• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap 350

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap 350"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA MAKASSAR

Karmelia Meme Arang, Arsyad Paweroi, Syarifuddin.

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar

[email protected], [email protected], [email protected] ABSTRACT

The research aims to find the accounting treatment of fixed assets at PDAM Makassar whether it is in accordance with the entity’s financial accounting standards without public accountability (SAK ETAP) or not. The suitability includes acquisition cost, depreciation cost, method of acquisition of fixed assets, termination of fixed assets and disclosure of fixed assets in PDAM Makassar. The research method used comparative descriptive. The technique of collecting data used obsevation, interview, and documentation. The data analysis used comparative descriptive.

The result shows that acquisition cost, depreciation cost, method of acquisition of fixed assets, terminationof fixed assets and disclosure of fixed are already in accordance with the entity’s financial accounting standards without public accountability (SAK ETAP)

Keywords: SAK ETAP

PENDAHULUAN

Aktiva tetep merupakan sesuatu yang penting bagi perusahaan, selain digunakan sebagai modal kerja aktiva biasanya digunakan sebagai alat investasi jangka panjang bagi perusahaan. mengingat tujuan dari pengadaan aktiva tetap adalah modal kerjayang tidak dapat diperjualbelikan , sehingga proses pengadaan serta cara perolehannya juga harus diperhitungkan dengan tepat.

Pengertian Aktiva menurut standar akuntansi keuangan entintas tanpa akuntibilitas publik (SAK ETAP) aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksud untuk dijual beli dalam rangka kegiatan normal perusahaanempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

Suatu aktiva didigolongkan dan dicatat apabila aktiva itu memiliki kriteria: aktiva dimiliki perusahaan,

memeiliki wujud yang nyata.

Dimaksudkan untuk digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan dan bukan untuk dijualbelikan dan memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun periode.

Aktiva tetap pada umumnya memiliki nilai yang besar sehingga dapat mempengarui posisi kekayaan dalam laporan keuangan.

Pegertian aktiva tetap menurut PDAM Kota Makassar aktiva tetap adalah aktiva yang berwujud yag dimiliki perusahaan atau digunakan dalam proses produksi dan distribusi air atau tujuan administrative dan diharapkan dapat digunakan lebih dari satu tahun periode.

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar, merupakan perusahaan yang bergerak dibidang penyedian air bersih dan air minum dikota Makassar dan bertujuan untuk melayani kepentingan masyarakat atau penduduk yaitu dengan cara menyalurkan air bersih kerumah-rumah penduduk, tempat usaha dan falilitas umum yang membutuhkan dalam

(2)

melaksanakan kegiatan sehari-hari untuk memajukan fungsi social

Dalam menjalakan opersainya perusahaan menggunakan aktiva tetap.

Aktiva tetap yang dimiliki perusahaan adalah aktiva berwujud antara lain tanah, bangunan, instansi, sumber, instansi pompa, instansi pengolahan, instansi distribusi dan transmisi, peralatan kantor, kendaraan kantor.

Aktiva tetap pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar tidak dapat dipisahkan, dengan kata lain peralatan dan perlengkapan disatukan dalam sat pos atau satu akun.

Dari urain permasalahan diatas penulis tertarik melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul ”Analisis Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar”.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah Perlakuan Akuntansi Akiva Tetap Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntibilitas Publik (SAK ETAP)

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuian Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar dengan Standar Akuntansi Keuangan Entintas Tanpa Akuntibilitas Publik (SAK ETAP).

TINJAUAN LITERATUR Menurut Sujarweni (2015) akuntansi adalah proses daari transaksi yang dibuktikan dengan aktur, lalu transaksi dibuat jurnal, buku besar.

Neraca lajur kemudian akan menghasilkan informasi fdalam bentuk laporan keuangan yang digunakan pihak-pihak tertentu sedangkan Menurut Ismail (2014) akuntansi merupakan seni dalam melakukan pencatatan, penggolongan dan pengkhitisaran yang

mana hasil akhirnya tercipta seluruh infromasi seluruh aktivitas keuangan perusahaan.

