• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESESUAIAN PERLAKUAN ASET TETAP DENGAN PSAK 16 PADA CV.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS KESESUAIAN PERLAKUAN ASET TETAP DENGAN PSAK 16 PADA CV. "

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESESUAIAN PERLAKUAN ASET TETAP DENGAN PSAK 16 PADA CV.

REZKI PUTRA PRADANA

Rivaldi1, Arsyad Paweroi2, Syarifuddin3 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar

[email protected], [email protected], [email protected]

ABSTRACT

This research aimed to find out if the accounting treatment on fixed asset at CV. Rezky Putra Pradana has been done based on the average standard of financial accounting(PSAK) number 16 or not. The method of data analysis was descriptive qualitative analysis. This research analyzed the suitability of accounting treatment on fixed asset at CV. Rezki Putra Pradana based on the theory PSAK No.16. The data collection methods applied were observation, documentation, and library research. The result of this research showed that CV. Rezki Putra Pradana has not fully applied the accounting treatment based on PSAK No.16.

Keywords: Fixed asset, PSAK No.16.

PENDAHULUAN

Persaingan usaha baik dari segala bidang sangat meningkat dengan pesat menyusul diterapkannya Masyarakat Ekonomi Asean dan Revolusi Industri 4.0.Hampir semua perusahaan di berbagai sektor Swasta maupun pemerintahan saling berkompetisi meningkatkan mutu pelayanan bagi konsumennya sebagai bentuk mempertahankan dan mengembangkan sebuah perusahaan.

Semakin tingginya kompetisi perusahaan dalam era ekonomi sekarang, keharusan serta kebutuhan perusahaan juga semakin melambung tinggi.Agar bisa terus eksis dalam usaha bisnis, entitas harus berhati-hati dalam mengambil sebuah keputusan strategi, taktis, dan praktis terutama di bidang keuangan. Kualitas keputusan sebuah perusahaan di tentukan oleh cara pandang manager tentang relevansi dan data serta pencatatan untuk menghasilkan sebuah laporan keuangan yang menjadi dasar pembuatan keputusan.

Pendirian sebuah entitas, tidak lepas dari keinginan untuk memporeleh sebuah keuntungan yang lebih besar dari investasi yang ditanamkan, agar dapatmempertahankan usaha dalam waktu yang sangat panjang atau biasa

disebut dengan istilah going concern.Salah satu investasi perusahaan ialah aset yang dibuat maupun dibeli dalam rangka menjalankan aktivitas perusahaan, baik aset yang memiliki umur kurang dari setahun yang disebut aset lancer, maupun aset yang memiliki umur lebih dari satu tahun atau yang biasa disebut dengan aset tetap.Untuk membantu tercapai tujuan perusahaan, maka diperlukan pengelolaan, pemeliharaan, serta pencatatan akuntansi yang efektif dalam penggunaannya.

Terkhusus pada pencatatan aset tetap, yang diatur oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 tentang Aset tetap.Menyatakan bahwa Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif, dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

(Dinyatakan dalam paragraph 6, Tahun 2014).

Aset tetap merupakan aset penting perusahaan karena aset tetap memiliki harga yang tinggi, memiliki waktu penggunaan yang relatif lama dan merupakan alat utama perusahaan menghasilkan revenue serta profit.Dalam PSAK 16 juga dijelaskan bagaimana sebuah asset tetap

(2)

Perlakuan Aset Tetap

diakui, bagaimana pengukurannya, kemudian bagaimana penghentian pengakuan dari aset tetap itu sendiri, dan bagaimana pengungkapannya.

Putra (2013) pernah melakukan penelitian dengan judul Analisis Penerapan Akuntansi Aktiva Tetap Pada CV. Kombos Manado.Dari hasil penelitiannya disimpulkan bahwa perusahaan menjalankan kegiatan akuntansinya berpedoman pada kebijakan akuntansi perusahaan yang telah mengarah pada PSAK No.16. Sedangkan Helen et al, (2017), melakukan penelitian dengan judul penelitian Evaluasi Penerapan Akuntansi Aset tetap Pada PT. Meratus Line Cabang Bitung. Dari hasil penelitiannya disimpulkan bahwa perlakuan yang dilakukan oleh PT. Meratus Line Cabang Bitung sudah sesuai dengan PSAK No.16.Dan Ismawati (2013) seorang mahasiswa dari Universitas Negri Surabaya, dengan judul Skripsi Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap Pada CV. Bahana Karya Gresik.Dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa perusahaan dalam melakukan pengakuan, pengukuran, penyusutan, penghentian dan pengungkapan terhadap aset tetap belum sesuai dengan PSAK No. 16.

Berangkat dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan Variabel yang sama, adapun perbedaan penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan penelitian di atas bahwa, Putra melakukan penelitian dengan teori yang menjadi landasannya adalah teori-teori yang dikeluarkan oleh IAI melalui PSAK No 16 tahun 2009 dan 2011. Sedangkan penulis, akan melakukan penelitian menggunakan teori-teori yang dikeluarkan oleh IAI melalui PSAK No 16 tahun 2014.

