• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) di UPT Puskesmas Sibela Surakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Analisis Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) di UPT Puskesmas Sibela Surakarta"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) DI UPT PUSKESMAS SIBELA SURAKARTA

ABSTRAK

Angelia Setyo Probo Rini1, Nella Tri Surya*

1Mahasiswa Program Studi Administrasi Kesehatan Program Sarjana, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Kusuma Husada Surakarta

Email : [email protected]

*Dosen Pengampu Program Studi Administrasi Kesehatan Universitas Kusuma Husada Surakarta

Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) di UPT Puskesmas Sibela Surakarta diawali dari Sumber Daya Manusia yang ada di puskesmas yaitu petugas penanggung jawab SIMPUS, kemudian melakukan pengumpulan dan pelaporan data yang akan diolah ke SIMPUS, sumber data diperoleh dari masing – masing pemegang program. Pendekatan penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) di UPT Puskesmas Sibela Surakarta.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam dengan 9 informan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan SIMPUS di Puskesmas Sibela Surakarta sudah cukup maksimal. Selain karena SDM yang kurang, juga terdapat kendala pada jaringan internet yang kadang trobel. Dalam pengumpulan laporan SIMPUS ke Dinas Kesehatan sudah lengkap dan tepat waktu. Disarankan untuk Kepala Puskesmas Sibela Surakarta untuk menyediakan sumber daya manusia yang cukup agar memudahkan tenaga kesehatan dalam pelaksanaan tugasnya.

Kata kunci : Sistem Informasi Manajemen Puskesmas

(2)

ABSTRACT

Angelia Setyo Probo Rini1, Nella Tri Surya*

1Student Undergraduate Program of Health Administration, Faculty of Health Science, University of Kusuma Husada Surakarta

Email : [email protected]

*Lecturer Undergraduate Program of Health Administration, University of Kusuma Husada Surakarta

The implementation of the Puskesmas Management Information System (SIMPUS) at the UPT Puskesmas Sibela Surakarta begins with the Human Resources in the puskesmas, namely the officer in charge of SIMPUS, then collects and reports the data to be processed to SIMPUS, data sources are obtained from each program holder.

This research approach uses qualitative descriptive. The purpose of this study was to determine the implementation of the Puskesmas Management Information System (SIMPUS) at the UPT Puskesmas Sibela Surakarta. The method used in this study was an in-depth interview with 9 informants. The results of this study show that the implementation of SIMPUS at the Sibela Surakarta Health Center is quite optimal. Apart from the lack of human resources, there are also obstacles to the internet network which are sometimes trobel. In the collection of SIMPUS reports to the Health Office, it is complete and timely. It is recommended for the Head of the Sibela Surakarta Health Center to provide sufficient human resources to facilitate health workers in carrying out their duties.

Keywords : Puskesmas Management Information System

(3)

LATAR BELAKANG

Sistem Informasi Kesehatan menurut World Heath Organization (WHO) adalah salah satu berdasarkan 6

building block” atau komponen primer pada sistem kesehatan pada suatu negara. Sedangkan pada tatanan Sistem Kesehatan Nasional (SKN), Sistem Informasi termasuk sub sistem ke–6 mengenai “Manajemen, Informasi dan Regulasi Kesehatan”. World Heath Organization (WHO) menjabarkan manfaat berdasarkan investasi sistem fakta kesehatan yaitu: membantu pengambilan keputusan guna mendeteksi dan mengendalikan kasus kesehatan, memantau perkembangan dan meningkatkannya pemberdayaan individu dan komunitas agar cepat dan gampang dipahami, dan melakukan perbaikan kualitas pelayanan kesehatan.

Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) adalah aktivitas dan pelaporan data umum, sarana, energi, dan upaya pelayanan kesehatan pada masyarakat (SK Menkes No 63/Menkes/SK/11/1981).