Menurut Sarwenda (2016) akuntansi adalah kegiatan jasa dimana fungsinya adalah menyediakan infromasi kauntitatif tentang unit-unit usaha ekonomi, terutama yang bersitaf keuangan, yang diperkirakan dalam pengambilan-pengambilan keputusan ekonomi. Menurut Mannaga (2015) akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur dan melaporkan infromasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka ysng menggunakan infromasi tersebut.

Menurut Kartikahadi (2015) akuntansi adalah sebuah sistem yang menyajikan infromasi keuangan dengan tujuan menghasilkan dan melaporkan yang riabel dan efisien bagi pihak yang berkepentingan. Dari berbagai penjelasan diatas dapat disimpilkan bahwa akuntansi merupakan proses penyajian, pengukuran, pencatatan dan penyampaian infromasi keuangan yang relevan dan dapat dipercaya bagi pihak- pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Definisi aktiva tetap Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entintas Tanpa Akuntibilitas Publik (SAK ETAP BAB 15) aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyedian barang atau jasa, u tuk disewa kepihak lainatau untuk tujuan administrative dan diharapkan digunakan lebih dari satu tahun periode dan diakui sebagai aktiva tetap jika memenui seperinsip pengakuan.

(3)

Menurut Standar Akuntansi Keuangan(PSAK no14,hal 16.2-16.3- IAI,2002) Aktiva tetap adalah aktiva yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dala operasi perusahaan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Aktiva tetap menurut PSAP 07 pragraf 4 aktiva adalah aktiva berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun untuk digunakan atau dimaksud untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan atau manfaatkan oleh masyarakat umum.

Menurut Lubis (2017) aktiva tetap adalah aktiva yang dimiliki dan digunakan perusahaan yang jangka waktunya lebih dari satu tahun dan mempunyai masa manfaat yang mempunyai nilai susut atau nilai kegunaan semakin lama semakin berkurang sedangkan menurut Pradana (2015) mengungkapkan bahwa aktiva tetap adalah aktiva yang digunakan perusahaan sebagai entintas bisnis untuk menciptakan pendapatan yang berasal dari aktivitas investasi perusahaan.

Menurut Mulyadi (2016) aktiva tetap adalah perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai masa manfaat ekonomis lebih dari satu tahun dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiataan perusahaan bukan untuk dijual kembali. Beberapa pengertian menunjukan bahwa sebuah aktiva tetap dapat dikalsifikasikan sebagai aktiva tetap apabila mempunyai wujud fisik dan mempunyai umue kegunaan satu tahun atau lebih.

Pengukuran cara perolehan aktiva tetap. Menurut Diana dan Lilis (2017)

menyatakan bahwa biaya perolehan adala jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aktiva, pada saat perolehan atau kontruksi, atau jika dapat diterapkan, jumlah yang didistrubusikan pada aktiva ketika aktiva pertamakali diakui. Biaya perolehan aktiva tetap meliputi : (1).

Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak dapat dikreditkan setelah dikurangi dengan diskon pembeliandan potongan laiinya, (2). Setap biaya dapat diatribusikansecara langsung untuk membawa aktiva kelokasi dan kondisi yang diinginkan supaya aktiva tersebut siap digunakan sesuai manajemen, (3).

Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aktiva tetap dan retorasi lokasi aktiva tetap.

