ANALISIS RASIO KEUANGAN
A. Pengertian Rasio Keuaangan
Analisis rasio keuangan merupakan aktivitas untuk menganalisis laporan keuangan dengan cara membandingkan satu akun dengan akun lainnya yang ada dalam laporan keuangan, perbandingan tersebut bisa antar akun dalam laporan keuangan neraca maupun rugi laba.
Menurut Jumingan (2011), analisis rasio keuangan yaitu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan.
Menurut Harahap (2008), juga menjelaskan bahwa angka yang didapatkan dalam analisis rasio keuangan adalah hasil dari satu laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti).
Analisa laporan keuangan adalah suatu proses dalam rangka membantu menganalisis atau mengevaluasi keadaan keuangan perusahaan, hasil-hasil operasi perusahaan masa lalu dan masa depan, adapun tujuan analisis laporan keuangan adalah untuk menilai kinerja yang dicapai perusahaan selama ini dan mengestimasi kinerja perusahaan pada masa mendatang. Analisa laporan keuangan juga dapat melihat pertumbuhan kinerja keuangan dari tahun ke tahun.
Menurut Harahap (2008) tujuan analisis laporan keuangan antara lain:
1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.
2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan (implicit).
3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.
5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat dilapangan seperti untuk prediksi, peningkatan (rating).
6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan perkataan lain apa yang dimaksud dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga.
7. Dapat menentukan peringkat perusahaan menurut kriteria tertentu yuang sudah dikenal dalam dunia bisnis.
8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusa-haan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal
9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan dan sebagainya.
10. Bisa juga memprediksikan potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang.
Menurut Kasmir, (2011) bahwa tujuan analisis laporan keuangan antara lain adalah:
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik aset, kewajiban, modal maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode tertentu.
2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.
4. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak, 5. Untuk digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai,
Hanafi (2009) mengutarakan bahwa meskipun analisis laporan keuangan sangat bermanfaat, tetapi ada beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Data yang mencatat dan dilaporkan oleh laporan keuangan mendasarkan pada harga perolehan.
2. Upaya perbaikan barangkali bisa dilakukan oleh pihak manajemen untuk memperbaiki laporan keuangan sehingga laporan keuangan tampak bagus.
3. Banyak perusahaan yang mempunyai beberapa divisi at anak perusahaan yang bergerak pada beberapa bidang usaha (industri), yang mengakibatkan analis susah dalam memilih pembanding perusahaan dikarenakan perusahaan tersebut bergerak pada beberapa industri.
4. Inflasi atau deflasi akan mempengaruhi laporan keuangan terutama yang berkaitan dengan rekening-rekening jangka panjang seperti investasi jangka panjang.
5. Rata-rata industri merupakan rata-rata perusahaan yang ada dalam industri. Ada beberapa perusahaan yang tidak bagus yang dipakai dalam perhitungan rata-rata industri Perusahaan yang ingin sukses biasanya harus berada di atas rata-rata rasio industri, bukannya sama dengan rata- rata industri.
Menurut Harahap (2008) mengemukakan terdapat beberapa kelemahan analisis laporan keuangan, antara lain:
1. Analisa laporan keuangan bergantung pada laporan keuangan, oleh karena itu kelemahan laporan keuangan harus selalu diingat agar kesimpulan dari analisis itu tidak salah
2. Objek analisa laporan keuangan hanya laporan keuangan Angka-angka di dalam laporan keuangan tidak cukup untuk menilai suatu laporan keuangan tetapi harus melihat juga aspek lainnya seperti tujuan perusahaan, situasi ekonomi situasi industri, gaya manajemen, budaya manajemen dan budaya masyarakat.
