• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Korelasi

N/A
N/A
Jetri Hans

Academic year: 2024

Membagikan "Analisis Korelasi"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISI KORELAS

I

(2)

Analisis Korelasi

Mudahnya: korelasi dapat diartikan sebagai hubungan.

Korelasi merupakan salah satu teknik analisis dalam statistik yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih yang bersifat

kuantitatif.

Hubungan dua variabel tersebut dapat terjadi karena adanya hubungan sebab akibat atau dapat pula terjadi karena kebetulan saja.

Dua variabel dikatakan berkolerasi apabila perubahan pada variabel yang satu akan diikuti perubahan pada variabel yang lain secara teratur dengan arah yang sama (korelasi positif) atau berlawanan (korelasi negatif). 

(3)

Menurut Sugiyono (2007) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi

sebagai berikut:

0,00    -   0,199    = sangat rendah

0,20    -   0,399    = rendah 0,40    -   0,599    = sedang 0,60    -   0,799    = kuat

0,80    -   1,000    = sangat

kuat

(4)

JENIS KORELASI

(5)

Korelasi

Sederhana

• Dipergunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara 2 variable

Korelasi Product Moment Korelasi Rank Spearman

digunakan untuk data ratio dan data interval.

Korelasi pearson cocok digunakan untuk statistik parametrik.

Digunakan ketika data berjumlah besar dan memiliki ukuran parameter seperti mean dan standar deviasi populasi.

digunakan untuk data diskrit dan kontinu

untuk statistik

nonparametric

korelasi ini tidak memerlukan asumsi normalitas, maka korelasi Rank Spearman cocok juga digunakan untuk data dengan sampel kecil

(6)

Analisis Korelasi Pearson Product

Moment/Korelasi Bivariate Pearson (SPSS)

• Data penelitian untuk masing-masing variable setidak-tidaknya berskala rasio atau interval (yaitu data yang berbentuk angka sesungguhnya/atau data metrik (data kuantitatif). Namun demikian analisis ini bisa juga dipakai untuk data kuisioner dengan skala likert.

• Data untuk masing-masing variable yang dihubungkan berdistribusi normal.

Ada beberapa persyaratan/asum

si dasar yang harus terpenuhi ketika kita hendak

memakai analisis korelasi pearson

untuk menguji hipotesis

penelitian:

(7)

Ada 3 cara yang dapat digunakan sebagai pedoman atau dasar

pengambilan keputusan:

Berdasarkan Nilai Signifikansi Sig. (2- tailed): Jika nilai Sig.

(2-tailed) < 0,05 maka terdapat korelasi antar variable yang

dihubungkan.

Sebaliknya jika nilai Sig. (2-tailed) > 0,05

maka tidak terdapat korelasi.

Berdasarkan Nilai r hitung (Pearson Correlation): Jika nilai

r hitung > r table maka ada korelasi

antar variable.

Sebaliknya jika nilai r hitung < r table maka

artinya tidak ada korelasi antar

variable.

Berdasarkan Tanda Bintang (*) yang diberikan SPSS: Jika

terdapat tanda bintang (*) atau (**)

pada nilai pearson correlation maka antar variable yang

dianalisis terjadi korelasi. Sebaliknya

jika tidak terdapat tanda bintang pada

nila pearson correlation maka antara variable yang

di analisis tidak terdadi korelasi

(8)

Langkah-Langkah korelasi bivariate

pearson dengan spss

(9)
(10)
(11)
(12)
(13)

Soal Latihan:

• Berikut adalah data hasil tes koordinasi mata tangan dan kemampuan akurasi pada panahan.

• Lakukan analisis korelasi pada data di samping kemudian interpretasikan hasil dari analisis korelasi!

• Perhatikan juga uji prasyarat analisis yang harus dipenuhi untuk melakukan analisis korelasi ini!

(14)

Korelasi Parsial

metode pengukuran keeratan hubungan (korelasi) antara variabel bebas dan variabel tak bebas dengan mengontrol salah satu variabel bebas untuk melihat korelasi natural antara variabel yang tidak terkontrol.

melibatkan dua variabel. Satu buah variabel yang dianggap berpengaruh akan dikendalikan atau dibuat tetap (sebagai variabel kontrol). 

Nilai korelasi berkisar antara 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antara dua variabel semakin kuat. Sebaliknya, jika nilai mendekati 0 berarti hubungan antara dua variabel semakin lemah. Nilai positif menunjukkan hubungan searah (X naik, maka Y naik) sementara nilai negatif menunjukkan hubungan terbalik (X naik,

maka Y turun). 

(15)

Dasar Pengambilan Keputusan dalam Uji Korelasi Parsial Sig.