Cara perolehan aktiva tetap Menurut Ratomo (2015) menjelaskan bahwa biaya perolehan laiinya menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh active tersebut sampai siap pakai. Menurut Setiyowati, et.al (2018) menyatakan aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara: 1). Aktiva tetap dibeli secara tunai pembelian tunai aktiva tetap melalui alokasi harag pembelian pada tanah dan gedung bila harga pasarsalah satu aktiva diketahui, 2). Aktiva tetap dibeli secara cicilan/angsuran. Jika aktiva tetap diperoleh dengan cara pembayaran cicilan/angsuran maka aktiva tetap dapat dicatat sebesar harga tunai aktiva tersebut, 3). Aktiva tetap dibeli secara gabungan /lumpsum. jika hanya diketahui harga pasar satu aktiva saja, maka aktiva tersebut dianggap sebagai harga perolehannya, 4). Aktiva tetp diibeli melalui ditukar dengan surat

(4)

berharga. Aktiva dapat diperoleh dengan menukarkan surat berharga yang dikeluarkan perusahaan misalnya saham dan obligasi, harga perolehan aktiva tetap adalah sebesar harga pasar surat berharga yang digunakan sebagai penukar.

Menurut Firdaus A. Dunia (2014) cara perolehan aktiva tetap adalah sebagai berikut : 1). Pembelian secara tunai, pembelian aktiva tersebut termasuk biaya pengangkutan,biaya pemasangan aktiva tetap dan biaya lain, 2). Pembelian secara kerdit, mengakibatkan adanya penangguhan pembayaran. Hutang biasanya dibuktikan dengan wesel, dan surat berharga 3). Pembelian dengan surat berharga, tetap diperoleh dengan mengeluarkan surat-surat berharga berupa saham atau obligsi dicatat sebesar harga pasar atau obligasi pada saat perolehan aktiva tetap, 4).

Diterimah dari sumbangan, perusahaan dapat memperoleh aktiva tetap dari sumbangan tau bantuan pemerintah dan lain.

Penyusutan aktiva tetap Menurut Kusumastuti (2016) penyusutan adalah alokasi secara sistemmatis dan rasional atas biaya dan harta tetap ke tahun tahun manfaatnya. Menurut Peter Lau dan Nelson (2015) penyusutan adalah sistematis dari nilai aktiva yang disusutkan yang selama masa manfaatnya penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Menurut Rudianto (2018) penyusutan adalah alokasi sistematis harga perolehan aktiva tetap menjadi bahan selama periode akuntansi yang

memenuhi manfaat dari aktiva tersebut lebih lanjut.

faktor-faktor yang mempengarui beban penyusutan, menurut Hery (2015) faktor-faktor yang mempemgarui beban penyusutan adalah :

1). Nilai perolehan aktiva(asset cost) mencakup seluruh pengeluaran yang terkait dengan perolehannya dan persiapannya sampai aktiva dapat digunakan, 2). Nilai residu/nilai sisa (residual or salvage value) merupakan estimasi nilai realisasi pada saat aktiva dipakai lagi, 3). Umur ekonomis (economic life) dapat diartikan sebagai suatu periode atau umur fisik dimana perusahaan dapat dimanfaatkan aktiva tetapnya, 4). Pola pemakaian (patteran of use) pada pemakaian ini sering kali diabadikan daam menghitung besarnya beban penyusutan periode meningat sulitnya dalam mengidentifikasikan pola pemakaian dimaksud.

Metode penyusutan Menurut Setiyowati, et,al (2018) 1). Metode penyusutan garis lurus( straight time method). Metode penyusutan garis lurus tersebut paling banyak digunakan oleh perusahaan. Ciri-ciri metode tersebut adalah: sederehana, penyusutan perperiode tetap dan tidak memperhatikan pola pengunaan aktiva tetap. 2). Metode saldo menurun (declining balance method) aktiva tetap dianggap memberikan kontribusi terbesar pada periode awal masa pemakaiannya dan akan mengalami tingkat penurunan fungsi yang semakin besar diperiode berikutnya eiring dengan berkurangnya umur ekonomis atas aktiva tersebut. 3) metode jumlah angka tahun. Pengalokasian harga perolahan aktiva tetap dapat dilakukan berdasarkan angka tahun penggunaan.

