• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis pemikiran al-syatibi dan abraham maslow

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "analisis pemikiran al-syatibi dan abraham maslow"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

7Usman Betawi, Maqashid Al-Syariah Sebagai Landasan Hukum Islam Dalam Pandangan Al-Syatibi dan Jasser Auda, Jurnal (Deli Serdang: Jurnal Hukum FH UNPAB, 2018).

Tujuan dan kegunaan penelitian

Penelitian terdahulu

Tulisan ini akan menegaskan kembali pentingnya membaca pemikiran Al-Ghozali dan Maslow dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia. Penelitian ini mengenai teori ekonomi konvensional yang menggambarkan kepuasan (utilitas) sebagai memiliki barang dan jasa untuk memuaskan keinginan manusia. Jurnal Zulkarnain Abdurrahman berjudul “Teori Maqashid Al-Syatibi dan Kaitannya dengan Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Abraham Maslow”.

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji konsep maqasid al-syariah menurut Imam al-Syatibi dan relevansinya dengan keadaan saat ini serta menghubungkannya dengan tingkat kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow. Al-Syatibi merupakan seorang ulama klasik yang banyak berbicara tentang maqasid al-syariah dalam karya monumentalnya al-Muwafaqat fi Ushul al-Syariah, sehingga dianggap oleh sebagian kalangan sebagai muasis (pelopor) ilmu maqasid. Jurnal Waryani Fajar R berjudul “Meningkatnya Kebutuhan Maqashid Asy-Syariah (Perspektif Ekonomi Islam Kontemporer)”.

Penelitian ini membahas tentang permasalahan perekonomian modern akibat perkembangan peradaban manusia dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Metode penelitian

  • Jenis penelitian
  • Sumber Data dan Teknik Pengumpulan data
  • Teknik Analisis Data

Langkah pertama yang penulis lakukan dalam teknik pengumpulan data adalah mengumpulkan dan memahami buku-buku dan kitab-kitab yang berkaitan dengan judul penelitian penulis. Langkah-langkah analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: pertama, penulis akan mengkaji data secara cermat dan menyeluruh kemudian mengabstraksikannya melalui metode deskriptif. Kedua, penulis akan mencari persamaan dan perbedaan masing-masing tokoh sebagai perbandingan.

Ketiga, penulis akan menarik kesimpulan secara cermat dalam menanggapi rumusan masalah untuk menghasilkan pemahaman baru yang komprehensif dan sistematis.

Sistematika Penulisan

KAJIAN TEORI

Pengertian Kebutuhan Manusia

Hal ini disebut kebutuhan karena jika tidak dipenuhi dapat menimbulkan dampak negatif, seperti nyeri yang semakin parah atau kondisi fisik yang tidak menyenangkan akibat kelaparan. Keinginan manusia dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu keinginan yang disertai kemungkinan membeli barang dan jasa yang diinginkan, dan keinginan yang tidak disertai kemungkinan membeli barang dan jasa yang diinginkan. Ketiga, kebutuhan adalah keinginan yang digambarkan dengan perasaan memerlukan atau menginginkan sesuatu guna mencapai kegiatan tertentu.

Biasanya orang merasa tidak puas menerima benda-benda yang diperoleh melalui usaha dan prestasi, jika keinginan dan kebutuhan masa lalu terpenuhi maka akan muncul keinginan-keinginan baru. Contohnya seseorang yang tidak memiliki kendaraan pribadi tentu berkeinginan untuk memiliki kendaraan pribadi, minimal roda dua sebagai alat transportasi untuk menunjang aktivitas hidupnya, dan lama kelamaan ia berhasil memiliki dua. - motor beroda menimbulkan keinginan baru untuk memiliki mobil pribadi walaupun mobil bekas atau bekas, mobil baru dengan harga terjangkau dan setelah ia berhasil memiliki mobil dengan hasil kerja keras dan usahanya, muncullah sebuah keinginan timbullah generasi muda bisa mendapatkan mobil yang lebih mewah ketika pendapatannya meningkat dan seterusnya sehingga kebutuhan manusia tidak terbatas. Kebutuhan adalah keinginan manusia terhadap barang dan jasa dalam upaya mempertahankan hidupnya yang kepuasannya dapat bersifat jasmani dan rohani.

Artinya kebutuhan merupakan hal yang primer sedangkan keinginan merupakan tambahan atau pelengkap dari kebutuhan utama, hal ini dapat diilustrasikan sebagai berikut. Pakaian merupakan kebutuhan pokok manusia. Dalam beraktivitas sehari-hari masyarakat memerlukan pakaian yang bersih dan sopan, sedangkan dalam kondisi masyarakat juga mempunyai keinginan. untuk pakaian yang dikenakannya, misalnya seorang pemuda ingin mempunyai baju polo import atau branded. Namun karena dampak globalisasi dan sosialisasi konsumsi, para pelajar tersebut masih memiliki keinginan untuk memiliki merek Apple. Karena fitrah manusia sudah menjadi kodratnya sehingga manusia mempunyai sifat yang selalu merasa kekurangan dan semakin banyak kenyamanan yang dimiliki maka kebutuhan yang dirasanya semakin tidak terpenuhi.

