ANALISIS LOKASI, HARGA DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PERUMAHAN BERSUBSIDI PADA PT. ANUGRAH
PUTRA MANDIRI MAKASSAR
Antri Purnawan Bilande Parayo1, Rahmawati Umar2, Abdul Sumarlin3
1,2,3Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar
1[email protected], 2rahmawatiumar67 @gmail.com, 3[email protected]
ABSTRACT
This research is aimed to find out the effect of location, price, and promotion on the decision to purchase subsidized housing at PT. Anugrah Putra Mandiri Makassar. The types of data were qualitative and quantitative, the data sources were primary and secondary. The data collected was analyzed descriptively, the statistical calculations were carried out with multiple regression analysis, correlation coefficient, coefficient of determination ( 2) and f-test. From the results of these calculations, the results obtained from the equation Y = 0.452 + 0.209 X1 + 0.184 X2 + 0.187 X3, while the multiple correlation coefficient (r) is 0.828 and the multiple determination coefficient ( 2) is 68.60%. The results of partial test calculation of location, price, and promotion each had an effect on purchasing decisions. Simultaneous test of f-test calculations where f-count>f-table was 6.25>2.91, this means that there was a positive influence of location, price, and promotion on the decision to purchase subsidized housing at PT.
Anugrah Putra Mandiri Makassar.
Keywords: location, price, promotion, purchase decision.
PENDAHULUAN
Salah satu kebutuhan manusia yang paling dasar adalah masalah tempat tinggal atau papan. Rumah sebagai tempat tinggal adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain pakaian dan makanan. Setiap manusia membutuhkan rumah untuk tempat berlindung dan sebagai tempat berkumpul dan berlangsungnya aktivitas keluarga, sekaligus sebagai sarana investasi. Fungsi rumah juga telah berubah, dari yang semula hanya sekedar sebagai tempat berlindung, namun juga dituntut untuk mengakomodir kebutuhan dan keinginan pemiliknya seperti lokasi yang strategis, harga yang terjangkau, bangunan yang bagus dan kokoh, serta lingkungannya yang nyaman. Dengan kata lain tak cukup hanya asal untuk berteduh namun juga harus menjadi tempat tinggal yang layak. Perumahan dan pemukiman merupakan kebutuhan dasar manusia dan mempunyai fungsi strategis dalam perannya sebagai pusat pendidikan keluarga dan peningkatan kualitas generasi yang akan datang. Terwujudnya kesejahteraan masyarakat dan sumberdaya manusia yang berkualitas dapat ditandai dengan meningkatnya kualitas kehidupan yang layak.
Pada masa sekarang ini pertumbuhan penduduk di Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat cepat. Diperkirakan selama dua puluh tahun mendatang dari 252.164,80 ribu jiwa pada tahun 2014 menjadi 303.996,70 ribu jiwa pada tahun 2034, demikian pula pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang juga meningkat, tercatat tumbuh 5,14% pada tahun 2014. Namun masalah tempat tinggal masih menjadi polemik. Permasalahan tempat tinggal yang dihadapi oleh penduduk yang tinggal di daerah pedesaan pada umumnya adalah lemahnya kemampuan ekonomi serta kurangnya sistem pendidikan dan pengetahuan tentang bagaimana cara membangun rumah yang sehat dan layak. Sedangkan permasalahan yang kini dihadapi oleh penduduk di perkotaan adalah kurangnya lahan perumahan di kota yang mengakibatkan harga rumah atau tanah sangat tinggi dan sulit didapatkan.
Seiring perkembangan zaman, rumah tidak hanya diartikan sebagai tempat tinggal semata, tetapi kepemilikan rumah atau tanah dianggap sebagai barang investasi dalam jangka panjang khususnya bagi kalangan masyarakat menengah keatas yang sering dijadikan sebagai tolak ukur kesejahteraan
manusia. Kebutuhan rumah di Indonesia setiap tahunnya terus bertambah. Kebutuhan akan rumah telah membuat pihak perbankan serius untuk menggarap dan membuat produk mengenai pembelian rumah secara tunai ataupun kredit.
Menurut Lupiyoadi (2016), seseorang dalam melakukan pengambilan keputusan untuk membeli tidak secara langsung dapat dilakukan, namun harus melalui beberapa proses yang disebut dengan buyer decision process, yaitu suatu proses yang harus dilakukan oleh seseorang sebelum memutuskan untuk membeli rumah.
Namun, tidak semua masyarakat bisa dengan mudah membangun rumah. Diperlukan berbagai hal, sehingga rumah bisa didirikan dan ditempati, Maka tidak mengherankan jika akhir-akhir ini bisnis di bidang perumahan semakin marak, banyak perusahaan muncul dengan memberikan berbagai macam fasilitas dan perkembangan bisnis ini sudah tidak hanya terpusat di kota-kota besar akan tetapi sudah meluas di kota-kota kecil. Sebagai lembaga intermediasi antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dengan pihak-pihak yang memerlukan dana, diperlukan bank dengan kinerja keuangan yang sehat, sehingga fungsi berjalan lancar.
