JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 3, Juni 2022 e-ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak) DOI 10.30865/jurikom.v9i3.4192 Hal 680−687 http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom
Analisis Kualitas Aplikasi Simpel Pol Menggunakan Metode McCall
Maulidya Andini1, Gita Fadila Fitriana2
1Fakultas Informatika, Teknik Informatika, Institut Teknologi Telkom Purwokerto, Purwokerto, Indonesia
2Fakultas Informatika, Rekayasa Perangkat Lunak, Institut Teknologi Telkom Purwokerto, Purwokerto, Indonesia Email: 1[email protected], 2[email protected]
Email Penulis Korespondensi : [email protected] Submitted 02-06-2022; Accepted 22-06-2022; Published 30-06-2022
Abstrak
Aplikasi Simpel Pol merupakan sebuah aplikasi pelayanan tes kesehatan untuk pengajuan Surat Izin Mengemudi (SIM). Klinik Polres Purbalingga telah menerapkan penggunaan aplikasi Simpel Pol untuk wilayah Kabupaten Purbalingga sejak bulan April 2021. Setelah ditelusuri pada kolom ulasan Google Playstore, aplikasi Simpel Pol memiliki beberapa masalah seperti kurang akurat pada tes pendengaran, aplikasi yang berjalan lambat, dan sulit melakukan sign in. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas aplikasi Simpel Pol menggunakan metode McCall. Product operation digunakan sebagai perspektif utama dalam penelitian ini dengan metrik completeness, consistency, traceability, error tolerance, accuracy, simplicity, excecution efficiency, access control, operability, training, dan communicativeness. Subjek dari penelitian ini adalah pemohon SIM wilayah Kabupaten Purbalingga yang melakukan tes kesehatan melalui aplikasi Simpel Pol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kualitas correctness hasil pengukurannya adalah 53,8%, reliability sebesar 31,6%, efficiency sebesar 26,4%, integrity sebesar 52,8%, dan usability sebesar 29,2%. Secara keseluruhan, hasil pengukuran kualitas Simpel Pol adalah sebesar 74,36%.
Faktor kualitas correctness dan integrity masuk ke dalam kategori kualitas cukup baik. Faktor kualitas reliability, usability, dan efficiency masuk ke dalam kategori kualitas tidak baik. Dan secara keseluruhan, aplikasi Simpel Pol masuk ke dalam kategori kualitas baik.
Kata Kunci: Kualitas; McCall; Simpel Pol; Slovin; Kuesioner Abstract
The Simpel Pol application is a health test service application for submitting a Driving License (SIM).The Purbalingga Police Clinic has implemented the use of the Simpel Pol application for the Purbalingga Regency area since April 2021. After searching in the Google Playstore review column, the Simple Pol application has several problems such as less accurate on hearing tests, applications that run slowly, and difficulty signing in. Based on these problems, this study aims to analyze the quality of the Simple Pol application using the McCall method.Product operation is used as the main perspective in this study with the metrics of completeness, consistency, traceability, error tolerance, accuracy, simplicity, execution efficiency, access control, operability, training, and communicativeness.
The subject of this study is a driver's license applicant in the Purbalingga Regency who performs a medical test through the Simpel Pol application. The number of respondents was determined by the Slovin formula and data was collected using a questionnaire.The results of this study will determine the quality of the Simpel Pol application which is categorized as very good, good, good enough, not good, or very bad.
Keywords: Quality; McCall; Simpel Pol; Slovin;Questionnaire
1. PENDAHULUAN
Surat Izin Mengemudi (SIM) wajib dimiliki setiap orang yang mengendarai kendaraan bermotor berdasarkan Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan [1]. SIM merupakan tanda bukti legitimasi, alat kontrol, dan data forensik kepolisian yang didapatkan setelah lulus uji pengetahuan, kemampuan, serta keterampilan mengemudikan kendaraan bermotor sesuai syarat dalam Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Di dalam SIM terdapat keterangan identitas pengemudi guna mendukung pendidikan, penyidikan, dan identifikasi forensik kepolisian [2]. Seseorang telah layak membawa kendaraan apabila memiliki SIM dan menandakan bahwa orang tersebut telah mematuhi peraturan [3].