(5)

Penghentian aktiva tetap Menurut Nurbatin (2018) menyataka: a).

dilepaskan atau, b) tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasan laba atau rugi yang timul dari penghentian pengakuan aktiva tetap haarus dimasukan dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat tersebut dihentikan pengakuannya.

Pengungkapan aktiva tetap Menurut Martani, et, al (2017) menyatakan pengungkpan untuk setiap kelompok aktiva tetap antara lain : 1).dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat bruto, 2). metode penyusutan yang digunakan, 3). Umur manfaat ataiu tariff penyusutan yang digunakan, 4).

Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (jumlahkan dengan akumulasi rugi penurunan nilai) pada awal dan akhir periode, 5). Penyusutan ,6). Selisih tukar neto yang timbul dalam penjabaran laporan keuangan dari mata uang fungsional menjadi mata uang pelaporan yang berbeda, termasuk penjabaran dari kegiatan usaha diluar negeri menjadi mata uang pelaporan dari entintas pelaoran dan perubahan lain.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini diperlukan perencanaan agar penelitian tersebut berjalan dengan baik . desain penelitian adalah suatu prosesyang dimana dalam melaksanakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dariperencanaan samapi dengan pelaksanaanpenelitian yang dilakukan pada waktu tertentu . dalam penelitian ini peneliti menerapkan desain peelitian adalah mengidentifikasi masalah tentang Perlakuan Akuntansi

Aktiva Tetap Pada Perusahaan Daerah Air Minum(PDAM) Kota Makassar.

Lokasi dan waktu penelitian ini bertempat di Perusahaan Daerah Air Minum(PDAM) Kota Makassar yang berlokasi dijalan doctor sam ratulagi no 35 magkura,ujung pandang kota Makassar. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan.

Jenis dan sumber data yang digunakan. Jenis data : data kualitatif yaitu data yang tidak dapat dihitung yang diperoleh dari pihak perusahaan dan data kuantitatif berupa daftar aktiva tetap,laporan laba rugi dan laporan keuangan. Sumber data yang digunakan : a). data primer data yang diperoleh langsung dari perusahaan tempat penelitimelaukan penelitian melalui wawancara dengan karyawan dan pihak- pihak perusahaan berhubungan dengan penelitian ini, b). data sekunder, data yang diperoleh dalam bentuk data, daftar aktiva tetap perusahaa, sejarah singkat perusahaan, dan laporan yang telah diolah sebelumnya.

Teknik pengumpulan data, dalam memperoleh data yang dibutuhkan dalam penulisan ini pengumpulan dan pengolahan data yang digunakan dengan metode : a).

observasi , dengan mengadakan peninjauan lansung ke lapangan untuk mendapat data yang sebenarnya, b).

wawancara/interview cara pengumpulan data dengan cara mengadakan Tanya jawab yang berkaitan dengan obyek penelitian atau melihat materi-materi wawancara dengan respon yang terkait dan dianggap mampu memberikan data atau infromasi yang akurat, c). dokumentasi, pengumpulan data yang disajikan sebagai bahan penelitian yang berasal

(6)

dari arsip-arsip yang dimilik perusahaan atau respond-respond yang lain yang dianggap mampu.

Metode analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dimana metode ini dengan menerapkan perhitungan berdasarkan metode yang dipakai diperusahaan dan metode komparatif dimana membandingakn data yang diperoleh dari perusahaan yang mendukung serta menganalisa sehingga dapat menarik suatu kesimpulan dan untuk memberikan saran yang diperlukan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar, terus menerus mengalami perkembangan melalui tahap demi tahap dalam lintasan sejarah yang cukup panjang, berawal pada tahun 1924 dengan dibangun Instalasi Pengolahan Air (IPA) I Ratulangi oleh pemerintah Hindia Belanda dengan nama Waterleidjding Bedrijf kapasitas produksi terpasang 50 l/d, kemudian pada jaman pendudukan Jepang. tahun 1937 ditingkatkan menjadi 100 l/d, Air baku diambil dari Sungai Jeneberang terletak 7 km disebelah selatan kota, dipompa melalui saluran tertutup ke Instalasi Ratulangi. Tahun 1974 berubah menjadi Dinas Air Minum Kota Madya Ujung Pandang. Seiring dengan usianya IPA Ratulangi berangsur-angsur mengalami penurunan kapasitas produksi. Tahun 1976 perubahan status PDAM, dari Dinas Air Minum menjadi Perusahaan Air Minum Kodya Ujung Pandang sesuai dengan Perda No. 21/P/II/1976, dengan kapasitas produksi terpasang PDAM turun menjadi 50 l/d, disebabkan karena usia.