PT. Anugrah Dwi Putra Mandiri Makassar merupakan salah satu pengembang perumahan yang menyediakan rumah dengan berbagai tipe. Pemasaran perumahan pada umumnya memiliki atribut penawaran yang hampir sama. PT. Anugrah Dwi Putra Mandiri Makassar mencoba memberikan penawaran perumahan bersubsidi, dimana perumahan ini memiliki keunggulan yaitu lokasi yang strategis, aksesnya mudah, nyaman, bebas polusi, serta kawasan dengan sistem satu pintu akses.
Berdasarkan dari latar belakang yang juga dikemukakan di atas, maka penulis tertarik meneliti dengan judul : “Analisis Lokasi, Harga, Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Perumahan Bersubsidi Pada PT. Anugrah Dwi Putra Mandiri Makassar”
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a). Apakah lokasi berpengaruh terhadap keputusan pembelian perumahan bersubsidi pada PT. Anugrah Dwi Putra Mandiri Makassar. b). Apakah harga
berpengaruh terhadap keputusan pembelian perumahan bersubsidi pada PT. Anugrah Dwi Putra Mandiri Makassar. c). Apakah promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian perumahan bersubsidi pada PT. Anugrah Dwi Putra Mandiri Makassar. d). Apakah lokasi, harga, dan promosi berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian perumahan bersubsidi pada PT. Anugrah Dwi Putra Mandiri Makassar.
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a). Untuk mengetahui pengaruh lokasi terhadap keputusan pembelian perumahan bersubsidi pada PT. Anugrah Dwi Putra Mandiri Makassar. b). Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap keputusan pembelian perumahan bersubsidi pada PT. Anugrah Dwi Putra Mandiri Makassar. c). Untuk mengetahui pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian perumahan bersubsidi pada PT.
Anugrah Dwi Putra Mandiri Makassar.
TINJAUAN LITERATUR
Pemasaran merupakan penghubung antara organisasi dengan konsumennya. Peran penghubung ini akan berhasil bila semua upaya pemasaran diorientasikan kepada konsumen. Keterlibatan semua pihak dari manajemen puncak hingga karyawan non manajerial dalam merumuskan maupun mendukung pelaksanaan pemasaran dalam melakukan aspek.
Pemasaran mengandung arti yang luas karena membahas mengenai masalah yang terdapat dalam perusahaan dan hubungannya dengan perdagangan barang dan jasa. Menurut Kotler (2018), pemasaran adalah suatu proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. Sedangkan Adi Saputro (2017), pemasaran adalah fungsi organizational dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan dengan setiap pelanggan dengan cara-cara yang menguntungkan bagi organisasi dan semua pemangku kepentingan (stakeholder).
Pemasaran yang diartikan kebanyakan orang mengatakan bahwa pemasaran berarti menjual atau memasang iklan bahkan ada pula
yang mengatakan bahwa pemasaran sama halnya dengan melakukan kegiatan distribusi, promosi dan sebagainya, tetapi semua hal-hal diatas pada dasarnya belum mendekati sebagaimana yang diinginkan. Namun, adalah sangat penting untuk diketahui, bahwa menjual, memasang iklan dan melakukan kegiatan distribusi hanya merupakan sebagian dari kegiatan pemasaran, karena kegiatan pemasaran meliputi kegiatan yang lebih dari hanya sekedar menjual dan memasang iklan.
Menurut Kasmir (2017), Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dengan mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan serta mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain. Sedangkan Tjiptono (2017), mengemukakan bahwa pemasaran merupakan proses dimana struktur permintaan terhadap produk dan jasa diantisipasi atau diperluas dan dipuaskan melalui konsepsi, promosi, distribusi, dan pertukaran barang. Menarik untuk diamati, semua definisi di atas tidaklah bertentangan satu sama lain. Justru setiap rumusan tersebut saling melengkapi.
Keanekaragaman definisi merefleksikan kompleksitas fenomena pemasaran, di mana perspektif berbeda cenderung menekankan aspek yang berbeda pula. Kendati demikian, pada prinsipnya, melalui proses interaksi dan pertukaran nilai muncul begitu banyak produk (baik berupa barang, jasa, gagasan, tempat, orang/pribadi, maupun organisasi) sebagaimana yang kita jumpai sehari-hari.
Menurut Firdaus (2018), pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan- kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan dan juga menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Sedangkan Rangkuti (2019), berpendapat bahwa pemasaran merupakan suatu interaksi yang berusaha untuk menciptakan hubungan pertukaran dan bukan merupakan hal yang sederhana hanya sekedar untuk bisa dapat menghasilkan penjualan.
Pada dasarnya pemasaran suatu barang mencakup perpindahan atau aliran daridua hal, yaitu aliran fisik barang itu sendiri dan aliran kegiatan transaksi untuk barangtersebut.
Aliran kegiatan transaksi merupakan rangkaian kegiatan transaksi mulai dari penjualan
produsen sampai kepada konsumen tahap akhir. Mahmud (2018), mengemukakan bahwa pemasaran adalah suatu proses yang diterapkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan menyediakan produk berupa barang dan jasa serta.
Konsumen tertentu yang merupakan sasaran upaya pemasaran disebut juga pasar sasaran. Konsep-konsep inti pemasaran meliputi kebutuhan, keinginan, permintaan, produksi, utilitas, nilai dan kepuasan, pertukaran, transaksi dan hubungan antara pasar, pemasaran dan pasar. Kita dapat membedakan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan adalah suatu keadaan dirasakannya ketiadaan kepuasan dasar tertentu. Sedangkan keinginan adalah kehendak yang kuat akan pemuas yang lebih spesifik terhadap suatu kebutuhan-kebutuhan yang lebih mendalam. Permintaan adalah keinginan akan produk yang spesifik yang didukung dengan kemampuandan kesediaan untuk membelinya.
Menurut Kotler dan Amstrong (2018), dalam sebuah pemasaran terdapat beberapa macam konsep pemasaran, yaitu: a). Konsep produksi, Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dimana-mana dan harganya murah.
Konsep ini berorientasi pada produksi dengan mengerahkan segenap upaya untuk mencapai efesiensi produk tinggi dan distribusi yang luas. Disini tugas manajemen adalah memproduksi barang sebanyak mungkin, karena konsumen dianggap akan menerima produk yang tersedia secara luas dengan daya beli mereka. b). Konsep produk, Konsep produk mengatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu, performansi dan ciri-ciri yang terbaik. Tugas manajemen disini adalah membuat produk berkualitas, karena konsumen dianggap menyukai semua produk berkualitas tinggi dalam penampilan dengan ciri – ciri terbaik.
c). Konsep penjualan, berpendapat bahwa konsumen, dengan dibiarkan begitu saja, organisasi harus melaksanakan upaya penjualan dan promosi yang agresif. d).
Konsep pemasaran, mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing. e). Konsep
pemasaran sosial, berpendapat bahwa tugas organisasi adalah menentukan suatu kebutuhan, keinginan dan kepentingan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan dengan cara yang lebih efektif dan efisien dari pasar para pesaing dengan tetap melestarikan atau juga meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat luas yang dapat menjadi konsumen. f). Konsep pemasaran global, Pada konsep pemasaran global ini, manajer eksekutif berupaya memahami semua faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pemasaran melalui manajemen strategis yang mantap. Tujuan akhirnya adalah berupaya untuk memenuhi keinginan semua pihak yang terlibat dalam perusahaan.
Berdasarkan definisi tersebut di atas dapat dikatakan bahwa pemasaran merupakan suatu proses sosial ekonomi yang berkaitan dengan mengalirnya barang dan jasa secara ekonomis dari produsen ke konsumen, sehingga secara efektif dapat memenuhi permintaan yang heterogen dengan kemampuan penawaran atau suplai yang heterogen dan dapat memenuhi tujuan jangka pendek maupun jangka panjang.
Menurut Purnama (2017), istilah strategi berasal dari kata Yunani strategela (stratos = militer, dan ag =memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jenderal.
Konsep ini relevan dengan situasi pada zaman dulu yang sering diwarnai perang, dimana jenderal dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang agar dapat selalu memenangkan perang. Strategi juga bisa diartikan sebagai suatu rencana untuk pembagian dan penggunaan kekuatan militer dan material pada daerah-daerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi militer didasarkan pada pemahaman akan kekuatan dan penempatan posisi lawan, karakteristik fisik medan perang, kekuatan dan karakter sumberdaya yang tersedia, sikap orang-orang yang menempati teritorial tertentu, serta antisipasi terhadap setiap perubahan yang mungkin terjadi.
Usmara (2019), Strategi pemasaran merupakan sesuatu yang sangat penting bagi setiap perusahaan, sesuatu yang penting umumnya tidak mudah dirumuskan dan dilaksanakan. Sedangkan Handoko (2017), strategi pemasaran adalah merupakan sejumlah tindakan-tindakan khusus, tetapi lebih merupakan pernyataan yang menunjukkan
usaha-usaha pemasaran pokok yang diarahkan untuk mencapai tujuan.
Radiosunu (2018), Strategi pemasaran adalah suatu proses penganalisaan kesempatan, pemilihan, objektif, pengembangan strategi, perumusan rencana, dan pelaksanaan kegiatan dan pengawasan.
Dalam konteks penyusunan strategi, pemasaran memiliki dua dimensi, yaitu dimensi saat ini dan dimensi masa yang akan datang. Dimensi saat ini berkaitan dengan hubungan yang telah ada antara perusahaan dengan lingkungannya. Sedangkan dimensi masa yang akan datang mencakup hubungan di masa yang akan datang yang diharapkan akan dapat terjalin dan program tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Menurut Suparyanto & Rosad (2019), strategi pemasaran adalah merupakan pernyataan (baik secara implisit maupun eksplisit) mengenai bagaimana suatu merek atau lini produk mencapai tujuannya. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan berkembang, tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui suatu usaha mempertahankan dan meningkatkan tingkat keuntungan/laba perusahaan. Usaha ini hanya dapat dilakukan apabila suatu perusahaan bisa dapat mempertahankan dan meningkatkan hasil penjualannya, melalui usaha mencari dan membina langganan, serta memanfaatkan pangasa pasar dalam usaha menguasai pasar.
Tujuan ini hanya dapat dicapai apabila bagian perusahaan melakukan strategi yang mantap untuk dapat menggunakan kesempatan atau peluang yang ada dalam sistem pemasaran, sehingga posisi atau kedudukan perusahaan di pasar dapat dipertahankan dan sekaligus ditingkatkan. Strategi pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting untuk keberhasilan usaha perusahaan umumnya dan bidang pemasaran khususnya.