Sedangkan Helen et al, melakukan penelitian dengan membenturkan antara konsep akuntansi keuangan dengan konsep akuntansi aset tetap, adapun penulis akan melakukan penelitian dengan membahas perlakuan akuntansi asset tetap saja dengan lebih berfokus pada landasan teori yang ada pada PSAK no 16.

Dan penelitian yang dilakukan oleh Ismawati dimana penelitianNya seluruhnya berpegang pada teori yang ada pada PSAK N0. 16 tahun 2011, sedangkan penulis menggunakan teori- teori yang ada pada PSAK No. 16 tahun 2014,

dari beberapa perbedaan inilah yang akan membuat penelitian ini menarik untuk diteliti.

Dengan demikian peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap.

Adapun tempat penelitian yanga akan di tempati penulis meneliti nantinya adalah CV.

Rezki Putra Mandiri, yang beralamat di Jl. A.

Tonro Kumala II selatan no. 70 Makassar. CV.

Rezki Putra Pradana merupakan perusahaan yang bergerak dalam usaha bengkel mobil body repair dan painting. Pencatatan Aset tetap pada CV. Rezki Putra Mandiri baru diakui pada tahun sekarang, disebabkan oleh baru adanya dilakukan pembuatan laporan keuangan pada perusahaan tersebut terlebih dalam sebuah bengkel mobil Body Repayr memiliki peralatan dan mesin-mesin yang harga belinya tergolong tinggi, oleh karena itu perusahaan dituntut untuk memberikan perhatian lebih utamanya dalam hal biaya permeliharaan dan bagaimana CV. Rezki Putra Pradana melakukan hal tersebut ?. Hal ini yang melatar belakangi penulis untuk melakukan penelitian di CV. Rezki Putra Mandiri. Dan penelitian ini akan dilakukan dengan judul “Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Pada CV. Rezki Putra Pradana”.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana penerapan akuntansi aktiva tetap pada CV. Rezki Putra Pradana ?”.

Tujuan penelitian ini yaitu Untuk mengetahui apakah penerapan akuntansi aktiva tetap pada CV. Rezki Putra Pradana telah sesuai dengan aturan PSAK 16.

TINJAUAN LITERATUR

Menurut Belkaoui, (2011) Regulasi pada umumnya diasumsikan harus diperoleh oleh suatu industri tertentu dan dirancang serta dioperasikan terutama untunk keuntungannya sendiri. Regulasi sendiri dikategorikan menjadi dua yaitu teori-teori kepentingan publik merupakan regulasi diberikan sebagai jawaban atas permintaan publik dan kelompok yang berkepentingan atau teori-teori tangkapan yaitu regulasi yang diberikan sebagai jawaban dari kelompok kepentingan khusus. Adapun suatu entitas swasta mengacu pada regulasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dalam membuat laporan keuangannya.

(3)

PSAK terbagi dalam banyak poin yang ada didalamnya dan terkhusus mengenai Aset tetap diatur dalam PSAK 16 yang berbicara masalah pengakuan, penilain saat perolehan, penilaian setelah perolehan, penyusutan, penghapusan, dan pengungkapan.

`Skema merupakan pengetahuan tentang konsep-konsep: benda dan hubungan yang mereka miliki dengan benda lain, situasi, peristiwa, urutan peristiwa, tindakan dan urutan tindakan (Syarifuddin, 2016). Penerapan skema demikian yang diatur oleh PSAK No. 16 memungkinkan perusahaan membuat laporan keuangan yang memiliki kredibilitas lebih.

Adapun keuntungan yang diperoleh perusahaa dengan penerapan Skema Regulasi dari PSAK No. 16 yaitu:

1. Perusahaan dapat menilai berapa nilai jual kembalinya suatu aset tetap di tahun tertentu.

2. Perusahaan dapat mengetahui umur ekonomisnya, entah itu masa pakainya ataupun penambahan masa pakainya.

Menurut American Accounting Association Akuntansi adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas serta tegas bagi pihak yang menggunakan informasi tersebut. (Pura, 2012). Menurut Bahri, (2016) Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran, dan pelaporan atas suatu transaksi dengan cara sedemikian rupa, sistematis dari segi isi, dan berdasarkan standar yang diakui umum.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) melalui Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 Paragraf 06, (2014) menyatakan bahwa aset tetap adalah Aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif, dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

Menurut Warren et al, (2017), aset Tetap (fixed aset) adalah aset yang bersifat jangka panjang atau secara relatif memiliki sifat permanen seperti: Peralatan, mesin, gedung, dan tanah.Menurut Samryn. (2015) Aktiva Merupakan kelompok akun yang disajikan dalam neraca pada bagian sebelah kiri, Aktiva tetap terbagi dalam kelompok aktiva lancar

untuk kekayaan yang diharapkan dapat dikonsumsi atau dikonversi menjadi kas dalam waktu kurang satu tahun.