Depatermen Kesehatan sudah membuatkan Sistem Informasi Puskesmas (SP2TP), tetapi sistem tadi belum terintegrasi dengan baik dan sempurna. Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan sudah mengalami

kemunduran secara nasional, misalnya menurunnya kelengkapan dan ketepatan ketika penyampaian data SP2TP atau SIMPUS lantaran belum adanya kebijakan mengenai baku pelayanan bidang kesehatan termasuk tentang data dan berita yang menyebabkan persepsi masing – masing pemerintah wilayah daerah berbeda-beda yang menyebabkan Sistem Informasi Kesehatan yang telah dibangun tidak standar, baik secara variabel dan juga format masukan/keluaran yang berbeda, sistem dan pelaksanaan yang dibangun tidak bisa saling berkomunikasi, akibatnya data yang di dapatkan menurut masing – masing wilayah tidak seragam, akurasi, dan validitas data diragukan. Apalagi ditambah menggunakan lambatnya pengiriman data baik ke Dinas Kesehatan ke Kementrian Kesehatan yang akhirnya para pengambil keputusan/pemangku kepentingan merogoh keputusan dan kebijakan kesehatan tidak menurut data yang akurat (Kemenkes RI, 2011) (1).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Sedyo Pinerdi dkk, 2020) mengenai Tingkat Penerimaan dan Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas Kabupaten Jember menunjukkan bahwa

(4)

permasalahan dalam penggunaan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) saat ini masih belum berjalan dengan optimal. Hal ini dikarenakan ada faktor penyebab tidak digunakannya SIMPUS yakni kurang mendukungnya sarana dan prasarana dalam pengoperasian SIMPUS, kurangnya dukungan kepala puskesmas untuk tetap mengoperasikan SIMPUS, serta kurang pahamnya petugas mengenai pentingnya penggunaan SIMPUS (2).

Menurut Wahyu (2018), penggunaan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) di Puskesmas Sukowono masih belum berjalan dengan baik dikarenakan jaringan internet yang kurang stabil yang membuat keterlambatan petugas untuk pendaftaran dan poli dalam memasukkan data pasien karena SIMPUS di Puskesmas Sukowono berbasis web.

Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) merupakan suatu sarana pelayanan kesehatan sebagai andalan atau tolak ukur berdasarkan pembangunan kesehatan, sarana peran dan masyarakat, sentra pelayanan pertama yang menyeluruh berdasarkan suatu wilayah (3). Kementrerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan jumlah Puskesmas di Indonesia pada tahun 2016 sampai dengan 2020

sebanyak 10.205 Puskesmas yang meliputi rawat inap sebanyak 4.119 puskesmas dan non rawat inap sebanyak 6.086 puskesmas. Provinsi Jawa Tengah di tahun 2020 terdapat 35 Kabupaten dengan jumlah puskesmas di Kota Surakarta sebanyak 17 puskesmas yang meliputi rawat inap sebanyak 13 puskesmas dan non rawat inap sebanyak 4 puskesmas (4).

Puskesmas menjadi ujung tombak pelaksana pembangunan kesehatan pada wilayah untuk menjalankan program- programnya membutuhkan manajemen yang efektif mulai berdasarkan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengevaluasian acara-acara yang dijalankannya (5). Puskesmas Sibela Surakarta merupakan salah satu puskesmas rawat inap dengan jumlah 48.215 kunjungan per 1 Januari – Desember 2021.

Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Kesehatan (SIMPUS) di UPT Puskesmas Sibela Surakarta masih ditemukan adanya kendala dalam proses pengolahan data sering mengalami keterlambatan dalam hal input data ke dalam komputer yang disebabkan oleh keterlambatan dari pemegang program kepada petugas SIMPUS.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis

(5)

Pelaksanaan Sitem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) di UPT Puskesmas Sibela Surakarta.”

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam dengan 9 informan.

HASIL PENELITIAN Masukan (Input)

Ketersediaan Sumber Daya Manusia Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan koordinator SIMPUS, penanggung jawab KIA, dan responden lainnya.

“Untuk pemegang program pelaksanaan SIMPUS hanya saya sendiri tetapi juga dibantu sama petugas yang lain, tetapi di masing – masing program sudah ada penanggung jawabnya sendiri seperti KIA, Kesling, Promkes, Gizi, Pustu dan lainnya yang bertugas untuk membuat laporan dari setiap program untuk di input ke SIMPUS”.

(Wahyu Pratama)

“Untuk pelaksanaan SIMPUS di KIA sumber daya manusia sudah cukup kalau bidannya tidak di job yang

lain, tetapi jika ada pelayanan mendadak atau ada program lain SDM nya masih kurang”. (Dwi Parwanti)

“Untuk dibagian promosi kesehatan SDM masih kurang. Kita ada 5 orang, seharusnya ada penambahan sekitar 2 orang”. (Muh. Aji Bayu)

”SDM di gizi masih kurang karena petugas masih di tambah beban pekerjaan yang lain, jadi kurang fokus dengan pekerjaannya”.