Tes kesehatan merupakan tahap awal yang harus dilakukan oleh pemohon SIM. Untuk wilayah Purbalingga, tes kesehatan dilakukan di klinik Polres Purbalingga. Terdapat sebuah aplikasi bernama Simpel Pol yang merupakan aplikasi tes kesehatan pengajuan SIM pada wilayah Jawa Tengah. Berdasarkan informasi aplikasi pada Google Playstore, Simpel Pol dirilis pada 11 Maret 2021 dan ditawarkan oleh PT Nusantara Global Inovasi. Penggunaan aplikasi Simpel Pol pada klinik Polres Purbalingga mulai diterapkan sejak bulan April 2021.
Simpel Pol memiliki rating sebesar 4,9 di Google Playstore. Terdapat keluhan yang ditulis pengguna pada kolom ulasan, beberapa di antaranya adalah kurang akuratnya saat melakukan tes pendengaran, aplikasi berjalan lambat, sulit untuk melakukan sign in, dan lain-lain. Beberapa kekurangan tersebut tentu mempengaruhi kualitas aplikasi yang seharusnya mempermudah pengguna dalam pemakaiannya.
Salah satu elemen penjamin kualitas sebuah aplikasi adalah pengujian kualitas terhadap aplikasi tersebut [4].
Penilaian kualitas aplikasi dapat dilakukan melalui pengujian aplikasi, serta ukuran dan metode tertentu [5]. Kualitas dari sebuah aplikasi dapat dilihat dari dua hal, yaitu hasil produk dan proses pengembangannya [6]. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas aplikasi ada beberapa, antara lain McCall, ISO 9126, CMMI, dan ISO 9001 [7][8][9][10][11].
JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 3, Juni 2022 e-ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak) DOI 10.30865/jurikom.v9i3.4192 Hal 680−687 http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom Metode McCall merupakan metode pengujian analisis tertua yang dikembangkan pada tahun 1996 [7]. Metode McCall memiliki tiga perspektif utama untuk menilai kualitas perangkat lunak, yaitu product revision, product transition, dan product operation [12]. Ketiga perspektif tersebut memiliki total 11 faktor kualitas [13]. Metode McCall akan digunakan pada penelitian ini karena berfungsi untuk menganalisis kualitas aplikasi dari segi produk. Untuk faktor kualitas yang digunakan adalah product operation. Selain itu, metode McCall memiliki kelebihan karena dapat menilai aplikasi secara menyeluruh dan mendalam, serta memiliki rincian dan ketelitian yang baik [14][15].
Berdasarkan penelitian terdahulu, Silfia Andini, dkk (2021) aplikasi INLIS diukur kualitasnya menggunakan metode McCall. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas aplikasi INLIS termasuk ke dalam kategori baik dengan presentase sebesar 73% [16]. Yanti Andriyani, dkk (2020) melakukan pengujian kualitas Portal Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) Universitas Riau menggunakan metode McCall. Penelitian tersebut berfokus pada aspek product operation dan hasilnya menujukkan bahwa Portal Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) sangat efisien dalam pengolahan data serta mudah digunakan user. Namun portal ini perlu ditingkatkan dari segi realibility, correctness, dan integrity[4]. Aziz Ma’sum dan Jejen Samsul Aripin (2020) menganalisis kualitas Sistem Informasi Manajemen Logistik (SIMAJIK) Direktorat Logistik ITB dengan metode McCall. Hasil penelitian menunnjukkan bahwa SIMANJIK memiliki kekurangan pada faktor realibility, efficiency, usability, dan interoperability [13]. Firna Yelia dan Eva Rianti (2020) menganalisis Sistem Informasi Kualitas Produksi Sulaman Mayang menggunakan metode McCall. Penelitian tersebut berfokus pada product operation dan hasilnya menunjukkan bahwa presentase kualitas sistem informasi sulaman Mayang sebesar 76%, dan masuk ke dalam kategori baik[6]. Hanes, dkk (2020) melakukan pengukuran terhadap kualitas website penjualan tiket dengan metode McCall. Hasil penelitian menunjukkan bahwa web penjualan tiket memiliki kualitas presentase sebesar 80,56% dan termasuk ke dalam kategori baik. Namun, masih perlu adanya peningkatan layanan web penjualan tiket tersebut [15]. Ahmad Hasan Arif dan Maria Ulfah Siregar (2017) melakukan analisis terhadap software sistem bonus P.T Surya Pratama Alam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa presentase kualitas software Sistem Bonus PT Surya Pratama dari operability metrics sebesar 74,72% dan deviasi standarnya ±14,39%. Untuk training metrics, kualitasnya sebesar 4,4 detik dengan deviasi standar sebesar ±1,36 detik[17].
Berdasarkan permasalahan yang tela h diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur dan menganalisis kualitas aplikasi Simpel Pol menggunakan metode McCall. Dengan begitu, diharapkan aplikasi Simpel Pol dapat diketahui sejauh mana kualitasnya.
2. METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Tahapan Penelitian
Pada penelitian ini, terdapat beberapa tahapan penelitian yang telah ditentukan dalam sebuah diagram alir penelitian.
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 3, Juni 2022 e-ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak) DOI 10.30865/jurikom.v9i3.4192 Hal 680−687 http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom Tahapan pertama dalam penelitian ini adalah dilakukannya identifikasi masalah. Identifikasi dan perumusan masalah dilakukan guna mengetahui permasalahan yang akan diteliti. Pada tahap ini akan mempelajari permasalahan pada objek penelitian, yakni aplikasi Simpel Pol pada cakupan wilayah Kabupaten Purbalingga. Langkah selanjutnya adalah studi literatur untuk mencari metode yang dapat menjadi solusi dari permasalahan yang ditemukan. Hasil dari studi literatur penelitian ini telah ditemukan metode McCall sebagai solusi permasalahan penelitian. Kemudian, perumusan masalah dilakukan supaya memudahkan peneliti dalam melakukan langkah penelitian yang selanjutnya karena garis besar dari permasalahan telah dirumuskan.
Setelah itu, hal selanjutnya yang dilakukan adalah menentukan perspektif utama dan metrik metode McCall yang akan digunakan pada penelitian ini. Telah diputuskan bahwa penelitian ini akan menggunakan perspektif product operation dengan completeness, consistency, traceability, error tolerance, accuracy, simplicity, excecution efficiency, access control, operability, training, dan communicativeness sebagai metrik yang akan dipakai.
Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah pengumpulan data. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner. Jumlah responden dihitung menggunakan rumus Slovin. Berdasarkan data Simpel Pol wilayah Kabupaten Purbalingga dari bulan September 2021 hingga Desember 2021, terdapat 1481 orang yang telah memakai aplikasi Simpel Pol. Untuk tingkat kesalahan akan ditetapkan sebesar 10%. Maka dari itu, jumlah sampel penelitian ini berdasarkan rumus Slovin didapatkan nilai sebesar 93,674 yang akan dibulatkan menjadi 94. Nilai tersebut akan menjadi jumlah sampel atau responden dalam penelitian ini. Namun, pada akhirnya peneliti memutuskan untuk untuk menambah jumlah sampel menjadi 120 responden.
Setelah itu, dilakukan pengujian kualitas menggunakan metode McCall dengan urutan menentukan metrik tiap faktor kualitas, menentukan nilai bobot tiap faktor dan metrik, menentukan skala nilai berdasarkan skala Likert, melakukan input nilai yang diberikan responden pada kuesioner, menghitung rata-rata dari nilai yang diberikan responden tiap faktor kualitas, menghitung nilai total tiap faktor kualitas, menghitung presentase nilai faktor kualitas, dan menghitung nilai total kualitas aplikasi secara keseluruhan. Setelah melakukan pengujian dengan metode McCall, maka hal selanjutnya yang dilakukan analisis dan evaluasi hasil. Pada penelitian ini akan menggunakan teknik pembagian presentase kategori kualitas yang dibuat oleh Arikunto untuk menilai tingkat kualitas aplikasi Simpel Pol yang sudah diuji dengan metode McCall.
2.2 Metode McCall
Dalam metode McCall, terdapat beberapa Langkah yang dilakukan untuk menguji kualitas sebuah aplikasi. Berikut ini adalah langkah-langkahnya:
a. Menentukan metrik/parameter dari setiap faktor kualitas.
b. Menentukan nilai bobot (w) tiap faktor kualitas dan metrik (0 <= w <= 1). Untuk skala penilaian bobot akan berdasarkan pada jurnal. Sedangkan pemberian nilai bobot akan berdasarkan penilaian dari pakar yang berasal dari Klinik Dokkes Polres Purbalingga sejumlah 4 orang
Tabel 1. Nilai Bobot
Skala Penilaian Keterangan
0,4 Sangat Penting
0,3 Penting
0,2 Tidak Penting
0,1 Sangat Tidak Penting
c. Menentukan skala nilai. Dalam penelitian ini menggunakan skala Likert dengan rentang nilai 1-5.
d. Melakukan input nilai yang diberikan reponden tiap faktor kualitas.
e. Menghitung rata-rata dari nilai yang diberikan responden tiap faktor kualitas. Rata-rata tersebut nantinya akan dimasukkan ke dalam nilai kriteria.
f. Menghitung nilai total tiap faktor kualitas dengan rumus:
𝐹𝑎 = 𝑤1𝑐1 + 𝑤2𝑐2 + ⋯ + 𝑤𝑛𝑐𝑛 (1)
Keterangan:
Fα = Nilai total dari faktor α wi = Nilai bobot dari faktor i ci = Nilai kriteria i
g. Menghitung presentase nilai faktor kualitas menggunakan rumus:
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100% (2)
h. Setelah itu, menghitung nilai total kualitas aplikasi secara keseluruhan dengan rumus:
Σ =𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100% (3)
i. Untuk menilai tingkat kualitas aplikasi Simpel Pol yang sudah diuji, akan digunakan teknik pembagian presentase kategori kualitas yang dibuat oleh Arikunto. Berikut adalah tabel presentase kualitas Arikunto:
JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 3, Juni 2022 e-ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak) DOI 10.30865/jurikom.v9i3.4192 Hal 680−687 http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom Tabel 2. Presentase Kualitas Arikunto
Kategori Presentase
Sangat Baik 81% - 100%
Baik 61% - 80%
Cukup Baik 41% - 60%
Tidak Baik 21% - 40%
Sangat Tidak Baik <21%
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner secara offline kepada 120 responden yang menggunakan aplikasi Simpel Pol di Kabupaten Purbalingga dengan lokasi penelitian berada di Klinik Polres Purbalingga. Meski pada perhitungan rumus Slovin menyatakan jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 94 orang, peneliti memutuskan untuk menambah jumlah sampel menjadi 120 responden. Selain itu, terdapat 5 staff pegawai Klinik Polres Purbalingga yang berperan sebagai pakar untuk mengisi data bobot tiap faktor kualitas dan metrik pada metode McCall yang digunakan.
Berikut ini merupakan tabel hasil penilaian kualitas aplikasi Simpel Pol yang diperoleh dari 120 responden:
Tabel 3. Hasil Penilaian Kualitas Perangkat Lunak
No Faktor Kualitas Metrik dan Parameter Bobot Nilai Kriteria
1. Correctness (0,4) a. Completeness
1. Menu pada Simpel Pol sudah lengkap sesuai dengan kebutuhan pengguna.
0,4 4,6
2. Semua menu pada Simpel Pol dapat berfungsi dengan baik.
0,4 4,6
b. Consistency
3. Bahasa yang digunakan pada aplikasi sudah konsisten (hanya menggunakan satu bahasa).
0,4 4,5
c. Traceability
4. Simpel Pol menyediakan layanan bantuan online “help” atau layanan kontak admin
0,3 4,4
5. Simpel Pol dapat melakukan pelacakan terhadap kesalahan pengguna
0,3 4,3
2. Reliability (0,3) d. Error Tolerance
6. Simpel Pol dapat berfungsi kembali setelah mengalami error.
0,3 4,2
e. Accuracy
7. Simpel Pol dapat menampilkan hasil data yang dimasukkan dengan benar dan akurat.
0,4 4,3
f. Simplicity
8. Simpel Pol dapat digunakan dengan mudah.
0,4 4,4
3. Efficiency (0,4) g. Execution Efficiency
9. Simpel Pol dapat menanggapi, memproses, dan menampilkan permintaan dari pengguna dengan cepat dan tepat waktu
0,3 4,4
4. Integrity (0,4) h. Access Control
10. Proses Login berjalan lancar dan sesuai dengan harapan pengguna.
0,3 4,4
11. Pengguna dapat memakai fitur-fitur yang tersedia sesuai dengan hak akses yang diberikan.
0,3 4,4
5. Usability (0,4) i. Operability
12. Menu dan informasi pada Simpel Pol dapat dipahami dengan baik.
0,4 4,4
j. Training
13. Menu pada Simpel Pol mudah dipelajari/dipahami pengguna baru.
0,3 4,4
k. Communicativeness
14. Simpel Pol memiliki tampilan yang menarik, rapi, dan tidak berlebihan (user friendly).
0,3 4,4
JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 3, Juni 2022 e-ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak) DOI 10.30865/jurikom.v9i3.4192 Hal 680−687 http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom Hal selanjutnya yang dilakukan adalah menghitung nilai total dan presentase tiap faktor kualitas berdasarkan rumus (1) dan rumus (2).
3.1 Hasil Perhitungan Faktor Kualitas Correctness a. Completeness
= (w1c1) + (w2c2)
= (0,4 x 4,6) + (0,4 x 4,6)
= 1,84 + 1,84
= 3,68 b. Consistency
= w3c3
= 0,4 x 4,5
= 1,8 c. Traceability
= (w4c4) + (w5c5)
= (0,3 x 4,4) + (0,3 x 4,3)
= 1,32 + 1,29
= 2,61
Sehingga nilai Fa1 adalah:
Fa1 = 𝐶𝑜𝑚𝑝𝑙𝑒𝑡𝑒𝑛𝑒𝑠𝑠 + 𝐶𝑜𝑛𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑛𝑐𝑦 + 𝑇𝑟𝑎𝑐𝑒𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 3
= 3,68 + 1,8+ 2,61 3
= 8,09
3 = 2,69
Setelah itu, tahap selanjutnya adalah menghitung presentase nilai faktor kualitas menggunakan rumus:
Presentase = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100 = 2,69
5 × 100 = 53,8%
Berdasarkan hasil perhitungan, maka faktor kualitas correctness masuk ke dalam kategori cukup baik menurut tabel presentase Arikunto.
3.2 Hasil Perhitungan Faktor Kualitas Reliability a. Error Tolerance
= w6c6
= 0,3 x 4,2
= 1,26 b. Accuracy
= w7c7
= 0,4 x 4,3
= 1,72 c. Simplicity
= w8c8
= 0,4 x 4,4
= 1,76
Sehingga nilai Fa2 adalah:
Fa2 = 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 𝑇𝑜𝑙𝑒𝑟𝑎𝑛𝑐𝑒 + 𝐴𝑐𝑐𝑢𝑟𝑎𝑐𝑦 + 𝑆𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑐𝑖𝑡𝑦 3
= 1,26 + 1,72 + 1,76 3
= 4,74
3 = 1,58
Setelah itu, tahap selanjutnya adalah menghitung presentase nilai faktor kualitas menggunakan rumus:
Presentase = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100 = 1,58
5 × 100 = 31,6%
JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 3, Juni 2022 e-ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak) DOI 10.30865/jurikom.v9i3.4192 Hal 680−687 http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom Berdasarkan hasil perhitungan, maka faktor kualitas reliability masuk ke dalam kategori tidak baik menurut tabel presentase Arikunto.
3.3 Hasil Perhitungan Faktor Kualitas Efficiency a. Execution Efficiency
= w9c9
= 0,3 x 4,4
= 1,32
Setelah itu, tahap selanjutnya adalah menghitung presentase nilai faktor kualitas menggunakan rumus:
Presentase = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100 = 1,32
5 × 100 = 26,4%
Berdasarkan hasil perhitungan, maka faktor kualitas efficiency masuk ke dalam kategori tidak baik menurut tabel presentase Arikunto.
3.4 Hasil Perhitungan Faktor Kualitas Integrity a. Access Control
= (w10c10) + (w11c11)
= (0,3 x 4,4) + (0,3 x 4,4)
= 1,32 + 1,32
= 2,64
Setelah itu, tahap selanjutnya adalah menghitung presentase nilai faktor kualitas menggunakan rumus:
Presentase = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100 = 2,64
5 × 100 = 52,8%
Berdasarkan hasil perhitungan, maka faktor kualitas integrity masuk ke dalam kategori cukup baik menurut tabel presentase Arikunto.
3.5 Hasil Perhitungan Faktor Kualitas Usability a. Operability
= w12c12
= 0,4 x 4,4
= 1,76 b. Training
= w13c13
= 0,3 x 4,4
= 1,32
c. Communicativeness
= w14c14
= 0,3 x 4,4
= 1,32
Sehingga nilai Fa5 adalah:
Fa5 = 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 + 𝑇𝑟𝑎𝑖𝑛𝑖𝑛𝑔 + 𝐶𝑜𝑚𝑚𝑢𝑛𝑖𝑐𝑎𝑡𝑖𝑣𝑒𝑛𝑒𝑠𝑠 3
= 1,76 + 1,32 + 1,32 3
= 4,4
3 = 1,46
Setelah itu, tahap selanjutnya adalah menghitung presentase nilai faktor kualitas menggunakan rumus:
Presentase = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 × 100 = 1,46
5 × 100 = 29,2%
JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 3, Juni 2022 e-ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak) DOI 10.30865/jurikom.v9i3.4192 Hal 680−687 http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom Berdasarkan hasil perhitungan, maka faktor kualitas usability masuk ke dalam kategori tidak baik menurut tabel presentase Arikunto.
3.6 Analisis Total Kualitas Aplikasi
Apabila tiap faktor kualitas telah dihitung, maka hal selanjutnya yang dilakukan adalah menghitungan total kualitas (Σ) aplikasi. Berikut ini adalah perhitungan total kualitas aplikasi:
Σ = (0,4 𝑥 𝐹𝑎1)+(0,3 𝑥 𝐹𝑎2)+(0,4 𝑥 𝐹𝑎3)+(0,4 𝑥 𝐹𝑎4)+(0,4 𝑥 𝐹𝑎5)
5 × 100
= (0,4 𝑥 2,69)+(0,3 𝑥 1,58)+(0,4 𝑥 1,32)+(0,4 𝑥 2,64)+(0,4 𝑥 1,46)
5 × 100
= 1,076 + 0,474 +0,528 + 1,056 +0,584
5 × 100
= 3,718
5 × 100 = 74,36%
Berdasarkan hasil perhitungan total kualitas, aplikasi Simpel Pol meraih nilai presentase sebesar 74,36%.
Sehingga, Simpel Pol masuk ke dalam kategori baik.
Setelah dilakukan analisis terhadap kualitas aplikasi Simpel Pol menggunakan metode McCall, maka hasilnya dapat diuraikan sebagai berikut:
Gambar 2. Perhitungan Faktor Kualitas
Penilaian tertinggi berdasarkan grafik di atas terdapat pada faktor kualitas correctness dengan presentase sebesar 53,8% (cukup baik). Pada faktor correctness, metrik consistency meraih poin nilai terendah sebanyak 1,8. Hal tersebut berkaitan dengan bahasa yang digunakan sudah konsisten atau hanya menggunakan satu bahasa, yang dimana menurut responden belum cukup konsisten karena di aplikasi tersebut terdapat 2 bahasa (Inggris dan Indonesia). Faktor lainnnya, yaitu faktor integrity memiliki presentase 52,8% (cukup baik). Proses login pada aplikasi Simpel Pol berjalan cukup lancar dan sesuai harapan pengguna meskipun ada beberapa yang terkendala seperti gagal melakukan Sign In. Proses Sign In pada aplikasi Simpel Pol dilakukan responden dengan akun Google masing-masing sehingga mempermudah proses login. Selain itu, responden juga dapat memakai fitur-fitur yang ada di dalam Simpel Pol sesuai dengan hak akses mereka.
Nilai tertinggi selanjutnya adalah faktor reliability yang memiliki presentase 31,6% (tidak baik). Pada faktor reliability, metrik error tolerance meraih poin nilai terendah sebanyak 1,26. Hal tersebut berkaitan dengan aplikasi Simpel Pol yang dapat kembali berfungsi setelah mengalami error. Menurut responden, aplikasi Simpel Pol memang terkadang memiliki error terutama saat mereka melakukan Sign In untuk yang pertama kalinya. Namun hal itu tidak berlangsung lama karena Simpel Pol dapat berfungsi kembali setelah error tersebut. Sedangkan untuk metrik dengan poin tertinggi diraih oleh simplicity, dimana menurut responden aplikasi Simpel Pol dapat digunakan dengan mudah. Nilai tertinggi selanjutnya berhasil diraih oleh faktor usability yang memiliki presentase sebesar 29,2% (tidak baik). Pada faktor usability, metrik training dan communicativeness meraih poin nilai terendah sebesar 1,32. Hal tersebut berkaitan dengan pernyataan bahwa menu pada Simpel Pol mudah dipelajari/dipahami pengguna baru dan Simpel Pol memiliki tampilan yang menarik, rapi, dan tidak berlebihan (user friendly). Menurut responden yang baru memakai Simpel Pol, aplikasi tersebut cukup mudah dipelajari. Namun tidak semua responden langsung dapat mempelajari Simpel Pol, contohnya adalah ketika responden selesai melakukan tes kesehatan, mereka kebingungan karena tidak dapat menemukan hasil dari tes tersebut sehingga responden mengira bahwa mereka harus melakukan tes ulang. Padahal, hasil tes kesehatan tersimpan di dalam menu Activity. Penilaian terendah didapatkan faktor kualitas efficiency dengan presentase sebesar 26,4% (tidak baik). Menurut responden, aplikasi Simpel Pol dapat menanggapi, memproses, serta menampilkan data dengan cepat dan
53,80%
31,60%
26,40%
52,80%
29,20%
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
Correctness Reliability Efficiency Integrity Usability
JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 3, Juni 2022 e-ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak) DOI 10.30865/jurikom.v9i3.4192 Hal 680−687 http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom tepat waktu. Meski begitu, beberapa responden ada yang merasa kesulitan saat menampilkan data yang diminta meskipun jaringan internet mereka lancar.
4. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan, pada faktor kualitas correctness hasil pengukurannya adalah 53,8%, reliability sebesar 31,6%, efficiency sebesar 26,4%, integrity sebesar 52,8%, dan usability sebesar 29,2%. Secara keseluruhan, hasil pengukuran kualitas Simpel Pol adalah sebesar 74,36%. Faktor kualitas correctness dan integrity masuk ke dalam kategori kualitas cukup baik. Faktor kualitas reliability, usability, dan efficiency masuk ke dalam kategori kualitas tidak baik.
Secara keseluruhan, aplikasi Simpel Pol masuk ke dalam kategori kualitas baik.
REFERENCES
[1] D. Suryani, A. Yulianti, and M. Zulhelmi, “Aplikasi Legalitas Surat Izin Mengemudi (SIM) Berbasis Mobile (Studi Kasus : Polisi Resort Rengat),” It J. Res. Dev., vol. 2, no. 2, pp. 34–44, 2018, doi: 10.25299/itjrd.2018.vol2(2).1105.
[2] A. Sarmini, “Kualitas Pelayanan Surat Izin Mengemudi (SIM) Pada Kantor Satuan Lalu Lintas Polres Karimun,” SOUMATERA LAW Rev., vol. 2, no. 1, pp. 1–5, 2019.
[3] Y. Darnita and M. Muntahanah, “Penerapan Algoritma Certainty Factor Tes Kesehatan Sebagai Syarat Kelayakan Mendapatkan Surat Izin Mengemudi (Sim),” Sistemasi, vol. 7, no. 3, p. 176, 2018, doi: 10.32520/stmsi.v7i3.379.
[4] Y. Andriyani, J. A. Dewana, and I. D. Id, “Implementasi Mccall’S Framework Dalam Pengujian Kualitas Perangkat Lunak (Studi Kasus Portal Kuliah Kerja Nyata Universitas Riau),” J. Tek. Inform., vol. 13, no. 2, pp. 201–212, 2021, doi:
10.15408/jti.v13i2.16986.
[5] P. C. Joni, “Analisis Kualitas Software Pada Pembangunan Mobile Game RPG Berdasarkan Kebutuhan Kualitas Untuk Mobile Game,” It J. Res. Dev., vol. 3, no. 1, pp. 62–71, 2018, doi: 10.25299/itjrd.2018.vol3(1).1901.
[6] F. Yenila and E. Rianti, “Analisis Sistem Informasi Kualitas Produksi Sulaman Mayang Dengan Menggunakan Metode Mc Call,”
JURTEKSI (Jurnal Teknol. dan Sist. Informasi), vol. 6, no. 3, pp. 259–268, 2020, doi: 10.33330/jurteksi.v6i3.623.
[7] C. Juliane, R. Dzulkarnaen, and W. Susanti, “Metode McCall’s untuk Pengujian Kualitas Sistem Informasi Administrasi Tugas Akhir (SIATA),” J. RESTI (Rekayasa Sist. dan Teknol. Informasi), vol. 3, no. 3, pp. 488–495, 2019, doi:
10.29207/resti.v3i3.1170.
[8] M. Jamil, S. F. Saputra, M. I. Wahid, and D. Riana, “Evaluasi Metode ISO/IEC 9126 Pada Kinerja Website Sistem Informasi Akademik Perguruan Tinggi,” Inform. Mulawarman J. Ilm. Ilmu Komput., vol. 16, no. 1, p. 27, 2021, doi:
10.30872/jim.v16i1.5209.
[9] S. N. Lailela and R. S. Kusumadiarti, “Pengukuran Kualitas Perangkat Lunak Aplikasi Sisfo_Nilai Di Politeknik Piksi Ganesha Berdasarkan ISO 9126,” J. E-KOMTEK, vol. 2, no. 2, 2018.
[10] Y. Y. Asmy, L. P. Hasugian, P. Studi, S. Informasi, and P. P. Lunak, “Penilaian Maturity Leve l Perangkat Lunak Menggunakan CMMI-Dev 1 . 3 pada Aplikasi Manans MINT,” J. Manaj. Inform., vol. 11, pp. 158–173, 2021, doi: 10.34010/jamika.v11i2.5523.
[11] M. Broto Legowo and B. Indiarto, “Model Sistem Penjaminan Mutu Berbasis Integrasi Standar Akreditasi BAN-PT dan ISO 9001:2008,” J. RESTI (Rekayasa Sist. dan Teknol. Informasi), vol. 1, no. 2, pp. 90–98, 2017, doi: 10.29207/resti.v1i2.51.
[12] Khairullah, B. Soedijono, and H. Al Fatta, “Pengukuran Kualitas Sistem Informasi Inventaris Aset Universitas Muhammadiyah Bengkulu Menggunakan Metode McCall,” J. Inf. Interaktif, vol. 2, no. No. 2, pp. 84–92, 2017, [Online]. Available: http://www.e- journal.janabadra.ac.id/index.php/informasiinteraktif/article/view/443/337.
[13] A. Ma’sum and J. S. Aripin, “Quality Analysis Of Logistic Management Information System Software Using MCALL,” J.
Mantik, vol. 4, no. 2, pp. 1299–1303, 2020.
[14] P. B. Lestari, D. H. Zulfikar, and C. E. Gunawan, “Analisis Kualitas Sistem Informasi Data Pemilih (SIDALIH) Menggunakan Model McCall,” Jusifo, vol. 6, no. 1, pp. 1–14, 2020, doi: 10.19109/jusifo.v6i1.5526.
[15] Hanes, Angela, and S. B. Sembiring, “Pengukuran Kualitas Website Penjualan Tiket Dengan Menggunakan Metode Mccall,” J.
Tek. Inform. Kaputama, vol. 4, no. 2, pp. 81–88, 2020.
[16] S. H. M. R. L. G. Andini, “Measurement of INLIS Application Quality Using McCall Method,” J. Ipteks Terap., vol. 4, pp. 283–
293, 2021.
[17] M. U. Siregar and A. H. Arif, “A Usage of McCall’s Software Quality Analysis on the Bonus System of PT Surya Pratama Alam,” JISKA (Jurnal Inform. Sunan Kalijaga), vol. 3, no. 1, p. 63, 2018, doi: 10.14421/jiska.2018.31-07.