Tesis “Analisis pengendalian biaya operasional terhadap kinerja keuangan pada PT Industri Kapal Indonesia (Persero) Makassar”, dibimbing oleh H.M. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengendalian biaya operasional yang telah dikelola secara efektif sehingga dapat menghasilkan kinerja keuangan pada PT Industri Kapal Indonesia (Persero) Makassar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengendalian biaya pada perusahaan telah dikelola secara efektif karena perusahaan belum mengoptimalkan penggunaan biaya sehingga setiap tahun biaya operasional meningkat sedangkan pendapatan menurun.
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala karunia yang telah diberikan penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengendalian Biaya Operasional Terhadap Kinerja Keuangan PT Industri Kapal Indonesia (Persero) Makassar”. Pengendalian biaya operasional yang baik dapat membantu manajemen mengendalikan biaya operasional sehingga keuntungan yang direncanakan dapat tercapai, dengan biaya yang dihasilkan tergantung pada keputusan manajemen dalam mengeluarkan biaya berdasarkan keadaan dan kelayakan. Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dan digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha perusahaan.
Diketahui, biaya operasional perusahaan meningkat sebesar 1% pada tahun 2017, sedangkan pendapatan penjualan meningkat sebesar 31%. Untuk mengetahui dari data diatas analisis pengendalian biaya yaitu dengan menggunakan rumus biaya operasional, pendapatan operasional (BOPO), dan untuk mengetahui analisis kinerja keuangan menggunakan aspek keuangan yang termasuk dalam keputusan menteri BUMN. Nomor: KEP-100/MBU/2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Kerja BUMN.
Rumusan Masalah
Penurunan pendapatan laba tahun 2018 disebabkan oleh adanya pembangunan gedung baru yang dilakukan perseroan sehingga mengakibatkan biaya operasional tahun 2018 dan 2019 meningkat dibandingkan tahun lalu.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Manajemen Keuangan
- Fungsi dan Tujuan Manajemen Keuangan A. fungsi Manajemen Keuangan
Pengertian Manajemen Keuangan menurut Fahmi (2015:2) mengatakan: “Manajemen Keuangan adalah gabungan ilmu dan seni yang membahas, mempelajari dan menganalisis bagaimana seorang manajer keuangan menggunakan seluruh sumber daya perusahaan untuk mencari dana, mengelola dana dan mendistribusikannya. dana yang bertujuan untuk dapat menjamin keuntungan atau kemakmuran bagi pemegang saham dan kelangsungan usaha bagi perusahaan.” Menurut Hanafi (2012:2) Manajemen Keuangan dapat diartikan sebagai perencanaan, pengorganisasian, personalia, pelaksanaan dan pengendalian fungsi keuangan. Menurut Agus Sartono (2015:6), manajemen keuangan dapat diartikan sebagai pengelolaan dana yang baik yang berkaitan dengan penyaluran dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif dan pengumpulan upaya untuk membiayai investasi atau pengeluaran secara efisien.
Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen keuangan merupakan perpaduan antara ilmu pengetahuan dan seni yang membahas tentang aktivitas seorang manajer. Fungsi manajemen keuangan menurut Fahmi (2015:3) “ilmu manajemen keuangan berperan sebagai pedoman bagi para pengelola usaha dalam setiap pengambilan keputusannya. Artinya seorang manajer keuangan dapat melakukan terobosan-terobosan dan berpikir kreatif, namun semua itu tetap tidak mengabaikan kaidah-kaidah yang berlaku dalam ilmu manajemen keuangan.”
Meminimalkan risiko perusahaan di masa sekarang dan masa depan Dari ketiga tujuan pengelolaan keuangan, yang pertama adalah yang terpenting yaitu maksimalisasi nilai perusahaan. Menurut Sutrisno (2012:4), tujuan pengelolaan keuangan untuk meningkatkan kekayaan pemegang saham ditunjukkan dalam bentuk harga saham yang lebih tinggi, yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan, dan kebijakan dividen.
Pengendalian
Memahami cara memaksimalkan nilai bisnis adalah bagaimana manajemen bisnis dapat memberikan nilai maksimal ketika perusahaan memasuki pasar.