(Sarwanti)

Pelatihan SIMPUS

Pelatihan dimaksudkan guna menguasai berbagai macam keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja eksklusif dan rutin (Handoko, 1995:104).

“Pernah sekali, awal tahun 2019.

Untuk selanjutnya kita hanya remote by remote untuk melakukan koordinasi”. (Wahyu Pratama)

“Pernah, setiap ada updateing

mengenai program – program baru

SIMPUS kita selalu di informasikan

kepada petugas, lebih ke sosialisasi

bukan pelatihan”. (Dwi Parwanti)

(6)

Sarana dan Prasarana SIMPUS Sarana dan prasarana merupakan salah satu indikator penting dalam penentu keberasilan dalam SIMPUS dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pegawai sehingga dapat mencapai sesuai yang diharapkan.

“Setiap ruangan ada komputer, printer, jaringan internet. Mungkin untuk hambatan yang ada di SIMPUS itu terkadang jaringannya yang down atau gangguan pada jaringan, kalau yang lain tidak ada masalah”. (dr. Haryanti Katrini)

”Untuk sarana yang disediakan sudah tercukupi. Hanya jaringan yang sering down. Karena SIMPUS itu yang dibutuhkan adalah kecepatan, apabila ada kendala pada jaringan kita harus sabar. Waktu jaringan kita up SIMPUS nya juga cepat”. (Wahyu Pratama)

Proses (Proccess) Sumber Data

Sumber data yang didapatkan yaitu dari para pemegang program yakni pemegang program KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Promosi Kesehatan, Pencegahan dan

Pemberantasan Penyakit Menular, dan Petugas Puskesmas Pembantu yang nantinya akan diolah ke SIMPUS.

“Sumber data SIMPUS dari pemegang program seperti KIA, Promes, Kesling, Gizi, dan sebagainya. Setiap pemegang program mengisi format yang sudah ada lalu dikumpulkan untuk diolah kembali”. (Wahyu Pratama)

Kendala dalam proses pengumpulan data yang diolah ke SIMPUS.

Hasil wawancara mendalam mengenai kendala dalam proses pengumpulan data dalam pelaksanaan SIMPUS di Puskesmas Sibela Surakarta sebagai berikut :

“Kalau untuk pencatatan, pengumpulan data, pengolahan dan penginputan laporan tidak ada masalah. Kendalanya kita hanya di jaringan saja”. (Wahyu Pratama)

“Kalau hambatan ada. Sebenarnya

kalau tenaga kita cukup di poli KIA

dengan 4 orang itu stand by tidak

ada hambatan, tetapi kalau ada

kegiatan atau event yang mengambil

tenaga terutama bidan yang ada di

(7)

KIA itu kemungkinan ada kendala.

Kendalanya mungkin SIMPUS nya akan dimasukkan dalam jangka waktu yang seharusnya pasien sudah keluar ruangan, akan dimasukkan beberapa menit atau beberapa jam kemudian”. (Dwi Purwanti)

”Kalau untuk pengumpulan data ada hambatan karena terlalu banyak penduduk sehingga kita membutuhkan kader, karena kalau dari saya tidak bisa sendiri jadi harus dibantu dengan kader.

Kendalannya karena terlalu luasnya wilayah”. (Muh. Aji Bayu)

“Karena SDM kita kurang, jadi untuk penginputan data kita jadi keteteran dalam proses pengumpulan data”. (Dyah Kumalasari)

Keluaran (Output)

Hasil wawancara dengan kepala puskesmas dan koordinator SIMPUS mengenai pelaksanaan SIMPUS berjalan dengan baik dan pengumpulan laporan SIMPUS dapat terkirim tepat waktu dan lengkap.