Menurut Regel et al, (2018) aktiva atau aset merupakan salah satu bagian dari kekayaan (sumber daya) bahkan harta yang dimiliki oleh setiap perusahaan bahkan entitas bisnis yang tidak dapat di uangkan atau tidak dapat di tukar kembali. Menurut Hery, (2017) aset tetap adalah aset yang secara fisisk dapat dilihat keberadaannya dan sifatnya relatif permanen serta memiliki masa kegunaan yang panjang.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) melalui PSAK No. 16 paragraf 07 biaya perolehan aset tetap di akui jika (Shatu, 2016):

1. Besar kemungkinan manfaat ekonomi dari aset tersebut akan mengalir ke perusahaan.

Syarat ini terpenuhi apabila kepastian tingkat aliran manfaat ekonomi pada saat pengakuan awal atau apabila risiko dan imbalan kepemilikan aset tersebut telah di terima oleh perusahaan.

2. Biaya perolehan aset tersebut dapat diperoleh atau diketahui secara andal. Perolehan aset tetap akan mudah dilihat akibat adanya transaksi eksternal, pengertian secara eksternal dalam hal ini merupakan dapat diperbandingkan dengan transaksi pembelian aset yang sama oleh perusahaan yang lain.

Aset tetap bisa didapatkan dengan berbagai cara, antara lain (Diana, 2017):

1. Pembelian kredit, aset tetap yang didapatkan dengan melakukan pembelian secara kredit akan dicatat sebesar harga perolehan.

2. Pembeliankontan, aset tetap yang didapatkan dengan melakukan pembelian secara kontan akan dicatat sebanyak jumlah harga yang dibebankan untuk mendapatkan aset tetap tersebut.

3. Menukar dengan aset tetap yang lain, aset tetap yang didapatkan dengan melakukan penukaran aset tetap lama untuk mendapatkan aktiva tetap baru tetap menggunkan harga perolehan.

4. Mendapatkan dari hadiah, aset tetap yang didapatkan dari hadiah atau sumbangan, aset akan dicatat senilai harga pasar.

Menurut PSAK 16 paragraf 29 (2014) Martaniet al, (2016) Entitas memiliki 2 model sebagai kebijakan akuntansinya dan menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap

(4)

Perlakuan Aset Tetap

dalam kelas yang sama.

1. Model Biaya

Setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap dicatat pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai.

2. Model revaluasi

Setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai setelah tanggal revaluasi.

Penyusutan yaitu penurunan manfaat secara periodik atau pengalokasian harga perolehan aset secara sistematik selama masa manfaat dari aset bersangkutan.

1. Faktor yang dipertimbangkan dalam penyusutan

a. Harga Perolehan (cost)

Harga perolehan suatu aset meliputi seluruh pengeluaran yang berkaitan dengan perolehan dan penyiapannya untuk dapat digunakan.

b. Nilai Residual Atau Nilai Sisa (Recidual Value / Salvage Value)

Jumlah yang diperkirakan dapat direalisasikan pada saat aset tersebut tidak digunakan lagi.

c. Masa Atau Umur Manfaat Aset Tetap Aset tetap memiliki masa manfaat terbatas.Keterbatasan tersebut karena berbagai faktor seperti keausan, kecacatan, kemerosotan nilai, dan kerusakan (kecuali tanah).

2. Metode Penyusutan

Metode penyusutan yang digunakan mencerminkan pola pemakaian manfaat ekonomik masa depan aset yang diharapkan oleh entitas. Menurut Warren et al, (2015) metode yang sering digunakan dalam penyusutan adalah sebagai berikut:

a. Metode garis lurus

Metode garis lurus (Straight Line Method) menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama untuk setiap tahun selama masa manfaat aset. Metode garis lurus sejauh ini merupakan metode yang paling banyak digunakan.

b. Metode saldo menurun ganda

Metode saldo menurun ganda (double- declining-balance method) menghasilkan beban periodik yang yang semakin menurun selama estimasi masa manfaat aset. Metode saldo menurun ganda diaplikasikan dalam tiga tahap yaitu:

i. Menentukan persentase garis lurus, menggunakan masa manfaat yang diharapkan.

ii. Menentukan saldo menurun ganda dengan mengalikan tarif garis lurus dari tahap satu dengan dua.

Menghitung beban penyusutan dengan mengalikan tarif saldo menurun ganda dari tahap dua dengan nilai buku aset.

PSAK 16 paragraf 67 menyatakan bahwa aset tetap di hentikan pengakuannya pada saat (Martani, 2016):

1.

Pada saat di lepaskanatau

2.

Pada saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan pelepasannya.

PSAK 16 paragraf 73 (2014) Laporan keuangan mengungkapkan, untuk setiap kelompok aset tetap antara lain (Martani, 2016):

1.

Dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatatbruto.

2.

Metode penyusutan yang digunakan.

3.

umur manfaat atau tarif penyusutan yangdigunakan.

4.

Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusustan (dijumlahkan dengan akumulasi rugi penurunan nilai) pada awal dan akhir periode, dan rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhirperiode.

5.

Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif yakni penuis melakukan riset secara langsung kelokasi penelitian dan melakukan wawancara kepada karyawan perusahaan tentang bagaimana

(5)

perlakuan aset tetap perusahaannya, dan menggunakan data dari laporan keuangan tahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana perlakuan akuntansi aset tetap yang dilakukan pada CV. Rezki Putra Pradana, dan dari penelitian ini dapat diketahui bagaimana perlakuan aset tetap pada CV. Rezki Putra Pradana.

Penelitian ini dilaksanakan di CV. Rezki Putra Pradana Makassar yang bergerak dibidang bengkel body repair dan painting, terletak di Jl.

A.Tonro Kumala II selatan no. 70 Makassar.

CV. Rezki Putra Pradana telah berdiri sejak tahun 2006 silam dan di percaya sebagai bengkel yang di tunjuk Q-Repair beberapa Asuransi, salah satu di antaranya adalah Asuransi Jaya Proteksi dan beberapa perusahaan leasing. Adapun waktu penelitian yang direncanakan dilaksanakan kurang lebih (2 bulan) dimulai dari Juni sampai dengan Agustus 2019.

1. Jenis Data

a. Data Kualitatif, dengan melakukan kegiatan penelitian lapangan (field research). Penelitian kualitatif merupakan suatu strategi inquiry yang menekankan pencarian makna, pengertian, konsep, karakteristik, gejala, simbol, maupun deskripsi tentang fenomena, fokus dan multimetode, bersifat alami dan holistik, mengutamakan kualitas, menggunakan beberapa cara, serta disajikan secara naratif.

b. Data Kuantitatif, merupakan jenis data yang dapat dinilai dan di ukur secara langsung sebagai variabel angka atau bilangan.

2. Sumber Data

a. Data Primer, merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara).

b. Data Sekunder, merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, studi kepustakaan, dan dokumentasi.

Analisis data merupakan tahapan penting dalam penelitian kualitatif. Analisis data

merupakan suatu proses sistematis pencarian dan pengaturan transkip wawancara, observasi, catatan lapangan dokumen, foto, dan material lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang data yang telah dikumpulkan, sehingga memungkinkan temuan penelitian dapat di sajikan dan di informasikan kepada orang lain. Yang bertujuan untuk menggambarkan dan menerangkan fenomena atau situasi sosial yang diteliti.

Definisi operasional adalah definisi istilah-istilah kunci untuk mempertegas, memberikan arah, dan menghindari kesalah pahaman, adapun istilah-istilah yang peneliti anggap penting untuk didefinisikan yaitu:

1. Aset tetap iyalah harta berwujud yang dimiliki perusahaan dan memiliki umur ekonomis diatas satu tahun.

2. Tanah merupakan aset perusahaan yang biasa dipakai sebagai tempat berdirinya suatu bangunan .

3. Bangunan yaitu gedung yang digunakan untuk menjalankan roda bisnis operasi perusahaan.

4. Peralatan merupakan barang-barang yang dimiliki perusahaan yang bersifat habis pakai dan pada umumnya bertujuan untuk melengkapi kebutuhan bisnis.

5. Penyusutan yaitu alokasi biaya perolehan selama masa manfaat aset tetap.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

1. Pengakuan Akuntansi Aset Tetap

CV. Rezki Putra Pradana merupakan Perusahaan Swasta yang bergerak dalam bidang bengkel body repair, untuk mempermudah proses pencatatan aset tetap, CV. Rezki Putra Pradana mengklasifikasikan aset tetap kedalam 4 kategori, yaitu:

(6)

Perlakuan Aset Tetap

Tabel 1. Daftar Aset Tetap CV. Rezki Putra Pradana 2017 dan

2018

No Jenis Aset Nilai perolehan 2017

Nilai perolehan 2018

1 Tanah 2,800,000,000 2,800,000,000

2 Peralatan

dan mesin 1,068,191,200 2,035,867,487 3 Gedung dan

bangunan 3,525,000,000 3,959,097,773 4 Kendaraan 1,121,500,000 1,347,592,590 Rp.8,514,691,200 Rp.10,142,557,850

Aset Tetap

Total aset tetap

Sumber: Data diolah (2018)

2. Pengukuran Saat Pengakuan Aset Tetap Aset tetap pada awalnya dicatat sebesar harga perolehannya.Dalam hal perolehan aset tetap.

Perolehan aset tetap pada CV. Rezki Putra Pradana semuanya diperoleh dari pembelian yaitu:

a.

Tanah, yang dibeli dengan harga Rp.2,800,000,000

b.

Peralatan-peralatan dan mesin-mesin yang dibeli dengan harga Rp.2,035,867,487

c.

Gedung dan bangunan yang dibeli dengan

harga Rp.3,959,097,773

d.

Kendaraan-kendaraan yang dibeli dengan harga Rp.1,347,592,590

3. Pengukuran setelah Pengakuan

Aset tetap yang dimiliki dan digunakan dalam usaha akan memerlukan pengeluaran yang tujuannya adalah agar dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. Pengeluaran yang digunakan selama penggunaan aset tetap pada CV. Rezki Putra Pradana yaitu Biaya Perbaikan dan Pemeliharaan Bangunan, kendaraan, dan mesin.Biaya pemeliharaan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memelihara aset agar tetap dalam kondisi yang baik. Biaya perbaikan dan pemeliharaan bangunan di CV. Rezki Putra Pradana sebesarRp.14,553,100, biaya perbaikan dan pemeliharaan kendaraan di CV. Rezki Putra Pradana sebesar Rp. 68,312,617.15dan biaya perbaikan dan pemeliharaan mesin di CV.