Faktor Alam dan Lingkungan Struktur alam tempat manusia berada mendorong manusia untuk bertindak atau beradaptasi dengan lingkungan alamnya. Dalam hal ini, sebagai makhluk sosial, masyarakat cenderung ingin beradaptasi dengan lingkungannya, misalnya masyarakat yang tinggal di pedesaan tentu mempunyai gaya hidup dan kebutuhan yang berbeda dengan masyarakat yang tinggal di perkotaan. Faktor Perdagangan Internasional Akibat pesatnya perdagangan luar negeri atau internasional, semakin banyak pula barang-barang luar negeri yang masuk ke dalam negeri kita, hal ini menyebabkan kebutuhan dalam negeri, baik kebutuhan negara maupun kebutuhan rakyatnya semakin meningkat dengan cepat.

Faktor Demonstration Effect Lancarnya arus perdagangan internasional, tidak hanya barang yang masuk ke suatu negara, namun budayanya juga turut berperan. Yang biasa disebut dengan efek demonstrasi adalah sifat atau kebiasaan meniru tingkah laku atau apa yang dilihat orang lain.

Jenis-jenis Kebutuhan Manusia

Kaedah sistematik yang digunakan agak baru iaitu mampu mengaitkan kepastian hukum dengan keadilan hukum (al 'adalah) sebagai tujuan hukum dalam syari'ah, yang biasa disebut sebagai maqashid al-shari'ah (tujuan syari'ah). a) lebih dekat dan serius. Beliau menjadikan perbincangan ini sebagai topik baru yang berdiri sendiri dalam kajian metodologi hukum Islam, kerana topik maqasid ash-shari'ah sebelum ini tidak banyak mendapat perhatian. Syathibi berusaha untuk memastikan kepastian dan keadilan undang-undang secara lebih sistematik dan menyeluruh, yang dinamakannya sebagai maqashid as-syari'ah.

Hierarki motivasi Maslow yang berkaitan dengan teori maqashid syari'ah dapat dikatakan sebagai motivasi umum dalam perilaku manusia, yang disebut dengan maqashid dalam teori maqashid al-shari'ah. Maqashid syari'ah adalah keseluruhan tujuan (motivasi atau motif) penetapan syariat oleh Allah. Secara etimologis (lughawy), maqashid al-syari'ah terdiri dari dua kata, yaitu maqashid dan syari'ah.

Qashdu asy-Shari' fi Wadh'i asy-Shari'ah lil Ifham (Niat Allah dalam menegakkan syariat-Nya adalah supaya dapat difahami). Qashdu asy-Shari' fi Wadh'i asy-Shari'ah li al-Taklif bi Muqtadhaha (Niat Allah dalam menegakkan syariat supaya dapat dilaksanakan). Qashdu ash-Syari' fi Dukhul al-Mukallaf tahta Ahkam ash-Shari'ah (Niat Tuhan, Mengapa Individu Harus Mengamalkan Syariah).

Maksud Syari' bagi subjek hukum (mukallaf) adalah segala niat (niat) dari perbuatan yang dilakukan harus sejalan dengan pedoman syariat, sehingga dalam hal ini niat menjadi dasar suatu perbuatan. . Aturan-aturan dalam syariah tidak dibuat untuk syariah itu sendiri, namun dibuat dengan tujuan untuk mengambil manfaat darinya. Kata kunci yang belakangan sering disebutkan oleh para cendekiawan muslim adalah maslahah, artinya kebaikan, barometernya adalah syariah.

Apabila individu telah melaksanakan syariat, maka ia akan terbebas dari belenggu syahwat dan menjadi hamba dalam syarat Syathibiikhtiyaran dan bukan dalam idtiraran. Menurut Al-Syatibi, Maqashid dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu Maqshud asy-Syari' dan Maqshud al-Mukallaf.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan

GAMBARAN UMUM

Biografi Abraham Maslow

4Siti Muazaroh dan Subaidi, Kebutuhan Manusia dalam Pikiran Abraham Maslow (Review Maqashid Syariah), Jurnal (Yogyakarta: Al-Mazahib, 2019). Dalam penyusunan maqasid al-shari'ah yang dimaksud, tujuan Allah adalah menyampaikan syariat atau petunjuk Allah kepada manusia agar mereka bertindak sesuai dengan norma-norma yang diturunkan-Nya (qashd al-Khaliq/ al-Syari)' ). Maqashid merupakan kata benda berbentuk jamak dari kata maqsid yang berasal dari kata qasada yaqsudu qasdan yang berarti disengaja atau bertujuan. Dari segi bahasa, kata syariah mempunyai banyak arti, antara lain jalan menuju suatu tempat berair dan jalan yang lurus.