Di samping itu, suatu strategi pemasaran yang ditetapkan harus ditinjau dan dikembangkan lagi sesuai dengan keadaan perkembangan pasar dan lingkungan pasar tersebut. Dengan demikian, strategi pemasaran harus dapat memberi gambaran yang jelas dan terarah tentang apa yang akan dilakukan oleh suatu perusahaan dalam menggunakan setiap kesempatan atau peluang pada beberapa pasar sasaran.
Umar (2019), mengemukakan bahwa strategi pemasaran merupakan sesuatu yang sangat penting bagi setiap perusahaan. Sesuatu
yang penting umumnya tidak mudah dirumuskan dan dilaksanakan. Strategi pemasaran adalah pada dasarnya adalah suatu rencana yang menyeluruh memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Faktor lingkungan yang dianalisis dalam penyusunan strategi pemasaran adalah keadaan pasar atau persaingan, keadaan ekonomi, peraturan dan kebijakan pemerintah, keadaan ekonomi peraturan dan kebijakan pemerintah, keadaan sosial budaya dan keadaan politik.
Sebagaimana telah diketahui pada umumnya perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan laba dari hasil penjualan.
Oleh sebab itu, untuk mencapai tujuan yang diinginkan dari suatu perusahaan maka terlebih dahulu diketahui bagaimana menyalurkan produk dengan tepat untuk mencapai laba maksimal. Menurut Supranto (2018) suatu perusahaan yang menginginkan laba yang maksimal, maka biasanya perusahaan menggunakan dua cara, yaitu: a).
Penjualan yang dilakukan secara langsung kepada konsumen. b). Penjualan yang dilakukan dengan menggunakan perantara.
Setiap perusahaan yang memproduksi barang ataupun jasa, maka perusahaan secara langsung mengadakan penjualan produknya pada pasar atau konsumen tanpa melalui perantara. Sedangkan yang kedua, pengusaha di dalam mengadakan penjualan produknya kepada konsumen menggunakan perantara.
Jadi dengan demikian penjualan dilakukan tidak secara langsung. Dari pihak perantara di sini juga mempunyai peranan penting, karena perantaralah yang mengedarkan dan memperkenalkan produk kepada konsumen.
Sebuah perusahaan yang didirikan mempunyai tujuan utama, yaitu mencapai tingkat keuntungan tertentu, pertumbuhan perusahaan atau peningkatan share pasar. Di dalam pandangan konsep pemasaran, tujuan perusahaan ini dicapai melalui keputusan konsumen. Keputusan konsumen diperoleh setelah kebutuhan dan keinginan konsumen dipenuhi melalui kegiatan pemasaran yang terpadu.
Menurut Mulyono (2018), Tujuan pemasaran adalah mengubah orientasi falsafah manajemen pemasaran lain yang ternyata telah terbukti tidak berhasil mengatasi berbagai persoalan, karena adanya perubahan dalam ciri-ciri pasar dewasa ini yang cenderung
berkembang. Perubahan tersebut terjadi antara lain karena pertambahan jumlah penduduk, pertambahan daya beli, selera konsumen, peningkatan dan meluasnya hubungan atau komunikasi, perkembangan teknologi, dan perubahan faktor lingkungan pasar lainnya.
Subagyo (2018), mengemukakan bahwa tujuan pemasaran adalah apa yang ingin kita capai, sebuah tujuan pemasaran memperhatikan keseimbangan antara produk dan target pasar. Ini berhubungan dengan produk apa yang kita jual pada pasar tertentu supaya meningkatkan volume penjualan, memberikan kepuasan kepada konsumen, dan memaksimalkan laba.
Alma (2019), mengemukakan bahwa tujuan pemasaran adalah mengadakan keseimbangan perdagangan antar negara/daerah saling mengisi mengadakan perdagangan antara daerah surplus dengan negara/daerah minus.
Menurut Alma (2019), mengemukakan unsur-unsur dari tujuan pemasaran adalah sebagai berikut: a). Untuk mencari keseimbangan pasar, antara buyer’s market dan seller’s market, mendistribusikan barang dan jasa dari daerah surplus ke daerah minus, dari produsen ke konsumen, dari pemilik barang dan jasa ke calon konsumen. b).
Memberi kepuasan kepada konsumen. Tujuan pemasaran bukan komersial atau mencari laba.
Tapi tujuan pertama ialah memberi kepuasan kepada konsumen. Dengan adanya tujuan memberi kepuasan ini, maka kegiatan marketing meliputi berbagai lembaga produsen. Istilah marketing meliputi marketing yayasan, marketing lembaga pendidikan, marketing pribadi, marketing masjid, marketing non profit organization.
Tujuan pemasaran lembaga-lembaga non profit ini ialah membuat stratifikasi kepada konsumen, nasabah, jamaah, murid, rakyat, yang akan menikmati produk yang dihasilkannya. Oleh sebab itu lembaga- lembaga tersebut harus mengenal betul siapa konsumen, jamaah, murid yang akan dilayaninya. Jika konsumen merasa puas, maka masalah keuntungan akan datang dengan sendirinya. Produsen akan dapat juga memetik keuntungan secara terus menerus, sebagai hasil dari memberi kepuasan kepada konsumennya
Menurut Arsyadi (2019), bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni :
produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi.
Menurut Tjiptono (2017), ada empat aspek penting yang terkandung dalam bauran pemasaran antara lain : a). Produk, yaitu suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya. b). Harga, yaitu jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya. c). Promosi, yaitu arus informasi / persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi tindakanyang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. d). Distribusi, yaitu merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pengusaha untuk dapat menyalurkan, menyebarkan, mengirimkan serta menyampaikan barang yang di pasarkannya kepada mitra kerja. e).
Lokasi atau tempat, yaitu dapat seringkali ikut menentukan kesuksesan karena lokasi erat kaitannya dengan pasar potensial sebuah perusahaan. Disamping itu, lokasi juga berpengaruh terhadap dimensi-dimensi strategi seperti flexibility, competitive, positioning, dan focus. Fleksibelitas suatu lokasi merupakan ukuran sejauh mana suatu perusahaan dapat bereaksi terhadap perubahan situasi ekonomi.
Hipotesis adalah suatu persepsi, kondisi atau prinsip yang dianggap benar dan tanpa keyakinan agar bisa ditarik suatu konsekuensi yang logis, dengan cara ini kemudian diadakan pengujian. Dari permasalahan tersebut, maka hipotesis yaitu antara lain sebagai berikut:
H1: Bahwa lokasi berpengaruh terhadap keputusan pembelian perumahan bersubsidi pada PT. Anugrah Dwi Putra Mandiri Makassar.
H2: Bahwa harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian perumahan bersubsidi pada PT Anugrah Dwi Putra Mandiri Makassar.
H3: Bahwa promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian perumahan bersubsidi pada PT. Anugrah Dwi Putra Mandiri Makassar.
METODE PENELITIAN
Penelitian in dilaksanakan pada PT.
Anugrah Dwi Putra Mandiri Makassar. Yang
berlokasi di Jalan Tamalanrea Nomor 19 C Makassar, kode pos 90125. Adapun waktu penelitian penulis dilaksanakan selama dua (2) bulan.
Adapun jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a).
Data kuantitatif, yaitu data berupa angka- angka yang diperoleh dari PT. Anugrah Dwi Putra Mandiri, seperti jumlah konsumen dan data-data lainnya yang dapat menunjang masalah penelitian. Data dikumpulkan dengan bantuan instrumen kuesioner konsumen. b).
Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari PT. Anugrah Dwi Putra Mandiri Makassar yang tidak berbentuk angka, seperti gambaran umum perusahaan, hasil dari wawancara dan data-data lain yang dapat menunjang.
perusahaan juga yang dapat menunjang dalam proses penulisan karya ilmiah.
Sugiyono (2017), Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang melakukan keputusan pembelian perumahan bersubsidi pada PT. Anugrah Dwi Putra Mandiri Makassar. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik sampling jenuh yang merupakan teknik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel dan dikenal juga dengan istilah sensus. Sampling jenuh ini akan dilakukan apabila populasinya kurang dari 100 orang, (Sugiyono, 2017).
Karena jumlah konsumen yang melakukan keputusan pembelian perumahan bersubsidi pada PT. Anugrah Putra Mandiri Makassar sebanyak 35 orang, maka akan diambil dari keseluruhan populasinya.
Pelaksanaan pengumpulan data-data penelitian pengaruh lokasi, harga, dan promosi terhadap keputusan pembelian perumahan bersubsidi dilakukan dengan metode teknik pengumpulan data antara lain sebagai berikut:
a). Penelitian kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang dilakukan melalui penelaahan buku-buku literatur yang relevan.
b). Penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan kunjungan langsung pada objek masalah penelitian.
Untuk menempatkan data lapangan, digunakan teknik sebagai berikut : 1). Observasi, yaitu pengamatan yang langsung dilakukan penulis
terhadap arsip atau data tertulis yang dibuat secara berkala. 2). Wawancara dengan pimpinan perusahaan, kepala bagian personil dan sejumlah personil yang berhubungan dengan penulisan skripsi. 3). Dokumentasi, yaitu dokumen yang diambil dari perusahaan, seperti struktur organisasi dan uraian tugas dan tanggung jawab karyawan PT. Anugrah Dwi Putra Mandiri Makassar. 4). Kuesioner, yaitu pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian ini, sehingga diperoleh data yang akurat.
Definisi operasional variabel penelitian merupakan penjelasan dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian terhadap indikator-indikator yang membentuknya. Adapun definisi operasional tiap variabel penelitian yaitu: a).Variabel lokasi (x1) merupakan letak pada daerah yang strategis sehingga dapat memaksimumkan laba. Lokasi menentukan prestasi, merupakan ungkapan yang cukup tepat untuk segala jenis kegiatan, demikian pula untuk kegiatan bisnis di sektor barang maupun jasa. Adapun indikator variabel lokasi antara lain sebagai berikut : 1). Kedekatan dengan sarana transportasi umum. 2). Kedekatan dengan tempar rekreasi. 3). Kedekatan dengan tempat bekerja. 4). Kedekatan dengan sekolahan atau kampus. 5). Kedekatan dengan tempat hiburan.
b). Variabel harga (x2) merupakan jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Adapun indikator variabel harga antara lain sebagai berikut: 1).
Keterjangkauan harga. 2). Kesesuaian harga dengan kualitas produk 3). Daya saing harga 4). Kesesuaian harga dengan manfaat 5).
Proses Pembayaran. c). Variabel promosi (x3) yaitu berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan yang menonjolkan keistimewaan- keistimewaan produknya yang membujuk konsumen sasaran, meyakinkan agar dapat membeli produk yang di pasarkan tersebut.
Adapun indikator variabel promosi antara lain sebagai berikut: 1). Periklanan, yaitu penggunaan media untuk memberitahukan kepada konsumen. 2). Penjualan personal, yaitu penjualan secara langsung dengan calon pelanggan. 3). Promosi penjualan, yaitu kegiatan penjualan bisa peragaan, kontes dan lain-lain. 4). Publisitas dan hubungan masyarakat, yaitu kegiatan memancing nasabah seperti pameran, bakti sosial, dan
kegiatan lainnya. 5). Informasi dari mulut ke mulut, yaitu penyampain suatu informasi yang didapatkan dari pemberi pesan ke penerima pesan. 6). Pemasaran langsung, yaitu komunikasi langsung dengan pelanggan baik untuk memperoleh tanggapan tentang produk.
d). Keputusan pembelian (y), merupakan suatu proses penyelesaian masalah yang dapat berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan atau keinginan akan suatu produk yang tepat dan sesuai keinginan alternative setiap konsumen. Adapun indikator variabel keputusan pembelian antara lain sebagai berikut: 1). Faktor budaya 2). Faktor sosial 3).
Faktor pribadi 4). Faktor psikologis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jenis kelamin merupakan perbedaan pria dan wanita, bukan hanya dari jasmani, namun secara psikologis dan sosial yang secara langsung mempengaruhi tingkah laku mereka dalam bekerja dan membeli suatu produk.
Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis
Kelamin
Jumlah Konsumen
Persen tase%
1 2
Pria Wanita
21 14
60 40
Total 35 100
Sumber: data diolah (2021).
Berdasarkan tabel 1 di atas, mengenai jenis kelamin, diketahui bahwa jumlah konsumen pria sebanyak 21 orang (60%), sedangkan koresponden perempuan sebanyak 14 orang konsumen (40%). Sehingga dapat ditarik kesimpulan, bahwa responden yang berjenis kelamin pria lebih banyak bila dibandingkan responden yang berjenis kelamin pria. Hal ini sesuai dengan permintaan perumaham serta adanya kondisi ruang lingkup pekerja dan beban kerja yang ada dari setiap konsumen.
Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan No Pendidikan Jumlah
Konsumen Persentase%
1 2 3
Pegawai Negeri Karyawan
15 9 11
43 26 31
Swasta Wiraswasta
Total 35 100 Sumber: data diolah (2021).
Dalam tabel 2 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pegawai negeri mendominasi jumlah responden dengan jumlah 15 orang atau 43%. Sedang karyawan swasta sebanyak 11 orang atau 43% dan wiraswasta sebanyak 9 orang atau 26%.
Berdasarkan data di atas, maka jumlah dari jenis konsumen yang paling banyak adalah pegawai negeri sebanyak 15 orang atau 44%.
Alasannya karena konsumen pegawai rata-rata mendapatkan kemudahan dalam pembelian perumahan yang bersubsidi.
Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No Usia (tahun)
Jumlah
Konsumen Persentase%
1 2 3
19-29 30-39 40-50
5 9 21
14 26 60 Total 35 100
Sumber: data diolah (2021).
Berdasarkan tabel 3 di atas, dapat diketahui bahwa usia yang dominan adalah tingkat usia 40 sampai dengan 50 tahun sebanyak 21 responden atau 60%. Alasannya karena usia 40 sampai dengan 50 tahun lebih mengenal merek dan lebih membutuhkan sehingga membeli perumahan bersubsidi.
Berdasarkan hasil olah data komputer tersebut, diperoleh hasil persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y = 0,452 + 0,209 X1 + 0,184 X2 + 0,187 X3
Berdasarkan persamaan regresi linier di atas, maka dapat di interpretasikan sebagai berikut: a). Jika persepsi konsumen terhadap atribut-atribut pada variabel lokasi (X1) semakin meningkat, maka variabel keputusan pembelian juga akan meningkat, dengan anggapan bahwa variabel lainnya yaitu variabel harga (X2) dan promosi (X3) tidak berubah. b). Jika persepsi konsumen terhadap variabel harga (X2) semakin meningkat, maka keputusan pembelian akan meningkat, dengan anggapan bahwa variabel lainnya yaitu lokasi (X1) dan promosi (X3) tidak berubah. c). Jika persepsi konsumen terhadap variabel promosi
(X3) semakin meningkat, maka keputusan pembelian akan meningkat, dengan anggapan bahwa variabel lainnya yaitu lokasi (X1) dan harga (X2) tidak berubah.
Dari persamaan regresi linier di atas, menggambarkan bahwa seluruh variabel bebas (lokasi X1, harga X2, dan promosi X3) yang dimasukkan sebagai prediktor terhadap variabel keputusan pembelian (Y), mempunyai pengaruh positif atau searah. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga variabel bebas (lokasi, harga, dan promosi) berpengaruh secara positif atau searah dengan keputusan pembelian pembelian perumahan bersubsidi pada PT. Anugrah Dwi Putra Mandiri, di mana variabel lokasi (X1) mempunyai pengaruh yang paling besar.
Koefisien kolerasi adalah analisis yang dapat digunakan untuk dapat mengetahui interval keeratan hubungan antara variabel lokasi (X1), harga (X2), dan promosi (X3) terhadap variabel keputusan pembelian(Y).
Dari output korelasi (correlation) pada lampiran terlihat hubungan yang signifikan terjadi pada semua faktor yang dimasukkan sebagai variabel independen, yaitu lokasi (X1), harga (X2), dan promosi (X3). Nilai signifikansi (Sig.1-tailed) untuk seluruh variabel berada jauh di bawah 0,05 (5%). Hal ini menunjukkan bahwa seluruh variabel independen (lokasi, harga, dan promosi) yang juga dimasukkan sebagai predictor terhadap variabel dependen (keputusan pembelian) adalah pengaruh signifikan dengan tingkat sangat kuat.
Koefisien determinasi adalah alat untuk mengetahui besarnya peran variabel X1 (lokasi), X2 (harga), dan X3 (promosi) terhadap variabel Y (keputusan pembelian) dikatakan bahwa seluruh variable bebas yang terdiri dari variabel lokasi(X1), harga (X2), dan promosi, secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang erat terhadap keputusan pembelian perumahan bersubsidi.
Untuk dapat mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas secara parsial terhadap variabel tidak bebas dilakukan uji – t (t – student), dengan tingkat kepercayaan 95 persen atau α= 0,05. Jika thitung>ttabel dan probabilitas< α 0,05, maka ada pengaruh sehingga hipotesis nol (HO) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Selanjutnya jika thitung<ttabel probabilitas> α 0,05 maka tidak ada pengaruh, sehingga hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis (Ha) ditolak
analisis dengan uji – t di atas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut: a). Apabila diperoleh nilai thitung untuk variabel lokasi (X1) sebesar 2,119 lebih besar dari nilai ttabel pada taraf signifikansi 0,05 sebesar 1,692.
Oleh karena thitung>ttabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Karena itu, dapat disimpulkan bahwa variabel lokasi (X1) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian, dengan koefisien regresi sebesar 0,209. Hal ini berarti jika persepsi konsumen terhadap atribut-atribut pada variabel lokasi (X1) semakin meningkat, maka keputusan pembelian akan meningkat.
b).Apabila diperoleh nilai thitung untuk variabel harga (X2) sebesar 2,435 lebih besar dari nilai ttabel pada taraf signifikansi 0,05 sebesar 1,692. Oleh karena thitung> ttabel, maka Ho ditolak dan H2 diterima. Karena itu, dapat disimpulkan bahwa variabel harga (X2) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian dengan koefisien regresi sebesar 0,184. Hal ini berarti jika persepsi konsumen terhadap variabel harga (X2) yang tinggi semakin meningkat, maka keputusan pembelian akan meningkat. c). Apabila diperoleh nilai thitung untuk variabel promosi (X3) sebesar 2,456 lebih besar dari nilai tTABEL pada taraf signifikansi 0,05 sebesar 1,692. Oleh karena thitung>ttabel, maka Ho ditolak dan H3 diterima. Karena itu, dapat disimpulkan bahwa variabel promosi (X3) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian dengan koefisien regresi sebesar 0,188. Hal ini berarti jika persepsi konsumen terhadap variabel promosi (X2) yang tinggi semakin meningkat, maka keputusan pembelian akan meningkat.
Berdasarkan hasil uji – t di atas, terlihat bahwa tiga variabel independen, yaitu lokasi (X1), harga (X2), dan promosi (X3) yang dimasukkan sebagai prediktor untuk dapat menjelaskan hasil keputusan pembelian menghasilkan nilai significance (Sig.) yang jauh lebih kecil dari level α = 0,05 atau 5 persen, sedangkan variabel harga (X2), mempunyai nilai signifikansi di atas level α = 0,05 atau 5 persen. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara parsial variabel lokasi (X1), harga (X2), dan variabel promosi (X3) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian, dimana variabel promosi (X3) lebih dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Signifikan tidaknya pengaruh lokasi, harga, dan promosi tersebut secara bersama- sama (simultan) dapat dilihat dari hasil uji-f (Fhitung) serta tingkat probabilitas dengan tingkat kepercayaan 95 persen atau α = 0,05.
Jika Fhitung> Ftabel dan probabilitas < α 0,05 berarti ada pengaruh, sehingga hipotesis nol (HO) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima, selanjutnya, jika Fhitung< Ftabel dan probabilitas > α 0,05 berarti tidak ada pengaruh, maka hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (Ha) ditolak.
hasil uji-f simultan maka dapat dikatakan bahwa Ho ditolak, karena Fhitung = 6,25>
Ftabel = 2,91 pada taraf kepercayaan 95 persen atau α = 0,05, atau dengan melihat nilai Signifikansi (Sig.) = 0,000 (perhitungan komputer memperlihatkan angka 1013E-065).
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan secara simultan antara variabel lokasi (X1), harga (X2), dan promosi (X3) terhadap keputusan pembelian perumahan bersubsidi pada PT. Anugrah Putra Mandiri Makassar.
PENUTUP
Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil analisis yang dilakukan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa:
a).Variabel lokasi, harga, dan promosi berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap keputusan pembelian perumahan bersubsidi pada PT. Anugrah Putra Mandiri Makassar. b). Variabel yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian adalah promosi. Tanggapan responden mengenai menegenai variabel promosi yaitu adanya kemudahan dalam hal pengurusan surat-surat kelengkapan administrasi, pihak developer memberikan penjelasan secara jelas, dan pihak developer menawarkan perumahan dengan diskon uang muka.
Adapun saran-saran yang penulis dapat sampaikan sehubungan dengan kesimpulan dan hasil penelitian di atas, adalah sebagai berikut:: a). Bagi perusahaan, Diharapkan pimpinan PT. Anugrah Putra Mandiri Makassar untuk dapat memberikan jaminan masalah lokasi, harga, dan promosi pada konsumen agar kedepannya para konsumen melakukan keputusan pembeliaan pada perumahan bersubsidi yang sama dan menjadi contoh dan tolak ukur berupa kepada perusahaan yang lain dimana jauh lebih
mementing kualitas produk ketimbang kuantitas suatu produk. b). Bagi akademik, Sebagai bahan referensi untuk memperkaya yang dapat dipergunakan untuk keperluan proses belajar mengajar serta sebagai bahan bacaan bagi pihak-pihak yang akan melakukan penelitian dengan judul yang sama. c). Bagi penelitian, Menambah wawasan dalam melatih diri berpikir secarah ilmiah pada bidang pemasaran yang berkaitan dengan lokasi, harga, dan promosi terhadap keputusan pembelian, serta sebagai bekal dalam melakukan penelitian dimasa yang akan datang
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, T. (2017). “Manajemen Pemasaran”. Cetakan Ketiga. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Adisaputro, G. (2017). “Manajemen Pemasaran”. UPP STIM YKPN.
Yogyakarta.
Alma, B. (2019). “Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa’. Edisi Revisi. Cetakan 5.
Penerbit. Alfabeta. Bandung.
Arsyadi, M. (2019). “Manajemen Pemasaran dan Keputusan Pembelian”. Asgard Chapter. Yogyakarta.
Firdaus, M. (2018). “Manajemen Agribisnis”.
Edisi Satu. Cetakan Pertama. Penerbit.
Bumi Aksara. Jakarta.
Handoko, H. (2017). “Manejemen Personalia dan Pemasaran”. BPFE. Yogyakarta.
Irawan. (2018). “Manajemen Pemasaran Modern”. Liberty. Yogyakarta.
Kasmir. (2017). “Studi Kelayakan Bisnis”.
Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Penerbit.
Prenada Media. Jakarta.
Kotler, P. (2018). “Manajemen Pemasaran”.
Terjemahan Hendra Teguh. Edisi. 13. Jilid Dua. Penerbit. Prenhalindo. Jakarta.
Kotler, P. & Amstrong, G. (2018).
“Manajemen Pemasaran”. Edisi 12 Jilid I . Jakarta.
Lupiyoadi, H. (2019). “Manajemen Pemasaran Jasa”. Edisi Keempat. Penerbit.
Salemba Empat. Jakarta.
Mahmud, M. (2018). “Komunikasi Pemasaran”. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Penerbit. Cakra Ilmu. Yogyakarta.
Mulyono, B. (2018). “Pengaruh Kualitas Produk, Kepercayaan dan Komitmen Terhadap Loyalitas Nasabah”. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Vol.14.
Notoadmodjo. (2018). “Manajemen pemasaran”. Edisi Ke Dua. BPFE.
Yogyakarta.
Purnama, L. (2018). “Strategic Marketing Plan”. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Radiosunu. (2018). “Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan Analisis”. Edisi 2.
BPFE. Yogyakarta.
Rani, A. (2019). “Manajemen Pemasaran Keputusan Pembelian”. Bogor In Media.
Rangkuti, F. (2019). “Strategi Promosi Yang Kreatif”. Edisi Pertama. Cetakan Pertama.
Penerbit. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta
Sangadji, M. (2019). “Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Produk”. CV. Andi Offset. Yogyakarta.
Siagian, S. (2017). “Manajemen Pemasaran, Analisa Perilaku Konsumen” Cetakan Ketiga. Penerbit. BPFE. Yogyakarta.
Subagyo, A. (2018). “Marketing In Busisness”. Edisi Pertama. Penerbit. Mitra Wacana Media. Jakarta.
Sugiyono. (2017). “Metode Penelitian Bisnis”.
Alfabeta. Bandung.
Suparyanto & Rosad. (2019). “Manajemen Pemasaran”. Bogor In Media.
Supranto, J. (2018). “Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar”. Cetakan 3. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Swastha, B. (2019). “Manajemen Pemasaran Modern”. Liberty. Yogyakarta.
Tjiptono, F. (2017). “Strategi Pemasaran”.
Andi. Yogyakarta.
Umar, H. (2019). “Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen”. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Usmara, U. (2019). “Pemikiran Kreatif Pemasaran”. Cetakan Pertama. Penerbit.
Amara Books. Yogyakarta.
Winardi. (2019). “Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan Pangsa Pasar”. Cetakan Ke Tiga.
PT.Rineka Cipta. Jakarta.