Pengertian Pengendalian
Konsep Biaya
Selain itu, biaya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perusahaan, karena seluruh aktivitas perusahaan memerlukan biaya yang cukup agar dapat menjamin hasil operasional perusahaan yang baik. Menurut Mulyadi, biaya pengorbanan sumber daya ekonomi, diukur dalam satuan moneter, yang telah terjadi atau akan terjadi untuk tujuan tertentu. Menurut Henry Simamore (2002:36), biaya adalah uang tunai atau setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi organisasi saat ini atau di masa yang akan datang.
Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya merupakan suatu pengorbanan ekonomi yang mempunyai tujuan tertentu dan memberikan manfaat pada saat ini dan di masa yang akan datang.
Biaya Operasional
Pengendalian Biaya Operasional
Kinerja Keuangan
Pengukuran Kinerja Keuangan
- Mengukur Kinerja Keuangan Berdasarkan KEP-100/MBU/2002 Pengukuran kinerja pada perusahaan BUMN dengan melihat tiga aspek
Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan yang harus diselesaikan segera setelah kewajiban tersebut timbul. Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, jika terjadi likuidasi. Profitabilitas atau biasa disebut profitabilitas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh keuntungan dalam suatu periode tertentu.
Stabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menjalankan usahanya secara stabil, yang diukur dengan memperhitungkan kemampuan perusahaan dalam membayar utangnya dan membayar beban bunga atas utangnya tepat waktu. Dalam beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja perusahaan adalah efisiensi perusahaan dalam operasional bisnis untuk mengetahui tingkat likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan tingkat stabilitas. Aspek keuangan diukur menggunakan delapan rasio yang merupakan indikator tetap pemerintah untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan pelat merah.
Kedelapan rasio tersebut terdiri dari ROE, ROI, rasio kas, rasio lancar, periode penagihan, perputaran persediaan, total aset, dan total ekuitas terhadap total aset. Masing-masing indikator mempunyai penilaian yang berbeda-beda, untuk indikator yang sama disesuaikan menjadi dua berdasarkan jenis perusahaannya. Berdasarkan indikator-indikator yang telah diuraikan di atas, dapat dibedakan menjadi rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan profitabilitas, dengan rincian sebagai berikut.
Kerangka Pikir
Hipotesis
Tallo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, dan penelitian ini dilakukan selama kurang lebih dua bulan yaitu tanggal 16 Maret hingga 16 April 2020.
Metode Pengumpulan Data
Literatur ini dapat berupa buku, laporan, artikel dan lain-lain yang dapat dijadikan referensi dalam penelitian ini.
Jenis dan Sumber Data
Metode Analisis
- Sejarah PT Industri Kapal Indonesia (Persero) Makassar
- Visi dan Misi PT IKI (Persero) Makassar 1. Visi Perusahaan
- Tujuan Perusahaan
- Tugas dan Tanggung Jawab
Penilaian beban operasional Pendapatan operasional sesuai tugas akhir yang disusun oleh Handre Aditya Putra (2019) yang diukur atau dibandingkan sesuai kriteria penetapan Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP 2004. Hasil perhitungan yang diperoleh selanjutnya adalah diberi bobot sesuai skor yang diberikan dalam KEP-100/MBU/2002. Hasil perhitungan yang diperoleh selanjutnya akan dibobotkan sesuai skor yang diberikan pada KEP-100/MBU/2002.
Proyek galangan kapal Paotere dibangun oleh Kementerian Perindustrian Dasar/Pertambangan yang bertujuan untuk memproduksi kapal baja berkapasitas 2.500 ton. Dengan diresmikannya proyek ini berdasarkan Keputusan Presiden No. 225/1963, proyek ini dinyatakan sebagai proyek vital. Industri Perkapalan Indonesia (Persero) atau disingkat PT.IKI didirikan berdasarkan akta pendirian no.122 tanggal 29 Oktober 1977, yang dibuat di hadapan notaris Sitske Limowa, SH di Makassar, yang kemudian diubah dengan akta 28 Februari 1979 No. .40 yang dibuat di hadapan Notaris dan mendapat persetujuan Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. 64 tanggal 11.08.1981 dengan tambahan No.637.