Dalam struktur organisasi adapun tugas dari setiap bagian kerja dari

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar adalah sebagai berikut : 1. dewan pengawas, mempunyai tugas.

a).Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan terhadap penguurus dan pengelola PDAM, b) memberikan pertimbangan dan saran kepada walikota diminta atau tidak diminta guna perbaikan dan pengembangan PDAM antara lain pengangkatan direksi, program kerja yang diajukan oleh dreksi, rencana perubahan status kekayan PDAM, recana pinjaman dan ikatan hukum dengan pihak lain, serta menerima, memeriksa dan atau menadatangani laporan triwulan dan laporan tahunan.

2.direktur utama, mempunyai tugas. a) menyusun rencana kegiatan anggaran PDAM. Koordinasi dan kepegawaian seluruh kegiatan operasional PDAM, b).

penyiapan bahan penyusun rencana dan program pelaksanaan pengangkatan, pemindahan dan peningkatan kualitas melalui pendidikan dan pelatiahan pegawai PDAM sesuai dengan norma , standard an prosedur yang ditetapkan dalam peraturan, perundang-undangan.

3. direktur umum, mempunyai tugas. a) menyusun rencana kegiatan, pengendalian dan pengawasan penyelenggran administrasi umum, kepegawaian dan perlengkapan PDAM, b). penyusunan perumusan kebijaksanaan teknis dalam pengelolahan meliputi pengadaan, pencatatan, inventarisasi, pengawasan dan pengendalian aktiva milik PDAM.

4. direktur keuangan, mempunyai tugas.

a). perencanaa dan pengendalian sumber-sumber pendapatan serta mengatur penggunaan kekayan perusahaan, b) penyusunan RKAP dan penepatan besarnya modal kerja perusahaan, merumuskan kebijaksanaan mengenai penggunaan keuangan, c).penyiapan data/bahan penetapan dan atau penyesuian tariff rekening air PDAM.

(7)

5. direktur teknik mempunyai tugas .a).

menyusun rencana kegiatan pengendalian dan pengawasan penelenggaran administrasi bidang perencanaan teknik, produksi dan instalasi, pemeliharan serta pengendalian kehilangan air, b).

menyusun rencana dan penyiapan data kehilangan air pada jarigan distribusi.

Kegiatan umum PDAM

KotaMakassar sebagai penyedia air bersih kepada masyarakat. kebijakan laporan keuangan PDAM Kota Makassar, laporan keuangan disusun dengan menggunakan seperinsip dan praktek akuntansi. Kebijakan akuntasi yang diterapkan dalam pembukuan dan penyusunan keuangan PDAM Kota Makassar berpedoman pada keputusan direksi PDAM Kota Makassar No.625/B.3a/XII/2014 tentang pedoman akuntansi berbasis SAK ETAP dilingkungan PDAM Kota Makassar.

Definisi aktiva tetap Menurut PDAM Kota Makassar adalah aktiva berwujud dimiliki atau dikuasai untuk digunakan dalam proses produksi dan distribusi air atau tujuan administartif , diharapkan akan digunakan lebih dari satu tahun periode satu nilai buku.