“SIMPUS itu sebenarnya sudah ditetapkan dari Dinas Kesehatan, jadi untuk sistem informasi kita bisa diberikan kemudahan untuk

mendapatkan back up laporan setiap bulannya. Kalaupun ada kendala pasti ada laporan, terkadang pada aplikasinya ada kendala biasanya di informasikan dari tingkat Dinas ke kita”. (dr. Haryanti Katrini)

“Data yang dikirimkan sudah lengkap dan tepat waktu. Namun demikian konsolidasi data tetap dapat dilakukan setelah pengiriman laporan tersebut”. (Wahyu Pratama)

PEMBAHASAN Masukan (Input)

Sumber Daya Manusia

Penelitian yang dilakukan oleh Linda Ida Tiara, dkk (2019), mengenai sumber daya manusia yang menyebabkan SIMPUS tidak terlaksana adalah kurangnya tenaga untuk mengoperasikan SIMPUS.

SDM dibagian penerimaan pasien di Puskesmas Kalimas berjumlah 4 (empat) orang, dimana 3 pelaksana pendaftaran berlatar belakang SMA dan 1 orang berlatar belakang rekam medis yang masih kurang.

Berdasarkan hasil penelitian

mengenai sumber daya manusia di

Puskesmas Sibela Surakarta

menyatakan bahwa di poli KIA, Gizi,

(8)

dan Promosi Kesehatan masih kurang hal tersebut yang menyebabkan pelaksanaan SIMPUS di Puskesmas Sibela Surakarta tidak terlaksana dengan baik. Diketahui bahwa sumber daya manusia yang ada di Puskesmas Sibela Surakarta adalah satu orang yaitu koordinator SIMPUS yang memiliki latar belakang rekam medis dan dibantu oleh para pemegang program lainnya. Hasil penelitian tersebut didukung oleh (11) yang menyatakan bahwa sumber daya manusia yang ada di Puskesmas Kalimas belum dapat menjalankan SIMPUS yang ada, dikarenakan sumber daya manusia yang belum menguasai IT dan belum dapat mengoptimalkan SIMPUS yang ada.

Sarana dan Prasarana

Berdasarkan hasil peneliti tentang sarana dan prasarana dalam menunjang pelaksanaan SIMPUS di Puskesmas Sibela Surakarta sudah berjalan dengan baik, akan tetapi masih terdapat kendala seperti gangguan pada jaringan internet yang trobel sehingga menghambat kinerja petugas dalam pelaksanaan

SIMPUS. Hal tersebut sesuai dengan penelitian dari (1) yang menyatakan bahwa hambatan pada pelaksanaan SIMPUS Puskesmas Grajangan sudah terdapat sarana yang mendukung, tetapi hanya terdapat di ruang kepala tata usaha dan digunakan secara bergantian untuk pelaksanaan SIMPUS. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (12) yang menyatakan bahawa secara umum ketersediaan fasilitas dukungan teknis dan administratif untuk mendukung pelaksanaan program SIMPUS di Puskesmas Kawua tidak mengubah penyediaan data SIMPUS. Puskesmas Kawua memiliki satu unit komputer, beberapa mobil perusahaan, listrik 24 jam dan satu unit printer. Hal ini tidak sesuai dengan sarana dan prasarana yang ada di Puskesmas Sibela serakarta yang sudah memiliki fasilitas dukungan teknis dan administratif untuk mendukung pelaksanaan program SIMPUS agar berjalan dengan baik.

Proses (Proccess)

Penelitian oleh Pratiwi dan

Pujihastuti (2016), menjelaskan data

(9)

yang dientri ke dalam SIMPUS berasal dari resep pelayanan yang baik dari pelayanan induk maupun pelayanan daerah. Pembuatan laporan dilakukan oleh masing – masing program kerja yang akan dikirimkan ke Dinas Kesehatan.

Berdasarkan hasil wawancara mengenai pencatatan data di Puskesmas Sibela Surakarta tidak ada kendala dalam pencatatan, pencatatan sudah dilakukan sesuai dengan pedoman. Hal tersebut tidak sesuai dengan penelitian (14) yang menyatakan bahwa pencatatan yang dibuat tidak sesuai dengan pedoman SIMPUS. Ada kegiatan yang tidak dilakukan oleh puskesmas, karena catatan yang dibuat masih banyak berisi data yang ada di formulir kosong untuk direkap. Selain itu, pencatatan ringkasan sering menyebabkan kesenjangan data karena kesenjangan data telah mencapai abses ketika pelaporan data belum tiba.