3. Objek analisis data historis yang menggambarkan masa lalu dan kondisi ini berbeda dengan kondisi masa depan.
4. Terdapat beberapa perbedaan prinsip yang bisa menjadi penyebab perbedaan angka jika dilakukan perbandingan dengan perusahaan lain misalnya:
a. Prinsip Akuntansi b. Ukuran Perusahaan c. Jenis Industri d. Periode Laporan
e. Laporan Individual atau Laporan Konsolidasi
f. Jenis perusahaan spek profit motive atau non profit motive.Upaya perbaikan barangkali bisa dilakukan oleh pihak manajemen untuk memperbaiki laporan keuangan sehingg laporan keuangan tampak bagus.
B. Bentuk-bentuk Rasio Keuangan
Bentuk-bentuk rasio keuangan berdasarkan sumbernya maka rasio-rasia dapat digolongkan dalam 3 golongan, yaitu :
1. Rasio-rasio Neraca, yaitu rasio-rasio yang bersumber dan akun-akun neraca
2. Rasio-rasio Laporan Laba-Rugi, yaitu rasio-rasio yang bersumber dari Income Statement.
3. Rasio-rasio antar Laporan, yaitu rasio-rasio yang berasal baik bersumber dari Income Statement/laporan laba rugi
Bentuk-bentuk rasio keuangan berdasarkan akunnya, maka rasio-rasio dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas
Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajian keuangan jangka pendek yang berupa hutang-hutang jangka pendek.
Rasio likuiditas terdiri dari:
a. Current Ratio (Rasio Lancar)
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki
Current Ratio dapat dihitung dengan rumus:
Current Ratio = Aktiva lancar Hutang lancar b. Quick Ratio (Rasio Cepat)
Merupakan rasio yang digunaka untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid.
Quick Ratio dapat dihitung dengan rumus yaitu:
Quick Ratio = Aktiva lancar- Persediaan Hutang lancar
a. Cash Ratio (Rasio Lambat)
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan yang disimpan di Bank.
Cash Ratio dapat dihitung dengan rumus vaitu:
Cash Ratio = Cash + Efek Hutang lancar
b. Working capital to total assets ratio Likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja (neto) Ratio dapat dihitung dengan rumus yaitu:
Working capital to total assets ratio = Aktiva lancar - Utang lancar Total aktiva
2. Ratio Solvabilitas / Leverage Rasio ini digunakan mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang.
a) Total Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang terhadap Ekuitas)
b) Total Debt to Total Asset Ratio (Rasto Hutang terhadap Total Aktiva) c) Long term debt to Equity ratio
d) Tangible assets debt coverage e) Times interest earned ratio
3. Rasio Aktivitas.
Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas peng gunaan aktiva atau kekayaan perusahaan, seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang atau dibiayai oleh pihak luar. Pihak luar disini bisa berupa investor maupun bank.
a) Total assets turnover b) Receivable turnover c) Average collection periode d) Inventory turnover
e) Working capital turnover f) Average day's inventory
4. Rasio Profitabilitas dan Rentabilitas
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat imbalan atau perolehan (keuntungan) dibanding penjualan atau aktiva, mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan, aktiva maupun laba dan modal sendiri.
a) Gross Profit Margin ( Margin Laba Kotor) b) Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)
c) Warning Power of Total investment (Hate of return an total assets/ROA) d) Rate or return for the owners (Rate of Return on net worth)
e) Operating income ratio / Operating profit margin f) Operating Ratio
g) Net earning power ratio (Rate or return on investment/ROA
C. Pembanding Rasio Keuangan
Pada pokoknya ada 2 cara yang dapat dilakukan di dalam membandingkan rasio keuangan perusahaan, yaitu:
1. Cross Sectional Approach
Adalah melakukan pembandingan rasio keuangan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya yang sejenis pada saat bersamaan. Tujuan pembandingan rasio ini untuk mengetahui seberapa baik atau buruk suatu perusahaan di bandingkan dengan perusahaan sejenisnya.
2. Time Series Analysis
Adalah suatu cara mengevaluasi dengan cara membandingkan rasio keuangan dari periode ke periode (trend analysis). Perbandingan tersebut apakah akan memperlihatkan perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran