• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Ketersediaan Air Irgasi Untuk Memenuhi Kebutuhan Tanaman Padi (Studi Kasus: Daerah Irigasi Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Ketersediaan Air Irgasi Untuk Memenuhi Kebutuhan Tanaman Padi (Studi Kasus: Daerah Irigasi Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai)"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pemberian air yang terlalu banyak akan menghambat pertumbuhan tanaman karena akar tanaman akan membusuk dan rusak. Kebutuhan air tanaman dapat dihitung dengan menggunakan data klimatologi, data curah hujan, data tanah dan data tanaman. Selain itu, perhitungan evapotranspirasi (evaporasi pada tanaman) juga sangat penting dalam menentukan kebutuhan air dalam perencanaan irigasi.

Daerah irigasi ini merupakan daerah irigasi yang terletak di Desa Tebing Tinggi, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai. Jaringan irigasi mempunyai fungsi menerima air, menyalurkan air dan menyalurkan air ke sawah. Irigasi di daerah irigasi Tebing Tinggi merupakan jenis irigasi permukaan yang menyebarkan air ke seluruh lahan pertanian untuk memenuhi kebutuhan air tanaman padi.

Kebutuhan air tanaman adalah jumlah air yang diperlukan untuk memenuhi pertumbuhan normal tanaman dalam jangka waktu tertentu. Kebutuhan air dapat dikatakan cukup dan mencukupi, apabila ketersediaan air juga tersedia dengan baik, oleh karena itu perlu dilakukan analisa ketersediaan air irigasi untuk memenuhi kebutuhan air tanaman padi.

Maksud Dan Tujuan Penelitian

  • Maksud Penelitian
  • Tujuan Penelitian

Oleh karena itu, jaringan irigasi harus dikelola agar dapat berfungsi secara efisien dan efektif dalam menyediakan air.

Rumusan Masalah

Batasan Masalah

Manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui ketersediaan air irigasi dan kebutuhan air normal di D.I. Untuk menentukan sawah Tebing Tinggi.

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian Terdahulu

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Diana Puspa Ramadhan (2021) mengenai analisis kebutuhan dan ketersediaan air irigasi di Daerah Irigasi Citameng II Kabupaten Garut. Penelitian ini menganalisis kebutuhan dan ketersediaan air untuk menentukan pola tanam yang efektif pada daerah irigasi Citameng II seluas 341 ha. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Gesi Monika Putri (2021) mengenai analisis ketersediaan air irigasi dalam memenuhi kebutuhan air tanaman padi dan jagung di Daerah Irigasi Batang Bayang, Ujuang Gadiang, Pasaman Barat.

Siklus Hidrologi

Curah Hujan

  • Curah Hujan Kawasan
  • Curah Hujan Rencana
  • Uji Keselarasan Distribusi Hujan

Curah hujan regional adalah curah hujan yang dibutuhkan untuk mengembangkan rencana penggunaan air dan pengendalian banjir. Ini adalah curah hujan rata-rata di seluruh wilayah yang terlibat, bukan curah hujan pada titik tertentu. Apabila titik pengamatan pada suatu wilayah tidak merata, maka dihitung rata-rata curah hujan dengan memperhitungkan luas pengaruh masing-masing titik pengamatan. P1, P2,.., Pn = curah hujan yang tercatat pada pos-pos pengukur hujan A1, A2,.., An = luas pengaruh pos-pos pengukur hujan n = jumlah pos-pos pengukur hujan.

Distribusi curah hujan bervariasi tergantung pada periode waktu yang dipertimbangkan, termasuk curah hujan tahunan, curah hujan bulanan, dan curah hujan harian. Log XT = Curah Hujan Periode Ulang (mm) Log X = Rata-rata Curah Hujan (mm) SlogX = Standar Deviasi (mm). Log XT = curah hujan kala ulang (mm) LogX = curah hujan rata-rata (mm) Styl

XT = Return must (mm) Apabila menghitung sebaran curah hujan dengan menggunakan 4 (empat) metode dapat menghasilkan curah hujan dengan nilai yang berbeda-beda.

Gambar 2.2 Cara Thiessen
Gambar 2.2 Cara Thiessen

Evapotranspirasi

Jika suhu udara dan tanah tinggi maka proses penguapan dapat berjalan lancar dengan bantuan energi panas yang ada.

Ketersediaan Air

  • Debit Andalan Berdasarkan Data Hujan
  • Debit Andalan Berdasarkan Data Debit

Perhitungan debit handal F.J Mock terbagi dalam lima perhitungan utama yaitu perhitungan evapotranspirasi aktual, neraca air, limpasan dan air tanah, total volume tersimpan dan aliran permukaan. Probabilitas atau keandalan debit yang dimaksud berkaitan dengan probabilitas atau nilai kemungkinan terjadinya, sama dengan atau melebihi yang diharapkan. Keandalan 80% artinya peluang terpenuhinya debit adalah 80% atau peluang debit aliran lebih rendah dari debit andal adalah 20%.

Kebutuhan Air Tanaman

  • Penyiapan Lahan
  • Penggunaan Konsumtif
  • Infiltrasi Dan Perkolasi
  • Penggantian Lapisan Air
  • Curah Hujan Efektif

Untuk tanaman padi, kebutuhan air pengolahan tanah didasarkan pada kebutuhan air untuk menggantikan air yang hilang akibat evaporasi dan perkolasi. M = kebutuhan air untuk menggantikan air yang hilang akibat evaporasi dan perkolasi pada lahan sawah jenuh. Konsumsi adalah kebutuhan air aktual (transpirasi dan pertumbuhan tanaman) dan penguapan dari areal tanaman untuk pertumbuhan tanaman.

Perkolasi adalah pergerakan lateral air dalam tanah dari daerah tak jenuh ke daerah jenuh. Laju perkolasi normal setelah banjir berkisar antara 1 – 3 mm/hari tergantung pada tingkat permeabilitas dan kecepatan. Penggantian lapisan air yang diperlukan tanaman padi setelah pemupukan dan pindah tanam (pemindahan) sebesar 50 mm yang diberikan dalam jangka waktu setengah bulan atau 3,3 mm/hari.

Curah hujan efektif adalah curah hujan yang dapat dimanfaatkan secara efektif oleh tanaman untuk irigasi. Jumlah curah hujan, dinyatakan dalam milimeter (mm), menentukan kapan tanaman pertama harus dimulai dan menentukan kebutuhan air irigasi. Probabilitas 𝑅80 dapat dihitung dengan mengurutkan data curah hujan bulanan dari yang terbesar hingga yang terkecil.

Untuk tanaman palawija (kedelai), curah hujan efektif diambil sebesar 70% dari curah hujan bulanan, dengan peluang keberhasilan sebesar 50%.

Tabel 2.8 Koefisien Kc Tanaman Padi
Tabel 2.8 Koefisien Kc Tanaman Padi

Efisiensi Irigasi

METODE PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Tahapan Penelitian

Kebutuhan air normal di sawah D.I ​​Tebing Tinggi meningkat tajam pada masa tanam kedua yang dicapai sebesar 4,78 lt/dtk/ha. Pola tanam padi di sawah D.I ​​Tebing Tinggi diterapkan dua kali dalam setahun, yaitu pada bulan September untuk masa tanam pertama dan bulan Maret untuk masa tanam kedua. Berdasarkan hasil analisis diperoleh debit air maksimum sebesar 8,83 m3/detik akibat peningkatan curah hujan pada bulan Januari.

Mengatasi tingginya curah hujan dengan melakukan pencegahan agar air tidak memenuhi sawah dengan membangun waduk atau bendungan air. Analisis ketersediaan air irigasi untuk kebutuhan tanaman padi dengan metode Blaney-Criddle dan Optimasi distribusi air irigasi menggunakan metode Stochastic Dynamics.

Analisis Data

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

  • Data Curah Hujan Maksimum
  • Data Curah Hujan Dwi Mingguan
  • Analisis Curah Hujan Efektif
  • Analisis Curah Hujan Kala Ulang
  • Uji Distribusi Curah Hujan
  • Analisis Klimatologi
  • Analisis Ketersediaan Air
  • Analisis Kebutuhan Air
  • Analisis Pola Tanam

Pembahasan

  • Pola Tanam

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Gambar

Gambar 2.1 Siklus Hidrologi
Gambar 2.2 Cara Thiessen
Tabel 2.1 Nilai Parameter Reduksi Gauss
Tabel 2.2 Nilai Parameter K Distribusi Log Pearson III
+7

Referensi

Dokumen terkait

DAFTAR TABEL Tabel 1 Penelitian Terdahulu...12 Tabel 2 Operasional Variabel Work-life balance...13 Tabel 3 Operasional Variabel Work from home...14 Tabel 4 Operasional Variabel

Distribusi Log Pearson III Tabel C.10 Perhitungan Standar Deviasi Distribusi Log Pearson III Tahun 2017 Langkah-langkah perhitungan curah hujan periode ulang dengan Distribusi Log