Keluaran (Output)

Ketepatan waktu dalam pengiriman laporan SIMPUS mulai dari level bawah sampai ke Dinas

Kesehatan sangat penting. Menurut Kusrini dan Koniyo (2007), menyatakan bahwa informasi yang tiba tidak boleh terlambat. Di dalam pengambilan keputusan informasi yang telah lama tidak lagi bernilai.

Jika informasi terlambat maka sebagai akibatnya pengambilan keputusan juga terlanbat untuk dilakukan. Hal ini dapat berakibat fatal bagi perusahaan. Dari hasil penelitian yang dilakukan kepada Koordinator Dinas Kesehatan Kota Surakarta diperoleh informasi bahwa untuk Puskesmas Sibela Surakarta sudah tepat waktu dalam pengiriman pelaporan data. Dalam kelengkapan data sudah sesuai dengan format yang telah diberikan oleh Dinas Kesehatan Kota Surakarta.

Dari kesimpulan yang

dilakukan oleh peneliti, peneliti

menggunakan triangulasi sumber

dengan informasi yang tepat dan

lengkap. Salah satunya dengan

melakukan wawancara mendalam

dengan koordinator SIMPUS di

Dinas Kesehatan Kota Surakarta dan

membandingkan dengan informasi

yang diperoleh saat peneliti

mewawancarai koordinator SIMPUS

(10)

di Puskesmas Sibela Surakarta.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh (12) yang menyatakan bahwa dalam hal laporan bulanan rata – rata pada tanggal 6 atau 7 setiap bulannya, tetapi untuk Puskesmas Toua, ada laporan paling awal pada tanggal 18 setiap bulannya. Surat pernyataan dari koordinator SIMPUS di Puskesmas Towua bahwa setoran akan dilakukan pada tanggal 5 bulan berjalan dan laporan harus diserahkan ke dinas kesehatan kota.

SIMPULAN

Berdasarkan penelitian mengenai Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) di UPT Puskesmas Sibela Surakarta diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada Ketersediaan Sumber Daya Manusia secara keseluruhan di Puskesmas Sibela Surakarta masih ada yang kurang, dikarenakan petugas penanggung jawab SIMPUS hanya ada satu orang dan masih dibantu dengan masing – masing pemegang program. Sarana dan prasarana sudah memadai namun masih ada kendala yaitu jaringan internet yang kurang bagus

sehingga terhambat dalam pengerjaan.

2. Dalam proses pengumpulan dan pelaporan data SIMPUS, proses program yang dilaksanakan oleh pihak Puskesmas Sibela Surakarta dalam pelaksanaan sistem informasi manajemen yaitu, sumber data yang diperoleh dari masing – masing pemegang program kemudian dikumpulkan ke penanggung jawab SIMPUS yang akan diolah sebelum dikirimkan ke Dinas Kesehatan. Dalam pengumpulan laporan data sudah lengkap dan tepat waktu, laporan SIMPUS juga sesuai dengan format yang diberikan Dinas Kesehatan.

3. Hasil dari pelaksanaan sistem informasi manajemen di Puskesmas Sibela Surakarta telah berjalan dengan baik. Dari masing – masing pemegang program sudah memahami pengisian data secara maksimal dan untuk pengiriman laporan terkirim secara otomatis dan real time ke aplikasi SIPEDU ke Dinas Kesehatan Kota Surakarta.

SARAN

Berdasarkan penelitian mengenai Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) di

(11)

UPT Puskesmas Sibela Surakarta diperoleh saran sebagai berikut :

1. Diharapkan kepada Kepala Puskesmas Sibela Surakarta dapat melengkapi penyediaan Sumber Daya Manusia yang cukup agar memudahkan tenaga kesehatan dalam pelaksanaan tugasnya.

2. Diharapkan kepada Kepala Puskesmas Sibela Surakarta menjadikan evaluasi untuk peningkatan jaringan dan ketepatan dalam akses jaringan yang ada di Puskesmas Sibela Surakarta.

3. Untuk mencapai suatu keberasilan dalam pencatatan dan pelaporan, seharusnya ada koordinasi yang baik atau kerjasama tim antar petugas pelaksana program SIMPUS dengan coordinator SIMPUS.