Pengukuran biaya dan cara perolehan aktiva tetap pada PDAM Kota Makassar. Biaya perolehan aktiva tetap adalah setara harga tunainya pada tanggal pengakuan. Jika pembayaran ditangguhkan lebih dari waktu kredit normal, maka biaya perolahan adalah nilai tunai atas semua pembayaran masa yang akan datang sedangkan cara perolehan aktiva tetap pada PDAM Kota Makassar adalah aktiva tetap yang digunakan dalam kegiatan operasional didapatkan seluruhnya dari pembelian.

Selama ini PDAM Kota Makassar selalu melakukan pembelian aktiva tetap secara tunai dan cara perolehan aktiva tetap PDAM Kota Makassar melalui pengadaan langsung atau sistem kontrak dan pelelangan.

Penyusutan aktiva tetap PDAM Kota Makassar, penyusutan dimulai ketika aktiva telah digunakan dan berakhir ketika aktiva dihentikan pengakuannya. Penyusutan tidak dapat dihentikan ketika aktiva tetap tidak digunakan atau dihentikan pengunaan aktifnya (aktiva tidak produktif) kecuali aktiva tersebut telah tersusutkan secara penuh. Beban penyusutan diakui dalam laporan laba rugi.

Didalam lampiran surat keputusan menteri keuangan di kelompokkan jenis- jenis harta yang dimiliki untuk keperluan tarif penyusutan pada tabel 1.

Tabel 1. Jenis Harta Kelompok

harta berwujud

Tarif penyusutan Garis

lurus

Saldo menurun 1. bukan

bangunan

a.kelompok 1 25% 50%

b.kelompok 2 12,5% 25%

c.kelompok 3 6,25% 12,5%

d.kelompok 4 5% 10%

2. bangunan

a.permanen 5% -

b.tidak permanen

10% -

Penggelompokan aktiva tetap PDAM Kota Makassar berdasarkan kebijakan direksi yang diterapkan dalam Pedoman Akuntansi SSAK ETAP PDAM Kota Makassar pada tabel 2.

Tabel 2. Aktiva Tetap PDAM Jenis aktiva Saldo

menurun (%) Bangunan permanen 5%

Bangunan tidak permanen

10%

Jaringan pipa 12,5%

Meter air 12,5%

Pompa distribusi 12,5%

Peralatan kantor dan teknik

25%

Peralatan

perhubungan/Telkom

50%

(8)

&bengekl

Rupa-rupa peralatan 25%

Kendaraan roda empat 25%

Kendaraan roda dua 50%

muebelair 50%

Ac 25%

Computer 50%

Rupa-rupa inventaris 50%

PDAM Kota Makassar melakukan penghentian atau pelepasan aktiva tetap bisa diakhiri dengan cara:1). Dehentikan dari pemekaian: aktiva tetap dijadikan barang yang tidak dipakai lagi, 2).

Dijual: aktiva tetap dijual kepada pihak lain, 3). Ditukarkan : aktiva tetap ditukarkan dengan aktiva lain.

Pemberhentian bisa dilakukan pada saat aktiva tetap yang masih memiliki nilai ekonomis(artinya penyusutan belum habis)sehingga akan menimbulkan laba/rugi atas penjualan aktiva tersebut.

PDAM Kota Makassar

mengungkapkan untuk masing-masing kelompok aktiva sebagai berikut: 1).

Jumlah kerugian penurunan nilai yang dilakukan dalam laporan laba rugi selama periode dan pos dalam laporan laba rugi dimana kerugian penurunan nilai tersebut termasuk didalamnya, 2).

Jumlah dari pemulihan kerugian penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi selama periode dan pos dalam laporan laba rugi dimana kerugisn penurunan nilai tersebut dipulihkan, 3).dasar pengukuran yang digunakan untuk menentukan jumlah tercatat bruto, 4). Metode penyusutan yang digunakan, 5). Masa manfaat atau tariff penyusutan yang digunakan, 6). Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (termasuk dengan akumulasi kerugian penurunan nilai) pada awal dan akhir periode.