Sesuai dengan Akta Perubahan No.23 tanggal 3 Oktober 1984 yang dibuat di hadapan Notaris Sitske Limowa, SH di Makassar dan selanjutnya mendapat persetujuan Menteri Kehakiman Republik Indonesia pada tanggal 18 Maret 1985 sesuai dengan Keputusan No.C2 -1440- HT.01.04 Tahun 1985 dan dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia No.73 tanggal 10 September 1985, dimana perusahaan ini berubah menjadi PT. PT. Industri Perkapalan Indonesia (Persero) merupakan badan usaha milik negara yang berorientasi pada keuntungan dan memberikan layanan pelanggan yang prima. Industri Kapal Indonesia (Persero) merupakan tempat pembuatan kapal baru dengan berbagai jenis dan berat serta perbaikan kapal.
Industri Perkapalan Indonesia (Persero) mempunyai visi untuk menjadi perusahaan galangan kapal dan rekayasa yang tangguh dan berdaya saing tinggi. Struktur organisasi PT Industri Kapal Indonesia (Persero) Makassar dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar IV.1. Direktur Keuangan/SDM bertanggung jawab kepada Direktur Utama dan membawahi Kepala Biro Keuangan/Akuntansi, Kepala Sekretariat dan Biro SDM.
Chief Financial Officer bersama-sama dengan Chief Executive Officer, Direktur Pemasaran, dan Direktur Produksi menentukan kebijakan-kebijakan utama perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang, serta bertanggung jawab atas pengendalian dan pengawasan bidang keuangan/akuntansi, urusan umum, dan SDM, sehingga bahwa hal ini dilaksanakan secara efisien dan efektif. sesuai dengan tujuan perseroan yang dituangkan dalam RUPS. Direktur Teknologi dan Produksi bertanggung jawab kepada Direktur Utama dan membawahi Kepala Kantor Produksi dan Kepala Unit. Laporan keuangan pada PT Industri Kapal Indonesia (Persero) Makassar disusun dalam bentuk neraca dan laporan laba rugi setiap periode akhir tahun.
Analisis Data
Sedangkan laporan laba rugi menunjukkan keadaan usaha, apakah untung atau rugi, serta biaya-biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Biaya operasional, pendapatan operasional (BOPO) yaitu perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional, semakin rendah koefisien BOPO maka semakin besar keberhasilan pengelolaan perusahaan karena semakin efisien dan menggunakan sumber daya yang ada.
BOPO 2016 = 29.773.847.834
BOPO 2017 = 30.097.610.261
BOPO 2018 = 30.721.705.851
BOPO 2019 = 31.443.826.220
Saran
Berdasarkan hasil penelitian sebaiknya manajemen lebih memperhatikan rincian biaya, sehingga biaya operasional tahunan tidak terus meningkat dan biaya-biaya yang tidak pasti dapat diminimalisir, sehingga kinerja keuangan perusahaan dapat meningkatkan laba tahun sebelumnya. Dari segi kesehatan, kinerja keuangan perusahaan cukup baik atau sehat, namun sebaiknya perusahaan lebih meningkatkan kinerja keuangannya dan memperbaiki rasio-rasio tertentu yang kurang dikelola dengan baik. Analisis perencanaan dan pengendalian biaya operasional untuk meningkatkan laba pada PT Yudhistira Ghalia Indonesia cabang Palembang.
Analisis Loan to Deposit Ratio, Beban Operasional, Pendapatan Operasional dan Return on Assets PT Bank Sumut Kantor Cabang Iskandar Muda. Pengendalian biaya dan pengukuran kinerja pada PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Cabang Terminal Peti Kemas Domestik Belawan. Jumlah Restrukturisasi Perusahaan Jumlah Penggunaan Dana Terbatas Investasi PMN (PMN) Program Restrukturisasi dan Revitalisasi Tahap 11 Tahun 2015.
Total investasi masuk Arus kas bersih dari aktivitas investasi Arus kas bersih dari aktivitas investasi.