DAFTAR PUSTAKA

1. Handayuni L. Analisis Pelaksanaan Sistem Pencatatan Dan Pelaporan Terpadu Puskesmas Nanggalo Padang.

2013;(29):147–51.

2. Pinerdi S, Ardianto ET, Nuraini N, Nurmawati I. Tingkat Penerimaan Dan Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas Kabupaten Jember. J-

REMI J Rekam Med dan Inf Kesehat. 2020;1(2):104–12.

3. Simpus P, Uptd DI, Penumping P. ANALISIS PELAKSANAAN

SISTEM INFORMASI

MANAJEMEN. :159–65.

4. Tengah PJ. Data Dasar Puskesmas. 2020;

5. Pengaruh A, Pelayanan K, Fasilitas DAN, Kepuasan T, Puskesmas P. Analis Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Fasilitas Kesehatan Terhadap Kepuasan Pasien Puskesmas. J Ilmu Manaj.

2014;11:1–26.

6. Utomo DSN, Fitriasih SH, Setiyowati S. Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus) (Studi Kasus : Puskesmas Induk Di Wilayah Kabupaten Sukoharjo).

J Teknol Inf dan Komun.

2021;9(1):27.

7. Christanti ND, Pratiwi RD.

Analisis Penyebab Kegagalan Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus) dalam Penerimaan Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Adimulyo Kabupaten Kebumen. J Kesehat Vokasional. 2016;1(1):13.

(12)

8. sukma utami. Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Pembentukan Karakter Anak Pada Mata Pelajaran PKn Di SDN No. 77 Kanaeng Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar. 2018;(77).

9. Siregar E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Pendidikan Dan Pelatihan (Diklat) Dalam Upaya Pengembangan Sumber Daya Manusia (Sdm). J Din Pendidik.

2018;11(2):153.

10. Lestari SY, Komariah N, Rizal E. Pengelolaan Informasi Sebagai Upaya Memenuhi Kebutuhan Informasi Masyarakat. J Kaji Inf dan Perpust. 2016;4(1):59.

11. Tiara LI, Subinarto S. Analisis Penyebab Tidak Digunakannya Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus) dalam Penerimaan Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Kalimas Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang. J Rekam Medis dan Inf Kesehat.

2019;2(2):65.

12. Erwin Passapari, Sudirman ARACN. Evaluasi Pelaksanaan

Program Sistem Pencatatan Dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (Sp2Tp) Di Puskesmas Kawua Kecamatan Poso Selatan Kabupaten Poso. J Kesehat Prima. 2018;1:139–50.

13. Widodo MD, Renaldi R.

Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) Generik Di Unit Rekam Medis Puskesmas Siak Hulu Tahun 2020. J Hosp Manag Heal Sci.

2021;2(1):133–8.

14. Suciono L, Firdawati F, Edison E. Analisis Pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) di Kota Padang Tahun 2018. J Kesehat Andalas. 2019;8(3):700.

Referensi

Dokumen terkait

Puskesmas Pegang Baru, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat sudah memanfaatkan SIMPUS sejak tahun 2010, namun pelaksanannya belum maksimal karena SDM

Dimana dukungan organisasi ini tidak hanya dari Dinas Kesehatan Kota Surakarta saja tetapi dari pihak Puskesmas itu sendiri juga mendukung dengan diadakaannya SIMPUS

langsung kebagian pelayanan yang lain, akan tetapi dalam menginput data obat ada kendala karena dari poli hanya memasukkan satu jenis obat saja ke dalam SIMPUS.

TINJAUAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) BERDASARKAN JARINGAN KOMUNIKASI DATA DI PUSKESMAS KARANGMALANG SEMARANG TAHUN 2013.. ARIESTA

Disarankan kepada puskesmas untuk mengupayakan pelatihan tentang SIMPUS bagi petugas SIMPUS dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, menegakkan disiplin bagi

Disarankan kepada puskesmas untuk mengupayakan pelatihan tentang SIMPUS bagi petugas SIMPUS dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, menegakkan disiplin bagi

Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) Berbasi Komputer dengan Metode PIECES di Puskesmas Wilayah Kabupaten Blora.. Jakarta :Kementrian

SIMPUS sebagai sistem pengelolaan data berbasis tehnologi yang digunakan Puskesmas Sawangan telah membantu sistem kerja Puskesmas dalam pengolahan, akses dan trasfer