Sedangkan menurut istilah syari’ah adalah segala sesuatu yang ditetapkan Allah bagi hamba-Nya, baik yang berkaitan dengan keimanan, ibadah, akhlak dan muamalat serta segala sistem yang mengatur kehidupan manusia untuk kemaslahatan dan kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat. Bahkan Abu Ishaq al-Syathibi sendiri yang disebut-sebut sebagai pionir ilmu maqashid tidak pernah menyebutkan definisinya, kecuali hanya mengatakan bahwa: “Sesungguhnya syariat bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan manusia di dunia dan di akhirat, atau hukum-hukum ini ditetapkan demi kesejahteraan umat manusia”. 1 Zulkarnain Abdurrahman, Teori Maqashid Al-Syatibi dan Kaitannya dengan Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Abraham Maslow, Jurnal (UINSU: Al-Fikr, 2020).

3 Zulkarnain Abdurrahman, Teori Maqashid Al-Syatibi dan Kaitannya dengan Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Abraham Maslow, Jurnal (UINSU: Al-Fikr, 2020). Senada dengan hal tersebut, Muhammad Abu Zahrah juga menyatakan bahwa tujuan Islam yang sebenarnya adalah kemaslahatan. Tidak ada satu aturan pun dalam syariat, baik dalam Al-Qur'an maupun Sunnah, kecuali ada kemaslahatan di dalamnya. Jadi dapat dipahami bahwa seperangkat aturan yang ditetapkan Allah dalam syariat dimaksudkan untuk menempatkan manusia pada kondisi yang baik dan menghindarkan mereka dari segala hal yang menempatkan mereka pada kondisi yang buruk, tidak hanya dalam kehidupan dunia saja, namun juga dalam kehidupan mereka. juga di akhirat.

4 Zulkarnain Abdurrahman, Teori maqashid Al-Syatibi dan kaitannya dengan kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow, Jurnal (UINSU: Al-Fikr, 2020). Terkait hal tersebut, Syathibi kemudian melanjutkan bahwa untuk memberi kemaslahatan bagi manusia dan mencegah kemalangan, maka mereka harus mengamalkan syariat, atau dalam istilah yang dikemukakannya, Qashdu asy-Syari' fi Dukhul al-Mukallaf singgasana Ahkam asy - Syari' ah (Niat Allah mengapa individu harus menunaikan syariat). Jadi tujuan maqashid syari'ah di sini bukan sekedar pemeliharaan dalam bentuk pemeliharaan tetapi lebih jauh lagi untuk menciptakan perkembangan dan pertumbuhan bagi seluruh fasilitas kehidupan dan kemaslahatan umum (public interest) serta kemaslahatan pribadi.

Dari uraian di atas terlihat bahwa teori Al-Syatibi lebih fokus pada lima kebutuhan dasar manusia yang perlu dilindungi. Secara umum hipotesis tingkat kebutuhan manusia yang dikemukakan Maslow wajib ada dalam gagasan Maqashid syariah Al-Syatibi. Dalam teori yang disampaikan Al-Syatibi, kebutuhan manusia merupakan tujuan umum dalam penetapan syariah oleh Allah.

Maqashid yang kedua ialah tujuan syariat dalam subjek hukum (qasdu al-mukallaf). Dalam hal ini, al-Syathibi menekankan dua perkara: a) Tujuan syari’at bagi subjek hukum (mukallaf) ialah segala niat (niat) dengan perbuatan yang hendak dilakukan mestilah mengikut garis panduan syari’. a, sehingga dalam hal ini, niat adalah asas kepada sesuatu amal, b) Sesiapa yang melaksanakan perintah Allah tetapi mempunyai niat dan niat lain yang tidak diniatkan oleh syarak, maka perbuatannya dikategorikan sebagai tidak sah.

Tabel perbedaan teori kebutuhan menurut Al-syatibi dan Abraham  Maslow
Tabel perbedaan teori kebutuhan menurut Al-syatibi dan Abraham Maslow

Gambar

Tabel perbedaan teori kebutuhan menurut Al-syatibi dan Abraham  Maslow

Referensi

Dokumen terkait

yang berarti kedua variabel independen yaitu motivasi kerja yang terdiri dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, kebutuhan

Sedangkan faktor kebutuhan eksternal diwakili oleh variabel kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri yang mampu menjelaskan

ekstrinsik adalah kebutuhan fisiologis, dan yang tergolong dalam motivasi intrinsik adalah.. penghargaan dan

Psikologis Sosiologis Kebutuhan keselamatan dan keamanan Kebutuhan cinta dan rasa memiliki dan dimiliki Kebutuhan aktualisasi Diri Berkomunikasi Belajar Bekerja Bermain dan

Tingkatan yang paling dasar, atau yang pertama meliputi , kebutuhan fisiologis, kebutuhan fisiologis, Kebutuhan untuk keselamatan, kebutuhan untuk cinta, kebutuhan Esteem,

Dalam perspektif ekonomi syariah, pengembangan utility diarahkan bahwa yang menjadi sifat atau kekuatan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia di dunia

Ketika siswa sudah memenuhi kebutuhan-kebutuhan hierarki tersebut, mulai dari kebutuhan fisiologis, keamanan, kasih sayang, dan harga diri terpenuhi, maka motivasi

Teori Aktualisasi Diri oleh Carl Rogers digunakan pada penelitian ini untuk memahami 5 kebutuhan kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa cinta dan rasa