• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS YURIDIS MENGENAI PEMBATASAN MASA JABATAN KEPALA DESA (Studi Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Nomor 42/PUU-XIX/2021) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "ANALISIS YURIDIS MENGENAI PEMBATASAN MASA JABATAN KEPALA DESA (Studi Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Nomor 42/PUU-XIX/2021) SKRIPSI"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Namun pelaksanaan tenor tersebut dijelaskan dalam undang-undang yang dijelaskan pada awal ayat. Penjelasan dalam pasal tersebut adalah kepala desa yang telah menjabat selama satu masa jabatan diberi kesempatan untuk mencalonkan kembali paling banyak 2 (dua) kali masa jabatan berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, sedangkan kepala desa yang telah menjabat 2 (dua) masa jabatan. 2) Jabatan masa jabatan berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 ditawarkan kesempatan untuk mencalonkan kembali hanya untuk 1 (satu) masa jabatan.

Fokus Penelitian

Gugatan tersebut menghasilkan putusan berupa dikabulkannya sebagian permohonan yang diajukan, seperti dikabulkannya perubahan substantif Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan perubahan putusan atau kalimat penafsiran Pasal 39 ayat (2). Apa dampak perubahan undang-undang ini terhadap aturan masa jabatan kepala desa?

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam proses penegakan aturan jabatan kepala desa yang sebenarnya sudah ada namun belum sepenuhnya dilaksanakan. Bagi masyarakat diharapkan dapat menjadi informasi yang faktual dan terpercaya serta menjadi acuan bahwa masa jabatan kepala desa juga dapat diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan mengenai hal tersebut.

Definisi Istilah

Dari putusan yang akhirnya diambil oleh Mahkamah Konstitusi, berlaku bagi para pihak yang terlibat dan juga bagi masyarakat sebagai acuan dalam menjalankan kegiatan hukum. Berdasarkan pengertian di atas, maka maksud dari judul skripsi yang dikaji peneliti menjelaskan tentang batasan masa jabatan kepala desa sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan kaitannya dengan hasil keputusan tersebut. konstitusi. Mahkamah Republik Indonesia nomor 42/PUU-XIX/2021.

Sistematika Pembahasan

KEPUSTAKAAN

Kajian Terdahulu

Sedangkan penelitian yang penulis atau peneliti lakukan terkait dengan aturan pembatasan amanah kepala desa yang diatur dalam pasal 39 ayat (2) undang-undang no. 06 Tahun 2014 untuk Desa. Kesamaan tesis ini dengan penelitian yang diteliti adalah mengenai amanah kepala desa dan peraturan perundang-undangan yang digunakan. Membahas amanat seorang kepala desa dengan menggunakan Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014 tentang Desa.

Analisis Hukum Pertimbangan Mahkamah Konstitusi dalam Pembatasan Masa Jabatan Kepala Desa (Studi Kasus: Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Nomor 42/PUU-XIX/2021). Implementasi Undang-Undang Nomor 06 Tahun 2014 Tentang Desa Tentang Kedudukan Kepala Desa Dilihat Dari Fiqh Siyasah (Studi Kasus Di Desa Kanal Way Desa Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah). Undang-Undang Kepala Desa Nomor 06 Tahun 2014 Tentang Desa (Studi Kasus.. Pakuncen Kecamatan Bojonegara Kabupaten Banten).

Penelitian ini mengkaji batasan amanah kepala desa dan sanksi jika terjadi pelanggaran Pasal 39 UU No. 06 Tahun 2014 tentang Desa.

Kajian Teori

Kepala desa yang melanggar larangan pada Pasal 29 dikenai sanksi administratif berupa teguran lisan dan/atau tertulis; 36 Muhammad Yusuf A.R, “Peran Kepala Desa dalam Melaksanakan Prinsip Good Governance (Studi Kasus Desa Sumbersewu Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi). Disebutkan pada Pasal 33 Angka l tentang masa jabatan kepala desa yang tidak boleh lebih dari 3 periode, maka p. Hal ini sesuai dengan Pasal 39 ayat 2 yaitu pembatasan amanah kepala desa.