PDAM Kota Makassar telah menggunakan SAK ETAP dalam menyusun laporan keuangan.

Berdasarkan analisis perlakuan akuntansi terhadap hasil penelitian dikemukan hal-hal sebagai berikut : 1).

Laporan keuangan disusun dengan menggunakan perinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum, 2).

Laporan keuangan SAK ETAP menggunakan laporan laba rugi, neraca, laporan arus kas dan laporan perubahan modal, 3). Penggelompokan aktiva tetap PDAM Kota Makassar berdasarkan kebijakan direksi yang ditetapkan dalampedoman akuntansi SAK ETAP, 4). PDAM telah menggunakan No.625/B.3a/XII/2014 tentang pedoman akuntansi berbasis SAK ETAP.

PENUTUP

Berdasarkan pengamatan dan hasil pengumpulan data yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Aktiva tetap Menurut PDAM Kota Makassar adalah aktiva berwujud yang dimiliki atau dikuasi untuk digunakan dalam proses produksi dan distribusi air atau tujuan lebih dari satu periode atau tahun buku, tanah dan bangunan harus dicatat secara terpisah, meskipun tanah dan bangunan tersebut diperoleh secara bersamaan dan penyusutan Menurut PDAM Kota Makassar adalah penyusutan dimulai ketika aktiva telah digunakan dan berakir ketika aktiva dihentikan pengakuannya. Penyusutan tidak dihentikan ketika aktiva tetap digunakan atau dihentikan penggunaan artinya (aktiva tidak produktif) kecuali aktiva tersebut telah disusutkan secara penu. Beban penyusutan harus diakui dalam laporan laba rugi, dalam metode penyusutan terdapat dua metode yaitu metode garis lurus yang termasuk non bangunan dan metode saldo menurun termasuk dalam bangunan.

Dari hasil kesimpulan diatas, maka diberikan saran untuk dapat menjadikan bahan pertimbangan dalam penyusunan

(9)

laporan aktiva tetap .PDAM Kota Makassar dalam catatan laporan keuangan dengan menggunakan prinsip dan praktek aakuntansi yang berlaku dan dalam pembukauan dan penyusunan laporan keuangan berpedoman pada keputusan direksi PDAM Kota Makassar No.625/B.3a/XII/2014 tentang pedoman akuntansi berbasis SAK ETAP dilingkungan PDAM Kota Makassar.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, S. (2016). Auditing. Jakarta : Salemba Empat.

Biduri, S., Wiwit H., & Hermawan.

(2016). Pengantar akuntansi satu dilengkapi pembahasan IFRS.

Yogyakarta. Cv Andi Offset Diana, A. dan Setiawati, L. (2017).

Akuntansi Keuangan Menengah.

Yogyakarta : CV Andi Offset.

Firdaus, A. D. (2104). Pengantar Akuntansi. Edisi empat. Jakarta .Faklutas Ekonomi Universitas Indonesia

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI).

(2009). Standar akuntansi keuangan entintas tanpa akuntibilitas public(SAK ETAP).

Jakarta.

Ismail. (2014). Akuntansi Bank. Edisi Revisi. Pt Adhytiha Andrebina Agung.

Jesella. (2016). “Analisis Pelaporan dan Pengungkapan Aktiva Tetap Di PT Kimanilau Nur Sian”. Jurnal Emba, Vol 04, No 364-374.

Hery. (2015). Pengantar Akuntansi.

Yogyakarta : Grasindo

Kusumastuti., Retno, N. I., Tasfir N., &

Setyowati (2016). Pengantar akuntansi dua. Jakarta. Kencana Lubis, R. H. (2017). Pengantar

Akuntansi Jasa. Yogyakarta.

Gava Media.

Mannga, Idham. (2016). pengantar Akuntasi 2. Yogyakarta : Lembaga Ladang Kata.

