1–9. https://doi.org/10.1088/1757- 899X/505/1/012038

Gydwani. (2018). Job Safety Analysis (JSA) Applied In Construction Industry. IJSTE - International Journal of Science Technology & Engineering, 4(9), 1–9.

Jacob, A., Faria, C., Cardoso, G., Reis, K., Motta, M., Meneghetti, T., Cammino, R., & Shibli, A. (2015). Evaluation of Helmet Protection during Impact of Head to Ground and Impact of an Object to Head Using Finite Element Analysis. Journal of Safety Engineering, 5(1), 8–16. https://doi.org/10.5923/j.safety.20160501.02

Nugroho, A. J. (2021). KERJA BERDASARKAN METODE SWIFT ( Studi Kasus : Perusahaan Bulu Mata ). 12(1), 25–33.

Nugroho, S. H., Suharjo, B., Bandono, A., & Haryanto, A. T. (2020). Analysis of Occupational Safety and Health Risk Management on the Indonesian Navy Ship Project Using Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control. Journal Asro, 11(2), 124.

https://doi.org/10.37875/asro.v11i2.275

Putri, R. N., & Trifiananto, M. (2019). ANALISA HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESSMENT AND RISK CONTROL ( HIRARC ) PADA. 2–3.

Report, O. T. (2001). Marine risk assessment. Offshore Research Focus, 134, 11.

RISK MANAGEMENT. (2004). Safety and Health at Work: A Vision for Sustainable Prevention.

(n.d.).

Saisandhiya, N. R. (2020). Hazard Identification and Risk Assessment in Petrochemical Industry. International Journal for Research in Applied Science and Engineering Technology, 8(9), 778–783. https://doi.org/10.22214/ijraset.2020.31583

Sugarindra, M., Suryoputro, M. R., & Novitasari, A. T. (2017). Hazard Identification and Risk Assessment of Health and Safety Approach JSA (Job Safety Analysis) in Plantation Company. IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, 215(1), 1–

11. https://doi.org/10.1088/1757-899X/215/1/012029

Technologies, H., Okta, D., Ridwan, D., Zadry, H. R., Jumeno, D., Industrial, L., Master, E.,

& Universitas, P. (2019). Framework Assessment of the Potential Hazards In the Industry.

209–216.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari metode hazard identification atau identifikasi kejadian risiko pada PT. XYZ menunjukkan bahwa 37 kejadian risiko kecelakaan kerja dengan rincian, 11 diantaranya