Yang dimaksud dengan “sejak tanggal pelantikan” adalah apabila seseorang diangkat menjadi kepala desa, maka yang bersangkutan jika mengundurkan diri sebelum masa jabatannya berakhir, dianggap menjabat untuk masa jabatan enam bulan. (enam tahun. Kepala desa yang pernah menjabat satu kali masa jabatan berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 diberikan kesempatan untuk mencalonkan kembali paling banyak 2 (dua) periode. Sedangkan kepala desa yang telah menjabat dua (dua) periode) berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 akan diberikan kesempatan untuk mengajukan kembali pencalonan untuk satu (satu) periode saja.38.

Sedangkan dalam penerapan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang batasan masa jabatan kepala desa sendiri diatur dalam Pasal 204 yang berbunyi: “Masa jabatan kepala desa adalah 6 (enam) ) tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk 1 (satu) periode.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan peneliti menggunakan jenis penelitian hukum normatif yaitu suatu proses penelitian yang menggunakan bahan hukum sebagai acuannya seperti asas, norma, peraturan perundang-undangan, putusan pengadilan dan pendapat atau pendapat ahli sebagai pandangan ke depan. . lulusan hukum untuk menyelesaikan proposal dan tesisnya. Jenis penelitian yang akan digunakan peneliti dalam melakukan penelitiannya adalah dengan menggunakan studi literatur atau studi kepustakaan. Tinjauan Pustaka merupakan suatu bentuk kajian yang memusatkan perhatian pada objek penelitian oleh peneliti di perpustakaan dan data lain untuk memperoleh informasi tanpa melakukan penelitian lapangan dan lokasi tertentu.

Pendekatan Penelitian

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); Pemohon membandingkan amanah kepala desa dari UU No. 22 Tahun 1999, UU No.

Masa jabatan kepala desa berlangsung selama 6 (enam) tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk 1 (satu) masa jabatan berturut-turut.53 3 UU. Ketika calon kepala desa sudah 3 (tiga) kali menjabat kepala desa bahkan sebelum terbitnya UU No. 6 Tahun 2014, berturut-turut atau tidak berturut-turut, sesuai dengan norma Pasal 39(2) UU No. 6 Tahun 2014. Akibat Perubahan UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa Pasal 39 Amanat Kepala Desa Desa Pasal 39 Amanat Kepala Desa.

Masa jabatan kepala desa berdasarkan undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa (Studi kasus di Desa Pakuncen, Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang, Provinsi Banten)".

Sumber dan Bahan Hukum

PEMBAHASAN

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa dan

Undang-undang tersebut berupa UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. Kelima, Mahkamah mempertimbangkan pemohon dalam mengajukan permohonan a quo pada Pasal 39 ayat (2) ayat UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. Tahun 2014 tentang desa, yang pada undang-undang sebelumnya sudah diatur mengenai pembatasan kepala desa.

Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa yang mengatur masa jabatan kepala desa pada Pasal 7 ditentukan bahwa masa jabatan kepala desa adalah selama 8 (delapan) tahun dan dapat dipilih kembali untuk 1 tahun. (satu) ) masa jabatan. Dalam Pasal 204 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dijelaskan bahwa “Masa jabatan kepala desa adalah 6 (enam) tahun dan hanya dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) masa jabatan berikutnya”. Menurut Pasal 39 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 disebutkan bahwa “Kepala desa memegang jabatan selama 6 (enam) tahun terhitung sejak tanggal pelantikan dan kepala desa dapat menjabat paling banyak 3 (tiga) kali masa jabatan berturut-turut atau tidak berturut-turut. . - berdasarkan".

Sementara itu, undang-undang no. 6 Tahun 2014 dijelaskan bahwa pola yang digunakan untuk membatasi masa jabatan kepala desa berbeda dengan sebelumnya, dimana perbedaannya ada 3 (tiga) periode dan masing-masing periode 6 (enam) tahun. Sedangkan perhitungan periodisasi masa jabatan kepala desa sudah berdasarkan undang-undang, namun tidak menutup kemungkinan tidak hanya berdasarkan undang-undang no. 32 Tahun 2004. Oleh karena itu, penjelasan Pasal 39 UU No. Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014, Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495), yang semula berbunyi “Kepala Desa yang telah menjabat 1 (satu) kali masa jabatan berdasarkan Undang-Undang Nomor. 32 Tahun 2004 mempunyai kemungkinan untuk diangkat kembali.