Martani, S. R., Wardhani, A. dan Farahmita. E. T. (2017).

Akuntansi Keuangan Menegah, Edisi 2. Jakarta. Salemba Empat.

Mulyadi. (2016). Sistem Akuntansi.

Jakarta Selatan. Salemba Empat.

Yuvita, M. (2018). “ Ipteks Perhitungan Penyusutan Aktiva Tetap Menurut Standar Akuntansi Keuangan Pada Pt Massindo Sinar Pramta Manado “ Jurnal Ipteks Akuntansi Bagi Masyarakat Vol 02, No.01.

Nelson, L. dan Peter L. 2015.

Akuntansi Keuangan

(Intermediate Financial Reporting). Jakarta. Selemba Empat.

Pesak F. (2018). “Analisis Perhitungan Penyusutan Aktiva Tetap Menurut Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan Perpajakan pada CV. Samia sejahtera” Junal Riset Akuntansi Going Concern 13(3)

Ratomo, D. dan Mahufud Sholihin (2015). Akuntansi keuangan daerah berbasis akural. Jogjakarta. UPPM STIM YKPN

Rudianto. (2018). Akuntansi Intermediate. Erlangga.

Setiayowati, W. S., Ati, R. S., dan Defia Nubatin. (2018). Akuntansi Keuangan dalam Prespektif IFRS dan SAK-ETAP. Jakarta : Mitra Wacana Media.

STIE – YPUP. (2016). Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Pendidikan Ujung Pandang.

Syarifuddin. (2017). Analisis Kesesuaian Perlakuan Aset Tetap dengan PSAK 16 pada CV. Rezky Putra Perdana : Sebuah Prepektif Teori Schemata. Akmen Jurnal Ilmiah.

https://scholar.google.co.id/catitio

(10)

ns?hl=id&user=dp7lpQAAAAJ#d

=gs_md_cita&u=%2Fcitions%3F view_op%3Dview_citation%26hl

%3Did%26user%3DDp7lpQAAA AJ%26cstart

%3D100%26pagesize%3D100%2 6citation_for_view%3DDp7lpQA AAAJ%3A9NZAP19Dfac%26tzo m%3D480.

Sujarweni, V. W. (2015). Sistem Akuntansi. Pustaka baru press.

Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang dilakukan di PDAM adalah cara perolehan aktiva tetap pada PDAM diperoleh dengan cara: dibeli dalam bentuk siap pakai dan aktiva yang dibangun terlebih

Penulis telah menganalisa aktiva tetap perusahaan dan tepat diambil suatu kesimpulan bahwa perusahaan telah menggolongkan aktiva tetapnya seeara baik, harga perolehan aktiva

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang dilakukan tentang perlakuan akuntansi aktiva tetap pada CV.Widitama Mandiri maka penulis menyimpulkan bahwa pada saat perolehan

Pengukuran aktiva tetap dilakukan sesuai kebijakan perusahaan, pengakuan aktiva tetap perusahaan sesuai dengan standar akuntansi keuangan, perusahaan menyusutkan aktiva

Perusahaan mungkin membuat sendiri aktiva tetap berwujud yang diperlukan seperti gedung, alat-alat, dan perabot.Beberapa alasan perusahaan membuat sendiri Aktiva tetap

Aktiva tetap akan digunakan dalam aktivitas operasional perusahaan. Untuk mempermudah pengawasan terhadap aktiva tetap maka perlu dilakukan pengklasifikasian aktiva tetap

Di dalam pencatatan depresiasi aktiva tetap dapat disusun daftar aktiva tetap secara terpinci, sehingga aktiva tetap tersbut dapat disusutkan sesuai dengan waktu dan perhitungan yang

Kesimpulan Hasil dari perancangan sistem informasi akuntansi penyusutan aktiva tetap metode garis lurus pada KOPKAR Bina Khatulistiwa, maka dapat ditarik simpulan dengan menggunakan