Rezki Putra Pradana yaitu sebesar Rp.7,730,500. Pada saat ada pengeluaran di atas Rp. 5.000.000 untuk bangunan maka diakui sebagai tambahan nilai aset sedangkan

jika pengeluarannya di bawah Rp. 5.000.000 maka diakui sebagai biaya. Kendaraan yang membutuhkan pengeluaran di atas sebesar Rp. 3.000.000 maka akan diakui sebagai penambahan nilai aset, sedangkan jika pengeluarannya di bawah Rp. 3.000.000 maka akan diakui sebagai biaya. Adapun mesin dan peralatan apabila membutuhkan pengeluara sebesar Rp. 10.000.000 maka akan diakui sebagai penambahan nilai aset, sedangkan apabilah dibawah Rp. 10.000.000 maka akan diakui sebagai biaya.

4. Penyusutan AsetTetap

CV. Rezki Putra Pradana dalam menyusutkan aset tetapnya menggunakan metode garis lurus. Adapun hasil perhitungan penyusutan aset tetapnya sebagai berikut:

Tabel 2. Penyusutan asset tetap CV. Rezki Putra Pradana

No Jenis Aset Harga perolehan penyusutan Nilai buku 1 Tanah Rp. 2,800,000,000 - Rp. 2,800,000,000 2 Peralatan

dan mesin Rp.2,035,867,487 -788,579,036 Rp. 1,247,288,451 3 Gedung dan

bangunan Rp.3,959,097,773 -902,954,889 Rp. 3,056,142,884 4 Kendaraan Rp.1,347,592,590 -758,704,889 Rp. 588,887,701

Rp.10,142,557,850 -2,450,238,814 Rp. 7,692,319,036 Total

Sumber: Data diolah (2018) 5. PenghentianPengakuan

Aset tetap yang tergolong rusak berat harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya (data terlampir).

Daftar aset tetap yang tergolong rusak berat dan berkemungkinan tidak memiliki manfaat ekonomis lagi harusnya dilakukan penghentian pengakuan, namun hal tersebut tidak dilakukan oleh pihak CV. Rezki Putra Pradana dikarenakan pembuatan laporan belum sepenuhnya dapat dibuat berhubung bagian staff accounting pada CV. Rezki Putra Pradana sendiri masih tergolong baru, sehingga mereka kesulitan memperoleh data- data aset tetap yang telah dilakukan penghentian pengakuan.

6. Pengungkapan Aset Tetap Dalam LaporanKeuangan

Di dalam penyajian aset tetap pada laporan posisi keuangan, CV. Rezki Putra Pradana

(7)

menyajikan aset tetap dalam neraca sebesar biaya perolehannya dikurangi akumulasi penyusutannya. Untuk metode penyusutannya, CV. Rezki Putra Pradana menggunakan metode garis lurus (straight line method).Dan setiap aset tetap dalam CV.

Rezki Putra Pradana, harga perolehannya dapat dilihat dalam daftar ase ttetap, begitu juga dengan akumulasi penyusutan, kita dapat mengetahui saldo dari akumulasi penyusutan pada akhir tahun dalam daftar aset tetap.

Pembahasan

1. Pengakuan Akuntansi AsetTetap

Aset tetap pada CV. Rezki Putra Padana diakui sebanyak harga perolehan dengan daftar aset tetap yang terdiriatas:

a. Tanah CV. Rezki Putra Pradana merupakan tanah dengan total nilai Rp.

2,800,000,000.

b. pembelian peralatan dan mesin yang digunakan untuk kegiatan operasi yaitu sebesar Rp. 2,035,867,487

c. Gedung dan bangunan yang ada di CV.

Rezki Putra Pradana yaitu sebesar Rp.

3,959,097,773.

d. Kendaraan adalah aset tetap yang terdapat di CV. Rezki Putra Pradana sebagai salah satu jenis aset yang menunjang kegiatan operasional perusahaan dengan nominal Rp. 1,347,592,590.

CV. Rezki Putra Pradana dalam perlakuan aset tetapnya diketahui bahwa pengakuan aset tetap terjadi jika dan hanya jika kemungkinan besar aset yang dimiliki memberikan manfaat ekonomi bagi pihak perusahaan dan biaya perolehan dapat diukur secaraandal. Berikut merupakan wawancara penulis dengan Bapak Zulkifli, S.E (accounting) (Kamis, 08 Agustus 2019 pukul 13.00-13.30 WITA). “Aset tetap pada CV.

Rezki Putra Pradana diakui jika aset itu memberikan manfaat bagi perusahaan dan nilai nominalnya dapat ditakar”. Hal tersebut sesuai dengan PSAK 16 paragraf 7 Tahun 2014 Biaya perolehan aset tetap di akui jika: Besar kemungkinan manfaat ekonomi dari aset tersebut akan mengalir ke perusahaan, dan biaya perolehan aset tersebut dapat diperoleh atau diketahui secara andal.