Implikasi Perubahan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang

Akibat uji coba yang dilakukan Mahkamah Konstitusi terkait pembatasan amanah kepala desa sesuai UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa yang diakhiri dengan Keputusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia No. 42/PUU-XIX/2021, perubahan Pasal 39 dan penjelasannya merupakan penyesuaian terhadap keputusan di atas. Namun karena masih simpang siur dan terdapat beberapa penjelasan atau keraguan mengenai amanat kepala desa, maka hal tersebut tidak tercantum dalam penjelasan Pasal 39 UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. Selain itu, seiring berjalannya waktu pengaturan mengenai amanat kepala desa semakin meningkat, dimana hal tersebut terdapat pada undang-undang sebelumnya yaitu undang-undang no. 32 Tahun 2004, diatur maksimal 2 (dua) amanat.

Dalam hal ini, masa jabatan kepala desa dibatasi sebanyak 3 (tiga) periode, yang masing-masing masa jabatannya berjumlah 6 tahun. Konsekuensi dari UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. Paragraf kedua Pasal 39 tentang amanat kepala desa mempengaruhi keputusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia no. 42/PUU-XIX/2021 yang dimuat dalam pasal tersebut dinilai mengandung beberapa penafsiran dan keraguan. Kajian Hukum Masa Jabatan Kepala Desa di Indonesia (Perbandingan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dengan UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa).

Analisis Siyasah Fiqh tentang masa jabatan kepala desa (Kajian Pasal 33 Huruf l Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014)”.

PENUTUP

Kesimpulan

Ratio legis dalam Pasal 39 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa pasca putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Nomor 42/PUU-XIX/2021 adalah dengan menetapkan aturan mengenai masa jabatan kepala desa, maka dimaknai bahwa kedudukan dan kekuasaan harus ada batasnya dalam memimpin dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Oleh karena itu, Pemohon memaparkan tujuan revisi substantif Pasal 39 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 guna memperoleh kepastian hukum dan ketentuan hukum mengenai masa jabatan. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia memutuskan bahwa jabatan kepala desa dikukuhkan paling lama 3 (tiga) kali masa jabatan, dengan sisa satu masa jabatan selama enam (enam) tahun, tanpa memperhatikan apakah masa jabatannya didasarkan pada suatu jabatan. undang-undang sebelumnya atau jika ia baru saja menjalani masa jabatan yang pertama.

Ketentuan mengenai pembatasan masa jabatan kepala desa memerlukan ketentuan yang pasti untuk mencapai hasil yang disepakati, adil bagi semua golongan masyarakat dan harus sesuai dengan landasan hukum Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. untuk masa jabatan kepala desa. Peran kepala desa dalam menerapkan prinsip-prinsip good governance (studi kasus di Desa Smbersewu, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi). Implementasi UU No. 06 Tahun 2014 tentang Desa tentang Syarat Kepemilikan sebagaimana terlihat pada Fiqh Siyasah (Studi Kasus Desa Terusan Way Kecamatan Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah).

PP1&dq=masa+jabatan+ketua+luar bandar&ots=YoPWCZcsQL&sig=rBNhv O8fCn5Ed_uaPYDWMed6lHw&redir_esc=y#v=onepage&q=time%20j abatan%20head%20rural&f=false.

Kritik dan Saran

Referensi

Dokumen terkait

Dasar Pertimbangan Hukum Mahkamah Konstitusi yang Memberlakukan kembali Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian dalam Putusan Nomor 28/PUU-XI/2013 dan

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 34/PUU-XI/2013 tentang uji materiel Pasal 268 ayat (3) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana terhadap Undang-Undang

Analisis Politik Hukum Islam dalam Undang-undang No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pasca putusan Mahkamah Konstitusi yaitu Dalam putusan Mahkamah Konstitusi

Dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 5/PUU-IX/2011, bertanggal 20 Juni 2011 mengenai pengujian Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana

anggota Dewan Perwakilan Daerah Provinsi Jawa Barat 2019.5 Persidangan demi persidangan dilaksanakan hingga sidang pleno pembacaan putusan oleh Mahkamah Konstitusi memberikan

Akibat hukum dari putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 28/PUU-XI/2013 yang mengakibatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian bertentangan dengan

Di dalam keputusannya, Mahkamah Konstitusi mengabulkan untuk Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974

Tinjauan Acara Pengujian Undang-Undang Di Mahkamah Konstitusi Permohonan untuk pengujian undang-undang terhadap UUD RI 1945 dapat dilakukan bagi yang menganggap hak dan/atau