(2-tailed)

1. Jika nilai Significance (2- tailed) > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

2. Jika nilai Significance (2- tailed) < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Rumusan Hipotesis Penelitian dalam Uji Korelasi Parsial

1. Ho: Hubungan antara variable A dengan variable B dengan variable C sebagai control tidak signifikan

2. Ha: Hubungan antara

variable A dengan

variable B dengan

variable C sebagai

control signifikan

(16)

Persyarata n Uji Korelasi Parsial untuk Analisis

Data

Masing-masing variable

penelitian menggunakan data berskala rasio atau interval.

Karena uji korelasi parsial merupakan bagian dari

statistik parametrik maka data

penelitian harus berdistribusi

normal.

(17)

Langkah-Langkah Uji Korelasi Parsial dengan SPSS

1. Buka SPSS, lalu klik Variable View >> Isikan Name,

Decimals, Label, dan Measure (pilihan lain dibiarkan tetap default)

(18)

2. Klik Data View>> masukkan data IQ, IPK dan Motivasi sesuai kolom masing2.

(19)

3. Klik Analyze >> Correlate >>

Partial

4. Masukkan variable IQ dan IPK ke kotak variables: masukkan variable motivasi ke kotak controlling for, pd bag. “Test of Significance pilih two tailed dan ceclist display actual significance level lalu klik option

(20)

5. Kotak dialog partial

correlations: options, pd bag.

Statistics ceklist utk means and standard deviations dan zero order correlations. Pd Missing values aktifkan pilihann exclude cases pairwise >> continue.

(21)

6. Klik OK. Muncul Output SPSS “Partial Corr”

(22)

Interpretasi Hasil

Lihat table output pertama “–none-a”

menunjukkan nilai korelasi antara variable IQ dengan IPK sebelum dimasukkan variable

control (motivasi) dlm analisis.

Koefisien korelasi sebesar 0,832 dan

nilai signifikansi (2-tailed) adalah 0,001

< 0,05 >> ada hubungan yg positif

dan signifikan antara IQ dengan IPK

mahasiswa tanpa adanya variable

control (motivasi).

(23)

Tabel output kedua

“Motivasi” menunjukkan nilai korelasi atau

hubungan antara

variable IQ dengan IPK setelah memasukkan Motivasi sebagai

variable control dlm analisis.

01

Dari table output terlihat terjadi penurunan nilai koefisien korelasi

menjadi 0,626 dengan nilai signifikansi (2-

tailed) sebesar 0,039 <

0,05.

02

Hi ditolak dan Ha diterima yg berarti

bahwa hubungan antara IQ dengan IPK dengan Motivasi sebagai

variable control adalah signifikan

03

(24)

Penarikan Kesimpulan

• Kehadiran variable motivasi beprestasi sebagai variable control akan

memberikan pengaruh terhadap

hubungan antara variable IQ dengan variable IPK. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa variable IQ bukanlah satu-satunya variable yg menentukan nilai IPK mahasiswa, karena ada variable lain juga yang berhubungan dengan nilai IPK yaitu variable Motivasi berprestasi

(25)

Korelasi Ganda

digunakan untuk melihat hubungan antara tiga atau lebih variabel (dua atau lebih variabel independen dan satu variabel dependent.

Suatu nilai yang memberikan kuatnya pengaruh atau hubungan dua variabel atau lebih secara bersama-sama dengan variabel lain. 

korelasi yang terdiri dari dua atau lebih variabel bebas (X1,X2,…..Xn) serta satu variabel terikat (Y).

Apabila perumusan masalahnya terdiri dari tiga masalah, maka hubungan antara masing- masing variabel dilakukan dengan cara perhitungan korelasi sederhana. 

(26)

Dasar Keputusan Uji Korelasi Berganda

Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig. F change, maka

Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada hubungan yang

signifikan antara variable X dengan variable Y.

Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar dari sig. F change, maka

Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan yg signifikan antara variable X

dengan variable Y.

(27)

Uji Korelasi Ganda dengan SPSS

1. Klik Variabel view dan lengkapi datanya.

2. Klik data view dan masukkan data yang diperoleh.

3. Klik Analyze >> Correlate >>Bivariate

4. Muncul dialog Bivariate Correlations, masukkan

variable kompetensi (X1), Motivasi (X2), dan Kinerja (Y) ke kotak Variables. Beri tanda ceklist pada kotak Pearson, selanjutnya pada kolom correlation

coefficient pilih two-tailles dan beri tanda ceklist pada

flag significant correlations

(28)

5. Klik options lalu beri tanda ceklist pada kota Means and Standard deviations dan tandai exclude cases

pairwise pada missing values >> continue dan klik OK.

6. Selanjtnya keluar output. Biarkan terbuka outputnya, abaikan dulu.

7. Kembali ke halaman awal klik menu Analyze >>

Regressions >> Linear.

8. Pada kotak dialog Linear Regression, masukkan variable Y ke kotak Dependent kemudian masukkan

variable X1 dan X2 ke kotak Independents kemudian klik

Statistics

(29)

9. Pada kotak dialog, beri tanda ceklist Estimate, Mode fit dan R square change lalu klik continue lalu klik Ok.

10. Selanjutnya keluar output.

(30)

Contoh Soal

• X1: Minat X2: Motivasi

Y: Prestasi Belajar

(31)

UJI LINEARITAS

(32)

Uji Linearitas

Bertujuan untuk mengetahui apakah dua variable mempunyai hubungan linear secara signifikan atau tidak.

Korelasi yg baik seharusnya terdapat hubungan yang linear antara variable predictor/independent (X) dengan variable kriterium/dependent (Y).

Dalam beberapa referensi dinyatakan bahwa uji linearitas ini

merupakan syarat atau asumsi sebelum dilakukannya analisis

regresi linear.

(33)

Dasar

Pengambilan keputusan

dalam Uji linearitas

• Membandingkan Nilai Signifikansi (Sig.) dengan 0,05

1. Jika nilai Deviattion from Linearity Sig.

> 0,05 maka ada hubungan yang linear secara signifikan antara variable

independent dengan variable dependent 2. Jika Nilai Deviation from Linearity Sig.

< 0,05 maka tidak ada hubungan yang linear secara signifikan antara variable independent dengan variable dependent.

• Membandingkan Nilai F hitung dengan F table

1. Jika nilai F hitung < F table, maka ada hubungan yang linear secara signifikan antara variable

independent dengan variable dependent.

2. 2. jika nilai F hitung > F table, maka tidak ada hubungan yang linear

secara significan antara variable independent dengan variable dependent.

(34)

Uji Linearitas dengan SPSS

1. Klik variable view dan lengkapi datanya seperti pada uji2 yg lain.

2. Klik data view dan masukkan data pada masing2 varabel 3. Klik Analyze lalu pilih compare

means dan pilih means

(35)

4. Muncul kotak Means, masukkan variable X ke independent List dan variable Y ke dependent List.

(36)

5. Klik options, pada bag. Statistics for First Layer pilih Test of Linearity lalu klik continue.

(37)

6. Kemudian klik ok. Maka akan muncul table output “ANOVA table”

(38)

Penarikan Kesimpulan

• Ada 2 cara penarikan kesimpulan

dalam uji linearitas yaitu dengan ,elihat nilai signifikansi dan nilai F

1. Berdasarkan nilai Signifikansi (Sig):Dari output di atas, diperoleh nilai deviation from Linearity Sig.

adalah 0,721 lebih besar dari 0,05.

Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang linear secara signifikan antara variable X dengan variable Y.

2. Berdasarkan nilai F: Nilai F table dicari dengan rumus (df) Deviation of Linearity; Within Groups.

Berdasarkan output SPSS di atas diketahui nilai df adalah (3; 7).

Kemudian lihat distribusi nilai F table pada signifikansi 5% atau 0,05 dengan berpedoman pada nilai df tersebut. Maka ditemukan nilai F table adalah sebesar 4,35.

(39)

Gambar

Tabel output kedua

Referensi

Dokumen terkait

Kegunaan korelasi Ganda (Multiple Correlation), yaitu untuk mencari hubungan antara dua variabel bebas atau lebih yang secara bersama-sama dihubungkan

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini berupa analisis statistik dengan teknik korelasi product moment untuk mencari korelasi antara dua variabel yang terlibat

Teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel X dan variabel Y bila data dari dua variabel berbentuk

Teknik korelasi Pearson Product Momment digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval

memanfaatkan hubungan antara dua atau lebih peubah kuantitatif sehingga salah satu peubah dapat diramalkan dari peubah lainnya. Korelasi  mengukur keeratan HUBUNGAN LINEAR dari

Korelasi adalah derajat hubungan linier antara dua variabel atau lebih dari data hasil pengamatan. Dua variabel dikatakan berkorelasi apabila perubahan dalam satu variabel

 Dinyatakan dalam koefesien korelasi  Semakin besar koefesien korelasi maka semakin besar keterkaitan perubahan suatu variabel dengan variabel yang lain... Contoh Bentuk Korelasi

Dokumen ini membahas penggunaan teknik korelasi dan regresi linear để mengidentifikasi dan mengukur hubungan antara dua atau lebih