2. Pengukuran Saat Pengakuan Aset Tetap Aset tetap pada awalnya dicatat sebesar harga belinya. Perolehan aset tetap pada CV. Rezki Putra Pradana semuanya diperoleh dari pembelian yaitu:

a. Tanah, yang dibeli dengan harga Rp.2,800,000,000

b. Peralatan-peralatan dan mesin-mesin yang dibeli dengan harga Rp.2,035,867,487 c. Gedung dan bangunan yang dibeli dengan

harga Rp.3,959,097,773

d. Kendaraan-kendaraan yang dibeli dengan harga Rp.1,347,592,590

Berikut hasil wawancara yang saya peroleh dari Bapak Zulkifli(accounting) kamis, 08 Agustus 2019 pukul 13.00 – 13.30 WITA.

“Pencatatannya harga beli aset tetap serta biaya-biaya lain sudah termasuk dalam total biaya perolehan. Contoh beli kendaraan sebesar Rp. 236.000.000 dengan total harga tersebut sudah termasuk biaya antar dan lainya.” Sebagaimana telah sesuai dengan PSAK No 16 paragraf 23 Tahun 2014 menyatakan bahwa Biaya perolehan aset tetap adalah setara harga tunai pada tanggal pengakuan.

3. Pengeluaran setelah perolehan AsetTetap Aset tetap yang dimiliki dan digunakan dalam usaha akan memerlukan pengeluaran yang tujuannya adalah agar dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. Pengeluaran yang digunakan selama penggunaan aset tetap pada CV. Rezki Putra Pradana yaitu Biaya Perbaikan dan Pemeliharaan Bangunan, kendaraan, dan mesin.Biaya pemeliharaan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memelihara aset agar tetap dalam kondisi yang baik. Biaya perbaikan dan pemeliharaan bangunan di CV. Rezki Putra Pradana sebesarRp.14,553,100 biaya perbaikan dan pemeliharaan kendaraan di CV. Rezki Putra Pradana sebesar Rp. 68,312,617.15dan biaya perbaikan dan pemeliharaan mesin di CV.

Rezki Putra Pradana yaitu sebesar Rp.7,730,500. Pada saat ada pengeluaran di atas Rp. 10.000.000 untuk bangunan maka diakui sebagai tambahan nilai aset sedangkan

(8)

Perlakuan Aset Tetap

jika pengeluarannya di bawah Rp.

10.000.000 maka diakui sebagai biaya.

Berikut hasil wawancara yang peneliti peroleh dari bapak Zulkifli, S.E (accounting) kamis, 08 dan 22 Agustus 2019 pukul 13.00 – 13.30 WITA. “biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan diakui sebagai biaya perbaikan dan pemeliharaan, seperti misalnya kendaraan apabila mengalami kerusakan anggaplah ban bocor dan lain sebagainya itu diakui sebagai biaya perbaikan dan pemeliharaan kendaraan….

….Untuk bangunan apabila pengeluaran di atas Rp. 10.000.000 maka akan dilakukan pengakuan neraca, sebaliknya apabila di bawahnya maka akan dilakukan pengakuan L/R. sedangkan kalau kendaraan harga untuk menentukan apakah dia diakui pengakuan neraca ataukah laba rugi yaitu jika di atas atau di bawah Rp. 5.000.000. dan untuk peralatan yaitu Rp. 1.000.000”. Penjelasan di atas tidak sesuai dengan PSAK No. 16 paragraf 12 dan 14: pengeluaran yang terkait aset tetap (setelah perolehan aset tetap) menurut PSAK No. 16 yaitu “entitas tidak mengakui biaya perawatan sehari-hari aset tetap sebagai bagian dari aset tetap tersebut.

Sebaliknya, biaya tersebut diakui dalam laba rugi pada saat terjadinya.Biaya perawatan sehari-hari terutama terdiri dari biaya tenaga kerja dan bahan habis pakai termasuk suku cadang kecil.Tujuan pengeluaran ini sering dideskripsikan sebagai “perbaikan dan pemeliharaan” aset tetap”.

4. Penyusutan AsetTetap

CV. Rezki Putra Pradana untuk menyusutkan aset tetapnya menggunakan metode garis lurus. Adapun hasil perhitungan penyusutan aset tetapnya sebagai berikut:

Tabel 2. Penyusutan asettetap CV. Rezki Putra Pradana

No Jenis Aset Harga perolehan penyusutan Nilai buku 1 Tanah Rp. 2,800,000,000 - Rp. 2,800,000,000 2 Peralatan

dan mesin Rp.2,035,867,487 -788,579,036 Rp. 1,247,288,451 3 Gedung dan

bangunan Rp.3,959,097,773 -902,954,889 Rp. 3,056,142,884 4 Kendaraan Rp.1,347,592,590 -758,704,889 Rp. 588,887,701 Rp.10,142,557,850 -2,450,238,814 Rp. 7,692,319,036 Total

Sumber: Data diolah (2018)

Berikut hasil wawancara yang peneliti peroleh dari bapak Zulkifli, S.E (Accounting) kamis, 08 Agustus 2019 pukul 13.00 – 13.30 WITA. “Dalam pembuatan laporan keuangan memakai program atau aplikasi yang bernama Manager, yang berbasis online, untuk metode penyusutannya menggunakan metode garis lurus”.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dilihat bahwa CV. Rezki Putra Pradana mencatat penyusutan atas aset tetapnya telah sesuai

denganPSAK No. 16 dimana

mengelompokkan pencatatan beban penyusutan suatu aset sesuai kelompok tertentu.Hal tersebut telah sesuai dengan PSAK No.16 paragraf 44 dimana entitas mengalokasikan jumlah pengakuan awal aset tetap pada bagian aset tetap yang signifikan dan menyusutkan secara terpisah setiap bagian tersebut.

5. Penghentian Pengakuan Aset Tetap

Aset tetap yang tergolong rusak berat harus dipindahkan ke pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya (data terlampir).

Daftar aset tetap yang tergolong rusak berat dan berkemungkinan tidak memiliki manfaat ekonomis lagi harusnya dilakukan penghentian pengakuan, namun hal tersebut tidak dilakukan oleh pihak CV. Rezki Putra Pradana dikarenakan pembuatan laporan belum sepenuhnya dapat dibuat berhubung bagian staff accounting pada CV. Rezki Putra Pradana sendiri masih tergolong baru, sehingga mereka kesulitan memperoleh data- data aset tetap yang telah dilakukan penghentian pengakuan. Berikut hasil wawancara yang peneliti peroleh dari bapak Zulkifli, S.E (Accounting) kamis, 08 Agustus 2019 pukul 13.00 – 13.30 WITA. “Kami belum membuat laporan penghentian pengakuan aset tetap karena dibagian accounting sendiri di perusahaan ini masih tergolong baru, makanya kami kesulitan mencari data-data penghentian pengakuan yang dilakukan oleh perusahaan”. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa CV. Rezki Putra Pradana belum melakukan penghentian pengakuan aset tetap

(9)

yang sesuai dengan PSAK 16.

6. Pengungkapan Aset Tetap Dalam Laporan Keuangan

Di dalam penyajian aset tetap pada laporan posisi keuangan, CV. Rezki Putra Pradana menyajikan aset tetap dalam neraca sebesar biaya perolehannya dikurangi akumulasi penyusutannya. Untuk metode penyusutannya, CV. Rezki Putra Pradana menggunakan metode garis lurus (straight line method)”.“Dan setiap aset tetap dalam

CV. Rezki Putra

Pradana,hargaperolehannyadapatdilihatdalam daftarasettetap,begitujuga dengan akumulasi penyusutan, kita bisa mengetahui saldo dari akumulasi penyusutan pada akhir tahun dalam daftar aset tetap. Berikut merupakan wawancara penulis dengan Bapak Zulkifli, S.E (accounting) (Kamis, 08 Agustus 2019 pukul 13.00-13.30 WITA). “Seluruh aset tetap yang di miliki CV. Rezki Putra Pradana sudah di sajikan dalam neraca pada sisi aktiva sebesar biaya perolehannya dikurangi dengan akumulasi penyusutannya. Serta setiap akhir periode, jumlah tercatat aset tetap direkonsiliasi untuk dilaporkan tentang jumlah penambahan, mutasi aset tetap dan lain-lain”. CV. Rezki Putra Pradana belum mengungkapkan secara utuh laporan keuangannya sebagaimana telah dibahas diatas bahwa CV. Rezki Putra Pradana belum membuat laporan penghentian pengakuan aset tetapnya baik yang telah dijual maupun yang sudah tidak memiliki umur manfaat.

PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa CV. Rezki Putra Pradana belum sepenuhnya menerapkan perlakuan akuntansi aset tetap yang sesuai dengan PSAK 16, dimana terdapat beberapa sisi perlakuan yang belum sesuai antara lain: 1) Pengeluaran setelah perolehan AsetTetap CV. Rezki Putra Pradana belum sesuai dengan standar yang berlaku dimana biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan peralatan kadang dicatat sebagai biaya perbaikandan pemeliharaan dan kadang di catat sebagai penambahan aset, hal tersebut bertentangan dengan teori PSAK 16 paragraf 12-

14. 2) Penghentian Pengakuan Aset Tetap pada CV. Rezki Putra Pradana belum sesuai dengan Standar karena perusahaan belum membuat laporan untuk penghentian pengakuan aset tetapnya. 3) Pengungkapan Aset Tetap Dalam Laporan Keuangan pada CV. Rezki Putra Pradana belum sesuai dengan standar yang berlaku dimana CV. Rezki Putra Pradana Belum mengungkapkan atau membuat laporan yang mengungkapkan berapa aset tetap yang telah dihapuskan pengakuannya.

Saran Penulis yaitu: 1) Manajemen CV.

Rezki Putra Pradana diharapkan melakukan revaluasi secara teratur, untuk mengetahui berapa harga penurunan nilai aset tetap perusahaan setiap tahunnya. 2) Dalam penghentian pengakuan aset tetap sebaiknya dibuatkan laporan agar dapat diketahui daftar aset apa saja yang telah terjual atau telah dihentikan pengakuannya oleh perusahaan. 3) Terdapat hal yang belum dijelaskan oleh CV.

Rezki Putra Pradana dalam pengungkapan laporan keuangan aktiva tetap seperti dalam standar akuntansi keuangan, diharapkan agar perusahaan dapat melakukan pengungkapan yang sesuai standar yang berlaku, sehingga CV.

Rezki Putra Pradana dapat menyajikan informasi laporan keuangan yang lebih kredibel.

DAFTAR PUSTAKA

Bahri, S. (2016).Pengantar Akuntansi, Berbasis SAK ETAP dan IFRS. Yogyakarta:

Penerbit Andi.

Belkaoui, & Riahi, A. (2011).Teori akuntansi.Jakarta: Salemba empat

Diana, A., & Setiawati, L. (2017).Akuntansi Keuangan Menengahberdasarkan Standar akuntansi keuangan terbaru, Edisi 1. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.

Helen, R.A.N., Saerang, D.P.E., Pangerapan, S.

(2017). Evaluasi Penerapan Akuntansi Atas Aset Tetap Pada PT. Meratus Line Cabang Bitung. Manado: Jurnal Riset

(10)

Perlakuan Aset Tetap

Akuntansi Going Concern.Vol.12(2), 2017, 1063-1071.

Hery, (2017).Teori Akuntansi, Pendekatan konsep dan analisis. Jakarta: Kompas Gramedia.

Ikatan Akuntansi Indonesia.(2014). Pernyataan Standar Akuntansi Keuanggan, Asset Tetap. Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan.

Ismawati, C.A. (2013). Perlakuan akuntansi aktiva tetap berwujud dan penyajiannya dalam laporan keuangan pada CV.

Bahana Karya. Gresik: Universitas Negri Surabaya.

Martani, D., Siregar, S.V., Wardhani, R., Farahmita, A., & Tanujaya, E.

(2016).Akuntansi Keuangan Menengah, berbasis PSAK edisi 2 buku 1. Jakarta selatan: Salemba Empat.

Pura, R. (2012). Pengantar akuntansi 1, Pendekatan siklus akuntansi. Makassar:

Erlangga.

Putra, T.M. (2013) Analisis Penerapan Akuntansi Aset Tetap Pada CV. Kombos.

Manado: Jurnal EMBA. Vol.1 No.3 Juni 2013, Hal.190-198.

Samryn.(2015). Pengantar Akuntansi.Cetakan ke 4. Jakarta: Rajawali pers.

Shatu, Y.P. (2016). Kuasai Detail Akuntansi Perkantoran. Jakarta: Pustaka Ilmu Semesta.

Sugiyono, (2016).Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Jakarta: Alfabeta Syarifuddin, (2016).Konsep Pembentukan

Keputusan Dalam Akuisisi Sistem Informasi Akuntansi: sebuah Perspektif teori Schemata. Akmen Jurnal Ilmiah.

Website:

https://scholar.google.co.id/citations?user

=pAFIq5cAAAAJ&hl=id#d=gs_md_cita- d&u=%2Fcitations%3Fview_op%3Dview _citation%26hl%3Did%26user%3DpAFI q5cAAAAJ%26citation_for_view%3DpA FIq5cAAAAJ%3A2osOgNQ5qMEC%26t zom%3D-420

Yulianto, H. (2019). Pedoman Penulisan Artikel Ilmiah. Makassar: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Pendidikan Ujung Pandang. Diakses pada https://lppm.stie- ypup.id/images/unduhan/Penelitian/Pedo man_Penulisan_Artikel_Ilmiah.pdf

Regel, H.A., Manossoh, H., & Warongan, J.D.L.

(2018). Analisis Penerapan Akuntansi Aset Tetap Pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sulawesi Utara. Manado: Jurnal EMBA. Vol.1 No.2 mei 2014, Hal. 90-98.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keungan Nomor 16, Aset tetap adalah sebagai aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dulu

Sesuai dengan hasil penelitian yang ada, perlakuan akuntansi untuk penyajian dan pengungkapan aset tetap yang diterapkan RSU Pancaran Kasih Manado belum sesuai dengan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah Bagaimana Perlakuan Akuntansi Aset

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai perlakuan akuntansi asset tetap dalam Laporan Posisi Keuangan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana analisis perlakuan akuntansi aset tetap dan penerapan metode depresiasi untuk pengungkapan laporan keuangan

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa perlakuan akuntansi aset tetap yang dilakukan PT Graha Trisaka Industri sudah mendekati standar akuntansi keuangan namun ada

Sebagai salah satu sumber daya yang penting bagi perusahaan, komponen-komponen yang disajikan pada laporan keuangan seperti halnya biaya perolehan aset tetap, pengembangan aset,

viii ABSTRAK Nama : Nanang Dwi Setiawan Program Studi : S1 Reguler Akuntansi Judul : Analisis Perlakuan Akuntansi dan Prosedur Audit atas Aset Tetap pada PT EXPRESS Berdasarkan